Anda di halaman 1dari 13

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. E

Usia : 52 Tahun

Alamat : Rancamulya, Bandung

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan Terakhir :

Status Marital : Sudah menikah

Agama : Islam

Tanggal Masuk RS : 19 Juni 2014

Tanggal Pemeriksaan : 20 Juni 2014

ANAMNESIS

Keluhan utama : Nyeri perut kanan bawah

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengeluh nyeri perut kanan bawah sejak 1 hari SMRS. Nyeri dirasakan seperti
melilit dan terasa terus-menerus,. Nyeri menjadi bertambah parah bila pasien berjalan atau
sedang batuk.

Pasien juga mengeluhkan adanya demam yang tidak terlalu tinggi, mual dan muntah.
Pasien mengatakan BAB nya keras dan sering mengalami kesulitan dalam buang air besar (BAB).
Pasien juga mengakui jarang memakan sayur atau buah-buahan.

Pasien menyangkal adanya nyeri hebat yang menjalar ke daerah pinggang, BAK
berdarah, keluar pasir atau kerikil pada saat buang air kecil. Pasien mengatakan dahulu siklus
menstruasinya teratur, tidak pernah merasa sakit yang hebat ketika menstruasi dan sekarang
pasien sudah menopause. Pasien juga menyangkal pernah terjatuh atau terjadi trauma di
bagian perutnya.

PEMERIKSAAN FISIK

Status generalis

Keadaan Umum :Tampak sakit sedang

Kesadaran : Komposmentis, kooperatif

Vital sign

Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x / menit

Pernafasan : 20 x / menit

Suhu : 37o C

Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Leher : Pembesaran KGB (-), JVP tidak meningkat

Thorax : Bentuk dan pergerakan dinding dada simetris

Paru : Sonor, VBS +/+, wheezing -/-, ronchi -/-

Jantung: Bunyi jantung S1 dan S2 murni, regular, murmur (-)

Abdomen

Inspeksi :

Perut datar, Tidak tampak kemerahan, scar.


Auskultasi :

Bising usus(+)

Palpasi :

 Soepel
 Nyeri tekan (+), nyeri lepas (+), defense muscular (+) dan teraba massa
dengan uk ± 2x1 cm di McBurney
 Rovsing’s sign (+); psoas sign (+); obturator sign (+)
 Murphy’s sign (-)

Perkusi :

Timpani, Pekak pindah (-), Pekak samping (-)

Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik

DIAGNOSIS BANDING

Peritonitis lokal e.c appendicitis perforasi

Peritonitis lokal e.c appendicitis infiltrat

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Lab darah rutin

USG
HASIL LABORATORIUM

TATALAKSANA

Laparotomi Eksplorasi

DIAGNOSIS

Peritonitis lokal e.c appendicitis perforasi


TINJAUAN PUSTAKA

APPENDICITIS

Appendicitis merupakan inflamasi pada appendix

ANATOMI

Appendicitis merupakan truktur berbentuk tabung yang memiliki panjang bervariasi sekitar
1-30 cm dengan panjang rata-rata 6-9 cm dan diameter 0,7 cm. Mengandung jaringan linfoid.
Terletak di ujung cecum, pertemuan ketiga taenia coli (libera, kolika, omentum). Lumen
menyempit di proximal dan lebar di distal (dewasa).

Letak Appendicitis

Letak appendicitis bervariasi, terdiri dari :

 Retrocecal
 Subcecal
 Pelvic
 Preileal
 Right pericolic
EPIDEMIOLOGI

Perempuan > Laki laki

Peak incidence  20-40 tahun atau 20-30 tahun.

Terjadi pada 12% laki-laki dan 25% perempuan.

Peak incidence  20-40 tahun atau 20-30 tahun.

Di negara Barat: 7% populasi

Di RSHS Bandung: + 250 apendektomi / tahun

Insidensi tertinggi: dekade II - III

ETIOLOGI

Obstruksi pada lumen  faktor penyebab yang paling dominan

Penyebab yang paling umum fecalith

Appendiceal ulceration

Infeksi organisme Yersinia


4 faktor yang mempengaruhi terjadinya appendisitis

 Adanya isi lumen


 Derajat sumbatan yang terus-menerus
 Sekresi mucus yang terus-menerus
 Sifat inelastik/tak lentur dari mukosa appendix.

PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS

Anamnesis :

 Abdominal pain: Awalnya di epigastrium atau di area umbilicus  menyebar ke


daerah right lower quadrant setelah 4-6 jam. Pada beberapa pasien, nyeri
langsung terasa di perut kanan bawah dan tetap terasa pada lokasi yang sama.
 Anorexia, nause, vomit (self-limited/1x-2x).
 Obstipasi

Pemeriksaan Fisik :

 Tampak kesakitan, membungkuk


 Suhu tubuh sedikit meningkat, tanpa perforasi
 Peristalsis normal atau sedikit menurun
 Nyeri perut kanan bawah, lokasi jelas
 Nyeri tekan, nyeri lepas di daerah yg sama
 Rovsign sign(+), obturator sign(+), psoas sign(+)
 Tergantung letak apendiks, colok dubur mungkin nyeri / mungkin tidak
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Lab :

 Mild leucocytosis (10.000-18.000/μL

 Urine: sedikit eritrosit dan lekosit tanpa ditemukan bakteri  jika appendix
terletak dekat dengan right ureter atau bladder.

X-ray : tidak khas, jarang membantu diagnosa

USG : dilatasi lumen, dinding tebal

CT : Thickened appendix dengan periappendicael stranding

DIAGNOSIS

Alvarado score

 Appendicitis point paint 2


 Leukositosis > 10.000 2
 Vomitus 1
 Anorexia 1
 Rebound tenderness 1
 Abdominal migrate pain 1
 Demam 1
 Hemogram (segmen >72%) 1
 Total point 10

Dipertimbangkan appendisitis : 1-4 (observasi)

Possible appendisitis :5-6 (antibiotik)


Appendisitis akut : > 7 (dilakukan pembedahan)

DIAGNOSIS BANDING

 Limfadenitis ileocecal
 Perforasi ulkus peptikum
 Gastroenteritis
 Colecystitis
 Cystitis
 Tumor cecum
 Pancreatitis
 Adnexitis
 Kista ovari
 Ureterolitiasis
 UTI
PATOLOGI ANATOMI

 Early acute appendicitis:

 earliest stage.

 Terdapat eksudat netrofil yang jarang pada lapisan mukosa, submukosa dan
muscularis propria.

 Reaksi inflammasi merubah lapisan serosa menjadi dull, granular, dan memiliki
membran berwarna merah.

 Acute suppurative appendicitis:

 latter stage.

 Banyak terdapat eksudat netrofilik yang menghasilkan reaksi fibrinopurulent di


sepanjang lapisan serosa.

 Terbentuk abses pada dinding serta ulceration dan foci of suppurative necrosis
pada mukosa.

 Acute gangrenous appendicitis:

 kerusakan appendix yang berkelanjutan menyebabkan large areas of


hemorrhagic green ulceration pada mukosa ditambah dengan green-black
gangrenous necrosis yang melewati dinding appendix sampai ke lapisan serosa.

 Jika dibiarkan: rupture + suppurative peritonitis.

MANAJEMEN

Setelah diputuskan untuk operasi, pasien harus dipersiapkan dulu segala sesuatunya,
yaitu sebagai berikut :
 Adekuat hidrasi
 Memperbaiki atau memantau elektrolit
 Memantau kondisi jantung, pulmonary, dan renal
 Antibiotik : untuk non-perforasi appendicitis diberikan 24-48 jam,
 Open Appendectomy

KOMPLIKASI

 Sepsis

 Gangrenous appendicitis

 Intraabdominal abcess

 Perforated appendicitis

 Periappendicullar phlegmon (mass)

 Periappendicular abcess

 Local/ diffuse peritonitis

 Hernia inguinalis

PROGNOSIS

Mortalitas: 0,1% pada appendisitis akut, 3% bila ruptur, 15% bila ruptur pada geriatric.
Penyebab kematian: sepsis tidak terkontrol, peritonitis, abses intraabdomen atau gram-negatif
sepitecemia, aspirasi.

Anda mungkin juga menyukai