BAB II
LANDASAN TEORI.
Purdy (1993: 47) dalam Ratih (2012) menegaskan bahwa sebelum seseorang
fungsi dari data tersebut, serta harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Hal
tersebut sejalan dengan Herbert et.al (1984:3) dalam Faizah (2009) yang
yang diperankan dalam menjalankan roda pemerintahan, yaitu orientasi laba dan
non laba.
akuntansi. Mereka juga harus dapat memahami pelaporan akuntansi, dan juga
pemangku kepentingan lainnya yang ada di daerah diperlukan suatu media untuk
koreksi serta penyusunan laporan keuangan SKPD. Berikut ini adalah sistem
antara lain :
a. Bendahara PPKD
Bendahara PPKD mencatat dan membukukan semua penerimaan
buku jurnal LRA dan buku jurnal LO dan Neraca, melakukan posting
perubahan ekuitas (LPE), neraca, laporan arus kas dan catatan atas
laporan keuangan.
c. PPKD selaku BUD
PPKD selaku BUD menandatangani/mengesahkan dokumen surat
lain:
a. Pejabat Penatausahaan Keuangan PPKD (PPK-PPKD)
PPK-PPKD mencatat transaksi/kejadian beban dan belanja berdasarkan
bukti-bukti transaksi yang sah dan valid ke buku jurnal LRA dan buku
pengeluaran beban dan belanja kedalam buku kas umum PPKD dan
Pengeluaran PPKD.
4. Sistem Akuntansi Pembiayaan
14
PPKD.
7. Sistem Akuntansi Investasi
Pihak-pihak yang terkait dalam sistem akuntansi investasi antara lain pejabat
perubahan ekuitas (LPE), laporan arus kas (LAK), neraca dan catatan
Keuangan Daerah.
pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala
bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.
bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan
eksekutif dan legislatif yang dituangkan dalam peraturan daerah dan dijabarkan
pasal 181 dan Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
didasarkan pada penetapan skala prioritas dan plafon anggaran, rencana kerja
Pemerintah Daerah dan Kebijakan Umum APBD yang telah disepakati bersama
1. Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi serta melakukan
pinjaman.
2. Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urursan pemerintahan
surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai
umum.
18
keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat. Berikut ini adalah uraian
a. Tertib
Keuangan daearah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang
dipertanggungjawabkan.
b. Taat pada peraturang perundang–undangan
Keuangan daerah dikelola dengan berpedoman pada peraturan
perundang–undangan.
c. Efektif
Pencapaian Hasil program dengan tepat yang telah ditetapkan, yaitu
daerah.
g. Bertanggungjawab
Perwujudan kewajiban seseorang untuk memungkinkan
yang obyektif.
i. Kepatuhan
Tindakan atau suatu sikap yang dilakukan dengan wajar dan
proporsional.
j.Manfaat
Keuangan daerah diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.
2.3. Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
kekuasaannya kepada :
(Kepala Daerah)
(Sekretaris Daerah)
Gambar 2.1
Struktur Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
Daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran
pendapatan dan Belanja Daerah atau bersal dari perolehan lainnya yang sah.
Daerah.
Peraturan Pelaksanaannya yang dimulai dari usulan Kepala SKPD kepada tim
Semua proses itu bukan hanya dilaksanan oleh pejabat yang menangani
Kegiatan (PPTK). Hal ini menjadi penting untuk dilakukan sebab penerima aset
dari pihak ketiga terlebih dahulu diterima PPTK apabila diberi kewenangan oleh
daerah kedalam buku inventaris. Kemudian, dengan data yang ada pada
dirawat dengan baik agar aset tetap terawat dan umur ekonomisnya dapat
catatan atas setiap barang yang dibeli atau berubah keadaan karena terjadi
22
Ketiga siklus itu dilakukan dalam rangka memperjelas status aset daerah.
Apabila tidak dilakukan dengan jelas maka pemerintah daerah atau pihak yang
dialihfungsikan.
Siklus penilaian dilakukan ketika aset akan dihapus untuk dijual atau
agar tidak mudah dimanipulasi pengguna aset karena aset daerah memiliki
adalah siklus tuntutan ganti rugi yaitu setiap aset yang hilang baik dilakukan oleh
dilakukan tuntutan ganti rugi aset/barang milik daerah agar aset tetap terjaga
Oleh karena itu, aset daerah yang pada dasarnya merupakan bagaian dari
yaitu :
2. Kekayaan yang telah dan dimiliki baik yang berasal dari pembelian
Aset atau barang daerah merupakan potensi ekonomi yang dimiliki oleh
daerah. Potensi ekonomi bermakna adanya manfaat finansial dan ekonomi yang
bisa diperoleh pada masa yang akan datang, yang bisa menunjang peran dan
masyarakat.
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu
melanggar hukum hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Tolak ukur kinerja
adalah keberhasilan yang dicapai pada setiap unit kineja perangkat daerah.
masyarakat tidak hanya berupa kesejahteraan fisik yang bersifat material saja,
keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan bidang tugasnya. Harus diakui
Berbeda dengan sektor swasta, karena sifat output yang dihasilkan sektor publik
lebih lebih banyak bersifat intangible output, maka ukuran finansial saja tidak
cukup untuk mengukur kinerja sektor publik. Oleh karena itu, perlu
suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer sektor publik menilai
pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan nonfinansial. Kinerja
tersebut harus diukur dan dilaporkan dalam bentuk laporan kinerja. Pengukuran
untuk mengukur 3E yaitu: ekonomi, efisiensi dan efektivitas (value for money).
Apabila suatu kegiatan/aktivitas tidak memiliki ukuran kinerja, maka akan sulit
26
atau gagal.
1. Akan dapat memperbaiki kinerja masa yang akan datang agar lebih
dan bawahan.
5. Mengalokasikan sumber daya.
6. Untuk mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang
terpenuhi.
7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah.
8. Memastiakn bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif.
27
organisasi dapat dibangun dari kesamaan misi, visi, dan tujuan organisasi, bukan
berjuang keras untuk bekerja pada instansi pemerintah atau sebagai PNS
prestasi terbaiknya bagi negara dan pelayanan terbaik bagi masyarakat, maka
manajemen kinerja yang optimal, setiap pegawai dalam organisasi harus aktif
kunci (key performance indicator). Faktor keberhasilan utama adalah suatu area
finasial dan non-finasial pada kondisi waktu tertentu. Indikator kinerja kunci
operasi dan kinerja unit bisnis. Indikator digunakan oleh manajer untuk
dapat dicapai dari suatu kegiatan yang berupa fisik atau non-fisik.
d. Indikator hasil (outcomes), segala sesuatu yang mencerminkan
berikut:
1. Menetapkan tujuan, sasaran dan strategi organisasi.
Untuk mengukur kinerja yang perlu dilihat adalah elemen tujuan, sasaran
manajemen.
30
operaso organisasi.
2. Efisiensi
Efisiensi terkait dengan input dan output. Efisiensi terkait dengan
output dengan input atau dengan istilah lain output per unit input. Suatu
efektif kegiatan tersebut. Jika ekonomi berfokus pada input dan efisiensi
outcome (hasil).
31
SKPD.
Syahrida (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh pemahaman sistem
SKPD pada pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Hasil dari penelitian ini
barang milik daerah tergadap kinera SKPD pada pemerintah Provinsi Kepulauan
Riau. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara
(tiga) variabel independen dan 1 (satu) variabel dependen. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Ratih (2012) salah satu variabel independen yang digunakan
daerah tidak terlepas dari aspek pengelolaan keuangan daerah yang dikelola
dengan manajemen yang baik pula. Di era reformasi saat ini dengan peraturan
indikator, misalnya penyusunan APBD yang tepat waktu, PAD, rendahnya SiLPA,
tepat waktu serta indikator pokok keberhasilan adalah peningkatan kualitas Opini
sasaran strategis yang ingin dicapai dengan jumlah dana yang dialokasikan
37
dapat dilihat dari pencapaian kinerja pemerintahan itu sendiri, pengukuran dalam
manajer dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik (Wawan dan Lia,
2009).
aset milik daerah tidak memahami tugas dan kewajibannya sebagai pengguna
aset milik daerah sesuai dengan yang tercantum dalam Permendagri Nomor 17
tahun 2007 tentang pedoman teknis pengelolaan barang milik daerah. Pengguna
aset tidak memahami pentingnya kedudukan aset milik daerah sebagai satu
mentausahakan aset milik daerah sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan
dan kelalaian dalam pengelolaan barang milik daerah karena penggunaan aset
Kabupaten Bangkalan tahun 2010, 2011, 2012, 2013 oleh Badan Pemeriksaan
yang luar biasa namun pada tahun 2014 BPK-RI menyatakan WDP atas LKPD
Kabupaten Bangkalan, hal itu dapat dikatakan bahwa telah terjadi kemerosotan
stakeholder lainnya. Tidak hanya dalam hal pengelolaan keuangaan tetapi juga
dalam hal pengelolaan aset milik daerah. Dengan langkah inventarisasi dan
yang harus dilakukan dengan baik tentunya didukung dengan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang paham tentang pengelolaan aset milik daerah agar dapat
pemanfaatan aset daerah yang ada, serta dapat digunakan untuk dasar
Pemahaman Sistem
Akuntansi Pemerintahan
(X1)
Pemahaman Pengelolaan
Aset Milik Daerah
(X3)
Gambar 2.3
Kerangka penelitian
Kinerja SKPD (Y) sebagai variabel dependen diperkirakan baik secara simultan
Daerah (X2), Pengelolaan aset milik daerah (X3) dapat diurakan sebagai berikut :
kerja pemerintah daerah di Kabupaten dan Kota Provinsi Maluku. Hasil penelitian
SKPD. Hal ini menandakan bahwa bila pemahaman eksekutif tentang sistem
barang milik daerah terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Provinsi Kepulauan
kerja pemerintah daerah di Kabupaten dan Kota Provinsi Maluku. Hasil penelitian
terjadi disebabkan ada faktor lain yang mempengaruhi yaitu adanya kebijakan
dari Kepala Daerah sehingga pengelolaa keuangan daerah tidak dikelola secara
barang milik daerah terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Provinsi Kepulauan
kerja pemerintah daerah di Kabupaten dan Kota Provinsi Maluku. Hasil penelitian
barang milik daerah terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Provinsi Kepulauan