Anda di halaman 1dari 12

44

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal yaitu untuk melihat hubungan

beberapa variabel yang belum pasti, Umar (2008) menyebutkan desain kausal

berguna untuk menganalisis bagaimana atau suatu varibel mempengaruhi

variabel lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat eksperimen dimana

variabel independennya diperlukan secara terkendali oleh peneliti untuk melihat

dampaknya pada variabel dependen secara langsung.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Pemerintah Kabupaten Bangkalan Madura,

alasan dipilihnya lokasi penelitian ini dikarenakan di Bangkalan Madura

mendapatkan opini WTP selama 4 kali berturut-turut pada saat kepemimpinan

RKH. Fuad Amin Imron dan kemudian pada saat pergantian kepemimpinan

Bangkalan mendapatkan WDP. Bukan berarti dengan mendapatkan WDP

Bangkalan mengalami kemerosotan, sebab pada saat itu Pemerintah kabupaten

Bangkalan menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengalami

peningkatan yang cukup signifikan (maduranewsmedia.com). Serta alasan

lainnya adalah pengelola keuangan di Bangkalan bukan merupakan lulusan

akuntansi ataupun bidang keuangan lainnya melainkan lulusan bidang lainnya,

hal itu menggelitik peneliti sehingga peneliti memilih kabupaten Bangkalan

sebagai lokasi penelitian.


45

Ruang lingkup dalam penelitian dibatasi pada 3 variabel independen yaitu

Pemahaman Sistem Akuntansi Pemerintahan (X1), Pengelolaan Keuangan

Daerah (X2), Pengelolaan aset milik daerah (X3), yang diperkirakan

mempengaruhi baik simultan maupun parsial terhadap kineja SKPD (Y). Adapun

jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Alat

pengumpulan data dilakukan dengan memberikan lembaran kuesioner secara

langsung, instrumen dalam kuesioner berisi pertanyaan-pernyataan yang

berkaitan dengan variabel – variabel yang akan diteliti.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pejabat pada instansi

pemerintahan yang melaksanakan kewenangan dalam hal keuangan,

pengelolaan barang, perencana anggaran dan kepegawaian/SDM di tingkat

daerah Kabupaten Bangkalan. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah

pengguna anggaran (kuasa pengguna anggaran), bagian keuangan, bagian

barang, serta bagian sumber daya manusia (SDM) di seluruh SKPD. Dari situs

resmi Pemerintah Kota Bangkalan peneliti memperoleh informasi bahwa SKPD

yang ada di Kabupaten Bangkalan sebanyak 32 SKPD. Namun peneliti tidak

memiliki ijin untuk melakukan penelitian di 32 SKPD sehingga peneliti melakukan

penyaring untuk memastikan SKPD yang akan menjadi sampel penelitian.

Dengan pertimbangan peneliti memilih 24 SKPD yang akan menjadi sampel

penelitian, sebab menurut peneliti SKPD tersebut yang cukup relevan dengan

penelitian yang akan dilakukan. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 98 orang.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara Purposive sampling

yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Penentuan


46

sampel mempertimbangkan hal-hal tertentu yang telah dibuat terhadap obyek

yang seusai dengan tujuan penelitian. Kriteria dari sampel penelitian ini adalah :

1. SKPD yang implementasi pengelolaan keuangan lebih berperan.

2. SKPD yang implementasi pengelolaan aset milik daerah lebih

berperan.

3. SKPD yang banyak memasok PAD untuk Kabupaten Bangkalan.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor yang

penting sebab berkaitan dengan keberhasilan sebuah penelitian. Hal ini

berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya dan

apa alat yang digunakan. Dalam penelitian ini menggunakan data primer. Data

primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung. Jenis penelitiannya

adalah penelitian survey. Menurut Jogiyanto (2013) survey adalah metode

pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada

responden individu. Untuk memperoleh data dari pengumpulan kuesioner

dibutuhkan jumlah responden yang cukup agar memenuhi validitas dan

reliabilitas dengan baik. Peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa

kuisioner yang akan diantar langsung oleh penulis dengan 1 tahap yaitu dengan

cara menyebarkan kuesiner masing-masing SKPD dan ditunggu selama 5 hari.

3.5. Definisi Operasional

Untuk memberikan gambaran yang jelas maka peneliti akan memberikan

definisi variabel operasional yang akan diteliti sebagai dasar dalam penyusunan

kuesioner penelitian :
47

1. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah :

1) Pemahaman sistem akuntansi pemerintahan (X1), yang merupakan

pemahaman dari pengguna anggran tentang cara / sistematika

pencatatan akuntansi pemerintahan. Kuesioner pemahaman diadaptasi

dari kuesioner peneliti terdahulu oleh Ratih (2012).Kuesioner ini akan

diukur menggunakan skala interval dengan skor sebagai berikut :

Skor 1 = Sangat Tidak Paham (STP)


Skor 2 = Tidak Paham (TP)

Skor 3 = Netral (N)

Skor 4 = Paham (P)

Skor 5 = Sangat Paham (SP)

Dengan indikator :

a. Memahami sistem dan prosedur akuntansi penerimaan kas

(Pernyataan no : 1 )

b. Memahami sistem dan prosedur akuntansi pengeluaran kas

(Pernyataan no : 2)

c. Memahami sistem dan prosedur akuntansi asset tetap (Pernyataan

no: 3)

d. Memahami sistem dan prosedur akunatnsi selain kas (Pernyataan no

: 4)

e. Memahami sistem pencatatan double entry (Pernyataan no : 5)

f. Mamahami prosedur yang harus dilakukan untuk menjembatani kas

basis ke akrual basis (Pernyataan no : 6).

2) Pengelolaan Keuangan Daerah (X2) adalah keseluruhan kegiatan yang

meliputi perencanaan (pernyataan no 1 dan 2), pelaksanaan (pernyataan

no: 3), penatausahaan (pernyataan no: 4 ), pelaporan (pernyataan no: 6),


48

pertanggungjawaban (pernyataan no: 6), dan pengawasan keuangan

daerah (pernyataan no: 7). Kuesioner pengelolaan keuangan daerah

diadaptasi dari peneliti terdahulu oleh Syahrida (2009) yang sesuai

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 dan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006. Indikator dari Pengeloaan

keuangan daerah sebagai berikut:

a. RKA SKPD disusun dengan menggunakan pendekatan kerangka

pengeluaran jangka menengah daerah, penganggaran terpadu dan

penganggaran berdasarkan prestasi kerja

b. Penyusunan RKA SKPD berdasarkan indikator kinerja, capaian atau

target kinerja, analisi standar belanja, standar satuan harga, dan

standar pelayanan minimal

c. Pelaksanaan DPA SKPD sesuai dengan indikator kinerja dan capaian

atau target kinerja

d. Penatausahaan Pendpatan sesuai dengan indikator kinerja dan

capaian atau target kinerja

e. Penatausahaan belanja telah sesuai dengan penggunaan dokumen

SPP,SPM, SP2D untuk UP/GU/TU/LS

f. SKPD harus membuat laporan semester 1 dan prognosis, serta

laporan keuangan SKPD merupakan laporan pertanggungjawaban

penggunaan anggaran

g. Pengguna Anggaran/Kausa Pengguna Anggaran melakukan

pengawasan terhadap proses pengelolaan keuanagan SKPD.


49

3) Pengelolaan Aset Milik Daerah (X3) semua barang/aset yang dibeli atau

diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan Belanja Daerah atau

bersal dari perolehan lainnya yang sah. Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah dilaksanakan berdasarkan asas fungsional, kepastian

hukum, transparansi, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai.

Pengeloloaan barang milik daerah meliputi : Perencanaan kebutuhan dan

pengaggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan

pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan, pemusnahan,

penghapusan, penataushaaan, pembinaan, pengawasan dan

pengendalian. Pengukuran variable ini menggunakan instrumen

kuesioner dengan skla 5 point untuk menunjukkan bahwa sejauh mana

pemahaman pihak bersnagkutan mengenai pengelolaan aset milik

daerah. Kuesioner Pengelolaan aset milik daerah ini diadaptasi dari

kuesioner peneliti terdahulu oleh Ratih (2012). Indikator dari pengelolaan

aset milik daerah sebagai berikut :

a. Mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran milik Negara

untuk lembaga yang dipimpin

b. Mengatur pelaksanaan pemanfaatan, penghapusan, dan

pemindahtanganan aset milik daerah yang telah disetujui oleh

gubernur/bupati/walikota atau DPRD

c. Melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan aset

milik daerah

d. Menyusun dan menyampaikan laporan barang pengguna semesteran

(LBPS) dan laporan barang pengguna tahunan (LBPT)


50

e. Pencatatan/ pembukuan aset/barang milik daerah dalam kartu

inventaris barang, merekapitulasi pendaftaran dan pencatatan barang

milik daerah dalam DBMD

f. Melakukan pendaftaran dan pencatatan barang milik daerah ke dalam

DBP/DBKP menurut penggolongan dan kodefikasi barang.

2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah :

Kinerja SKPD (Y) hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat

dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan

kontirbusi ekonomi. Kinerja sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh

seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya mencapai

tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar

hukum hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

Indikator kinerja menurut Ruspina (2013) dan Hidayat (2015) :

1. Indikator Masukan (Input). Terdapat dalam penyataan no 3,7 dan 8

2. Indikator Proses (Process). Terdapat dalam pernyataan no 9 dan 10

3. Indikator Keluaran (Output). Terdapat dalam pernyataan no 1,2 dan 11

4. Indikator Hasil (Outcome). Terdapat dalam Pernyataan no 4,5 dan 6


51

3.6. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

berganda. Sebelum dilakukan analisis regresi berganda terlebih dahulu menguji

kualitas instrumen pengamatan,uji normalitas dan uji asumsi klasik. Pengelolaan

data menggunakan software SPSS ( Statistical Package For Social Sciences).

Model analisis regresi berganda dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

Y= a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ɛ

Dimana :Y = Kinerja pengelola keuangan daerah

A = Konstanta

β1 + β2 + β3 = Koefisien regresi

X1 = Pemahaman sistem akuntansi Keuangan daerah

X2 = Pemahaman pengelolaan keuangan daerah

X3 = Pemahaman pengelolaan aset milik daerah

ɛ = Error term
52

3.6.1. Uji Kualitas Data

3.6.1.1. Uji Validitas

Dalam buku Jogiyanto (2013) Validitas menunjukkan seberapa jauh suatu

tes satu set dari operasi-operasi mengukur apa yang seharusnya diukur. Azwar

(2000,hal.5) mengartikan validitas sebagai sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Dapat disimpulkan

bahwa validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa

yang seharusnya diukur. Uji validitas menggunakan software SPSS ( Statistical

Package For Social Sciences). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan

pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut. Suatu pernyataan dikatakan valid apabila r hitung ≥ r tabel

untuk degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel

(Ghozali, 2013:45).

3.6.1.2. Uji Reliabilitas

Ghozali (2013) menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat untuk mengukur

suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu

kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dapat disumpulkn

bahwa realibilitas menunjukkan akurasi dan ketepatan dari pengukurnya.

Realibilitas berhubungan dengan akurasi dari pengukurnya. Realibilitas

berhubungan dengan konsistensi dari pengukur. Uji reliabilitas dilakukan dengan

cara menghitung cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel

jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Sujarweni,2015).


53

3.6.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis

regeresi berganda, maka perlu melakukan uji asusmsi klasik yang meliputi

pengujian multikolinearitas, uji heterokedastisitas, uji normalitas. Sedangkan, uji

autokorelasi hanyan dilakukan pada data time saries (runtutan waktu) dan tidak

perlu dilakukan pada data cross section seperti pada pelitian ini yang

menggunakan kuesioner dimana pengukuran semua variabel dilakukan secara

bersama-sama atau serempak (www.konsultanstatistik.com).

3.6.2.1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik

adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal, jadi uji normalitas bukan

dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Uji

noermalitas dapat dilakukan dengan uji histogram, uji normal P Plot, Chi square,

skeewness dan Kurtosis atau uji Kolmogorov Smirnov, Tidak ada metode yang

paling baik atau paling tepat.

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov-

Smirnov.

a. Nilai signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah

tidak normal

b. Nilai signifikan atau probabilitas >0,05, maka distribusi data adalah

normal.
54

3.6.2.2. Uji Multikolinieritas

Bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara

variabel-variabel bebes dalam suatu model regresi berganda. Jika ada kolerasi

yang tinggi antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel

bebas terhadap variabel terikat menjadi terganggu.

Alat staistik yang sering dipergunakan untuk menguji gangguan

multikolinerialitas adalah dengan variance inflation factor (VIF), korelasi pearson

antara variabel-variabel bebas, atau dengan melihat eigenvalues dan condition

index (CI).

3.6.2.3. Uji Heterokedastisitas

Bertujuan untuk melihat apakah terdapat ketidkasamaan varians dari

residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang

memenuhi persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan varians dari residual

atau pengamatan ke pengamatan lain tetap atau disebut homoskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Penelitian ini

menggunakan metode grafik plot, untuk menilai ada atau tidaknya

heterokedastisitas. Metode grafik plot dilakukan dengan cara mendiagnosa

digaram residual plot dibandingkan dengan hasil prediksi. Jika titik-titik sebar

membentuk pola tertentu dan teratur bergelombang, melebar kemudian

menyempit maka telah terjadi heterokedastisitas (Ratih,2012).


55

3.6.3. Pengujian Hipotesis

3.6.3.1. Uji Simultan (F)

Uji F digunakan untuk mengatahui apakah model yang digunakan adalah

regresi yang telah sesuai. Dengan signifikan α sebesar 5%, maka keputusan

yang akan diambil adalah jika signifikan < 0,05 maka Ho ditolak dan jika

signifikansi > 0,05 maka Ho diterima.

3.6.3.2. Uji Parsial (t)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing masing variabel

independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan

adalah p value < 0,05, maka Ha diterima dan jika p value . 0,05 maka Ha ditolak.

Anda mungkin juga menyukai