Anda di halaman 1dari 6

PAPER FISIOLOGI

“ Ginjal dan Sistem Ekskresi Pada Hewan Terestrial”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK I

Candra Arsandi ( O111 12 115)


Putri Farahmida A. Abrar ( O111 15 001)
Hesti ( O111 15 005)
A. Rifqatul Ummah ( O111 15 014)
Reski Tenri Esa ( O111 15 016)
Alya Amaliah ( O111 15 310)
A. Risna ( O111 15 506)
Rahmat Fauzy ( O111 15 501)
A. Muh. Ichlasul Akmal ( O111 15 502)
Andi Muhammad Nazar Mahahtir ( O111 15 009)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN TERESTRIAL
Sistem ekskresi pada hewan terestrial atau mamalia darat melibatkan organ
paru-paru, kulit, ginjal, dan hati. Namun yang terpenting dari keempat organ
tersebut adalah ginjal.
1. Ginjal
Ginjal terletak di sebelah kanan dan kiri ruas - ruas tulang punggung.
Berbentuk seperti kacang ercis dan berjumlah sepasang. Ginjal Berfungsi
mengeluarkan zat sisa berupa urine. Pada sumsum ginjal terdapat suatu jaringan
berbentuk kerucut yang disebut Piramid. Piramid mengandung banyak pembiluh
dan berguna untuk mengumpulkan hasil ekskresi. Cairan yang terkumpul pada
piramid akan disalurkan melalui saluran pengumpul menuju Pelvis Renalis
(Rongga Ginjal).
STRUKTUR GINJAL
Bentuk ginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang dan terletak di dorsal
kiri dan kanan tulang belakang di daerah pinggang. Berat ginjal pada setiap hewan
mamalia berbeda-beda tetapi pada manusia berat ginjal diperkirakan 0,5 % dari
berat badan dan panjangnya ± 10 cm. Setiap menit 20-25% darah dipompa oleh
jantung yang mengalir menuju ginjal.
Ginjal terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
1) Korteks (bagian luar)
2) Medulla (sumsum ginjal)
3) Pelvis renalis (rongga ginjal)
Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron ± 100 juta sehingga
permukaan kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan
menjadi banyak. Setiap nefron terdiri atas badan Malpighi terdapat kapsul
bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau piala yang berupa selaput sel
pipih. Kapsul Bowman membungkus glomerulus. Glomerulus berbentuk jalinan
kapiler arterial. Tubulus pada badan Malphigi adalah tubulus proksimal yang
bergulung dekat kapsul Bowman yang pada dinding sel terdapat banyak sekali
mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus distal. Pada rongga ginjal
bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal dihubungkan oleh ureter (berupa
saluran) ke kandung kencing (vesika urinaria) yang berfungsi sebagai tempat
penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh. Dari kandung kencing
menuju luar tubuh urin melewati saluran yang disebut uretra. Cara kerja ginjal
sebagai alat ekskresi adalah dengan menyaring darah sehingga zat-zat sisa yang
terdapat di dalam darah dapat dikeluarkan dalam bentuk air seni (urin).
Penyaringan darah hingga terbentuk urin melalui tahap penyaringan (filtrasi),
penyerapan kembali (reabsorpsi) dan pengumpulan (augmentasi) sebagai berikut
(Gunawan, 2012):
a. Penyaringan (filtrasi)
Darah yang banyak mengandung zat sisa metabolisme masuk ke dalam ginjal
melalui pembuluh arteri ginjal (arteri renalis). Cairan tubuh keluar dari
pembuluh arteri dan masuk ke dalam badan malpighi. Membran glomerulus
dan kapsul Bowman bersifat permeabel terhadap air dan zat terlarut berukuran
kecil sehingga dapat menyaring molekul-molekul besar. Hasil saringan (filtrat)
dari glomerulus dan kapsul Bowman disebut filtrat glomerulus atau urin
primer. Dalam urin primer masih terdapat air, glukosa, asam amino, dan garam
mineral.
b. Penyerapan kembali (reabsorpsi)
Reabsorpsi terjadi di tubulus kontortus proksimal. Hampir semua gula, vitamin,
asam amino, ion, dan air diserap kembali. Zat-zat yang masih berguna tadi
dimasukkan kembali ke dalam pembuluh darah yang terdapat di sekitar
tubulus. Hasil reabsorpsi berupa filtrat tubulus atau urin sekunder. Urin
sekunder mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang memberi
warna dan bau pada urin.
c. Augmentasi
Di tubulus kontortus distal, beberapa zat sisa seperti asam urat, ion hidrogen,
amonia, kreatin, dan beberapa obat ditambahkan ke dalam urin sekunder
sehingga tubuh terbebas dari zat-zat berbahaya. Urin sekunder yang telah
ditambahkan dengan berbagai zat tersebut disebut urin. Kemudian, urin
disalurkan melalui tubulus kolektivus ke rongga ginjal. Dari rongga ginjal, urin
menuju ke kantung kemih melalui saluran ginjal (ureter).
ANATOMI GINJAL
Anatomi ginjal pada beberapa hewan mamalia lainnya seperti sapi adalah
sebagai berikut (Nisa et., al, 2015):
a. Cortex renalis
Bagian tepi yang tampak berwarna gelap karena banyak mengandung
glomerulus, suatu anyaman buluh darah untuk memfiltrasi darah.
b. Medulla renalis
Bagian tengah tampak berwarna lebih terang karena banyak mengandung
tubuli renales.
c. Pelvis renalis
Bagian yang berwarna putih sebagai tempat penampungan sementara urin.
d. A. renalis
Arteri ini dilepaskan langsung oleh aorta abdominalis di antara ossa vertebrae
lumbalis 2 dan 3, serta masuk ke dalam ren melalui hilus renalis.
e. Ureter
Saluran yang menghubungkan ginjal dengan vesica urinaria (kantong air seni).
2. Hati
Hati terletak pada rongga perut bagian kanan. Pada bagian kanan hati terdapat
selaput tipis yang disebut kapsula hepatis. Di dalam jaringan hati terdapat
pembuluh darah dan pembuluh empedu yang disatukan oleh kapsul hati (Kapsul
Glisson). Sel – sel hati bergabung membentuk lobula dan antarlobula dipisahkan
oleh ruang lakuna. Sebagai alat ekskresi, hati berfungsi menghasilkan cairan
empedu secara terus – menerus. Selain menghasilkan empedu, hati juga berfungsi
menyimpan gula dalam bentuk glikogen, menetralkan racun, membentuk dan
merombak protein, serta membentuk eritrosit pada janin (Hidayah, 2012).
3. Kulit
Kulit memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai pelindung terhadap
kerusakan fisik akibat sentuhan mekanis, panas, penyinaran, kuman – kuman, dan
zat kimia; mengatur suhu badan; mencegah dehidrasi; mengeluarkan zat sisa
berupa keringat; dan menerima rangsangan dari luar. Banyak tidaknya keringat
yang dikeluarkan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu
lingkungan, emosi, aktivitas tubuh, dan psikologi (Budiyanto, 2013).
4. Paru-paru
Paru – paru merupakan alat tubuh yang bertugas mengeluarkan zat sisa berupa
karbon dioksida (CO2) dan uap air dalam kaitannya sebagai alat ekskresi. Gas
karbon dioksida merupakan sisa proses metabolisme dalam jaringan yang
diangkut oleh darah ke paru – paru dan berdifusi dalam alveolus. Oksigen yang
masuk ke paru – paru berikatan dengan hemoglobin membentuk oksihemoglobin
dalam eritrosit yang mengalir menuju jaringan tubuh. Setelah sampai di sel- sel
tubuh, O2 dilepas dari ikatan oksihemoglobin dan keluar menuju jaringan lalu
masuk ke sel – sel tubuh. Pada saat yang sama, CO2 dari sel – sel tubuh masuk ke
dalam darah. Sebagian kecilnya bergabung dengan hemoglobin membentuk
karboksihemoglobin. Kebanyakan CO2 membentuk HCO3- dengan plasma darah.
Saat darah masuk ke dalam kapiler paru – paru, HCO3- berubah di dalam eritrosit
menjadi H2O dan CO2. CO2 meninggalkan sel eritrosit dan kapiler (Ambeng,
2012).

DAFTAR PUSTAKA
Ambeng. 2012. Materi Pembelajaran Matakuliah Anatomi Perbandingan Hewan.
Universitas Hasanuddin. Makassar
Budiyanto. 2013. Organ Sistem Ekskresi pada Hewan. http://
budisma.web.id/organ-sistem-ekskresi-pada-hewan.html. Diakses pada
16 April 2017 pukul 14.30 WITA.
Gunawan, Ary. 2012. Sistem Ekskresi Manusia. http://unitedscience.
wordpress.com/ipa-3/bab-1-sistem-ekskresi-manusia/. Diakses pada 16
April 2017 pukul 13.43 WITA.
Hidayah, Ahmad. 2012. Makalah Struktur Hewan tentang Ekskresi pada
Manusia. http:// wwwagusgitulho.blogspot.com/2012/10/makalah-
sistem-ekskresi-pada-manusia.html. Diakses pada 16 April 2017 pukul
14.00 WITA.
Nisa et., al. 2015. Neuroangiologi dan Organologi Veteriner. IPB PRESS:
Bogor.

Anda mungkin juga menyukai