Anda di halaman 1dari 20

JIAKP, Vol. 4, No.

1, Januari 2007 : 42-61

JURNAL ILMU ADMINISTRASI


DAN KEBIJAKAN PUBLIK

ANALISIS KEBIJAKAN PENGAWASAN MELEKAT


DI BADAN PENGAWAS PROVINSI
JAWA TENGAH

Priyo Budiharto, Endang Larasati, Sri Suwitri

ABSTRACT

The inherent supervision policy in a personnel construction area for


example is to recognize the effort that done in increasing an employee
performance, discipline improvement, dedication and loyalty for occupation,
work organization, state and nation. To realize such governmental apparatus,
one of effort that should be done is by increasing the inherent supervision. By
the result of research can be recognize that within the implementation which
done in the area, can be shown there are still officials who less comprehend
about the procedure of the policy implementation in Supervisor Agency’s
environment of Central Java Province. Symptom or new phenomenon which
emerge is there is no well communication to subordinate so that have a trend
which influencing the implementation of inherent supervision policy in the
Supervisor Agency of Central Java Province.

Keywords : employee performance, discipline, supervision policy

A. PENDAHULUAN mewujudkan aparatur pemerin-


Kebijakan pengawasan tah yang demikian, salah satu
melekat dalam bidang pem- upaya yang harus dilakukan
binaan personil antara lain untuk adalah dengan meningkatkan
mengetahui upaya yang dilaku- pengawasan melekat. Pengawa-
kan dalam meningkatkan san melekat adalah peman-
kemampuan kerja pegawai, tauan, pemeriksaan dan evaluasi
peningkatan disiplin, dedikasi yang dilakukan serta berdaya
dan loyalitas terhadap peker- guna dan berhasil guna oleh
jaan, organisasi kerjanya, unit/organisasi kerja terhadap
bangsa dan negara. Untuk fungsi semua komponen untuk

42
Analisis Kebijakan Pengawasan (Priyo Budiharto, Endang Larasati, Sri Suwitri)

mewujudkan kerja dilingkungan implementasi kebijakan penga-


masing-masing, agar secara wasan melekat di Badan
terus menerus berfungsi Pengawasan Propinsi Jawa
maksimal dalam melaksanakan Tengah. Penelitian ini bertujuan
tugas pokok pada pencapaian untuk mengetahui dan meng-
tujuan yang telah dirumuskan gambarkan pelaksanaan kebija-
sebelumnya. Dalam pengamatan kan pengawasan melekat yang
sehari-hari, pelaksanaan penga- dilakukan Badan Pengawas
wasan melekat di lingkungan Propinsi Jawa Tengah dan untuk
Badan Pengawas Provinsi Jawa mengetahui fenomena-feno-
Tengah dapat ditemui masih mena yang mempunyai kecen-
banyaknya uraian tugas untuk derungan mempengaruhi pelak-
masing-masing personil yang sanaan kebijakan pengawasan
belum tersosialisasikan atau melekat di badan Pengawas
terdistribusikan sampai pada Propinsi Jawa Tengah.
tingkat staff sehingga dapat Dalam penelitiaan ini
dikatakan tingkat pemahaman menggunakan Pendekatan pe-
suatu kebijakan khususnya nelitian kualitatif dengan infor-
kebijakan pengawasan melekat man yaitu para Pegawai Negeri
begitu rendah, hal ini dapat Sipil di lingkungan Badan
mempengaruhi kedisiplinan, ke- Pengawas Provinsi Jawa
tekunan, dedikasi dan loyalitas, Tengah. Sedangkan perumusan
inisiatif dan kreatifitas para PNS Masalahnya adalah :
dalam bekerja. 1. Bagaimanakah pelaksanaan
Dari permasalahan itulah kebijakan pengawasan mele-
penelitian ini dilakukan dengan kat yang dilakukan Badan
judul Analisis Kebijakan Penga- Pengawas Provinsi Jawa
wasan Melekat Di Badan Tengah?
Pengawas Provinsi Jawa 2. Fenomena-fenomena apa
Tengah. Adapun rumusan masa- saja yang mempunyai kecen-
lahnya adalah bagaimanakah derungan mempengaruhi
pelaksanaan kebijakan penga- implementasi kebijakan pe-
wasan melekat yang dilakukan ngawasan melekat di Badan
Badan Pengawas Propinsi Jawa Pengawasan Provinsi Jawa
Tengah, dan fenomena-feno- Tengah?
mena apa saja yang mempunyai Tujuan dari penelitian ini adalah
kecenderungan mempengaruhi 1. Untuk mengetahui dan meng-
43
JIAKP, Vol. 4, No. 1, Januari 2007 : 42-61

gambarkan pelaksanaan ke- deklarasi mengenai suatu dasar


bijakan pengawasan melekat pedoman bertindak, suatu arah
yang dilakukan Badan tindakan tertentu, suatu program
Pengawas Provinsi Jawa mengenai aktivitas-aktivitas ter-
Tengah. tentu atau suatu rencana (United
2. Untuk mengetahui fenomena- Nations, 1975 dalam Abdul
fenomena yang mempunyai wahab, 1997 : 2)
kecenderungan mempenga- Kemudian dalam model
ruhi pelaksanaan kebijakan Donald van Meter dan Carl E.
pengawasan melekat di Van Horn (1975), dijelaskan
badan Pengawas Provinsi bahwa faktor-faktor kemanu-
Jawa Tengah. siaan dan psikologis berpe-
Landasan teori penelitian ngaruh terhadap penerapan
adalah: kebijakan. Menurut model ini
Kebijakan dibedakan antara kebijakan dan
Organisasi adalah bentuk penyelenggaraanya dan ada 6
persekutuan antara dua orang (enam) variabel yang mem-
atau lebih yang bekerja bentuk antara kebijakan dan
bersama-sama dan secara hasilnya. Keenam variabel
formal terikat untuk mencapai tersebut yaitu :
tujuan yang telah ditentukan, hal a) Ukuran dan tujuan kebijakan
ini tidak terlepas dari suatu b) Sumber daya;
kebijakan yang mana kebijakan c) aktivitas komunikasi antar
ini merupakan pedoman yang organisasi dan aktivitas
ditetapkan oleh manajemen pelaksanaan (enforcement);
untuk mendorong tercapainya d) karateristik dari agensi
tujuan organisasi tersebut. pelaksana;
Menurut James E e) kondisi sosial, ekonomi dan
Anderson (1978) dalam Abdul politik;
Wahab (1997:2) disebutkan f) disposisi dari pelaksanaan
bahwa kebijakan dirumuskan atau penyelenggara.
sebagai perilaku dari sejumlah Ukuran dan tujuan kebija-
aktor (pejabat, kelompok, ins- kan menjelaskan keseluruhan
tansi pemerintah) atau serang- tujuan kebijakan. Sumber daya
kaian aktor dalam suatu bidang kebijakan terdiri atas dana atau
kegiatan tertentu. insentif. Karakteristik agensi
Kebijakan adalah suatu pelaksana adalah karakteristik
44
Analisis Kebijakan Pengawasan (Priyo Budiharto, Endang Larasati, Sri Suwitri)

yang mempengaruhi kapasitas pelaksanaan telah dibuat, serta


organisasi untuk menerapkan apabila dana telah dialokasikan
kebijakan, yaitu kompetensi dan untuk pencapaian tujuan kebija-
jumlah staf agensi tersebut, kan. Aktivitas penerapan kebija-
keadaan pengawasan, sumber kan dipengaruhi oleh context,
daya politik, kadar kebebasan dan context dari kebijakan.
dalam komunikasi vertikal di Context kebijakan meliputi enam
dalam maupun di luar orga- variabel, yaitu : the interset
nisasi, dan hubungan formal dan affected, the type of benefits,
informal antara agensi tersebut extent of change envisioned, site
dengan pembuat kebijakan (Amir of decision making, program
Santoso, 1987). implementors, dan resources
Lebih lanjut dikatakan commited. Context kebijakan
(Abdul Wahab, 1991) variabel- terdiri dari tiga variabel yaitu
variabel kebijakan bersangkut kekuasaan, kepentingan dan
paut dengan tujuan yang telah strategi yang terlibat dalam
digariskan dan sumber-sumber penerapan kebijakan; karak-
yang tersedia. Pusat perhatian teristik rezim dan lembaga; serta
pada badan-badan pelaksana compliance dan ketanggapan
meliputi baik organisasi formal (responsivieness). Semua varia-
maupun informal, sedangkan bel tersebut mempengaruhi hasil
komunikasi antar organisasi ter- kebijakan (out comes).
sebut terkait kegiatan-kegiatan Dari beberapa pendapat
pelaksanaan mencakup antara para ahli tentang kebijakan ter-
hubungan di dalam lingkungan sebut, dapat disimpulkan bahwa
sistem politik dengan kelompok- kebijakan adalah perilaku dan
kelompok sasaran. aspek psikis dari seseorang,
Sedangkan model kelompok, organisasi dalam
Grindle, memfokuskan pada 3 suatu aktifitas yang mana
(tiga) komponen kebijakan yaitu perilaku dan psikis tersebut
tujuan kebijakan, aktivitas berpengaruh pula terhadap
kebijakan dan hasil (out come). aktifitas itu.
Keseluruhan proses penerapan Pengawasan
kebijakan baru bisa dimulai Pengertian dan Tujuan
apabila tujuan umum dari Pengawasan mempunyai
kebijakan tersebut telah ditetap- peranan yang sangat penting
kan, apabila program-program didalam organisasi, karena tidak
45
JIAKP, Vol. 4, No. 1, Januari 2007 : 42-61

bisa terlepas dari masalah atau kebijakan yang telah


ketidaktertiban,penilaian, tujuan ditentukan" Lebih lanjut ditegas-
dari organisasi tersebut. Di- kan oleh Handayaningrat bahwa
bawah ini beberapa pengertian pengawasan harus berpedoman
tentang pengawasan diantara- terhadap :
nya dikemukakan oleh Harold 1. rencana (planning) yang
Koontz dan Cyril O'Donnel telah diputuskan,
dalam Lubis (1985) menyatakan 2. perintah (order) terhadap
bahwa pengawasan adalah : pelaksanaan pekerjaan
"penilaian dan koreksi (performance),
atas pelaksanaan kerja 3. tujuan dan atau
yang dilakukan oleh ba- 4. kebijakan yang telah ditentu-
wahan dengan maksud kan sebelumnya.
untuk mendapatkan keya- Soekarno (1986) mene-
kinan atau menjamin rangkan : "arti sesungguhnya
bahwa tujuan-tujuan peru- dari pengendalian atau penga-
sahaan dan rencana- wasan ialah tugas untuk
rencana yang digunakan mencocokkan sampai dimana-
untuk mencapai tujuan" kah program atau rencana yang
Manulang (1983) menye- telah digariskan itu dilaksanakan
butkan bahwa : "pengawasan sebagaimana mestinya dan
dapat diartikan sebagai suatu apakah telah mencapai hasil
proses untuk menetapkan peker- yang dikehendaki".
jaan apa yang sudah dilak- Ditambahkan pula bahwa
sanakan, menilainya dan pengawasan atau pengendalian
mengoreksi bila perlu dengan adalah suatu proses yang
maksud supaya pelaksanaan menentukan tentang apa yang
pekerjaan sesuai dengan harus dikerjakan, agar apa yang
rencana semula" diselenggarakan sejalan dengan
Definisi lain menurut rencana.
Handayaningrat (1988) adalah : Lain lagi menurut Sarwoto
"pengawasan adalah suatu (1988) menyatakan : "penga-
proses dimana pimpinan ingin wasan adalah kegiatan manajer
mengetahui apakah hasil pelak- yang mengusahakan agar
sanaan pekerjaan yang dilaku- pekerjaan-pekerjaan terlaksana
kan oleh bawahannya sesuai sesuai dengan, rencana yang
dengan rencana, perintah, tujuan ditetapkan dan atau hasil yang
46
Analisis Kebijakan Pengawasan (Priyo Budiharto, Endang Larasati, Sri Suwitri)

dikehendaki". bahwa: "Planning and


Di sisi lain Winardi 1983 Controlling are the two sides of
mengemukakan pengertian pe- same coin",
ngawasan dikutip dari pendapat Jelaslah bahwa rencana
George R. Terry dalam buku tanpa pengawasan akan menim-
Principles of management edisi bulkan penyimpangan-penyim-
ketujuh sebagai berikut : pangan dengan tanpa alat untuk
"Pengawasan berarti mendeter- mencegahnya. Atau andaikata
minasi apa yang telah dilaksa- tujuan tercapai juga, tercapainya
nakan, maksudnya meng-eva- itu dengan pengorbanan yang
luasi prestasi kerja dan apabila lebih besar karena dalam
perlu menerapkan tindakan- pelaksanaannya terjadi inefi-
tindakan korektif sehingga hasil siensi dan pemborosan tanpa
pekerjaan sesuai dengan apa ada pencegahan ataupun
yang direncanakan". Lebih lanjut perbaikan.
dijelaskan bahwa Controlling Fungsi pengawasan
atau pengawasan dapat diang- dalam setiap organisasi adalah
gap sebagai aktivitas untuk sangat penting untuk menjamin
menemukan, mengoreksi pe- terselenggaranya tugas serta
nyimpangan-penyimpangan fungsi sebagaimana mestinya
penting dalam hasil yang dicapai untuk mencapai tujuan yang
dari aktivitas-aktivitas yang ditetapkan sebelumnya. Adapun
direncanakan. untuk mengkaji lebih lanjut
Dari pengertian-penger- apakah sebenarnya yang
tian yang dikemukakan bebe- menjadi tujuan dari pengawasan,
rapa ahli di atas dapat diberikan dapat disimak beberapa pen-
kesimpulan umum bahwa pe- dapat sebagai berikut, dian-
ngawasan hubungannya sangat taranya :
erat sekali dengan perencanaan, Soekamo (1986) yang
sehingga dapat dikatakan bahwa menyatakan bahwa tujuan
perencanaan dan pengawasan pengendalian atau pengawasan
adalah kedua sisi dari mata uang adalah:
atau Siamese twin (kembar 1. Untuk mengetahui apakah
siam). sesuatu berjalan sesuai
Seperti yang dikatakan dengan rencana yang telah
oleh Harold Koontsz dan digariskan;
O'Donnel dalam Siagian (1988) 2. Untuk mengetahui apakah
47
JIAKP, Vol. 4, No. 1, Januari 2007 : 42-61

segala sesuatu dilaksanakan katkan higiene". Lebih lanjut


sesuai dengan instruksi serta dijelaskan oleh Handayaningrat
asas-asas yang telah (1988), bahwa tujuan penga-
ditetapkan; wasan adalah agar hasil
3. Untuk mengetahui kesulitan- pelaksanaan pekerjaan dipero-
kesulitan, kelemahan-kele- leh secara berdaya guna
mahan serta kekurangan- (efisien) dan berhasil guna
kekurangan yang mungkin (efektif), sesuai dengan rencana
timbul dalam pelaksanaan yang telah ditetapkan sebelum-
pekerjaan; nya. Dari beberapa pendapat di
4. Untuk mengetahui segala atas dapat ditarik kesimpulan
sesuatu apakah berjalan bahwa tujuan dari pengawasan
secara efisien; pada dasarnya adalah untuk
5. Untuk mencari jalan keluar, menjamin bahwa segala aktivitas
bila ternyata dijumpa, yang berkaitan dengan penca-
kesulitan-kesulitan, paian tujuan organisasi diharap-
kelemahan kelemahan atau kan sejalan dengan rencana
kegagalan kearah perbaikan. yang telah ditetapkan
Sedangkan Atmosudirdjo sebelumnya.
(1982) mengatakan bahwa, Prinsip-prinsip Pengawasan
"tujuan dan hakekat dari pada Untuk memungkinkan
controlling itu adalah membuat adanya suatu sistem penga-
penyelenggaraan (performace) wasan yang efektif dan agar
dan hasilnya (result, finish) pengawasan itu dapat terarah,
sesuai dengan rencana (in maka perlu dipenuhi beberapa,
accordance with plans). Akan prinsip pengawasan sebagai
tetapi disamping itu di dalam berikut :
praktek, terdapat pula penga- a. Obyektif dan menghasilkan
wasan yang tujuan dan sifatnya fakta;
adalah problem solving (meme- Pengawasan harus bersifat
cahkan sesuatu masalah), obyektif dan harus dapat
misalnya : meningkatkan menemukan fakta-fakta ten-
keamanan atau security (kalau tang pelaksanaan pekerjaan
terlampau banyak pencurian, dan berbagai faktor yang
kerusakan, gangguan, dsb), mempengaruhinya;
meningkatkan disiplin, mening- b. Berpangkal tolak dari
katkan kebersihan, mening- keputusan pimpinan; Untuk
48
Analisis Kebijakan Pengawasan (Priyo Budiharto, Endang Larasati, Sri Suwitri)

mengetahui dan menilai ada Pengawasan haruslah dilaku-


tidaknya kesalahan-kesala- kan secara efisien, bukan
han dan penyimpangan. Pe- justru menghambat efisiensi
ngawasan harus berpangkal pelaksanaan pekerjaan.
tolak dari keputusan f. Apa yang salah;
pimpinan, yang tercermin Dalam pengawasan jangan-
dalam : lah mencari siapa yang
1) Tujuan yang ditetapkan. salah, tetapi apa yang salah,
2) Rencana kerja yang telah bagaimana timbulnya sifat
ditentukan. kesalahan itu.
3) Kebijakan dan pedoman g. Membimbing dan Mendidik;
kerja yang telah digaris- Manajemen merupakan
kan. pengembangan manusia dan
4) Perintah yang telah benda. Sebagai suatu fungsi
diberikan. manajemen, maka penga-
5) Peraturan-peraturan yang wasan harus bersifat
telah ditetapkan. membimbing dan mendidik
c. Preventif supaya pelaksana atau pega-
Karena pengawasan pada wai meningkatkan kemam-
dasarnya adalah untuk puannya dan dedikasinya
menjamin tercapainya tujuan untuk melakukan tugas-tugas
yang telah ditetapkan, yang yang ditetapkan.
harus efisien dan efektif, Dengan demikian dapat
maka pengawasan harus dikemukakan, bahwa penga-
bersifat mencegah jangan wasan yang baik harus
sampai terjadi kesalahan- menggunakan yang dapat
kesalahan, berkembangnya dijadikan standar, dan dalam
dan terulangnya kesalahan- usaha bawahan melaksanakan
kesalahan. pekerjaan agar dapat mencapai
d. Bukan tujuan tetapi sarana. tujuan yang diinginkan oleh
Pengawasan hendaknya pimpinan, maka instruksi yang
tidak dijadikan tujuan, tetapi diberikan harus jelas dan tegas.
sarana untuk menjamin dan Dengan instruksi yang tegas,
meningkatkan efisiensi dan bawahan akan dapat mempe-
efektifitas pencapaian tujuan domani apa yang dimaksud
organisasi. atasan dan bawahan tidak
e. Efisiensi mempunyai keraguan dalam
49
JIAKP, Vol. 4, No. 1, Januari 2007 : 42-61

melaksanakan tugasnya. Atas akan diawasi.


dasar inilah pengawasan b. Titik-titik strategi penga-
dilaksanakan. wasan harus ditentukan,
Agar suatu pengawasan agar pelaksanaan penga-
dapat berjalan baik, mau tidak wasan lebih ditujukan
mau prinsip-prinsip pengawasan kepada yang benar-benar
yang telah dikemukakan itu penting.
haruslah mendapat perhatian c. Tolok ukur kriteria kaidah-
sebagaimana mestinya. kaidah harus ditegaskan
Pengawasan dapat dibagi agar hasil yang dicapai
menjadi 2 (dua) yaitu : dapat diukur, sehingga
1. Pengawasan Intern: dapat diketahui apakah
Pengawasan yang dilak- pekerjaan sesuai/ berhasil
sanakan oleh organisasi/ atau masih jauh di bawah
lembaga itu sendiri, yang ukuran yang dinginkan.
secara fungsional merupakan d. Prosedur, metode dan
tugas pokoknya. Sedangkan teknik pengawasan harus
kalau dalam instansi-instansi ditentukan agar sesuai
atau lembaga-Iembaga bia- dengan lingkungan/tugas
sanya dilakukan oleh kepala pekejaan.
bagian/seksi terhadap e. Sebab-sebab penyimpa-
kolega-kolega yang ada di ngan harus dianalisa agar
bawah pimpinan; penyimpangan yang
2. Pengawasan Ekstern sama tidak akan terulang
Adalah pengawasan dari luar lagi.
yaitu pengawasan yang dilak- f. Tindak lanjut harus diada-
sanakan lembaga yang inde- kan, karena pengendalian
pendent, serta oleh tanpa tindak lanjut koreksi
masyarakat. tidak ada artinya dan
Agar dalam pengawasan bisa hanya akan membuang-
terarah dan sesuai dengan buang biaya.
perencanaan maka diperlu- g. Penilaian akhir (evaluasi)
kan tahap-tahap sebagai harus diadakan untuk
berikut : keperluan di masa men-
a. Obyek pengawasan harus datang sebagai masukan
ditetapkan agar kita untuk perencanaan beri-
mengetahui sasaran yang kutnya dan untuk melaku-
50
Analisis Kebijakan Pengawasan (Priyo Budiharto, Endang Larasati, Sri Suwitri)

kan pengawasan selan- evaluasi atasan langsung


jutnya. terhadap pekerjaan dan
Norma pengawasan hasil kerja bawahannya,
Menurut Suyamto (1986) agar dapat mencegah
yang dimaksud dengan norma terjadinya penyalahgu-
pengawasan adalah " patokan, naan ketentuan-keten-
kaidah atau ukuran yang tuan, peraturan-peraturan
ditetapkan oleh pihak yang dan. juga kebijaksanaan-
berwenang yang harus diikuti kebijaksanaan yang telah
dalam rangka melaksanakan ditetapkan. Dalam perka-
fungsi pengawasan agar dicapai taan terhadap pekerjaan
mutu pengawasan yang termasuk juga prosesnya,
dikehendaki". yang menyentuh tidak
Pengawasan Melekat sekedar pada ketepatan
1. Pengertian cara bekerja, tetapi juga
Bohari (1986) dalam buku- berkenaan dengan aspek
nya. Pengawasan Keuangan disiplin, ketekunan, dedi-
Negara, mendefinisikan pe- kasi, loyalitas, inisiatif dan
ngawasan melekat adalah: kreatifitas dalam bekerja,
"Berupa tindakan atau b. Pengawasan melekat
kegiatan atas usaha untuk adalah proses peman-
mengawasi dan mengen- tauan, pemeriksaan dan
dalikan anak buah secara evaluasi atasan langsung
langsung, yang harus dilaku- dengan mendayagunakan
kan sendiri oleh setiap temuan-temuan penga-
pimpinan organisasi yang wasan fungsional dan
bagaimanapun juga tindakan pengawasan masyarakat
atau usaha inilah yang terhadap pekerjaan dan
dianggap paling tepat untuk hasil kerja bawahannya.
menamakan pengawasan Definisi kedua ini me-
atasan langsung" ngandung pengertian
Sedangkan Nawawi (1992) yang sama dengan
mengemukakan pengawasan definisi pertama di atas.
melekat sebagai berikut : Lebih lanjut Suharto (1988)
a. Pengawasan melekat mengatakan pengawasan
adalah proses peman- melekat (built in control)
tauan, pemeriksaan dan adalah pengawasan yang
51
JIAKP, Vol. 4, No. 1, Januari 2007 : 42-61

dilakukan oleh setiap pejabat operasional bahwa penga-


pimpinan secara langsung wasan melekat (buil/in
terhadap anak buah yang control) adalah rangkaian
dipimpinnya. Dengan perka- kegiatan penempatan, pe-
taan. lain dapat dikatakan ngecekan, pemeriksaan, pe-
bahwa pengawasan oleh nelurusan, pelacakan, peneli-
setiap manajer, tanpa dibantu tian, pengujian, pengujian
oleh seorang pejabat atau ulang, perbandingan-perban-
sesuatu perangkat yang dingan, penilaian, peman-
mempunyai tugas khusus di tauan atau kegiatan apapun
bidang pengawasan. yang bersifat sebagai pe-
Kemudian untuk efektifnya ngendalian secara terus
pengawasan melekat, menerus yang dilakukan oleh
Sujamto (1986) telah menge- atasan terhadap bawahannya
mukakan bahwa built in baik secara preventif maupun
control ini secara potensial represif, agar pelaksanaan
merupakan salah satu bentuk tugas bawahan dan kegiatan
pengawasan yang paling organisasi berjalan secara
intensif karena antara jarak lancar, efektif dan efisien,
subyek (pimpinan) dan obyek sesuai dengan rencana dan
pengawasan (bawahan) ada- target yang telah ditetapkan
lah yang paling dekat. sebelumnya serta sesuai
Dengan jarak yang begitu dengan kewenangan dan
dekat antara subyek (pim- peraturan perundang-unda-
pinan) dan obyek penga- ngan yang berlaku. Atau
wasan (bawahan) itu dimung- dengan kata lain dapat dika-
kinkan pengawas atasan takan bahwa pengawasan
langsung mengamati setiap melekat adalah proses
saat pelaksanaan tugas pemantauan, pemeriksaan
bawahannya dan memberi dan evaluasi atasan lang-
pentunjuk-petunjuk serta tin- sung "terhadap pekerjaan "
dakan-tindakan korektif lain- dan "hasil kerja" bawahan-
nya yang diperlukan secara nya, agar dapat mencegah
cepat dan tepat. terjadinya penyalahgunaan
Dari beberapa definisi di wewenang dan penyim-
atas, dapat disimpulkan pangan dari ketentuan-keten-
secara sederhana dan lebih tuan, peraturan-peraturan
52
Analisis Kebijakan Pengawasan (Priyo Budiharto, Endang Larasati, Sri Suwitri)

dan kebijakan-kebijakan yang sasaran di dalam program-


telah ditetapkan. program pemerintahan.
2. Tujuan dan Sasaran Penga- Jadi tujuan pengawasan
wasan Melekat melekat adalah untuk men-
Tujuan pengawasan melekat cegah secara dini terjadinya
adalah untuk terciptanya masalah korupsi, penyalah-
kondisi yang mendukung gunaan wewenang, kebo-
kelancaran dan ketepatan coran dan pemborosan
pelaksanaan tugas-tugas kekayaan dan keuangan
umum pemerintahan dan negara, pemungutan liar dan
pembangunan, kebijaksa- berbagai bentuk penyele-
naan, rencana dan peraturan wengan lainnya di lingkungan
perundang-undangan yang aparatur pemerintah dalam
berlaku yang dilakukan oleh melaksanakan tugas-tugas
atasan langsung (LAN, umum pemerintahan dan
1994). pembangunan.
Sedangkan Nawawi (1989) Sedangkan sasaran penga-
menyatakan bahwa tujuan wasan melekat adalah :
pelaksanaan pengawasan a. Meningkatkan disiplin dan
melekat di lingkungan apa- prestasi kerja dan penca-
ratur pemerintah adalah paian sasaran pelak-
untuk mendukung kelancaran sanaan tugas;
dan ketepatan pelaksanaan b. Menekan hingga sekecil
kegiatan pemerintahan dan mungkin penyalahgunaan
pembangunan, sehingga pe- wewenang
laksanaan tugas umum c. Menekan hingga sekecil
pemerintahan dapat dila- mungkin kebocoran serta
kukan secara tertib, berda- pemborosan keuangan
sarkan peraturan perundang- negara dan segala bentuk
undangan yang berlaku dan pungutan liar;
berdasarkan sendi-sendi d. Mempercepat
kewajaran penyelenggaraan penyelesaian perijinan
pemerintahan. Pengawasan dan peningkatan pelaya-
melekat bermaksud untuk nan kepada masyarakat
mewujudkan daya guna, hasil e. Mempercepat pengurusan
guna dan tepat guna dalam kepegawaian sesuai ke-
upaya mencapai sasaran- tentuan peraturan perun-
53
JIAKP, Vol. 4, No. 1, Januari 2007 : 42-61

dang-undangan yang· penilaian yang obyektif


berlaku (Kesimpulan dengan menggunakan
Rapat Koordinasi, 1969). kriteria atau standar yang
3. Pelaksanaan Pengawasan jelas.
Melekat d. Pengawasan melekat ha-
Selanjutnya sebagai pelak- rus mampu mendeteksi
sanaan dari pengawasan penyimpangan sedini
melekat, maka dikeluar- mungkin.
kanlah pedoman penga- e. Pengawasan melekat
wasan melekat. Untuk dapat harus berorientasi pada
melaksanakan pengawasan masa depan sehingga
melekat bagi setiap atasan mampu menghindarkan
disetiap jajaran harus penyimpangan yang
memakai prinsip-prinsip mungkin akan terjadi.
dasar pengawasan melekat f. Pengawasan melekat
yang antara lain adalah : harus didasarkan pada
a. Pengawasan melekat pendelegasian wewenang
merupakan kegiatan rutin dan tanggung jawab
yang harus dilakukan sesuai struktur organisasi
secara terus menerus dan kebutuhan.
untuk mencegah dan g. Pengawasan melekat
memperbaiki penyim- harus bersifat edukatif
pangan, penyalahgunaan dan pembinaan terhadap
wewenang dan sebagai- semua bawahan.
nya; h. Pengawasan melekat
b. Pengawasan melekat bertujuan pada peme-
diterapkan secara intensif, cahan secara tuntas
terutama pada kegiatan setiap masalah penyim-
yang diperkirakan me- pangan dalam rangka
ngandung resiko kesa- tertib pelaksanaan tugas
lahan dan yang sangat pokok organisasi/satuan
menentukan keberhasilan kerja
pencapaian sasaran Selain dari pada itu dalam
tugas pokok organisasi/ melaksanakan pengawasan
satuan kerja; melekat seorang atasan
c. Pengawasan melekat wajib melakukan kegiatan-
harus didasarkan pada kegiatan sebagai berikut :
54
Analisis Kebijakan Pengawasan (Priyo Budiharto, Endang Larasati, Sri Suwitri)

a. Mengamati dan melaku- yang diharapkan sesuai


kan pengujian terhadap dengan rencana. Untuk
pelaksanaan tugas de- itu perlu adanya suatu
ngan berpedoman pada tolok ukur yang konkrit;
rencana dan ketentuan d. Kalau ada kemungkinan
yang berlaku; penyimpangan atau telah
b. Meneliti penyimpangan- terjadi penyimpangan,
penyimpangan dan kesa- menganalisis sebab ter-
lahan-kesalahan yang jadinya penyimpangan
dilakukan dari pada dan selanjutnya melaku-
pelaksana; kan langkah-langkah tin-
c. Menyelidiki hambatan- dak lanjut baik yang
hambatan yang dihadapi menyangkut aspek sara-
serta cara mengatasinya; na kerja (manusia), mau-
d. Merumuskan perbaikan pun aspek pelaksanaan
kebijaksanaan tugas pokok (Pedoman
pelaksanaan tugas; Peningkatan pengawasan
e. Mengambil langkah- Melekat, 1991).
langkah perbaikan ter- Langkah-langkah tindak
hadap kesalahan yang lanjutnya sesuai dengan
pernah terjadi. peraturan perun-dang-
Dalam pengawasan melekat undangan yang berlaku
perlu adanya langkah- adalah :
langkah evaluasi yaitu: a. Tindakan administratif
a. Mengumpulkan data baik sesuai dengan ketentuan
yang berkaitan dengan peraturan perundang-
sistem dan sarana kerja undangan di bidang kepe-
maupun yang berkaitan gawaian termasuk pene-
dengan pelaksanaan rapan hukuman disiplin;
tugas instansi/unit kerja b. Tindakan
b. Menganalisa apakah tuntutan/gugatan perdata,
sarana dan sistem kerja antara lain tuntutan ganti
yang digunakan sudah rugi/penyetoran kembali,
cukup baik, dan menjamin tuntutan perbendaharaan
kelancaran tugas pokok; dan tuntutan perdata
c. Membandingkan apakah berupa pengenaan den-
pelaksanaan kegiatan da, ganti rugi dan lain-
55
JIAKP, Vol. 4, No. 1, Januari 2007 : 42-61

lain; gunakan pendekatan pene-


c. Tindakan pengaduan litian kualitatif. Walaupun
tindak pidana dengan dalam penelitian ini meng-
menyerahkan perkaranya gunakan pendekatan kuali-
kepada instansi yang tatif namun masih diperlukan
berwenang sesuai de- fokus penelitian, karena
ngan prosedur dan dapat digunakan sebagai
peraturan perundang- wahana untuk membatasi
undangan yang berlaku; studi. Mengacu pada uraian
d. Tindakan penyempurnaan perumusan masalah maka
aparatur pemerintah di fokus penelitian ini adalah
bidang kelembagaan ke- fenomena pelaksanaan pe-
pegawaian dan tata ngawasan melekat di Badan
laksana; Pengawasan Provinsi Jawa
e. Tindakan peningkatan Tengah serta faktor-faktor
daya guna dan hasil guna yang mempunyai kecen-
terhadap fungsi pengen- derungan mempengaruhinya,
dalian maupun peman- yaitu
faatan berbagai sumber a. Uraian tugas
daya yang ada agar dapat b. Fenomena lain yang
terselenggara dengan ditemukan berdasarkan
sebaik-baiknya; hasil penelitian di lapa-
f. Tindakan pemberian ngan.
penghargaan kepada Informan penelitian adalah
mereka yang memiliki orang yang benar-benar tahu
prestasi yang dinilai patut atau pelaku yang terlibat
mendapatkan perhargaan langsung dengan perma-
(Kesimpulan rapat salahan penelitian. Sebagai
Koordinasi, 1969). informan adalah para karya-
Pelaksanaan pengawasan wan Badan Pengawas
melekat yang efektif dan Daerah Provinsi Jawa
efisien pada prinsipnya untuk Tengah.
menciptakan aparatur peme-
rintah yang berdayaguna dan B. PEMBAHASAN
berhasil guna dalam men- Ketentuan-ketentuan nor-
jalankan fungsinya. ma pengawasan yang pada saat
Dalam penelitian ini meng- ini berlaku di lingkungan
56
Analisis Kebijakan Pengawasan (Priyo Budiharto, Endang Larasati, Sri Suwitri)

Departemen Dalam Negeri dan adanya kemungkinan pe-


diatur dalam Keputusan Menteri ngambilan koreksi yang
Dalam Negeri Nornor 116 tahun cepat dan tepat terhadap
1981 tentang pedoman penga- penyimpangan dan penyele-
wasan umum di lingkungan wengan yang ditemukan
Departemen Dalam Negeri, yaitu untuk mencegah berlanjutnya
: Norma umum pengawasan kesalahan dan/atau penyim-
yang isinya dirumuskan dalam 4 pangan;
(empat) ugeran atau patokan 4. Pengawasan bersifat men-
tersebut adalah merupakan didik dan dinamis, yaitu dapat
bagian dari norma pengawasan menimbulkan kegairahan
umum, yang dalam 3 (tiga) untuk memperbaikinya me-
bagian yaitu: ngurangi atau meniadakan
1. Norma umum pengawasan.; penyimpangan di samping
2. Norma umun pemeriksaan; menjadi pendorong dan
3. Norma laporan; menyempurnakan kondisi
Norma umum penga- obyek pengawasan;
wasan yang diatur dalan Jadi norma pengawasan
Keputusan Menteri Dalam adalah merupakan patokan,
Negeri Nomor 116 Tahun 1981 kaidah atau ukuran yang harus
adalah : diikuti dalam rangka pelak-
1. Pengawasan tidak mencari- sanaan dari fungsi pengawasan
cari kesalahan, yaitu tidak yang dikehendaki.
mengutamakan mencari Dengan melihat hasil
siapa yang salah, tetapi penelitian yang telah dilakukan
apabila dijumpai adanya di lapangan dan mengacu
penyimpangan dan ham- perumusan masalah dan fokus
batan supaya dilaporkan penelitian di lingkungan Badan
sebab-sebab dan bagaimana Pengawas Provinsi Jawa
memperbaikinya; Tengah, serta peraturan yang
2. Pengawasan merupakan berlaku, maka dapat di ketahui
proses yang berlanjut, yaitu bahwa hampir seluruh informan
dilaksanakan terus menerus, menyatakan bahwa yang
sehingga dapat memperoleh mempunyai kewenangan mem-
hasil pengawasan yang beri kebijakan, dalam hal ini
berkesinambungan; kebijakan disiplin dan hukuman
3. Pengawasan harus menjamin adalah Pimpinan Instansi atau
57
JIAKP, Vol. 4, No. 1, Januari 2007 : 42-61

Kepala Badan Pengawas, nakan oleh atasan langsung dari


akibatnya pengawasan melekat pegawai yang bersangkutan.
oleh Kepala Badan Pengawas Kepala Badan Pengawas cukup
Provinsi Jawa Tengah hanya menerima laporan dari pejabat di
menjangkau pada Staff/ pejabat bawahnya.
dibawahnya diantaranya Sekre- Selain hal yang disebut-
taris, Kepala Bidang Pemerin- kan di atas, pelaksanaan
tahan, Kepala Bidang Aparatur, pengawasan melekat di Badan
Kesatuan Bangsa dan Perlin- Pengawas Provinsi Jawa
dungan Masyarakat, Kepala Tengah dapat diketahui masih
Bidang Perekonomian, Kepala adanya pegawai yang kurang
Bidang Kekayaan Daerah dan paham mengenai prosedur pe-
BUMD, Kepala Bidang Kesejah- laksanaan atas kebijakan disiplin
teraan Sosial, dan Kepala dan hukuman. Dilihat dari
Bidang Pendapatan, maka staff dedikasi dan loyalitas pegawai
lain kurang terjangkau oleh Badan Pengawas Provinsi Jawa
informasi kebijakan pengawasan Tengah, dedikasi dan loyalitas
melekat yang diberikan oleh pegawai dapat ditunjukkan
Kepala Badan Pengawas dengan adanya sikap kesediaan
Provinsi Jawa Tengah, seperti para pegawai dalam membantu
Kepala Sub Bidang dan Staff rekan kerja yang mengalami
pada Bidang Pemerintahan, kesulitan dalam melaksanakan
Bidang Aparatur Kesatuan tugas pekerjaan dan kesediaan
Bangsa dan Perlindungan membantu pimpinan dalam
Masyarakat, Bidang Pereko- melaksanakan tugas. Dalam
nomian dan Bidang-Bidang tingkat kedisiplinan dan keteku-
Lainnya.Namun demikian pelak- nan para pegawai Badan
sanaan kebijakan disiplin dan Pengawas Provinsi Jawa
hukuman justru sangat Tengah cukup baik, hal ini dapat
sentralistik ada pada Kepala dilihat dari tingkat kedatangan
Badan Pengawas. Untuk mengu- pegawai yang tepat waktu
rangi birokrasi pelaksanaan datang ke kantor dan penun-
kebijakan disiplin dan hukuman, daan pekerjaan yang diberikan
penulis mengusulkan bahwa oleh pimpinan, memang hanya 2
pemberian sanksi/hukuman ter- informan atau 13% yang
hadap pegawai yang melakukan memberikan keterangan kadang-
pelanggaran disiplin dilaksa- kadang menunda pekerjaan
58
Analisis Kebijakan Pengawasan (Priyo Budiharto, Endang Larasati, Sri Suwitri)

yang diberikan oleh pimpinan dungan Masyarakat, Ke-


dengan alasan beban kerja yang pala Bidang Perekono-
banyak yang harus dilakukan mian, Kepala Bidang
dan masih ada beberapa tugas Kekayaan Daerah dan
yang belum diselesaikannya BUMD, Kepala Bidang
Inisiatif dan kreatifitas Kesejahteraan Sosial, dan
para PNS di lingkungan Badan Kepala Bidang Pendapa-
Pengawas Provinsi Jawa tan, dan staff lain kurang
Tengah dalam bekerja ditunjuk- terjangkau.
kan para karyawan dalam b. Pelaksanaan pengawa-
membantu tugas pimpinan yang san melekat di Badan
mana selalu mengkaji dan Pengawas Provinsi Jawa
memahami tugas-tugas yang Tengah dapat diketahui
diberikan oleh pimpinan, mela- masih adanya pegawai
kukan rapat koordinasi dan yang kurang paham
melaksanakan tugas sesuai mengenai prosedur pelak-
dengan prosedur dan melapor- sanaan atas kebijakan
kan hasil pelaksanaan tugas disiplin dan hukuman.
secara hierarkhi.
2. Saran
C. PENUTUP a. Untuk mengurangi biro-
1. Simpulan krasi pelaksanaan kebija-
a. Kewenangan memberi kan disiplin dan hukuman,
kebijakan disiplin dan perlu diterapkan desen-
hukuman adalah Pimpi- tralisasi pemberian
nan Instansi atau Kepala sanksi/hukuman terhadap
Badan Pengawas, akibat- pegawai yang melakukan
nya pengawasan melekat pelanggaran disiplin, de-
oleh Kepala Badan ngan dapat dilaksanakan
Pengawas Provinsi Jawa oleh atasan langsung dari
Tengah hanya menjang- pegawai yang bersang-
kau pada Staff/pejabat kutan. Kepala Badan
dibawahnya diantaranya Pengawas cukup mene-
Sekretaris, Kepala Bidang rima laporan dari pejabat
Pemerintahan, Kepala di bawahnya.
Bidang Aparatur, Kesa- b. Sosialisasi penerapan
tuan Bangsa dan Perlin- kebijakan disiplin dan
59
JIAKP, Vol. 4, No. 1, Januari 2007 : 42-61

hukuman di setiap ruang Pendekatan Makro, PAU UI,


sub bagian dan staff. Jakarta

Manullang, M, 1983, Dasar-


DAFTAR PUSTAKA
Dasar Mmanajemen, cetakan X,
Ghalia Indonesia, Jakarta
Abdul Wahab, Solichin, 1990,
Pengantar Analisis Kebijakan
Miles, Matthew B & A.M
Negara, Reneka Cipta, Jakarta.
Huberman, 1992, Analisis Data
Kualitatif, diterjemahkan
Bohari, H., 1982, Pengawasan
T.R.Rohidi, UI Pers, Jakarta
Keuangan Negara, Rajawali
pers, Jakarta.
Moleong, Lexy J, 1995,
Metodologi Penelitian Kualitatif,
Frederichson, H. George, 1994,
PT. Remaja Rosdakarya,
Administrasi Negara Baru,
Bandung
LP3ES, Jakarta
Nawawi, H. Hadari dkk, 1992,
Furchan, Arief, 1992, Pengantar
Instrumen Penelitian Bidang
Metode Penelitian Kualitatif,
Sosial, Cetakan I, Gadjah Mada
Usaha Nasional, Surabaya.
University Press, Yogyakarta
Handayaningrat, S., 1988,
Nawawi, H. Hadari, 1982,
Pengantar Studi IImu
Pengawasan Melekat di
Administrasi dan Manajemen,
Lingkungan Aparatur
Cetakan VIII, CV. Haji
Pemerintah, Cetakan II, Erlangga
Masagung, Jakarta
Jakarta
Irawan, Prasetya, 1999, Logika
Robbins, Stephen P, 1996,
dan Prosedure Penelitian, STIA-
Perilaku Organisasi, PT
LAN press, Jakarta
Prehallindo, Jakarta
Islamy, M.Irfan 1992, Prinsip-
Robbins, Stephen P, 1994, Teori
prinsip Perumusan
Organisasi Struktur, Desain &
Kebijaksanaan Negara, PT Bina
Aplikasi, Penerbit Arcan, Jakarta
Aksara, Jakarta
Salindeho, Jhon, 1994,
Lincoln, YS da Egon GB, 1985,
Pengawasan Melekat (Aspek-
Naturalistic Inquiry, Sage
Aspek Terkait dan
Publication, London
Implementasinya), Bumi Aksara,
Jakarta
Lubis, S.B., Hari dan M.Husaeni,
1987, Teari Organisasi Suatu
60
Analisis Kebijakan Pengawasan (Priyo Budiharto, Endang Larasati, Sri Suwitri)

Santoso, Amir, 1987, Analisa Suharto, 1988, Pelengkap


Kebijakan Publik, Suatu Pengawasan Melekat, Dharma
Pengantar, Jurnal Ilmu Sosial 3 Bhakti, Jakarta
diterbitkan kerjasama AlP dan
LlPI, PT. Gramedia, Jakarta. Sujamto, 1985, Beberapa
Pengertian di Bidang
Santoso, Gempur, 2005, Pengawasan, Cetakan II, Ghalia
Metodologi Penelitian Kuantitatif Indonesia, Jakarta
dan Kualitatif,Cetakan I, Prestasi
Pustaka Publiser, Jakarta Supriyono, 1989, Pemeriksaan
Manajemen dan Pengawasan
Soekarno, K., 1986, Dasar- Pemerintahan Indonesia, BPFE,
Dasar Manajemen, Cetakan XIV, Yogyakarta
Miswar, Jakarta

61

Anda mungkin juga menyukai