Anda di halaman 1dari 2

KOMBINASI DAUN AFRIKA (Vernonia amygdalina) DAN DAUN PUGUNTANO (Curanga fer-

terrae Merr) DALAM KEMASAN NANO HERBAL DALAM MENGOBATI


DIABETES MELITUS TIPE 2
Indra Priawan M, Endang Sulistyarini Gultom, S.Si, M.Si,. Apt, Armansyah Maulana Harahap, Riama
Uli Devi Sari M

Berdasarkan studi fitokimia yang dilakukan oleh Jayakumar dan Murugan (2015)
menyatakan bahwa, Vernonia amygdalina mengandung alkaloid, flavonoid, glikosida,
fenol, steroid, saponin dan tanin. Flavonoid adalah senyawa kimia yang dapat dimanfaatkan
sebagai antioksidan, antikanker, antimikrobial, antiaterosklerotik, imunomodulator,
antidiabetes, dan antiinflamasi (Winarsi, 2012). Flavonoid mampu menstimulir pemanfaatan
glukosa perifer dengan cara meningkatkan jalur glikogenik dan glikolitik untuk menekan
jalur glikogenolisis dan glukoneogenesis. Melalui mekanisme tersebut flavonoid dapat
mengendalikan glukosa darah, sehingga kadar glukosa darah tikus diabetes menurun
(Winarsi, 2013).
Akan tetapi masyarakat indonesia kurang menyukai akan obat herbal karena wujud dan
rasanya yang kurang enak, sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan agar masyarakat
banyak menyukai tanaman obat herbal, yaitu menjadi tanaman herbal yang di desain dengan
bentuk nano, atau nano herbal. Diharapkan desain obat herbal dalam kemasan nano herbal
dapat meningkatkan kemauan masyarakat dalam mengkonsumsi obat, sehingga penurunan
angka diabetes melitus tipe 2 dapat teratasi dengan cepat.

Metode
Teknik Pengerjaan atau Prosedur
Penyegumpulan tumbuhan
Sampel diambil di dua tempat yang berbeda, dimana Daun puguntano diambil langsung
di kabupaten dairi, sedangkan daun afrika diambil langsung di depan pintu satu Universitas
Sumatera Utara.

Pengolahan Tumbuhan
Daun Afrika dan Daun Puguntano yang masih segar dicuci bersih kemudian ditiriskan
dan ditimbang beratnya sebagai berat basah, selanjutnya dikeringkan dilemari pengering
dengan tanda daun mudah diremukkan, kemudian ditimbang kembali sebagai berat kering,
setelah itu ditimbang dan diblender sebagai berat simplisia. Serbuk simplisia dimasukkan
kedalam kantong plastik dan disimpan ditempat kering.

Ekstraksi Daun Afrika dan Puguntano


Sekitar 1,02 kg serbuk kering daun puguntano dan daun afrika di ekstrak dengan cara
maserasi menggunakan etanol teknis sampai terendam. Setiap waktu 24 jam ekstrak tersebut
disaring dan diganti pelarutnya. Ekstrak etanol yang diperoleh kemudian di uapkan
pelarutnya sehingga menghasilkan ekstrak kental etanol.

Pembuatan formulasi SNEDDS


Digunakan optimasi formula menggunakan fase minyak, surfaktan dan co-surfaktan. Formula
SNEDDs dipilih berdasarkan nilai ukuran partikel dan zeta potensial yang diperoleh.
Kemudian formula yang terpilih dibuat sediaan SNNEDs esktrak daun afrika dan puguntano.

Pembuatan Ekstrak SNEDDS Ekstrak Daun Afrika dan Puguntano


Ekstrak daun afrika dan puguntano ditimbang 1,0 mg ditambahkan twen 20 disonifikasi.
Ditambahkan PEG 400 disonifikasi, selanjutnya ditambahkan capryol 90 disonifikasi sampai
homogen.

Penentuan Ukuran Partikel


Sediaan yang dibuat larutan dalam aquades (1:100) dicampur dengan diultrasonik sampai
homogen, larutan jernih dideterminasi ukuran dropletnya dengan menggunakan particle size
analyzer.

Penentuan zeta potensial


Sediaan yang dibuat dilarutkan dalam air (1:100) dicampur dengan diultrasonik sampai
dengan homogen, larutan jernih ditentukan nilai zeta potensialnya dengan menggunakan
particle size analyzer.

Proses enkapsulasi.
Proses enkapsulasi dilaukan untuk preparasi akhir dari obat herbal yang sudah didesain dalam
bentuk nano herbal, untuk dilakukan uji kelayakan kebalai pengawasan obat demi
keberhasilan produksi.
Total Anggaran yang diperoleh : Rp. 49.000.000,.

Anda mungkin juga menyukai