LATAR BELAKANG
Meningitis didefinisi sebagai infeksi pada meninges (pia dan araknoid mater)
yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Ketika meradang, meninges
membengkak karena infeksi yang terjadi. Sistem saraf dan otak bisa rusak pada
beberapa kasus. Tiga gejala meningitis yang patut diwaspadai adalah demam, sakit
kepala, dan leher yang terasa kaku. [1]
Terdapat 4 penyebab meningitis, iaitu: bakteri, virus, parasit dan jamur. Gejala
meningitis terbahagi kepada dua, gejala pada bayi dan anak, dan gejala pada remaja
dan dewasa. Bagi anak, gejalanya adalah, mereka mungkin merasa gelisah tapi tidak
ingin disentuh, demam tinggi dengan tangan dan kaki terasa dingin, menangis seperti
melengking secara terus menerus, terlihat bingung, lemas, dan kurang responsif,
beberapa anak akan mudah mengantuk dan sulit dibangunkan, mungkin ada ruam
merah yang tidak hilang ketika gelas digulirkan dengan sedikit ditekan di atasnya,
menolak menyusu atau makan disertai muntah, dan kejang-kejang. Gejala pada
remaja dan dewasa adalah muntah-muntah, sakit kepala parah, leher kaku, demam
dengan tinggi suhu 38°C atau lebih dengan kaki dan tangan terasa dingin, napas
cepat, sensitif terhadap cahaya atau fotofobia, ruam kulit berupa bintik-bintik merah
yang tersebar, dan kejang-kejang. [3]
Kondisi pasien meningitis virus biasanya akan membaik dalam beberapa
minggu. Penanganan meningitis virus bisa dilakukan dengan banyak istirahat dan
minum obat pereda rasa sakit untuk sakit kepala. Sedangkan pengobatan meningitis
pada pasien meningitis bakterialis, bisa dirawat dengan antibiotik atau obat-obatan
untuk mengatasi infeksi yang disebabkan bakteri. Perawatan perlu dilakukan di rumah
sakit. Untuk kasus yang lebih parah, disarankan dirawat di Unit Perawatan Intensif
(ICU) agar fungsi vital tubuh bisa dipantau dengan saksama.[4]
REFERENCES
1. World Health Organization, WHO
2.
3. https://www.cdc.gov/meningitis/bacterial.html
4. http://www.alodokter.com/meningitis