NIM : 04011281621135
Kelas : Beta 2016
Grup : B8
1. Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul di dalam eritrosit (sel darah merah) dan bertugas untuk
mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah pada darah ditentukan
oleh kadar hemoglobin.
Penurunan Hb terjadi pada penderita: anemia penyakit ginjal, dan pemberian cairan
intra-vena (misalnya infus) yang berlebihan. Selain itu dapat pula disebabkan oleh
obat-obatan tertentu seperti antibiotika, aspirin, antineoplastik (obat kanker),
indometasin (obat antiradang).
Penurunan jumlah Leukosit (disebut Leukopeni) dapat terjadi pada infeksi tertentu
terutama virus, malaria, alkoholik, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan
obat-obatan, terutama asetaminofen (parasetamol),kemoterapi kanker, antidiabetika
oral, antibiotika (penicillin, cephalosporin, kloramfenikol), sulfonamide (obat anti
infeksi terutama yang disebabkan oleh bakter).
3. Trombosit
Trombosit adalah komponen sel darah yang berfungsi dalam proses menghentikan
perdarahan dengan membentuk gumpalan.
1. Otoskopi
Pelaksanaan:
Cara duduk:
2. Tes Bisik
b. Pemeriksa.
Menggunakan ucapan kata-kata sesudah expirasi normal. Kata-kata yang
dibisikkan terdiri dari 2 suku kata (bisyllabic) yang terdiri dari kata-kata
sehari-hari. Setiap suku kata diucapkan dengan tekanan yang sama
c. Penderita.
Mata di tutup agar tidak bisa membaca gerak bibir. Telinga yang akan di test
dihadapkan kepada pemeriksa dan telinga yang tidak sedang ditest harus ditutup
dengan kapas yang di basahi gliserin. mengulang denga keras kata yang telah di
bisikkan.
Teknik pemeriksaan :
Penderita dan pemeriksa sama sama berdiri, Penderita tetap berdir di tempat hanya
pemeriksa yang pindah tempat, mulai jarak 1 meter dibisikkan 5-10 kata, bila semua
kata dapat didengar, pemeriksa mundur ke jarak 2 meter dibisikkan kata yang lain
sampai jarak dimana penderita mendengar 80%. Untuk memastikan apakas hasil tes
benar maka tes dapat diulang.
Hasil tes:
Fungsi pendengaran Jarak suara bisik yang
masih terdengar
Normal 6m
Rinoskopia Anterior
Ada 5 alat yang biasa kita gunakan pada rinoskopia anterior, yaitu :
Cermin rinoskopi posterior.
Pipa penghisap.
Aplikator.
Pinset (angulair) dan bayonet (lucae).
Spekulum hidung Hartmann.
Spekulum hidung Hartmann bentuknya unik. Cara kita memakainya juga
unik meliputi cara memegang, memasukkan dan mengeluarkan.
Cara kita memeriksa posisi septum nasi adalah dengan mendorong ujung hidung
pasien menggunakan ibu jari.
Spekulum hidung digunakan untuk pemeriksaan vestibulum nasi dengan
tujuan melihat keadaan sisi medial, lateral, superior dan inferior
vestibulum nasi.
Sisi medial vestibulum nasi mendorong spekulum ke arah medial.
sisi lateral vestibulum nasi mendorong spekulum ke arah lateral.
Sisi superior vestibulum nasi terlihat lebih baik mendorong spekulum ke
arah superior.
sisi inferior vestibulum nasi lebih jelas mendorong spekulum ke arah
inferior
Saat melakukan pemeriksaan vestibulum nasi menggunakan spekulum
hidung, kita perhatikan ada tidaknya sekret, krusta, bisul-bisul, atau
raghaden.
Ada empat hal yang perlu kita perhatikan pada pemeriksaan kavum nasi (lubang
hidung) bagian bawah, yaitu :
Warna mukosa dan konka nasi inferior.
Besar lumen lubang hidung.
Lantai lubang hidung.
Deviasi septi yang berbentuk krista dan spina.
Deviasi septi pada septum nasi bagian atas bisa kita temukan sampai menekan
konka nasi media pasien. Pemeriksaan Septum Nasi pada Rinoskopia Anterior, Kita
dapat menemukan septum nasi berbentuk krista, spina dan huruf S.
Rinoskopia Posterior
Prinsip rinoskopi posterior adalah menyinari koane dan dinding nasofaring dengan
cahaya yang dipantulkan oleh cermin yang kita tempatkan dalam nasofaring.
• Syarat-syarat melakukan rinoskopia posterior :
• Penempatan cermin.
• Penempatan cahaya.
ada jarak yang cukup lebar antara uvula dan faring pasien cahaya lampu
dapat masuk dan menerangi nasofaring.
Cara bernapas melalui hidung.
Cermin kecil.
Spatula.
Lampu spritus.
Solusio tetrakain (- efedrin 1%).