Oleh:
Kelompok VIII (delapan)
Anggota:
Ditta Atsna Nuriya Salsabila 161411035
Selina Afriani 161411054
Yasintha Amellia 161411060
Yusvan Fauzi Darmawi D. 161411063
B. DATA PENGAMATAN
1. Kalibrasi Laju Alir
a. Kalibrasi Laju Alir Air Panas
Laju Alir Standar (L/h) Laju Alir Kalibrasi (L/h)
100 81,5
200 185,7
300 274,2
400 368,8
500 465,1
600 594,1
600
Laju Alir Sebenarnya (LPH)
500
400
100
0
0 100 200 300 400 500 600 700
Laju Alir Terukur (LPH)
2. Variasi Laju Alir
a. Variasi Laju Alir Air Panas
Laju alir air panas run 1 pada alat = 100 L/jam
100 𝐿 𝐽𝑎𝑚
LA h (L/s) = 𝐽𝑎𝑚 𝑥 3600 𝑠 = 0,0278 𝐿/𝑠
Massa h (run 1)
LA h (run 1) = 0,0278 L/s
𝞺 air = 1 g/L
Massa h = LA c x 𝞺
= 0,0278 L/s x 1 g/L
= 0,0278 g/s
Perhitungan Qh
Qh = massa h x Cp x ∆Tc
= massa h x Cp x (Th out – Th in)
= 0,0278 g/s x 4,2 J/g˚C x (42˚C - 67˚C)
= -2,919 Joule (tanda min menunjukkan bahwa air panas
melepaskan kalor)
Kalor Campuran pada run 1
𝑄𝑐+𝑄ℎ
Qmix = 2
(3,4986+ 2,919) J
= 2
= 3,2088 Joule
Perhitungan Efisiensi
𝑄𝑐
Ƞ (run 1) = 𝑄ℎ x 100%
3,4986
= x 100%
2,919
= 119,85 %
LA h LA c Tc Tc Th Th
Massa h Massa c Qc Qh Qmix Eff (%) LMTD U
(L/s) (L/s) in out in out
0.0278 0.0278 24 34 67 42 3.4986 2.919 3.2088 119.86 24.747 0.1297
0.0556 0.0556 24 38 69 50 4.89804 4.4369 4.66746 110.39 28.427 0.1642
0.0833 0.0833 0.0833 0.0833 24 42 70 54 6.29748 5.5978 5.94762 112.5 28.989 0.2052
0.1111 0.1111 24 44 70 57 6.9972 6.0661 6.53163 115.35 29.361 0.2225
0.1389 0.1389 24 48 72 58 8.39664 8.1673 8.28198 102.81 28.71 0.2885
Kurva U terhadap Laju Alir Panas
0.35
0.3
0.25
U (W/m2°C)
0.2
0.15
y = 1.3535x + 0.0892
R² = 0.9699
0.1
0.05
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16
Laju Alir Panas (L/s)
112
110
108
106 y = -104.97x + 120.93
R² = 0.5308
104
102
100
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16
Laju Alir Air Panas (LPS)
Perhitungan Qh
Qh = massa c x Cp x ∆Tc
= massa h x Cp x (Th out – Th in)
= 0,0833 g/s x 4,2 J/g˚C x (51˚C - 60˚C)
= -3,1487 Joule (tanda min menunjukkan bahwa air panas
melepaskan kalor)
Perhitungan Efisiensi
𝑄𝑐
Ƞ (run 1) = 𝑄ℎ x 100%
1,1676
= 3,1487 x 100%
= 37,08 %
LA c LA h Tc Tc Th Th
Massa c Massa h Qc Qh Qmix Eff (%) LMTD U
(L/s) (L/s) in out in out
0.0278 0.0278 24 34 60 51 1.1676 3.1487 2.15817 37.081 26.497 0.0815
0.0556 0.0556 24 40 59 48 3.73632 3.8485 3.79239 97.086 21.403 0.1772
0.0833 0.0833 0.0833 0.0833 24 38 60 48 4.89804 4.1983 4.54818 116.67 22.985 0.1979
0.1111 0.1111 24 37 60 46 6.06606 4.898 5.48205 123.85 22.496 0.2437
0.1389 0.1389 24 36 60 44 7.00056 5.5978 6.29916 125.06 21.939 0.2871
Kurva U terhadap Laju Alir Dingin
0.35
0.3
U (W/m².°C) 0.25
0.2
y = 0.0555x - 0.0297
0.15 R² = 0.9539
0.1
0.05
0
0 1 2 3 4 5 6 7
Laju Alir Dingin (L/s)
100
80
y = 729.92x + 39.116
60 R² = 0.755
40
20
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16
Laju Alir Air Dingin (LPS)
D. PEMBAHASAN
1. Menurut Ditta Atsna Nuriya Salsabila (161411035)
Pada praktikum ini telah dilakukan proses perpindahan panas pada
fluida cair. Bahan yang digunakan berupa air panas dan air dingin yang
dialirkan melalui Plate Heat Exchanger (PHE), dimana pada alat tersebut
fluida dengan suhu yang berbeda saling kontak agar terjadi perpindahan
panas. Perpindahan panas terjadi secara tidak langsung (konveksi dan
konduksi) dengan cara mengalirkan kedua cairan pada sisi pelat besi yang
berbeda sehingga kedua cairan tersebut tidak bercampur tetapi dapat terjadi
perpindahan panas. Keunggulan dari alat ini mudah untuk dibongkar
sehingga mudah untuk dibersihkan, namun kekurangannya tidak dapat
digunakan pada tekanan tinggi karena dapat terjadi kebocoran.
Pada prinsipnya alat Plate Heat Exchanger ini merupakan setumpuk plat
bergelombang yang disusun dengan posisi gasket yang sesuai dan dengan
bentuk gelombang plat tersebut, pada setiap plat memiliki 4 lubang yang
berfungsi untuk mengalirkan cairan panas dan cairan dingin, gelombang
dari plat tersebut berfungsi untuk mengalirkan cairan, sedangkan gasket
berfungsi untuk merekatkan antar plat agar tidak terjadi kebocoran.
Menurut literature, perpindahan panas dapat terjadi akibat adanya driving
force berupa perbedaan suhu, tekanan, ataupun konsentrasi. (Iffa,2013)
Maka dari itu pada praktikum perpindahan panas terjadi akibat adanya
perbedaan suhu dari panas ke dingin, sehingga suhu air panas yang keluar
menurun dikarenakan kalor yang dilepas air panas diserap oleh plat
(konduksi) dan suhu air dingin yang keluar meningkat karena panas tersebut
menyebar ke air dingin (konveksi). Salah satu alasan Plate Heat Exchanger
baik dalam penggunaannya dikarenakan plate dapat memperbesar luas
kontak. Aliran yang digunakan untuk proses ini ialah counter-curent,
dimana jika dilihat dari praktikum sebelumya (Shell Tube Heat Exchanger)
pada jenis aliran ini konduktivitas panas yang terjadi lebih baik
dibandingkan dengan jenis aliran co-current. Karena, pada counter-current
lebih banyak meresap kalor sehingga untuk proses pendinginan lebih
efektif.
Pada percobaan dilakukan dengan 2 variasi yaitu variasi aliran air panas
dan variasi aliran air dingin. Dari perhitungan yang telah dilakukan, terlihat
bahwa nilai koefisien pindah panas (U) pada kedua variasi cenderung
berbanding lurus dengan laju alir fluida dimana seiring dengan
meningkatnya laju alir maka semakin tinggi pula koefisien pindah
panasnya. Namun terdapat sedikit kejanggalan pada percobaan variasi laju
alir panas titik ke-4 dan pada percobaan variasi laju alir dingin titik ke-3
yaitu menjauh dari garis linearnya yang berarti bahwa adanya penurunan
suhu air panas yang menyebabkan kalor yang diterima air dingin jadi lebih
sedikit. Hal tersebut terjadi karena adanya kendala saat proses berjalan yaitu
matinya pemanas (kompor) karena gas yang digunakan habis dan tersumbat
sehingga terpotong oleh penggantian gas.
Kemudian ada pula efisiensi dari penggunaan alat Plate Heat Exchanger
ini yang didapatkan kurang baik. Karena jika dilihat dari data percobaan
dan kurva yang tersedia (Efisiensi vs Laju alir) bahwa pada laju alir air
panas efisiensinya mengalami fluktuatif, ini terjadi karena saat percobaan
tersebut terjadi penghentian kegiatan secara tiba-tiba pada titik ke 2
sehingga terjadi penurunan efektifitas alat yang mendadak, dan pada titik
ke 5 terjadi kembali penurunan efektifitas alat dikarenakan penggantian gas.
Pada data dan kurva (Efisiensi vs Laju Alir) air dingin terjadi kenaikan
namun tidak signifikan, hal itu terjadi karena saat akan dilakukan percobaan
alat yang digunakan tidak dibersihkan terlebih dahulu sehingga adanya
kemungkinan heat loss (kebocoran panas) ataupun tumpukan kerak dan
pengotor lainnya sehingga semakin lama pemakaian alat efisiensi /
performa alatnya menurun. Nilai efisiensi pun bergantung pada besar
kecilnya nilai kalor panas dan kalor dingin nya, karena ketika laju alir fluida
dingin berubah semakin cepat maka perpindahan dari fluida yang suhunya
lebih tinggi ke rendah semakin tinggi sehingga efisiensinya meningkat.
2. Menurut Selina Afriani (161411054)
Telah dilakukan praktikum Plate Heat Exchanger dengan tujuan untuk
memahami konsep perpindahan panas pada plate HE, menghitung efisiensi
perpindahan panas, menghitung koefisien perpindahan panas keseluruhan
serta mengetahui pengaruh laju alir terhadap efisiensi perpindahan panas
dan koefisien perpindahan panas keseluruhan.
Prinsip kerja plate heat exchanger yaitu produk (air dingin) akan
dipanaskan dan masuk kedalam suatu larutan yang kemudian akan mengalir
pada sebuah pelat. Arah aliran produk dan medium pemanas di dalam pelat
biasanya mengalir secara berlawanan (counter current). Pada umumnya
produk akan masuk melalui saluran atas dan mengalir kebawah melewati
pelat, sehingga aliran keluaran produk akan berada dibawah. Sedangkan
medium pemanas akan masuk melalui saluran yang berkebalikan dengan
produk, yaitu masuk melalui saluran bawah dan mengalir ke atas melalui
pelat, sehingga aliran pengeluaran medium pemanas akan berada diatas.
Arah aliran yang berlawanan ini dimaksudkan agar proses pemanasan dapat
lebih cepat berlangsung. Produk yang mengalir pada suatu pelat akan
terhimpit oleh medium pemanas dengan arah aliran yang berbeda, sehingga
produk akan cepat memanas karena tertekan oleh pelat yang mengalirkan
medium pemanas.
Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan data suhu masukan dan
keluaran pada aliran produk (air dingin) dan pada aliran medium pemanas
(air panas) dengan 5 variasi laju alir pada aliran air panas (laju alir air dingin
konstan) serta 5 variasi laju alir pada air dingin (laju alir air panas konstan).
Berdasarkan hasil perhitungan pada pengolahan data dapat diketahui bahwa
efisiensi perpindahan panas dengan variasi laju alir aliran panas memiliki
data efisiensi yang naik turun, hal ini karena ketika praktikum berlangsung
gas untuk menyalakan kompor tiba-tiba habis sehingga menyebabkan
jalannya praktikum menjadi kurang optimal. Pada variasi laju alir aliran
panas diketahui bahwa efisiensi perpindahan panas yang paling tinggi
adalah ketika laju alirnya rendah yaitu pada saat laju alir 0,0278 L/s
menghasilkan efisiensi sebesar 119,86%. Sedangkan pada variasi laju alir
aliran dingin efisiensi perpindahan panas terbesar terjadi ketika laju alir
aliran tinggi yaitu pada saat laju alir 0,1389 L/s menghasilkan efisiensi
sebesar 125,06%.
Berdasarkan data hasil praktikum dan pengolahan data data, baik variasi
laju alir aliran air panas maupun variasi laju alir aliran air dingin, dapat
diketahui bahwa semakin tinggi laju alir maka koefisien perpindahan panas
overall (U) nya pun akan semakin tunggi. Hal ini terjadi karena koefisien
perpindahan panas overall berbanding lurus dengan laju perpindahan kalor
(Q), laju perpindahan kalor (Q) berbanding lurus dengan laju alir (L/s).
Selain itu, koefisien perpindahan panas overall juga berbanding lurus
terhadap konduktivitas panas pelat, sehingga jika koefisien perpindahan
panasnya meningkat maka konduktivitas panasnya pun akan meningkat.
E. KESIMPULAN
1. Konsep perpindahan panas pada plate HE: Produk (air dingin) yang mengalir
pada suatu pelat akan terhimpit oleh medium pemanas (air panas) dengan arah
aliran yang berbeda (counter-current), sehingga produk akan cepat memanas
karena tertekan oleh pelat yang mengalirkan medium pemanas, karena pada
prinsipnya bahwa kalor akan mengalir dari medium dengan temperatur tinggi
ke medium dengan temperatur lebih rendah .
2. Efisiensi perpindahan panas
a. Variasi Laju Alir Air Panas
Efisiensi pada laju alir air panas 0.0278 L/s (100 L/jam) sebesar
119.86%
Efisiensi pada laju alir air panas 0.0556 L/s (200 L/jam) sebesar
110.39%
Efisiensi pada laju alir air panas 0.0833 L/s (300 L/jam) sebesar
112.50%
Efisiensi pada laju alir air panas 0.1111 L/s (400 L/jam) sebesar
115.35%
Efisiensi pada laju alir air panas 0.1389 L/s (500 L/jam) sebesar
102.81%
b. Variasi Laju Alir Air Dingin
Efisiensi pada laju alir air dingin 0.0278 L/s (100 L/jam) sebesar
37.081%
Efisiensi pada laju alir air dingin 0.0556 L/s (200 L/jam) sebesar
97.086%
Efisiensi pada laju alir air dingin 0.0833 L/s (300 L/jam) sebesar
116.67%
Efisiensi pada laju alir air dingin 0.1111 L/s (400 L/jam) sebesar
123.85%
Efisiensi pada laju alir air dingin 0.1389 L/s (500 L/jam) sebesar
125.06%
3. Koefisien perpindahan panas keseluruhan (U)
a. Variasi Laju Alir Air Panas
Koefisien perpindahan panas keseluruhan (U) pada laju alir air
panas 0.0278 L/s (100 L/jam) sebesar 0.1297 W/m2.˚C
Koefisien perpindahan panas keseluruhan (U) pada laju alir air
panas 0.0556 L/s (200 L/jam) sebesar 0.1642 W/m2.˚C
Koefisien perpindahan panas keseluruhan (U) pada laju alir air
panas 0.0833 L/s (300 L/jam) sebesar 0.2052 W/m2.˚C
Koefisien perpindahan panas keseluruhan (U) pada laju alir air
panas 0.1111 L/s (400 L/jam) sebesar 0.2225 W/m2.˚C
Koefisien perpindahan panas keseluruhan (U) pada laju alir air
panas 0.1389 L/s (500 L/jam) sebesar 0.2885 W/m2.˚C
b. Variasi Laju Alir Air Dingin
Koefisien perpindahan dingin keseluruhan (U) pada laju alir air
panas 0.0278 L/s (100 L/jam) sebesar 0.0815 W/m2.˚C
Koefisien perpindahan dingin keseluruhan (U) pada laju alir air
panas 0.0556 L/s (200 L/jam) sebesar 0.1772 W/m2.˚C
Koefisien perpindahan dingin keseluruhan (U) pada laju alir air
panas 0.0833 L/s (300 L/jam) sebesar 0.1979 W/m2.˚C
Koefisien perpindahan dingin keseluruhan (U) pada laju alir air
panas 0.1111 L/s (400 L/jam) sebesar 0.2437 W/m2.˚C
Koefisien perpindahan dingin keseluruhan (U) pada laju alir air
panas 0.1389 L/s (500 L/jam) sebesar 0.2871 W/m2.˚C
4. Pengaruh laju alir terhadap efisiensi perpindahan panas dan koefisien
perpindahan panas keseluruhan.
Pada variasi laju alir air panas, efisiensi berbanding terbalik dengan
besar laju alir. Sedangkan pada variasi laju alir air dingin, efisiensi
berbanding lurus dengan laju alirnya. Sehingga efisiensi akan
meningkat seiring meningkatnya laju alir.
Koefisien perpindahan panas keseluruhan berbanding lurus terhadap
laju alir, sehingga koefisien perpindahan panas akan meningkat ketika
laju alir aliran dinaikkan. Hal ini berlaku pada variasi laju alir air panas
maupun pada vaeriasi laju alir air dingin.
F. DAFTAR PUSTAKA
Palen, J.W., 1986, Heat Exchanger Sourcebook, Hemisphere Publishing
Corporation, p 536-582
Iffa. Dkk, 2013, Plate Heat Exchanger,
https://www.slideshare.net/mobile/IffaMarifatunnisa/plat-heat-
exchanger, (diakses 23 April 2018)
G. LAMPIRAN