PENDAHULUAN
Potensi Wisata
a. Kalapeh Baru
Enumerator : Christin Natalina
PLKB : Heri Budianto,S.Psi
Jarak tempuh klaster Kalapeh baru dari murung raya adalah 8
jam perjalanan menggunakan kelotok (Taksi Air) karena tidak ada
jalan darat. Dalam keberangkatan keklaster ini tidak didampingi
oleh PLKB karena beberapa hal yang dipertimbangkan.
b. Penyang
Enumerator : Richard Septian Girsang
PLKB : Rifai
Jarak tempuh klaster penyang dari Kab. Murung Raya sekitar 4
jam perjalanan dengan menggunakan kelotok (Taksi Air) karena
jalan darat yang ada dalam kondisi buruk. Dalam keberangkatan
keklaster ini tidak didampingi oleh PLKB karena beberapa hal yang
dipertimbangkan.
c. Konut
Enumerator : Okristianto
PLKB : Nency Respina Silitonga,SKM
Desa Konut adalah salah satu desa dari 26 Desa di wilayah
kecamatan Tanah Siang, Kabupaten Murung Raya. Jarak antara Desa
Konut dengan Ibu Kota Kecamatan Tanah Siang adalah 18 KM,
sedangkan jarak dengan Ibu Kota Kabupaten Murung Raya adalah 7
KM.
Desa konut memiliki luas wilayah seluas 31.000 Km2 dengan
batas- batas Desa sebagai berikut :
- Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Karali
- Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Tahujan Ontu
1. Gunung Purei
2. Gunung Timang
3. Lahei
4. Montalat
5. Teweh Tengah
6. Teweh Timur
a. Jingah
Enumerator : Apriliani
Klaster Jingah
TIM BETHA /RPJMN KKBPK KALIMANTAN TENGAH 2017 12
(Plkb Munirah)
Kelurahan Jingah merupakan salah satu kelurahan yang berada di
Kecamatan Teweh Baru, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan
Tengah. Jingah memiliki luas 117,01 KM2. Adapun batas-batas
wilayah Kelurahan Jingah yaitu:
- Sebelah Utara : Sungai Barito
- Sebelah Selatan : Desa Hajak
- Sebelah Barat : Desa Lemo
- Sebelah Timur : Kelurahan Jambu
b. Lanjas
Enumerator :Richard Septian Girsang
Klaster Lanjas
Pendamping (-)
c. Ipu
Enumerator :Okristianto
Klaster Ipu
Pendamping(PLKB Nur)
Desa Ipu terletak di kecamatan Lahei, Kabupaten Barito Utara.
Desa Ipu terbagi dua yaitu Ipu atas yang terletak di ruas jalan
Muara Teweh – Puruk Cahu, dan Ipu bawah yang terletak pinggir
sungai Barito. Jarak tempuh dari desa Ipu menuju ibukota
Kabupaten Barito Utara kurang lebih 17 KM atau sekitar 30 menit
menggunakan jalan darat dan kurang lebih 50 menit menggunakan
jalur air/sungai Barito. Luas wilayah Desa Ipu meliputi areal
seluas 1.010 Km yang secara umum di peruntukan untuk areal
pemukiman penduduk, bangunan kantor Desa, bangunan umum lainnya,
dan lahan kering/ perkebunan. Batas – batas wilayah administrasi
Desa Ipu meliputi :
- Sebelah Utara : Berbatasan dengan Ds.Mukut dan Nihan Hilir.
TIM BETHA /RPJMN KKBPK KALIMANTAN TENGAH 2017 14
- Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Malawaken
- Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kel.Lahei I dan II
- Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Lanjas
d. Kamawen
Enumerator :Okristianto
Klaster Kamawen
Pendamping (Plkb Tenang)
Desa Kamawen terletak di wilayah Kecamatan Montallat,
Kabupaten Barito Utara. Sarana penghubung jalan darat dari desa
kamawen ke ibukota kecamatan berjarak kurang lebih 40 km yang
dapat di tempuh sekitar 2,5 jam dengan menggunakan alat
transportasi kendaraan roda dua atau melalui sungai barito kurang
lebih 3 jam. Dari desa kamawen ke ibukota kabupaten berjarak
kurang lebih 60 km yang juga dapat di tempuh melalui ruas jalan
PT. BAK atau jalur logpon , jalur sungai barito menggunakan
angkutan perahu motor atau speed boad jurusan tumpungLaung -
muara teweh. Wilayah desa kamawen dengan areal seluas 13.663 ha
yangterbagi atas :
- Luas lingkungan desa dan pekarangan seluas 104 ha.
- Luas persawahan produktif seluas 3 ha.(tadah hujan)
- Luas persawahan nonproduktif kurang lebih 50 ha.
- Lokasi pesawahan yang belum tergarap sama sekali sekitar kurang
lebih 700 ha.
- Lahan perkebunan karet,rotan dan buah-buahan tradisional kurang
lebih 3.500 ha.
Kondisi Geografis
Kabupaten Barito Timur yang beribukota di Tamiang Layang
terletak antara 1º 2' Lintang Utara dan 2º 5' Lintang Selatan, 114º
dan 115º Bujur Timur yang diapit oleh kabupaten tetangga yaitu
Sebelah Utara dengan Wilayah Kabupaten Barito Selatan, disebelah
Timur dengan sebagian Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, di
Sebelah Selatan dengan Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan
Tengah dan Provinsi Kalimantan Selatan serta di Sebelah Barat
berbatasan dengan Kabupaten Barito Selatan Provinsi Kalimantan
Tengah.
Pemerintahan
Kabupaten Barito Timur membawahi 10 kecamatan yang terdiri dari
103 desa/kelurahan termasuk Unit Pemukiman Transmigari (UPT).
Kabupaten Barito Timur sampai sekarang telah dipimpin oleh 2 (dua)
orang Bupati / Penjabat Bupati yaitu Penjabat Bupati Barito Timur
yang pertama Drs. Gumarawan Panthie dan yang kedua sampai saat ini
adalah Bupati H. Zain Alkim dan Wakil Bupati Ir. Yuren S Bahat, MM,
MT.
Potensi Wisata
Liang Saragi merupakan salah satu objek wisata yang terdapat di
wilayah Kecamatan Hayaping dan berjarak sekitar 33 kilometer dari
jantung Ibukota Kabupaten Barito Timur, Tamiang Layang. Liang Saragi
dijadikan salah satu objek wisata karena memiliki daya tarik
tersendiri. Selain memiliki suasana yang sejuk karena di sekitar
liang (gua) terdapat pepohonan besar yang rimbun, juga ditumbuhi
berbagai macam spesies tumbuhan. Uniknya lagi, di dalam liang
tersebut memiliki lorong dengan diameter yang bervariasi dan
terbentuk secara alamiah. Selain Liang Saragi, Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata juga akan mencanangkan pengembangan kolam mandi air panas
yang ada di Desa Malintut, Kecamatan Raren Batuah.
a. Balawa
Enumerator : Apriliani
Klaster Balawa
Pendamping (PLKB Juni Pancarano)
b. Puri
Enumerator :Christin Natalina
Klaster Puri
Pendamping (Plkb Eny)
Klaster Puri terletak di Desa Puri, Kecamatan Raren Batuah,
Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Desa Puri
merupakan desa Di sepanjang jalan Negara atau jalan lintas
kalimantan dengan permukaan tanah dataran rendah. Untuk ke Desa
Puri diperlukan waktu ± 6 jam menggunakan darat dari kota
Palangka Raya. Penduduk di desa ini berdiam di rumah semi
permanen, kebanyakan penduduk sebagai petani (penyadap karet,
bercocok tanam).
d. Bambulung
Enumerator: Apriliani
Klaster Bambulung
Pendamping (Pkb Netty Ertina)
C. Peluang
D. Ancaman
I. Kalapeh Baru
II. Penyang
1. Faktor Penghambat
III. Konut
1. Beberapa kendala yang di hadapi selama di cluster yaitu :
a) Beberapa responden bekerja sebagai petani karet atau berladang
di tempat jauh sehingga harus menunggu waktu malam untuk bisa
di lakukan wawancara.
IV. Jingah
1. Kendala yang dihadapi
Beberapa kendala yang di hadapi selama di cluster yaitu :
a. Enumerator kesulitan mencari tempat tinggal responden
dikarenakan masyarakat setempat lebih sering menggunakan nama
panggilan sehari-hari.
V. Lanjas
1. Faktor penghambat
VI. Ipu
1. Kendala yang dihadapi
Selama berada di cluster desa Ipu, enumerator tidak menemukan
kendala yang cukup berarti. Kendala hanya pada beberapa responden
yang agak sulit untuk di temui karena sedang musim panen padi,
eumerator harus menunggu beberapa waktu agar dapat melakukan
proses wawancara. Dan faktor cuaca apabila hujan deras enumerator
tidak bisa melakukan proses wawancara di karenakan tempat cluster
cukup jauh.
2. Faktor Pendukung di Cluster/ketika Wawancara
Beberapa faktor pendukung selama enumerator melakukan proses
wawancara yaitu antara lain :
a) Dukungan dari pihak BKKBN perwakilan Barito Utara, yaitu dari
PLKB yang telah bersedia mengantarkan dan memperkenalkan
dengan perangkat desa di Cluster Desa Ipu.
d. Dukungan dari pihak perangkat Desa Ipu yang bersedia menerima
enumerator dan menyediakan tempat tinggal serta kebutuhan
enumerator selama proses pengumpulan data.
c. Masyarakat desa Ipu yang bersedia membantu enumerator dalam
proses pengumpulan data dan memberikan informasi tentang
wilayah cluster Desa Ipu.
VII. Kamawen
1. Kendala yang dihadapi
Beberapa kendala yang di hadapi, yang pertama terkait
transportasi akses menuju desa Kamawen. Ada dua jalur menuju desa
Kamawen yang pertama melalui jalur darat melewati jalan
perusahaan, yang apabila turun hujan ada beberapa titik akses
yang sangat sulit untuk di lalui. Yang kedua melalui jalur air
melewati desa Tumpung Laung, tranportasi yang di gunakan adalah
TIM BETHA /RPJMN KKBPK KALIMANTAN TENGAH 2017 29
speed boat atau perahu motor yang terbatas jumlahnya dan hanya
ada pada jam-jam tertentu. Jika kendaraan air penuh maka terpaksa
harus menunggu untuk beberapa hari.
Kendala yang kedua adalah adanya beberapa responden yang bekerja
sebagai pegawai di perusahaan dan pulang baru pulang sekitar
seminggu sekali, maka enumerator harus menunggu responden
tersebut.
VIII. Balawa
1. Kendala yang dihadapi
Beberapa kendala yang di hadapi selama di cluster yaitu :
a. Akses jalan yang rusak, berbatu dan licin sehingga menghambat
kelancaran enumerator dalam melakukan proses wawancara.
b. Beberapa responden bekerja sebagai petani karet atau berladang
di tempat jauh sehingga harus menunggu waktu malam untuk bisa
di lakukan wawancara.
c. Sebagian besar responden bekerja sebagai karyawan perusahaan
sehingga ketika ditemui tidak ada di rumah dan harus membuat
janji untuk bertemu responden karena mengikuti jam kerja
responden.
d. Beberapa responden kadang menginap di mess perusahaan sehingga
harus menunggu responden pulang ke rumah baru dapat dilakukan
wawancara.
TIM BETHA /RPJMN KKBPK KALIMANTAN TENGAH 2017 30
2. Faktor Pendukung di Cluster/ketika Wawancara
Beberapa faktor pendukung selama enumerator melakukan proses
wawancara yaitu antara lain :
a. Dukungan dari pihak perangkat Desa yaitu ketua RT 01, 02 dan
03desa balawa yang bersedia menunjukan rumah responden sehingga
memudahkan enumerator dalam melakukan wawancara.
b. Masyarakat desa balawa yang bersedia membantu enumerator dalam
proses pengumpulan data dan memberikan informasi tentang
wilayah cluster desa balawa.
BAB IV
KESIMPULAN DAN EVALUASI
4.1 Kesimpulan
4.2 Evaluasi