Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN MAGANG MAHASISWA

PADA PUSKESMAS KAWUA KECAMATAN POSO KOTA SELATAN


KABUPATEN POSO TAHUN 2017

Disusun Oleh :
1. Erwin Passapari
2. Sudarman
3. Denny Lanipi
4. Sultrini L. Mustapa
5. Fara Fadilah
6. Sri Andriany. S
7. Sri Handayani A.L

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALU
2017

BAB I

PENDAHULUAN

1
A. Latar Belakang

Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 alenia ke-4

(empat) adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pembangunan Nasional 2005-2025 yaitu Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan

Makmur. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program Pembangunan

Nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah. Pembangunan Kesehatan merupakan

bagian integral dan terpenting dari program Pembangunan Nasional tersebut.

Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang optimal, keberhasilan pembangunan Kesehatan berperan penting dalam

meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Untuk mencapai

tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara

menyeluruh, berjenjang dan terpadu melalui kerjasama berbagai instansi dan unit kerja

termasuk puskesmas.

Puskesmas adalah penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang

tingkat pertama. Dalam penyelenggaraan upaya kesehatan tersebut bagi setiap Puskesmas

wajib untuk menyusun Rencana Kegiatan Tahunan yang disebut dengan PTP yaitu

Perencanaan Tingkat Puskesmas, dimana secara umum perencanaan tersebut adalah suatu

proses penyusunan yang sistematis mengenai kegiatan – kegiatan yang perlu dilakukan

untuk mengatasi masalah –masalah yang dihadapi dalam rangka pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan. Sehingga Puskesmas dapat mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan

di wilayah kerjanya yaitu tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat.

2
Pendidikan tinggi diharapkan mampu menghasilkan sarjana yang akan mengisi

posisi manajerial menengah sampai puncak dengan bekal pengetahuan dan kemampuan

yang didapat di perguruan tinggi. Kenyataan dilapangan seringkali menunjukkan bahwa

lulusan perguruan tinggi ( fresh graduate ) belum mampu secara optimal mengaplikasikan

pengetahuan yang didapatnya ke dalam dunia kerja. Hal ini disebabkan karena adanya

kesenjangan antara teori yang diperoleh dengan kenyataan di lapangan yang lebih

kompleks terutama dalam manajemen di bidang kesehatan di rumah sakit, di dinas

kesehatan atau di puskesmas yang merupakan suatu institusi dengan sumber daya yang

padat ilmu, padat teknologi dan padat karya.

Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama (FKTP)

memiliki kekhususan dibandingkan dengan FKTP lainnya (Klinik Pratama, Tempat

Praktik Perseorangan, dan lain-lain). Ada beberapa hal merupakan kekhususan dari

puskesmas antara lain: melaksanakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan memiliki

konsep wilayah. Dengan kekhususan ini, tentu diperlukan manajemen yang baik di dalam

mengelola seluruh upaya yang dilakukan, seluruh potensi dan sumber daya, yang akan

berbeda dengan FKTP lainnya. Kondisi diatas telah di atur pada Peraturan Menteri

Kesehatan No. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

Paradigma sehat, dalam melaksanakan pelayanan kesehatan maka perubahan pola

piker pemangku kebijakan, tenaga kesehatan dan masyarakat menjadi poin penting. Setiap

kebijakan pembangunan yang diambil harus didasarkan paradigma sehat. Puskesmas

mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah

dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga dan kelompok

masyarakat. Fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan

kesehatan dan pusat pemberdayaan masyarakat sebagaimana yang terdapat pada SK

Menkes No 128 tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, tidak

3
hilang dengan dikeluarkannya Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan

Masyarakat, kedua fungsi tersebut masuk pada wewenang puskesmas untuk melaksanakan

fungsi UKM.

Puskesmas Kawua adalah salah satu Puskesmas yang ada di Kabupaten Poso yang

menjadi tempat pelaksanaan kegiatan magang bagi Mahasiswa Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Muhammadiyah Palu untuk melengkapi kemampuan mahasiswa

dengan pengalaman praktis di lapangan, Program Studi Kesehatan Masyarakat

mengembangkan program magang di instansi yang terkait dengan kesehatan, baik instansi

pemerintah, swasta maupun lembaga swadaya masyarakat ( LSM ). Program magang

adalah kegiatan intrakulikuler terstruktur berupa kegiatan paraktek kerja mahasiswa

Program Sarjana ( S1) Kesehatan Masyarakat di instansi tekait dengan bidang kesehatan

baik swasta, pemerintah maupun LSM yang relevan karena magang merupakan bagian tak

terpisahkan dari proses pendidikan pada Program Sarjana Kesehatan Masyarakat ( S1 ).

Pada dasarnya kegiatan ini adalah kegiatan intarkurikuler yang berupa kegiatan belajar di

lapangan yang dirancang untuk memberikan pengalaman praktis kepada para mahasiswa

dalam menggunakan aplikasi teori kedalam praktek lapangan.

B. Tujuan magang

1. Tujuan Umum

Memberikan kemampuan bagi mahasiswa melalui kesepadanan pengetahuan yang

diperoleh dengan fenomena yang ada di instansi yang relevan dengan bidang

kesehatan.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam manajemen kesehatan

b. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam mengumpulkan data

4
c. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah kesehatan

d. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam menyususn rencana pemecahan

masalah

C. Manfaaat Magang

1. Bagi Mahasiswa

a. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan di bidang manajemen dan teknis

kesehatan masyarakat

b. Terpapar dengan konsisi yang sesungguhnya dan pengalaman di instansi kesehatan

dan atau institusi lain yang relevan

c. Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis masalah yang tepat

terhadap pemecahan permasalahan kesehatan masyarakat

d. Mendapat bahan untuk penulisan karya ilmiah.

2. Bagi Institusi Magang

a. Institusi dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam membantu penyelesaian tugas-

tugas kantor untuk kebutuhan di unit kerja masing-masing

b. Institusi mendapat alternatif calon karyawan yang telah dikenal mutu dan

kredibilitasnya

c. Mendapatkan masukan baru dari pengembangan ilmu di perguruan tinggi.

d. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara

institusi tempat magang dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Muhammadiyah Palu.

3. Bagi Program Studi

a. Laporan magang dapat menjadi salah satu audit internal kualitas pengajaran

5
b. Memperkenalkan program pendidikan kepada instansi yang bergerak di bidang

kesehatan

c. Mendapatkan masukan yang berguna untuk penyempurnaan kurikulum yang sesuai

dengan kebutuhan lapangan kerja

d. Terbinanya jaringan kerjasama dengan institusi tempat magang dalam upaya

meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi akademik dengan

pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam

pembangunan kesehatan masyarakat.

D. Waktu dan Lokasi Magang

1. Waktu

Magang dilaksanakan pada tanggal 10 Juli s/d 07 Agustus 2014.

2. Lokasi

Lokasi magang bertempat di Puskesmas Kawua, Kecamatan Poso Kota Selatan,

Kabupaten Poso, Propinsi Sulawesi Tengah.

BAB II

ANALISIS SITUASI UMUM

6
A. Gambaran Umum Puskesmas Kawua

1. GEOGRAFI

Puskesmas Kawua dibangun pada awal tahun 2007 dan diresmikan pada bulan Juni

2007 serta mulai beroperasi pada bulan Juli 2007. Puskesmas Kawua terletak di Kecamatan

Poso Kota Selatan Kabupaten Poso dengan batas- batas sebagai berikut :

o Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kecamatan Poso Kota Utara

o Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Lage

o Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Poso Pesisir Selatan

o Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Lage

Peta wilayah kerja Puskesmas Kawua yang merupakan lingkup dari wilayah Kecamatan Poso

Kota Selatan dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Kawua Kecamatan Poso Kota Selatan

Puskesmas Kawua merupakan Pusat Pelayanan Kesehatan rawat jalan dengan jarak tempuh rujukan

ke RSUD Kabupaten Poso ± 4 km. Wilayah Kecamatan Poso Kota Selatan terdiri dari 5 Kelurahan

dan 35 RT dengan jumlah posyandu 10 buah, dengan luas wilayah 28, 72 Km² yang dapat dilihat

pada tabel II.1. berikut:

7
Tabel II.1

Luas Wilayah Kerja Puskesmas Kawua


Kecamatan Poso Kota Selatan
Luas Wilayah
No. Kelurahan Persen
(Km²)

1. Sayo 2,49 8.7 %

2. Kawua 4,21 14.7 %

3. Ranonuncu 7.15 24.9 %

4. Lembomawo 3.77 13.1 %

5. Bukit Bambu 11.10 38.6 %

Jumlah 28.72 100 %

Sumber : Profil Puskesmas Kawua Tahun 2016

Berdasarkan data diatas dapat dilihat luas wilayah yang paling besar adalah kelurahan Bukit

bambu seluas 11,10 Km² dan yang lebih kecil luas wilayahnya adalah kelurahan Sayo yaitu

2,49 Km².

B. KEPENDUDUKAN

Jumlah penduduk di Kecamatan Poso Kota Selatan pada tahun 2016 adalah 10.123 jiwa

dengan jumlah KK 2.413 KK.

Tabel II.2

Data Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Per Kelurahan


di Wilayah Kerja Puskesmas Kawua Kecamatan Poso Kota Selatan
Tahun 2016

No. Kelurahan Penduduk KK

1. Sayo 2.109 503

2. Kawua 3.382 806

8
3. Ranononcu 2.869 684

4. Lembomawo 1.454 346

5. Bukit Bambu 309 74

Jumlah 10.123 2.413

Sumber : Kantor Kecamatan Poso Kota Selatan 2016

Luas wilayah Kecamatan Poso Kota Selatan 28,72 km² dengan jumlah penduduk 10.123

jiwa, berarti kepadatan rata-rata penduduk di kecamatan Poso Kota Selatan adalah 352 per Km².

Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di kelurahan Sayo dengan kepadatan penduduk sebesar 783

Km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah terdapat di Kelurahan Bukit Bambu dengan kepadatan

penduduk 26 Km2.

Tabel II.3

Luas dan Kepadatan Penduduk menurut Desa

Kepadatan
No. Kelurahan Luas (km²) Penduduk
per Km²

1. Sayo 2,49 2.109 846

2. Kawua 4,21 3.382 803

3. Ranonuncu 7.15 2.869 402

4. Lembomawo 3.77 1.454 385

5. Bukit Bambu 11.10 309 27

Jumlah 28.72 10.123 352

Sumber : Profil Puskesmas Kawua Tahun 2016

II. TINGKAT PENDIDIKAN

Tingkat pendidikan tertinggi masyarakat di kecamatan Poso Kota Selatan bervariasi antara

lain tamat universitas dan yang terendah adalah Sekolah Dasar dan SR. Dan semua penduduk sudah

mengenal huruf.

9
BAB III

ANALISIS SITUASI KHUSUS

Pembangunan bidang kesehatan umumnya merupakan bagian dari Sistem

Pembangunan Nasional dalam upaya mencapai manusia Indonesia yang sehat seutuhnya

secara optimal dengan target “Masyarakat Sehat Yang Mandiri Dan Berkeadilan”,

Puskesmas Kawua menyusun Rencana Strategis (RENSTRA) yang mencantumkan Visi,

Misi, Motto, Tata nilai dan budaya serta strategis sebagaimana diuraikan berikut ini :

A. V i s i

”Terselenggaranya Pembangunan Kesehatan Guna Meningkatkan Derajat Kesehatan


Masyarakat di Poso Kota Selatan”

B. M i s i

1. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang EBONI


(Efektif, Bersahabat, Objektif, Nyaman, Inovatif).
2. Menjadikan puskesmas sebagai pusat penggerak peran serta masyarakat di bidang
kesehatan melalui Usaha Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM).
3. Meningkatkan profesionalisme kinerja tenaga kesehatan dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan secara berkelanjutan sesuai kompetensi yang dibutuhkan
4. Menjadikan Puskesmas Kawua, Puskesmas Terakreditas Tahun 2017

C. M o t t o

”EBONI”

D. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dapat dilihat pada lampiran .
E. Tata Nilai dan Budaya
Budaya kerja puskesmas kawua : bekerja dengan efektif, bersahabat, objektif, nyaman
dan inovatif.
 Efektif : melaksanakan pekerjaan dengan mencapai sasaran yang telah di tetapkan
 Bersahabat : komunikatif dalam pelayanan kesehatan
 Objektif : kepastian dalam bersikap dan bisa di yakini
 Nyaman : berusaha memberikan rasa tenang pada pasien

10
 Inovatif : memberi terobosan bagi peningkatan pelayanan kesehatan
F. Strategis

Strategis yang di tetapkan untuk mencapai visi dan misi tersebut di atas, maka

puskesmas kawua mempunyai strategis pelayanan kesehatan sebagai berikut:

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan merata

2. Mendorong masyarakat berperilaku sehat dan mandiri untuk hidup sehat dengan

mengutamakan upaya promotif dan preventif

3. Mengusahakan terpenuhinya jumlah tenaga tekhnis di Puskesmas kawua

4. Petugas kesehatan diberikan pelatihan, khususnya petugas loket/ rekam medis.

11
BAB IV

IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

A. Identifikasi Masalah

Proses identifikasi masalah dilakukan dengan cara :

1. Observasi langsung kegiatan pada Puskesmas Kawua,

2. Wawancara dengan staf Puskesmas Kawua serta dengan masyarakat yang datang

berkunjung ke Puskesmas,

3. Data sekunder mengenai profil laporan hasil kegiatan Puskesmas Kawua.

Berikut ini adalah beberapa masalah yang berhasil diidentifikasi:

Berdasarkan hasil survey bahwa masyarakat kecamatan Poso Kota Selatan lebih banyak

memilih untuk pelayanan atau melakukan pengobatan tenaga kesehatan sebanyak 99,4%

dan ini menunjukan bahwa masyarakat sangat membutuhkan pelayanan kesehatan yang

dilaksanakan oleh tenaga kesehatan berdasarkan hasil survey yang dilakukan

perencanaan kegiatan.

Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang

ditemukan dalam kelurahan setelah pengolahan data SMD.

No Upaya Masalah Pencapaian

1 UKM Esensial

A. KIA/KB Tidak menggunakan kontrasepsi 55,7 %

B. GIZI Tidak berkunjung ke posyandu 11,5 %

C. PROMKES Yang merokok 61,7 %


51,3%
Minum Miras 83,5 %
Belum memilah sampah sesuai

12
jenisnya

D. KESLING Tidak memiliki jamban dan 25,8 %


memiliki jamban tidak memenuhi
syarat
33,3 %
Tidak memiliki tempat sampah
dalam rumah 51,9 %
Tidak tersedia pembuangan sampah
pekarangan 49,6 %
60,9 %
Tidak ada SPAL limbah dapur

Tanpa langit-langit rumah

E. P2P Tidak imunisasi lengkap 14,3%


32,9 %
Penyakit terbanyak

2 UKM Pengembangan

A. KESEHATAN Tidak aktif ikut posyandu lansia 28 %


LANSIA
Penyakit paling sering dialami 28 %
rematik

B. KESEHATAN Tidak memiliki TOGA 31,9 %


BATTRA

C. KESEHATAN Tidak pernah mendapat pendidikan 31,2 %


REMAJA tentang seks oleh petugas kesehatan

Tidak mendapat penyuluhan 44,7 %


kesehatan

13
GRAFIK INDENTIFIKASI MASALAH

90.00% 83.50%
80.00%
70.00% 61.70% 60.90%
60.00% 55.70% 51.30% 51.90%
50.00% 49.60% 44.70%
40.00% 33.30% 32.90% 31.90%31.20%
25% 25.80% 28% 28%
30.00%
20.00% 14.30%
10.00%
0.00%

14
A. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah
Menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) dengan skala
nilai 1 – 5. Masalah yang memiliki total skor tertinggi merupakan masalah prioritas.

Masalah U S G Total

Tidak menggunakan kontrasepsi 3 2 1 6

Tidak berkunjung ke posyandu 2 2 2 6

Merokok 1 1 1 3

Minum miras 1 1 1 3

Belum memilah sampah 3 3 3 9

Tidak memiliki jamban dan memiliki jamban yang 3 2 2 7


tidak memenuhi syarat
Tidak ada tempat sampah dalam rumah 3 2 1 6

Tidak ada tempat sampah pekarangan 3 2 1 6

Tidak ada SPAL limbah dapur 3 2 2 7

Tanpa langit-langit rumah 1 1 1 3

Tidak imunisasi lengkap 2 1 1 4

Penyakit terbesar batuk pilek 1 1 1 3

Tidak aktif ikut posyandu lansia 1 1 1 3

Penyakit lansia terbanyak rematik 1 1 1 3

Tidak memiliki TOGA 1 1 1 3

Tidak mendapat pendidikan kesehatan tentang 3 3 2 8


seks oleh nakes
Tidak mendapat penyuluhan 3 3 2 8

Melalui metode USG di atas dapat disimpulkan bahwa masalah terbesar dan
perlu segera ditangani adalah masalah masih kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang pemilahan jenis sampah.

B. Mencari Akar penyebab Masalah


Untuk mencari akar penyebab dari masalah masih kurangnya kesadaran
masyarakat untuk memilah sampah kami menggunakan Diagram Ishikawa ( diagram
tulang ikan )

15
16
Manusia Alat Metode

petugas belum kurangnya pengawasan


mensosialisasikan tentang pengolahan sampah di  belum pernah dilaksanakan
pemilahan sampah masyarakat tentang memilah sampah

Belum Memilah
sampah sesuai
jenisnya

dana tersedia tapi  pengetahuan masyarakat tentang


penyuluhan di memilah sampah masih kurang
fokuskan pada  kurangnya kesadaran masyarakat
kegiatan yang lain untuk memilah sampah
 anggapan masyarakat tentang
sampah adalah suatu hal yang
harus di prhatikan masih kurang
Dana Lingkungan

17
18
C. Menetapkan Cara Pemecahan Masalah
N Prioritas Penyebab Masalah Pemecahan Masalah
o Masalah
1 Belum 1. lingkungan  mengadakan
memilah  pengetahuan masyarakat tentang penyuluhan
sampah memilah sampah masih kurang tentang pemilahan
sesuai  kurangnya kesadaran masyarakat untuk sampah pada
jenisnya memilah sampah masyarakat
 anggapan masyarakat tentang sampah  membuat banner
adalah suatu hal yang harus di tentang sampah
prhatikan masih kurang dan pemilahan
2. Metode sampah dan di
belum pernah dilaksanakan penyuluhan pasang di tempat-
tentang memilah sampah tempat strategis
3. Alat yang dapat dibaca
kurangnya pengawasan pengolahan oleh masyarakat
sampah di masyarakat sebagai bentuk
4. Dana sosialisasi
dana tersedia tapi penyuluhan di fokuskan  menggalakkan
pada kegiatan yang lain Jumat Pagi Bersih
5. Manusia Lingkungan untuk
petugas belum mensosialisasikan tentang memotivasi
pemilahan sampah masyarakat
menjaga
kebersihan
lingkungan
 menjadikan
Puskesmas
sebagai
percontohan
dalam pemilahan
sampah

5
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

(ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH)

Setelah penentuan prioritas masalah, langkah selanjutnya adalah penetapan

alternatif pemecahan masalah untuk mendapatkan solusi terbaik dalam

optimalisasi pengendalian vektor nyamuk pada Kantor Kesehatan Pelabuhan

Kelas III Poso:

Tabel 3
Alternatif Pemecahan Masalah

ALTERNATIF
PENYEBAB KRITERIA
MASALAH PEMECAHAN TUJUAN
MASALAH KEBERHASILAN
MASALAH

Pemberantasan Kurangnya Memberi Bertambahnya Menurunkan kasus

vektor pengetahuan penyuluhan pengetahuan penyakit yang di

FOGGING masyarakat kepada serta wawasan sebabkan oleh

mengenai masyarakat masyarakat nyamuk

penyakit yang

ditimbulkan

nyamuk serta

cara

6
pencegahannya

Adanya Memberikan Masyarakat Masyarakat

penolakan penjelasan mengerti bersedia rumahnya

terhadap kepada mengenai dilakukan

kegiatan masyarakat manfaat dan pemberantasan

fogging mengenai pentingnya vektor fogging

manfaat serta kegiatan

pentingnya pemberantasan

kegiatan vektor

pemberantasan khususnya

vektor fogging

khususnya

fogging

Tidak adanya Membuat Tersedianya Tersedianya

sarana sebagai leafleat, leafleat leafleat

tambahan
Sebagai media penyuluhan penyuluhan dan
pengetahuan
penyuluhan dan
brosur DBD
bagi
dan brosur brosur DBD
masyarakat

mengenai

fogging yang

7
berupa leafleat

atau brosur

Kurang Alat Pelindung Petugas Petugas fogging

Maksimalnya diri yang merasa terhindar dari

penggunaan digunakan nyaman dan bahaya

alat pelindung harus dapat bekerja keterpaparan

pada kegiatan disesuaikan dengan baik pestisida

fogging dengan kondisi

petugas

Terdapat empat pokok persoalan yang ada pada kegiatan pelaksanaan

fogging pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Poso sebagaimana yang

tercantum dalam tabel 3 diatas :

1. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit yang ditimbulkan

nyamuk serta cara pencegahannya

Alternatif pemecahan masalah :

Memberi penyuluhan kepada masyarakat

2. Adanya penolakan terhadap kegiatan fogging

Alternatif pemecahan masalah :

Memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai manfaat serta

pentingnya kegiatan pemberantasan vektor khususnya fogging

8
3. Tidak adanya sarana sebagai tambahan pengetahuan bagi masyarakat

mengenai fogging yang berupa leafleat atau brosur

Alternatif pemecahan masalah :

Membuat leafleat, Sebagai media penyuluhan dan brosur

4. Kurang Maksimalnya penggunaan alat pelindung petugas pada kegiatan

fogging

Alternatif pemecahan masalah :

Alat Pelindung diri yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi

petugas.

9
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Seluruh kegiatan yang dilaksanakan pada

B. Saran

1. Upaya cegah tangkal penyakit secara berkesinambungan

2. Meningkatkan koordinasi lintas sektor dan 1intas program pada setiap

jenjang administrasi.

3. Penyebarluasan informasi melalui beberapa media baik formal dan

informal secara terus menerus.

10

Anda mungkin juga menyukai