The inherent supervision policy in a personnel construction area for
example is to recognize the effort that done in increasing an employee performance, discipline improvement, dedication and loyalty for occupation, work organization, state and nation. To realize such governmental apparatus, one of effort that should be done is by increasing the inherent supervision. By the result of research can be recognize that within the implementation which done in the area, can be shown there are still officials who less comprehend about the procedure of the policy implementation in Supervisor Agency’s environment of Central Java Province. Symptom or new phenomenon which emerge is there is no well communication to subordinate so that have a trend which influencing the implementation of inherent supervision policy in the Supervisor Agency of Central Java Province.
Kebijakan pengawasan tah yang demikian, salah satu melekat dalam bidang pem- upaya yang harus dilakukan binaan personil antara lain untuk adalah dengan meningkatkan mengetahui upaya yang dilaku- pengawasan melekat. Pengawa- kan dalam meningkatkan san melekat adalah peman- kemampuan kerja pegawai, tauan, pemeriksaan dan evaluasi peningkatan disiplin, dedikasi yang dilakukan serta berdaya dan loyalitas terhadap peker- guna dan berhasil guna oleh jaan, organisasi kerjanya, unit/organisasi kerja terhadap bangsa dan negara. Untuk fungsi semua komponen untuk
42 Analisis Kebijakan Pengawasan (Priyo Budiharto, Endang Larasati, Sri Suwitri)
mewujudkan kerja dilingkungan implementasi kebijakan penga-
masing-masing, agar secara wasan melekat di Badan terus menerus berfungsi Pengawasan Propinsi Jawa maksimal dalam melaksanakan Tengah. Penelitian ini bertujuan tugas pokok pada pencapaian untuk mengetahui dan meng- tujuan yang telah dirumuskan gambarkan pelaksanaan kebija- sebelumnya. Dalam pengamatan kan pengawasan melekat yang sehari-hari, pelaksanaan penga- dilakukan Badan Pengawas wasan melekat di lingkungan Propinsi Jawa Tengah dan untuk Badan Pengawas Provinsi Jawa mengetahui fenomena-feno- Tengah dapat ditemui masih mena yang mempunyai kecen- banyaknya uraian tugas untuk derungan mempengaruhi pelak- masing-masing personil yang sanaan kebijakan pengawasan belum tersosialisasikan atau melekat di badan Pengawas terdistribusikan sampai pada Propinsi Jawa Tengah. tingkat staff sehingga dapat Dalam penelitiaan ini dikatakan tingkat pemahaman menggunakan Pendekatan pe- suatu kebijakan khususnya nelitian kualitatif dengan infor- kebijakan pengawasan melekat man yaitu para Pegawai Negeri begitu rendah, hal ini dapat Sipil di lingkungan Badan mempengaruhi kedisiplinan, ke- Pengawas Provinsi Jawa tekunan, dedikasi dan loyalitas, Tengah. Sedangkan perumusan inisiatif dan kreatifitas para PNS Masalahnya adalah : dalam bekerja. 1. Bagaimanakah pelaksanaan Dari permasalahan itulah kebijakan pengawasan mele- penelitian ini dilakukan dengan kat yang dilakukan Badan judul Analisis Kebijakan Penga- Pengawas Provinsi Jawa wasan Melekat Di Badan Tengah? Pengawas Provinsi Jawa 2. Fenomena-fenomena apa Tengah. Adapun rumusan masa- saja yang mempunyai kecen- lahnya adalah bagaimanakah derungan mempengaruhi pelaksanaan kebijakan penga- implementasi kebijakan pe- wasan melekat yang dilakukan ngawasan melekat di Badan Badan Pengawas Propinsi Jawa Pengawasan Provinsi Jawa Tengah, dan fenomena-feno- Tengah? mena apa saja yang mempunyai Tujuan dari penelitian ini adalah kecenderungan mempengaruhi 1. Untuk mengetahui dan meng- 43 JIAKP, Vol. 4, No. 1, Januari 2007 : 42-61
gambarkan pelaksanaan ke- deklarasi mengenai suatu dasar
bijakan pengawasan melekat pedoman bertindak, suatu arah yang dilakukan Badan tindakan tertentu, suatu program Pengawas Provinsi Jawa mengenai aktivitas-aktivitas ter- Tengah. tentu atau suatu rencana (United 2. Untuk mengetahui fenomena- Nations, 1975 dalam Abdul fenomena yang mempunyai wahab, 1997 : 2) kecenderungan mempenga- Kemudian dalam model ruhi pelaksanaan kebijakan Donald van Meter dan Carl E. pengawasan melekat di Van Horn (1975), dijelaskan badan Pengawas Provinsi bahwa faktor-faktor kemanu- Jawa Tengah. siaan dan psikologis berpe- Landasan teori penelitian ngaruh terhadap penerapan adalah: kebijakan. Menurut model ini Kebijakan dibedakan antara kebijakan dan Organisasi adalah bentuk penyelenggaraanya dan ada 6 persekutuan antara dua orang (enam) variabel yang mem- atau lebih yang bekerja bentuk antara kebijakan dan bersama-sama dan secara hasilnya. Keenam variabel formal terikat untuk mencapai tersebut yaitu : tujuan yang telah ditentukan, hal a) Ukuran dan tujuan kebijakan ini tidak terlepas dari suatu b) Sumber daya; kebijakan yang mana kebijakan c) aktivitas komunikasi antar ini merupakan pedoman yang organisasi dan aktivitas ditetapkan oleh manajemen pelaksanaan (enforcement); untuk mendorong tercapainya d) karateristik dari agensi tujuan organisasi tersebut. pelaksana; Menurut James E e) kondisi sosial, ekonomi dan Anderson (1978) dalam Abdul politik; Wahab (1997:2) disebutkan f) disposisi dari pelaksanaan bahwa kebijakan dirumuskan atau penyelenggara. sebagai perilaku dari sejumlah Ukuran dan tujuan kebija- aktor (pejabat, kelompok, ins- kan menjelaskan keseluruhan tansi pemerintah) atau serang- tujuan kebijakan. Sumber daya kaian aktor dalam suatu bidang kebijakan terdiri atas dana atau kegiatan tertentu. insentif. Karakteristik agensi Kebijakan adalah suatu pelaksana adalah karakteristik 44 Analisis Kebijakan Pengawasan (Priyo Budiharto, Endang Larasati, Sri Suwitri)
yang mempengaruhi kapasitas pelaksanaan telah dibuat, serta
organisasi untuk menerapkan apabila dana telah dialokasikan kebijakan, yaitu kompetensi dan untuk pencapaian tujuan kebija- jumlah staf agensi tersebut, kan. Aktivitas penerapan kebija- keadaan pengawasan, sumber kan dipengaruhi oleh context, daya politik, kadar kebebasan dan context dari kebijakan. dalam komunikasi vertikal di Context kebijakan meliputi enam dalam maupun di luar orga- variabel, yaitu : the interset nisasi, dan hubungan formal dan affected, the type of benefits, informal antara agensi tersebut extent of change envisioned, site dengan pembuat kebijakan (Amir of decision making, program Santoso, 1987). implementors, dan resources Lebih lanjut dikatakan commited. Context kebijakan (Abdul Wahab, 1991) variabel- terdiri dari tiga variabel yaitu variabel kebijakan bersangkut kekuasaan, kepentingan dan paut dengan tujuan yang telah strategi yang terlibat dalam digariskan dan sumber-sumber penerapan kebijakan; karak- yang tersedia. Pusat perhatian teristik rezim dan lembaga; serta pada badan-badan pelaksana compliance dan ketanggapan meliputi baik organisasi formal (responsivieness). Semua varia- maupun informal, sedangkan bel tersebut mempengaruhi hasil komunikasi antar organisasi ter- kebijakan (out comes). sebut terkait kegiatan-kegiatan Dari beberapa pendapat pelaksanaan mencakup antara para ahli tentang kebijakan ter- hubungan di dalam lingkungan sebut, dapat disimpulkan bahwa sistem politik dengan kelompok- kebijakan adalah perilaku dan kelompok sasaran. aspek psikis dari seseorang, Sedangkan model kelompok, organisasi dalam Grindle, memfokuskan pada 3 suatu aktifitas yang mana (tiga) komponen kebijakan yaitu perilaku dan psikis tersebut tujuan kebijakan, aktivitas berpengaruh pula terhadap kebijakan dan hasil (out come). aktifitas itu. Keseluruhan proses penerapan Pengawasan kebijakan baru bisa dimulai Pengertian dan Tujuan apabila tujuan umum dari Pengawasan mempunyai kebijakan tersebut telah ditetap- peranan yang sangat penting kan, apabila program-program didalam organisasi, karena tidak 45 JIAKP, Vol. 4, No. 1, Januari 2007 : 42-61
bisa terlepas dari masalah atau kebijakan yang telah
ketidaktertiban,penilaian, tujuan ditentukan" Lebih lanjut ditegas- dari organisasi tersebut. Di- kan oleh Handayaningrat bahwa bawah ini beberapa pengertian pengawasan harus berpedoman tentang pengawasan diantara- terhadap : nya dikemukakan oleh Harold 1. rencana (planning) yang Koontz dan Cyril O'Donnel telah diputuskan, dalam Lubis (1985) menyatakan 2. perintah (order) terhadap bahwa pengawasan adalah : pelaksanaan pekerjaan "penilaian dan koreksi (performance), atas pelaksanaan kerja 3. tujuan dan atau yang dilakukan oleh ba- 4. kebijakan yang telah ditentu- wahan dengan maksud kan sebelumnya. untuk mendapatkan keya- Soekarno (1986) mene- kinan atau menjamin rangkan : "arti sesungguhnya bahwa tujuan-tujuan peru- dari pengendalian atau penga- sahaan dan rencana- wasan ialah tugas untuk rencana yang digunakan mencocokkan sampai dimana- untuk mencapai tujuan" kah program atau rencana yang Manulang (1983) menye- telah digariskan itu dilaksanakan butkan bahwa : "pengawasan sebagaimana mestinya dan dapat diartikan sebagai suatu apakah telah mencapai hasil proses untuk menetapkan peker- yang dikehendaki". jaan apa yang sudah dilak- Ditambahkan pula bahwa sanakan, menilainya dan pengawasan atau pengendalian mengoreksi bila perlu dengan adalah suatu proses yang maksud supaya pelaksanaan menentukan tentang apa yang pekerjaan sesuai dengan harus dikerjakan, agar apa yang rencana semula" diselenggarakan sejalan dengan Definisi lain menurut rencana. Handayaningrat (1988) adalah : Lain lagi menurut Sarwoto "pengawasan adalah suatu (1988) menyatakan : "penga- proses dimana pimpinan ingin wasan adalah kegiatan manajer mengetahui apakah hasil pelak- yang mengusahakan agar sanaan pekerjaan yang dilaku- pekerjaan-pekerjaan terlaksana kan oleh bawahannya sesuai sesuai dengan, rencana yang dengan rencana, perintah, tujuan ditetapkan dan atau hasil yang 46 Analisis Kebijakan Pengawasan (Priyo Budiharto, Endang Larasati, Sri Suwitri)
dikehendaki". bahwa: "Planning and
Di sisi lain Winardi 1983 Controlling are the two sides of mengemukakan pengertian pe- same coin", ngawasan dikutip dari pendapat Jelaslah bahwa rencana George R. Terry dalam buku tanpa pengawasan akan menim- Principles of management edisi bulkan penyimpangan-penyim- ketujuh sebagai berikut : pangan dengan tanpa alat untuk "Pengawasan berarti mendeter- mencegahnya. Atau andaikata minasi apa yang telah dilaksa- tujuan tercapai juga, tercapainya nakan, maksudnya meng-eva- itu dengan pengorbanan yang luasi prestasi kerja dan apabila lebih besar karena dalam perlu menerapkan tindakan- pelaksanaannya terjadi inefi- tindakan korektif sehingga hasil siensi dan pemborosan tanpa pekerjaan sesuai dengan apa ada pencegahan ataupun yang direncanakan". Lebih lanjut perbaikan. dijelaskan bahwa Controlling Fungsi pengawasan atau pengawasan dapat diang- dalam setiap organisasi adalah gap sebagai aktivitas untuk sangat penting untuk menjamin menemukan, mengoreksi pe- terselenggaranya tugas serta nyimpangan-penyimpangan fungsi sebagaimana mestinya penting dalam hasil yang dicapai untuk mencapai tujuan yang dari aktivitas-aktivitas yang ditetapkan sebelumnya. Adapun direncanakan. untuk mengkaji lebih lanjut Dari pengertian-penger- apakah sebenarnya yang tian yang dikemukakan bebe- menjadi tujuan dari pengawasan, rapa ahli di atas dapat diberikan dapat disimak beberapa pen- kesimpulan umum bahwa pe- dapat sebagai berikut, dian- ngawasan hubungannya sangat taranya : erat sekali dengan perencanaan, Soekamo (1986) yang sehingga dapat dikatakan bahwa menyatakan bahwa tujuan perencanaan dan pengawasan pengendalian atau pengawasan adalah kedua sisi dari mata uang adalah: atau Siamese twin (kembar 1. Untuk mengetahui apakah siam). sesuatu berjalan sesuai Seperti yang dikatakan dengan rencana yang telah oleh Harold Koontsz dan digariskan; O'Donnel dalam Siagian (1988) 2. Untuk mengetahui apakah 47 JIAKP, Vol. 4, No. 1, Januari 2007 : 42-61
segala sesuatu dilaksanakan katkan higiene". Lebih lanjut
sesuai dengan instruksi serta dijelaskan oleh Handayaningrat asas-asas yang telah (1988), bahwa tujuan penga- ditetapkan; wasan adalah agar hasil 3. Untuk mengetahui kesulitan- pelaksanaan pekerjaan dipero- kesulitan, kelemahan-kele- leh secara berdaya guna mahan serta kekurangan- (efisien) dan berhasil guna kekurangan yang mungkin (efektif), sesuai dengan rencana timbul dalam pelaksanaan yang telah ditetapkan sebelum- pekerjaan; nya. Dari beberapa pendapat di 4. Untuk mengetahui segala atas dapat ditarik kesimpulan sesuatu apakah berjalan bahwa tujuan dari pengawasan secara efisien; pada dasarnya adalah untuk 5. Untuk mencari jalan keluar, menjamin bahwa segala aktivitas bila ternyata dijumpa, yang berkaitan dengan penca- kesulitan-kesulitan, paian tujuan organisasi diharap- kelemahan kelemahan atau kan sejalan dengan rencana kegagalan kearah perbaikan. yang telah ditetapkan Sedangkan Atmosudirdjo sebelumnya. (1982) mengatakan bahwa, Prinsip-prinsip Pengawasan "tujuan dan hakekat dari pada Untuk memungkinkan controlling itu adalah membuat adanya suatu sistem penga- penyelenggaraan (performace) wasan yang efektif dan agar dan hasilnya (result, finish) pengawasan itu dapat terarah, sesuai dengan rencana (in maka perlu dipenuhi beberapa, accordance with plans). Akan prinsip pengawasan sebagai tetapi disamping itu di dalam berikut : praktek, terdapat pula penga- a. Obyektif dan menghasilkan wasan yang tujuan dan sifatnya fakta; adalah problem solving (meme- Pengawasan harus bersifat cahkan sesuatu masalah), obyektif dan harus dapat misalnya : meningkatkan menemukan fakta-fakta ten- keamanan atau security (kalau tang pelaksanaan pekerjaan terlampau banyak pencurian, dan berbagai faktor yang kerusakan, gangguan, dsb), mempengaruhinya; meningkatkan disiplin, mening- b. Berpangkal tolak dari katkan kebersihan, mening- keputusan pimpinan; Untuk 48 Analisis Kebijakan Pengawasan (Priyo Budiharto, Endang Larasati, Sri Suwitri)
mengetahui dan menilai ada Pengawasan haruslah dilaku-
tidaknya kesalahan-kesala- kan secara efisien, bukan han dan penyimpangan. Pe- justru menghambat efisiensi ngawasan harus berpangkal pelaksanaan pekerjaan. tolak dari keputusan f. Apa yang salah; pimpinan, yang tercermin Dalam pengawasan jangan- dalam : lah mencari siapa yang 1) Tujuan yang ditetapkan. salah, tetapi apa yang salah, 2) Rencana kerja yang telah bagaimana timbulnya sifat ditentukan. kesalahan itu. 3) Kebijakan dan pedoman g. Membimbing dan Mendidik; kerja yang telah digaris- Manajemen merupakan kan. pengembangan manusia dan 4) Perintah yang telah benda. Sebagai suatu fungsi diberikan. manajemen, maka penga- 5) Peraturan-peraturan yang wasan harus bersifat telah ditetapkan. membimbing dan mendidik c. Preventif supaya pelaksana atau pega- Karena pengawasan pada wai meningkatkan kemam- dasarnya adalah untuk puannya dan dedikasinya menjamin tercapainya tujuan untuk melakukan tugas-tugas yang telah ditetapkan, yang yang ditetapkan. harus efisien dan efektif, Dengan demikian dapat maka pengawasan harus dikemukakan, bahwa penga- bersifat mencegah jangan wasan yang baik harus sampai terjadi kesalahan- menggunakan yang dapat kesalahan, berkembangnya dijadikan standar, dan dalam dan terulangnya kesalahan- usaha bawahan melaksanakan kesalahan. pekerjaan agar dapat mencapai d. Bukan tujuan tetapi sarana. tujuan yang diinginkan oleh Pengawasan hendaknya pimpinan, maka instruksi yang tidak dijadikan tujuan, tetapi diberikan harus jelas dan tegas. sarana untuk menjamin dan Dengan instruksi yang tegas, meningkatkan efisiensi dan bawahan akan dapat mempe- efektifitas pencapaian tujuan domani apa yang dimaksud organisasi. atasan dan bawahan tidak e. Efisiensi mempunyai keraguan dalam 49 JIAKP, Vol. 4, No. 1, Januari 2007 : 42-61
melaksanakan tugasnya. Atas akan diawasi.
dasar inilah pengawasan b. Titik-titik strategi penga- dilaksanakan. wasan harus ditentukan, Agar suatu pengawasan agar pelaksanaan penga- dapat berjalan baik, mau tidak wasan lebih ditujukan mau prinsip-prinsip pengawasan kepada yang benar-benar yang telah dikemukakan itu penting. haruslah mendapat perhatian c. Tolok ukur kriteria kaidah- sebagaimana mestinya. kaidah harus ditegaskan Pengawasan dapat dibagi agar hasil yang dicapai menjadi 2 (dua) yaitu : dapat diukur, sehingga 1. Pengawasan Intern: dapat diketahui apakah Pengawasan yang dilak- pekerjaan sesuai/ berhasil sanakan oleh organisasi/ atau masih jauh di bawah lembaga itu sendiri, yang ukuran yang dinginkan. secara fungsional merupakan d. Prosedur, metode dan tugas pokoknya. Sedangkan teknik pengawasan harus kalau dalam instansi-instansi ditentukan agar sesuai atau lembaga-Iembaga bia- dengan lingkungan/tugas sanya dilakukan oleh kepala pekejaan. bagian/seksi terhadap e. Sebab-sebab penyimpa- kolega-kolega yang ada di ngan harus dianalisa agar bawah pimpinan; penyimpangan yang 2. Pengawasan Ekstern sama tidak akan terulang Adalah pengawasan dari luar lagi. yaitu pengawasan yang dilak- f. Tindak lanjut harus diada- sanakan lembaga yang inde- kan, karena pengendalian pendent, serta oleh tanpa tindak lanjut koreksi masyarakat. tidak ada artinya dan Agar dalam pengawasan bisa hanya akan membuang- terarah dan sesuai dengan buang biaya. perencanaan maka diperlu- g. Penilaian akhir (evaluasi) kan tahap-tahap sebagai harus diadakan untuk berikut : keperluan di masa men- a. Obyek pengawasan harus datang sebagai masukan ditetapkan agar kita untuk perencanaan beri- mengetahui sasaran yang kutnya dan untuk melaku- 50 Analisis Kebijakan Pengawasan (Priyo Budiharto, Endang Larasati, Sri Suwitri)
kan pengawasan selan- evaluasi atasan langsung
jutnya. terhadap pekerjaan dan Norma pengawasan hasil kerja bawahannya, Menurut Suyamto (1986) agar dapat mencegah yang dimaksud dengan norma terjadinya penyalahgu- pengawasan adalah " patokan, naan ketentuan-keten- kaidah atau ukuran yang tuan, peraturan-peraturan ditetapkan oleh pihak yang dan. juga kebijaksanaan- berwenang yang harus diikuti kebijaksanaan yang telah dalam rangka melaksanakan ditetapkan. Dalam perka- fungsi pengawasan agar dicapai taan terhadap pekerjaan mutu pengawasan yang termasuk juga prosesnya, dikehendaki". yang menyentuh tidak Pengawasan Melekat sekedar pada ketepatan 1. Pengertian cara bekerja, tetapi juga Bohari (1986) dalam buku- berkenaan dengan aspek nya. Pengawasan Keuangan disiplin, ketekunan, dedi- Negara, mendefinisikan pe- kasi, loyalitas, inisiatif dan ngawasan melekat adalah: kreatifitas dalam bekerja, "Berupa tindakan atau b. Pengawasan melekat kegiatan atas usaha untuk adalah proses peman- mengawasi dan mengen- tauan, pemeriksaan dan dalikan anak buah secara evaluasi atasan langsung langsung, yang harus dilaku- dengan mendayagunakan kan sendiri oleh setiap temuan-temuan penga- pimpinan organisasi yang wasan fungsional dan bagaimanapun juga tindakan pengawasan masyarakat atau usaha inilah yang terhadap pekerjaan dan dianggap paling tepat untuk hasil kerja bawahannya. menamakan pengawasan Definisi kedua ini me- atasan langsung" ngandung pengertian Sedangkan Nawawi (1992) yang sama dengan mengemukakan pengawasan definisi pertama di atas. melekat sebagai berikut : Lebih lanjut Suharto (1988) a. Pengawasan melekat mengatakan pengawasan adalah proses peman- melekat (built in control) tauan, pemeriksaan dan adalah pengawasan yang 51 JIAKP, Vol. 4, No. 1, Januari 2007 : 42-61
dilakukan oleh setiap pejabat operasional bahwa penga-
pimpinan secara langsung wasan melekat (buil/in terhadap anak buah yang control) adalah rangkaian dipimpinnya. Dengan perka- kegiatan penempatan, pe- taan. lain dapat dikatakan ngecekan, pemeriksaan, pe- bahwa pengawasan oleh nelurusan, pelacakan, peneli- setiap manajer, tanpa dibantu tian, pengujian, pengujian oleh seorang pejabat atau ulang, perbandingan-perban- sesuatu perangkat yang dingan, penilaian, peman- mempunyai tugas khusus di tauan atau kegiatan apapun bidang pengawasan. yang bersifat sebagai pe- Kemudian untuk efektifnya ngendalian secara terus pengawasan melekat, menerus yang dilakukan oleh Sujamto (1986) telah menge- atasan terhadap bawahannya mukakan bahwa built in baik secara preventif maupun control ini secara potensial represif, agar pelaksanaan merupakan salah satu bentuk tugas bawahan dan kegiatan pengawasan yang paling organisasi berjalan secara intensif karena antara jarak lancar, efektif dan efisien, subyek (pimpinan) dan obyek sesuai dengan rencana dan pengawasan (bawahan) ada- target yang telah ditetapkan lah yang paling dekat. sebelumnya serta sesuai Dengan jarak yang begitu dengan kewenangan dan dekat antara subyek (pim- peraturan perundang-unda- pinan) dan obyek penga- ngan yang berlaku. Atau wasan (bawahan) itu dimung- dengan kata lain dapat dika- kinkan pengawas atasan takan bahwa pengawasan langsung mengamati setiap melekat adalah proses saat pelaksanaan tugas pemantauan, pemeriksaan bawahannya dan memberi dan evaluasi atasan lang- pentunjuk-petunjuk serta tin- sung "terhadap pekerjaan " dakan-tindakan korektif lain- dan "hasil kerja" bawahan- nya yang diperlukan secara nya, agar dapat mencegah cepat dan tepat. terjadinya penyalahgunaan Dari beberapa definisi di wewenang dan penyim- atas, dapat disimpulkan pangan dari ketentuan-keten- secara sederhana dan lebih tuan, peraturan-peraturan 52 Analisis Kebijakan Pengawasan (Priyo Budiharto, Endang Larasati, Sri Suwitri)
dan kebijakan-kebijakan yang sasaran di dalam program-
telah ditetapkan. program pemerintahan. 2. Tujuan dan Sasaran Penga- Jadi tujuan pengawasan wasan Melekat melekat adalah untuk men- Tujuan pengawasan melekat cegah secara dini terjadinya adalah untuk terciptanya masalah korupsi, penyalah- kondisi yang mendukung gunaan wewenang, kebo- kelancaran dan ketepatan coran dan pemborosan pelaksanaan tugas-tugas kekayaan dan keuangan umum pemerintahan dan negara, pemungutan liar dan pembangunan, kebijaksa- berbagai bentuk penyele- naan, rencana dan peraturan wengan lainnya di lingkungan perundang-undangan yang aparatur pemerintah dalam berlaku yang dilakukan oleh melaksanakan tugas-tugas atasan langsung (LAN, umum pemerintahan dan 1994). pembangunan. Sedangkan Nawawi (1989) Sedangkan sasaran penga- menyatakan bahwa tujuan wasan melekat adalah : pelaksanaan pengawasan a. Meningkatkan disiplin dan melekat di lingkungan apa- prestasi kerja dan penca- ratur pemerintah adalah paian sasaran pelak- untuk mendukung kelancaran sanaan tugas; dan ketepatan pelaksanaan b. Menekan hingga sekecil kegiatan pemerintahan dan mungkin penyalahgunaan pembangunan, sehingga pe- wewenang laksanaan tugas umum c. Menekan hingga sekecil pemerintahan dapat dila- mungkin kebocoran serta kukan secara tertib, berda- pemborosan keuangan sarkan peraturan perundang- negara dan segala bentuk undangan yang berlaku dan pungutan liar; berdasarkan sendi-sendi d. Mempercepat kewajaran penyelenggaraan penyelesaian perijinan pemerintahan. Pengawasan dan peningkatan pelaya- melekat bermaksud untuk nan kepada masyarakat mewujudkan daya guna, hasil e. Mempercepat pengurusan guna dan tepat guna dalam kepegawaian sesuai ke- upaya mencapai sasaran- tentuan peraturan perun- 53 JIAKP, Vol. 4, No. 1, Januari 2007 : 42-61
dang-undangan yang· penilaian yang obyektif
berlaku (Kesimpulan dengan menggunakan Rapat Koordinasi, 1969). kriteria atau standar yang 3. Pelaksanaan Pengawasan jelas. Melekat d. Pengawasan melekat ha- Selanjutnya sebagai pelak- rus mampu mendeteksi sanaan dari pengawasan penyimpangan sedini melekat, maka dikeluar- mungkin. kanlah pedoman penga- e. Pengawasan melekat wasan melekat. Untuk dapat harus berorientasi pada melaksanakan pengawasan masa depan sehingga melekat bagi setiap atasan mampu menghindarkan disetiap jajaran harus penyimpangan yang memakai prinsip-prinsip mungkin akan terjadi. dasar pengawasan melekat f. Pengawasan melekat yang antara lain adalah : harus didasarkan pada a. Pengawasan melekat pendelegasian wewenang merupakan kegiatan rutin dan tanggung jawab yang harus dilakukan sesuai struktur organisasi secara terus menerus dan kebutuhan. untuk mencegah dan g. Pengawasan melekat memperbaiki penyim- harus bersifat edukatif pangan, penyalahgunaan dan pembinaan terhadap wewenang dan sebagai- semua bawahan. nya; h. Pengawasan melekat b. Pengawasan melekat bertujuan pada peme- diterapkan secara intensif, cahan secara tuntas terutama pada kegiatan setiap masalah penyim- yang diperkirakan me- pangan dalam rangka ngandung resiko kesa- tertib pelaksanaan tugas lahan dan yang sangat pokok organisasi/satuan menentukan keberhasilan kerja pencapaian sasaran Selain dari pada itu dalam tugas pokok organisasi/ melaksanakan pengawasan satuan kerja; melekat seorang atasan c. Pengawasan melekat wajib melakukan kegiatan- harus didasarkan pada kegiatan sebagai berikut : 54 Analisis Kebijakan Pengawasan (Priyo Budiharto, Endang Larasati, Sri Suwitri)
a. Mengamati dan melaku- yang diharapkan sesuai
kan pengujian terhadap dengan rencana. Untuk pelaksanaan tugas de- itu perlu adanya suatu ngan berpedoman pada tolok ukur yang konkrit; rencana dan ketentuan d. Kalau ada kemungkinan yang berlaku; penyimpangan atau telah b. Meneliti penyimpangan- terjadi penyimpangan, penyimpangan dan kesa- menganalisis sebab ter- lahan-kesalahan yang jadinya penyimpangan dilakukan dari pada dan selanjutnya melaku- pelaksana; kan langkah-langkah tin- c. Menyelidiki hambatan- dak lanjut baik yang hambatan yang dihadapi menyangkut aspek sara- serta cara mengatasinya; na kerja (manusia), mau- d. Merumuskan perbaikan pun aspek pelaksanaan kebijaksanaan tugas pokok (Pedoman pelaksanaan tugas; Peningkatan pengawasan e. Mengambil langkah- Melekat, 1991). langkah perbaikan ter- Langkah-langkah tindak hadap kesalahan yang lanjutnya sesuai dengan pernah terjadi. peraturan perun-dang- Dalam pengawasan melekat undangan yang berlaku perlu adanya langkah- adalah : langkah evaluasi yaitu: a. Tindakan administratif a. Mengumpulkan data baik sesuai dengan ketentuan yang berkaitan dengan peraturan perundang- sistem dan sarana kerja undangan di bidang kepe- maupun yang berkaitan gawaian termasuk pene- dengan pelaksanaan rapan hukuman disiplin; tugas instansi/unit kerja b. Tindakan b. Menganalisa apakah tuntutan/gugatan perdata, sarana dan sistem kerja antara lain tuntutan ganti yang digunakan sudah rugi/penyetoran kembali, cukup baik, dan menjamin tuntutan perbendaharaan kelancaran tugas pokok; dan tuntutan perdata c. Membandingkan apakah berupa pengenaan den- pelaksanaan kegiatan da, ganti rugi dan lain- 55 JIAKP, Vol. 4, No. 1, Januari 2007 : 42-61
lain; gunakan pendekatan pene-
c. Tindakan pengaduan litian kualitatif. Walaupun tindak pidana dengan dalam penelitian ini meng- menyerahkan perkaranya gunakan pendekatan kuali- kepada instansi yang tatif namun masih diperlukan berwenang sesuai de- fokus penelitian, karena ngan prosedur dan dapat digunakan sebagai peraturan perundang- wahana untuk membatasi undangan yang berlaku; studi. Mengacu pada uraian d. Tindakan penyempurnaan perumusan masalah maka aparatur pemerintah di fokus penelitian ini adalah bidang kelembagaan ke- fenomena pelaksanaan pe- pegawaian dan tata ngawasan melekat di Badan laksana; Pengawasan Provinsi Jawa e. Tindakan peningkatan Tengah serta faktor-faktor daya guna dan hasil guna yang mempunyai kecen- terhadap fungsi pengen- derungan mempengaruhinya, dalian maupun peman- yaitu faatan berbagai sumber a. Uraian tugas daya yang ada agar dapat b. Fenomena lain yang terselenggara dengan ditemukan berdasarkan sebaik-baiknya; hasil penelitian di lapa- f. Tindakan pemberian ngan. penghargaan kepada Informan penelitian adalah mereka yang memiliki orang yang benar-benar tahu prestasi yang dinilai patut atau pelaku yang terlibat mendapatkan perhargaan langsung dengan perma- (Kesimpulan rapat salahan penelitian. Sebagai Koordinasi, 1969). informan adalah para karya- Pelaksanaan pengawasan wan Badan Pengawas melekat yang efektif dan Daerah Provinsi Jawa efisien pada prinsipnya untuk Tengah. menciptakan aparatur peme- rintah yang berdayaguna dan B. PEMBAHASAN berhasil guna dalam men- Ketentuan-ketentuan nor- jalankan fungsinya. ma pengawasan yang pada saat Dalam penelitian ini meng- ini berlaku di lingkungan 56 Analisis Kebijakan Pengawasan (Priyo Budiharto, Endang Larasati, Sri Suwitri)
Departemen Dalam Negeri dan adanya kemungkinan pe-
diatur dalam Keputusan Menteri ngambilan koreksi yang Dalam Negeri Nornor 116 tahun cepat dan tepat terhadap 1981 tentang pedoman penga- penyimpangan dan penyele- wasan umum di lingkungan wengan yang ditemukan Departemen Dalam Negeri, yaitu untuk mencegah berlanjutnya : Norma umum pengawasan kesalahan dan/atau penyim- yang isinya dirumuskan dalam 4 pangan; (empat) ugeran atau patokan 4. Pengawasan bersifat men- tersebut adalah merupakan didik dan dinamis, yaitu dapat bagian dari norma pengawasan menimbulkan kegairahan umum, yang dalam 3 (tiga) untuk memperbaikinya me- bagian yaitu: ngurangi atau meniadakan 1. Norma umum pengawasan.; penyimpangan di samping 2. Norma umun pemeriksaan; menjadi pendorong dan 3. Norma laporan; menyempurnakan kondisi Norma umum penga- obyek pengawasan; wasan yang diatur dalan Jadi norma pengawasan Keputusan Menteri Dalam adalah merupakan patokan, Negeri Nomor 116 Tahun 1981 kaidah atau ukuran yang harus adalah : diikuti dalam rangka pelak- 1. Pengawasan tidak mencari- sanaan dari fungsi pengawasan cari kesalahan, yaitu tidak yang dikehendaki. mengutamakan mencari Dengan melihat hasil siapa yang salah, tetapi penelitian yang telah dilakukan apabila dijumpai adanya di lapangan dan mengacu penyimpangan dan ham- perumusan masalah dan fokus batan supaya dilaporkan penelitian di lingkungan Badan sebab-sebab dan bagaimana Pengawas Provinsi Jawa memperbaikinya; Tengah, serta peraturan yang 2. Pengawasan merupakan berlaku, maka dapat di ketahui proses yang berlanjut, yaitu bahwa hampir seluruh informan dilaksanakan terus menerus, menyatakan bahwa yang sehingga dapat memperoleh mempunyai kewenangan mem- hasil pengawasan yang beri kebijakan, dalam hal ini berkesinambungan; kebijakan disiplin dan hukuman 3. Pengawasan harus menjamin adalah Pimpinan Instansi atau 57 JIAKP, Vol. 4, No. 1, Januari 2007 : 42-61
Kepala Badan Pengawas, nakan oleh atasan langsung dari
akibatnya pengawasan melekat pegawai yang bersangkutan. oleh Kepala Badan Pengawas Kepala Badan Pengawas cukup Provinsi Jawa Tengah hanya menerima laporan dari pejabat di menjangkau pada Staff/ pejabat bawahnya. dibawahnya diantaranya Sekre- Selain hal yang disebut- taris, Kepala Bidang Pemerin- kan di atas, pelaksanaan tahan, Kepala Bidang Aparatur, pengawasan melekat di Badan Kesatuan Bangsa dan Perlin- Pengawas Provinsi Jawa dungan Masyarakat, Kepala Tengah dapat diketahui masih Bidang Perekonomian, Kepala adanya pegawai yang kurang Bidang Kekayaan Daerah dan paham mengenai prosedur pe- BUMD, Kepala Bidang Kesejah- laksanaan atas kebijakan disiplin teraan Sosial, dan Kepala dan hukuman. Dilihat dari Bidang Pendapatan, maka staff dedikasi dan loyalitas pegawai lain kurang terjangkau oleh Badan Pengawas Provinsi Jawa informasi kebijakan pengawasan Tengah, dedikasi dan loyalitas melekat yang diberikan oleh pegawai dapat ditunjukkan Kepala Badan Pengawas dengan adanya sikap kesediaan Provinsi Jawa Tengah, seperti para pegawai dalam membantu Kepala Sub Bidang dan Staff rekan kerja yang mengalami pada Bidang Pemerintahan, kesulitan dalam melaksanakan Bidang Aparatur Kesatuan tugas pekerjaan dan kesediaan Bangsa dan Perlindungan membantu pimpinan dalam Masyarakat, Bidang Pereko- melaksanakan tugas. Dalam nomian dan Bidang-Bidang tingkat kedisiplinan dan keteku- Lainnya.Namun demikian pelak- nan para pegawai Badan sanaan kebijakan disiplin dan Pengawas Provinsi Jawa hukuman justru sangat Tengah cukup baik, hal ini dapat sentralistik ada pada Kepala dilihat dari tingkat kedatangan Badan Pengawas. Untuk mengu- pegawai yang tepat waktu rangi birokrasi pelaksanaan datang ke kantor dan penun- kebijakan disiplin dan hukuman, daan pekerjaan yang diberikan penulis mengusulkan bahwa oleh pimpinan, memang hanya 2 pemberian sanksi/hukuman ter- informan atau 13% yang hadap pegawai yang melakukan memberikan keterangan kadang- pelanggaran disiplin dilaksa- kadang menunda pekerjaan 58 Analisis Kebijakan Pengawasan (Priyo Budiharto, Endang Larasati, Sri Suwitri)
yang diberikan oleh pimpinan dungan Masyarakat, Ke-
dengan alasan beban kerja yang pala Bidang Perekono- banyak yang harus dilakukan mian, Kepala Bidang dan masih ada beberapa tugas Kekayaan Daerah dan yang belum diselesaikannya BUMD, Kepala Bidang Inisiatif dan kreatifitas Kesejahteraan Sosial, dan para PNS di lingkungan Badan Kepala Bidang Pendapa- Pengawas Provinsi Jawa tan, dan staff lain kurang Tengah dalam bekerja ditunjuk- terjangkau. kan para karyawan dalam b. Pelaksanaan pengawa- membantu tugas pimpinan yang san melekat di Badan mana selalu mengkaji dan Pengawas Provinsi Jawa memahami tugas-tugas yang Tengah dapat diketahui diberikan oleh pimpinan, mela- masih adanya pegawai kukan rapat koordinasi dan yang kurang paham melaksanakan tugas sesuai mengenai prosedur pelak- dengan prosedur dan melapor- sanaan atas kebijakan kan hasil pelaksanaan tugas disiplin dan hukuman. secara hierarkhi. 2. Saran C. PENUTUP a. Untuk mengurangi biro- 1. Simpulan krasi pelaksanaan kebija- a. Kewenangan memberi kan disiplin dan hukuman, kebijakan disiplin dan perlu diterapkan desen- hukuman adalah Pimpi- tralisasi pemberian nan Instansi atau Kepala sanksi/hukuman terhadap Badan Pengawas, akibat- pegawai yang melakukan nya pengawasan melekat pelanggaran disiplin, de- oleh Kepala Badan ngan dapat dilaksanakan Pengawas Provinsi Jawa oleh atasan langsung dari Tengah hanya menjang- pegawai yang bersang- kau pada Staff/pejabat kutan. Kepala Badan dibawahnya diantaranya Pengawas cukup mene- Sekretaris, Kepala Bidang rima laporan dari pejabat Pemerintahan, Kepala di bawahnya. Bidang Aparatur, Kesa- b. Sosialisasi penerapan tuan Bangsa dan Perlin- kebijakan disiplin dan 59 JIAKP, Vol. 4, No. 1, Januari 2007 : 42-61
hukuman di setiap ruang Pendekatan Makro, PAU UI,
sub bagian dan staff. Jakarta
Manullang, M, 1983, Dasar-
DAFTAR PUSTAKA Dasar Mmanajemen, cetakan X, Ghalia Indonesia, Jakarta Abdul Wahab, Solichin, 1990, Pengantar Analisis Kebijakan Miles, Matthew B & A.M Negara, Reneka Cipta, Jakarta. Huberman, 1992, Analisis Data Kualitatif, diterjemahkan Bohari, H., 1982, Pengawasan T.R.Rohidi, UI Pers, Jakarta Keuangan Negara, Rajawali pers, Jakarta. Moleong, Lexy J, 1995, Metodologi Penelitian Kualitatif, Frederichson, H. George, 1994, PT. Remaja Rosdakarya, Administrasi Negara Baru, Bandung LP3ES, Jakarta Nawawi, H. Hadari dkk, 1992, Furchan, Arief, 1992, Pengantar Instrumen Penelitian Bidang Metode Penelitian Kualitatif, Sosial, Cetakan I, Gadjah Mada Usaha Nasional, Surabaya. University Press, Yogyakarta Handayaningrat, S., 1988, Nawawi, H. Hadari, 1982, Pengantar Studi IImu Pengawasan Melekat di Administrasi dan Manajemen, Lingkungan Aparatur Cetakan VIII, CV. Haji Pemerintah, Cetakan II, Erlangga Masagung, Jakarta Jakarta Irawan, Prasetya, 1999, Logika Robbins, Stephen P, 1996, dan Prosedure Penelitian, STIA- Perilaku Organisasi, PT LAN press, Jakarta Prehallindo, Jakarta Islamy, M.Irfan 1992, Prinsip- Robbins, Stephen P, 1994, Teori prinsip Perumusan Organisasi Struktur, Desain & Kebijaksanaan Negara, PT Bina Aplikasi, Penerbit Arcan, Jakarta Aksara, Jakarta Salindeho, Jhon, 1994, Lincoln, YS da Egon GB, 1985, Pengawasan Melekat (Aspek- Naturalistic Inquiry, Sage Aspek Terkait dan Publication, London Implementasinya), Bumi Aksara, Jakarta Lubis, S.B., Hari dan M.Husaeni, 1987, Teari Organisasi Suatu 60 Analisis Kebijakan Pengawasan (Priyo Budiharto, Endang Larasati, Sri Suwitri)
Kebijakan Publik, Suatu Pengawasan Melekat, Dharma Pengantar, Jurnal Ilmu Sosial 3 Bhakti, Jakarta diterbitkan kerjasama AlP dan LlPI, PT. Gramedia, Jakarta. Sujamto, 1985, Beberapa Pengertian di Bidang Santoso, Gempur, 2005, Pengawasan, Cetakan II, Ghalia Metodologi Penelitian Kuantitatif Indonesia, Jakarta dan Kualitatif,Cetakan I, Prestasi Pustaka Publiser, Jakarta Supriyono, 1989, Pemeriksaan Manajemen dan Pengawasan Soekarno, K., 1986, Dasar- Pemerintahan Indonesia, BPFE, Dasar Manajemen, Cetakan XIV, Yogyakarta Miswar, Jakarta