Latar belakang
Bagian ini membahas pembangunan nilai dalam sebuah perusahaan untuk membentuk
budaya organisasi yang dapat menumbuhkembangkan spiritualitas. Prinsip yang digunakan
adalah menciptakan budaya organisasi berbasiskan welas asih, keterbukaan, kerjasama,
inovasi/kreativitas, dan menghargai keberagaman.
Menurut Efferin dan Soeherman (2010), Pengendalian yang efektif adalah
pengendalian yang tidak terlihat. Artinya pengendalian yang dibangun dari dalam diri setiap
anggota organisasi melalui penanaman nilai nilai yang dianggap baik bagi perusahaan. Nilai
tersebut menjadi inspirasi dan panduan moral dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam
lingkup organisasinya. Sehingga dengan sendirinya anggota organisasi akan mengendalikan
masing masing individu, bukan dari luar dirinya seperti oleh atasannya atau konsultan dsb.
Budaya Organisasi adalah tradisi/kebiasaan, asumsi dan nilai nilai yang melandasinya,
yang dimiliki bersama oleh para anggota dalam sebuah organisasi, diturunkan ke orang orang
baru dan dijadikan panduan dalam memaknai berbagai peristiwa, mengidentifikasi berbagai
alternatif tindakan dan mengambil keputusan.
Menurut Marques (2008), spiritualitas ditempat kerja tidak mudah dibangun karena :
1. Sebagian besar orang terbiasa dengan budaya yang menghargai prestasi individu.
2. Budaya individualisme membuat sebagian besar orang menganggap kinerja
organisasi hanya dapat ditingkatkan dengan mentalitas kalah-menang.
Spritualitas tumbuh dalam budaya organisasi yang sesuai. Budaya organisasi yang
berlandaskan welas asih, keterbukaan, inovasi/kreativitas, dan menghargai keberagaman.
Nilai Welas Asih berarti setiap anggota memiliki kepedulian tidak hanya pada
dirinya sendiri (egois), namun juga berempati pada seluruh anggota organisasi dan
pihak lain di luar perusahaan.
Nilai Keterbukaan berarti mampu untuk memiliki pikiran dan sikap yang terbuka
terhadap ide ide, pengalaman, dan kesempatan baru tanpa berprasangka apapun
sebelumnya. Yang menjadi kunci adalah kemampuan untuk mendengarkan orang
lain dengan berkesadaran. Fokus kita pada orang lain bukan diri sendiri.
Nilai Kerjasama menekankan pada komitmen untuk saling menolong,
memberikan masukan, dan menyelesaikan tanggungjawab masing-masing dengan
baik agar tidak menyusahkan anggota lain pada proses berikutnya. Dengan
membantu orang lain tentunya sama saja dengan membantu dirinya sendiri.
Nilai Inovasi/Kreativitas berarti menumbuhkembangkan iklim organisasi yang
memberikan ruang bagi seluruh anggota organisasi untuk selalu belajar hal baru,
berinisiatif, berdiskusi, dan bereksperimen dalam skala kecil sebelum masuk
dalam skala yang lebih besar.
Nilai penghargaan terhadap keberagaman merujuk pada komitmen bersama
untuk selalu menghargai keberagaman dalam hal cara pandang, sosio-kultural,
agama, ideologi, tingkat pendidikan dan pengalaman hidup.
Keteladanan Pemimpin
Komunikasi Tertulis
Pelatihan Terstruktur
Aksi Lapangan