Anda di halaman 1dari 4

Latar Belakang Masalah

Pembangunan Bandara membutuhkan lahan strategis untuk dijadikan sebagai kepentingan

pembangunan guna terciptanya perubahan. Dalam rangka untuk mewujudkan pembangunan

yang tepat, Pemilihan lokasi menjadi salah satu pertimbangan penting bagi pelaksanan

proyek pembangunan. Beberapa prasyarat pembangunan Bandara yang harus diperhatikan

meliputi luas lahan, arah angin, jenis tanah, kadar air tanah dan sebainya menjadi hal yang

paling dipertimbangkan.

Dalam kasus sengketa lahan pembangunan Bandara Kulon Progo Yogyakarta terdapat

permasalahan yang menjadi penghambat dari proses pembangunan Bandara diantaranya

lahan yang tersedia merupakan lahan milik masyarakat yang juga menjadi lahan produktif

sumber mata pencaharian masyarakat sekitar yang notabene nya rata-rata adalah seorang

petani.

Sejak bergulirnya informasi perencanaan pembangunan Bandara Kulon Progo awal tahun

2012, isu ini sudah menjadi pro kontra di kalangan masyarakat khususnya masyarakat asli

Kulon Progo. Hingga akhir tahun 2018 kesepakatan antara pemerintah dan masyarakat sekitar

belum juga menemui titik terang sehingga konflik-konflik sosial terus bergulir mewarnai

proses pembangunan proyek Bandara Kulon Progo.

Pada tahun 2016 awal, pemerintah telah berjanji untuk memberikan ganti rugi atau

pembebasan lahan kepada masyarakat yang tanahnya akan digunakan sebagai pembangunan

Bandara Kulon Progo. Namun tidak sedikit dari masyarakat yang tetap memperthankan

tanahnya, seperti penuturan dari Manajer Pembangunan Bandara Kulon Progo (NYIA) PT.

Angkasa Pura 1, Sujiastono mengklaim bahwa sekitar 353 pemilik lahan dan rumah penerima

ganti rugi atau pembebasan lahan menolak menerima ganti rugi yang diberikan oleh

pemerintah.
Penolakan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat tersebut menimbulkan aksi protes

hingga demonstrasi dari pihak masyarakat yang menimbulkan dampak sosial seperti

keamanan dan ketertiban, hingga terganggunya kehidupan bermasyarakat.

Langkah-Langkah Penyelesaian Masalah

Dalam menyelesaikan sengketa lahan proyek Pembangunan Bandara Kulon Progo, pihak

pemerintah telah melakukan serangkaian langkah-langkah diantaranya :

• Pendekatan Formal : Pada pendekatan ini musyawarah dilakukan oleh pihak

pemerintah seperti anggota DPR setempat yang memiliki pengaruh besar terhadap

masyarakat yang nantinya diharapkan mampu untuk mengubah pandangan

masyarakat pemilik lahan.

• Pendekatan Informal : Pada pendekatan ini musyawarah dilakukan oleh pihak

tokoh-tokoh sesepuh yang berpengaruh di desa setempat. Mengingat masyarakat

pedesaan sangat memperhitungkan pendapat dan keputusan sesepuh desa.

• Melibatkan Tenaga Kerja : Keterlibatan tenaga kerja proyek Bandara Kulon Progo

juga menjadi salah satu alternatif solusi atas penyelesaian sengketa lahan ini, karena

rata-rata tenaga kerja yang ditarik untuk bekerja di Bandara merupakan masyarakat

asli Kulon Progo sehingga di harapkan mampu untuk sedikit tidak mempengaruhi

anggota keluarga, serta kerabatnya agar menerima pembebasan lahan miliknya.

• Peluang Kerja : Berjalannya proyek pembangunan Bandara Kulon Progo menjadi

harapan baru bagi peningkatan perekonomian masyarakat sekitar, setidaknya hal

tersebut yang menjadi salah satu janji pemerintah setempat kepada masyarakatnya

agar menerima proses pembangunan yang sedang berjalan.


Strategi Planing Dalam Menyelesaikan Masalah

Tahun Strategi Planing Pencapaian

2012 Studi Kelayakan Bandara Sudah Terlaksana

2014 Pertemuan Stakeholder Sudah Terlaksana

2014 Sosialisasi Ke Masyarakat Sudah Terlaksana

2015 Pendekatan Melalui Pemimpin Formal dan Sudah Terlaksana

Informal

2015 Diskusi Dengan Tokoh Agama dan Tokoh Sudah Terlaksana

Masyarakat

2016- Proses Pembebasan Lahan Masih Dalam Proses

2018 Penyelesaian
Skema Rencana Kerja Tindak Lanjut

Pembangunan Bandara Kulon Progo

Pertemuan Stageholder

Sosialisasi ke Masyarakat

Pendekatan Diskusi dengan


Pro/Kontra di
Masyarakat masyarakat Tokoh Agama
melalui dan Tokoh
Formal/Informal Masyarakat

Kesepakatan

Perhitungan Ganti Rugi


(Appraisal)

Proses Pembebasan Lahan

Peletakan batu pertama


(keterlibatan semua pihak)

Anda mungkin juga menyukai