PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tingginya kemiskinan dan pengangguran yang meningkat menjadi
ketimpangan masyarakat merupakan tantangan dalam pembangunan, Masyarakat
miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan rendahnya tingkat
pendidikan sehingga semakin tertinggal jauh oleh masyarakat lainnya.
Kemiskinan ditandai dengan rendahnya ekonomi termasuk rendahnya pendapatan
Perkapita, dan keterlantaran Pendidikan ditandai oleh banyaknya penduduk yang
tidak memperoleh kesempatan memasuki pendidikan formal dan kalupun
memperoleh kesempatan di Formal hanya sampai tingkatatan Sekolah Dasar
Hikmat (2010:127).
BPS - Badan Pusat Statistik (2013) Penduduk miskin adalah penduduk yang
memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah Garis Kemiskinan.
Dalam Berita Resmi Statistik No. 06/01/Th. XVI, 2 Januari 2013 profil
kemiskinan di Indonesia september 2012 Jumlah penduduk miskin september
2012 mencapai 28,59 juta orang. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada
September 2012 mencapai 28,59 juta orang (11,66 persen). Jika dibandingkan
dengan jumlah penduduk miskin pada Maret 2012, maka selama enam bulan
tersebut terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 0,54 juta orang.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2012–September 2012,
baik penduduk miskin di daerah perkotaan maupun perdesaan sama-sama
mengalami penurunan, yaitu masing-masing turun sebesar 0,18 persen (0,14 juta
orang) dan 0,42 persen (0,40 juta orang) tersedia dalam berita BPS di tersedia di
http://www.bps.go.id.
Mengacu pada strategi nasional penanggulanggan kemiskinan dalam
(Guntur 2009:163), definisi kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau
sekelompok orang, laki-laki dan perempuan tidak terpenuhi hak-hak dasarnya
holtikultur baik dari produksi ataupun pemasaran, yang dapat di capai dengan
penumbuhan pertanian yang tangguh dalam menghadapi persaingan dan mampu
memangfaatkan peluang-peluang usaha pertanian. Pemberdayaaan masyarakat
tani harus dikembengkan kearah kemandirian dengan menyiapkan dan
menumbuhkan pengembangan konsep diri agar konsep diri dan motivasinya
bersifat positif dan kuat.
Undang-undang nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan memberi arahan
bahwa untuk memenuhi pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi dan
seimbang serta aman; mengembangkan usaha pangan dan meningkatkan
kesejahteraan rakyat di lakukan antara lain melalui penetapan kaidah
penganekaragaman pangan, pengoptimalan pangan lokal, pengembangan
teknologi dan sistem insentif bagi usaha pengelolaan pangan lokal, pengenalan
jenis tanaman baru, termasuk pangannan lokal yang belum termangfaatkan,
pengembangan diversifikaasi usaha tani dan perikanan, peningkatan ketersediaan
dan akses benih dan bibit tanaman, ternak dan ikan, pengoptimalan pemangfaatan
lahan termasuk lahan pekarangan; penguatan usaha mikro, kecil, dan menengah di
bidang pangan, serta pengembangan industri pangan yang berbasis pangan lokal.
Sejalan dengan program pemerintah pusat dan daerah dalam upaya
pemberdayaan masyarakat, serta permintaan pasar berikut konsumen yang tinggi.
Meningkatnya permintaan terhadap tanaman holtikultura sayuran perlu di imbangi
dengan peningkatan produktifitas para petani dalam tanaman holtikultura,
sehingga permintaan pasar terhadap tanaman holtikultura dalam rangka memenuhi
pesanan dan kekurangan tersebut.Permintaan pasar yang cukup tinggi terhadap
tanaman holtikultura, Permintaan yang cukup tinggi terhadap tanaman
holtikultura, merupakan peluang bagi kelompok tani untuk mengembangkan dan
meningkatkan produktifitas tanaman holtikultura. Permasalahan yang di hadapi
oleh para anggota dalam tanaman holtikultura adalah permodalan dan teknis
penanaman tanaman holtikultura sayuran yang produktif.
tanaman (jamur, bakteri, virus, serangga) dan penyuluhan tentang pangan yang
beragam, bergizi,seimbang, dan aman untuk hidup sehat aktif dan produktif.
pendampingan oleh pengelola dan pembinaan oleh pengelola dilakukan secara
rutin dengan pembinaan 1bulan sekali kepada anggota kelompok dengan
pemantauan proses KRPL di lapangan.
Pendampingan dan pembinaan secara langsung oleh dinas pertanian
terhadap kelompok tani Bunda Asih meningkatkan produktifitas pertanian
anggota kelompok tani dalam program kawasan rumah pangan lestari(KRPL),
sehingga anggota dapat lebih mandiri dengan adanya pembinaan dan
pendampingan dalam proses program kawasan rumah pangan lestari. Hasil yang
di dapatkan dari oleh anggota selain di konsumsi sendiri juga di jual, sehingga
anggota dapat membeli kebutuhan yang tidak terpenuhi sebelumnya sehingga
anggota menjadi mandiri dalam usaha pertanian. Dan tindak lanjut program KRPL
dengan melaksankan pemangfaatan lanjutan seperti pembuatan keripik sayur dan
aneka juice buah-buahan sebagai produk kelompok tani.
Visi dari kelompok tani Bunda Asri adalah mampu meningkatkan
penghasilan dan dapat mensejahterakan anggota kelompok dan warga sekitar Desa
Kariawagi, sedangkan Misi dari kelompok tani Bunda Asri adalah meningkatkan
kemampuan manejemen bisnis dari tanaman holtikultura, meningkatkan
kemampuan teknis penanaman holtikultura sayuran, dan meningkatkan
penghasilan dan kesejahteraan kelompok tani. Strategi dalam kelompok tani
Bunda Asri yaitu menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan manajemen bisnis
tanaman holtikultura, mengajukan permohonan pembinaan, bimbingan, dan
bantuan modal usaha kepada pihak pemerintah dan instansi terkait, menggunakan
ahli atau narasumber yang sudah berpengalaman dalam tanaman holtikultura,
menggunakan media elektronik (internet) dalam mengakses informasi tanaman
holtikultura.
C. Rumusan Masalah
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini di harapkan dapat di pergunakan untuk kepentingan
sebagai berikut:
1. Manfaat penelitian secara teoritis
a. Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna bagi pengembang ilmu yang
berkenaan teori dan konsep manajemen dan pemberdayaan masyarakat.
2. Manfaat penelitian secara praktis
a. Penelitian ini dapat bermangfaat bagi pengembangan kelompok Mitra
Usaha.
b. Bagi peneliti di harapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
secara praktis dalam pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL) di kelompok tani Bunda Asri.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Untuk mempermudah dalam penulisan pembahasan dan penyusunan
selanjutnya, berikut ini adalah sistematika penulisan yang terdiri dari :
BAB I Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Manfaat Penelitian, dan
Struktur Organisasi Skripsi.
BAB II Landasan Teoritis terdiri dari landasan teoritis dan gambaran umum
mengenai dasar penelitian atau teori yang melandasi penelitian.
BAB III Metode Penelitian yang terdiri atas Metode Penelitian, Alat
Pengumpulan Data, dan Prosedur Pengolahan Data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari gambaran umum
lokasi penelitian, gambaran program kelompok tani Bunda Asri, serta pembahasan
hasil penelitian yang telah dilaksanakan.
BAB V Kesimpulan dan Saran yang terdiri dari kesimpulan beserta saran yang
merupakan penjelasan terakhir dari keseluruhan penelitian.