Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas tentang Penyakit Polio.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ssemua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik dari pembaca sangat kami harapkan untuk menyempurnakan
makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan mamfaat bagi kita sekalian.

Penulis

KELOMPOK I

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat
mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen. Penyakit ini dapat menyerang
pada semua kelompok umur, namun yang paling rentan adalah kelompok umur kurang
dari 3 tahun. Gejala meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar,
nyeri pada kaki, tangan, kadang disertai diare.
Kemudian virus menyerang dan merusakkan jaringan syaraf , sehingga menimbulkan
kelumpuhan yang permanen. Penyakit polio pertama terjadi di Eropa pada abad ke-18,
dan menyebar ke Amerika Serikat beberapa tahun kemudian. Penyakit polio juga
menyebar ke negara maju belahan bumi utara yang bermusim panas. Penyakit polio
menjadi terus meningkat dan rata-rata orang yang menderita penyakit polio meninggal,
sehingga jumlah kematian meningkat akibat penyakit ini. Penyakit polio menyebar luas di
Amerika Serikat tahun 1952, dengan penderita 20,000 orang yang terkena penyakit ini (
Miller,N.Z, 2004 ).
B. Rumusan Masalah
`Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah definisi dari penyakit polio
2. Apa gejala dari polio
3. Apa saja jenis-jenis polio
4. Masa Inkubasi
5. Reservoir
6. Bagaimana cara penularan polio
7. Bagaimana pencegahan polio
8. Bagaimana pengobatan polio
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Pengertian polio
2. Gejala polio
3. Jenis-jenis polio
4. Masa Inkubasi
5. Reservoir
6. Jenis-jenis polio
7. Cara penularan polio
8. Pencegahan polio
9. Pengobatan polio

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Polio
Polio adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban.
Polio menular melalui kontak antar manusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut
ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses. Poliovirus
adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. Virus akan
menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam. Polio
menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi pada anak berusia antara
3 hingga 5 tahun. Masa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga 35 hari.
Nama lain dari polio adalah Poliomieltis. Virus polio yang termasuk genus
enterovirus famili Picornavirus.Virus ini tahan terhadap pengaruh fisik dan bahan kimia.
Selain itu, dapat hidup dalam tinja penderita selama 90-100 hari. Virus ini juga dapat
bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan dapat sampai berkilo-kilometer
dari sumber penularan.
Polio menyebar terutama melalui kontaminasi tinja, terutama di daerah dengan
sanitasi lingkungan buruk. Penularan juga terjadi melalui fekal-oral. Artinya
makanan/minuman yang tercemar virus polio yang berasal dari tinja penderita masuk ke
mulut orang sehat lainnya. Sedangkan oral-oral adalah penyebaran dari air liur penderita
yang masuk ke dalam mulut manusia sehat lainnya. Ciri khas dari penderita polio adalah
kerusakan saraf. Kerusakan itu bermula dari virus yang mengalami inkubasi selama 5-35
hari di dalam tubuh. Selanjutnya virus akan berkembang pertama kali dalam dinding
faring (leher dalam) atau saluran cerna bagian bawah. Dari saluran cerna virus menyebar
ke jaringan getah bening lokal atau regional. Akhirnya virus menyebar masuk ke dalam
aliran darah sebelum menembus dan berkembang biak di jaringan saraf. Poliomielitis
mempunyai tendensi lebih merusak sel saraf motorik pada medulla spinalis dan batang
otak. Seringkali polio menyebabkan kerusakan saraf tubuh yang membuat pertumbuhan
penderita menjadi asimetris. Sehingga cenderung menimbulkan gangguan bentuk tubuh
yang umumnya menetap bahkan bertambah berat.
B. Identifkasi Penyakit Polio
Polio adalah suatu penyakit yang di sebabkan oleh virus polio yang dapat
mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanent. Polia adalah penyakit menular
yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban. Polio menular melalui kontak
antarmanusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan
3
makanan atau minuman yang terkontaminasi feses. Poliovirus adalah virus RNA kecil
yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular.

Virus akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam.
Polio menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi pada anak berusia
antara 3 hingga 5 tahun. Masa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga
35 hari. Polio dapat menyebar luas diam-diam karena sebagian besar penderita yang
terinfeksi poliovirus tidak memiliki gejala sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri
sedang terjangkit. Setelah seseorang terkena infeksi, virus akan keluar melalui feses
selama beberapa minggu dan saat itulah dapat terjadi penularan virus.

C. Gejala Polio
Tanda-tanda dan gejala-gejala dari polio berbeda tergantung pada luas infeksi.
Tanda-tanda dan gejala-gejala dapat dibagi kedalam polio yang melumpuhkan (paralytic)
dan polio yang tidak melumpuhkan (non-paralytic).

4
Pada polio non-paralytic yang bertanggung jawab untuk kebanyakan individu-
individu yang terinfeksi dengan polio, pasien-pasien tetap asymptomatic atau
mengembangkan hanya gejala-gejala seperti flu yang ringan, termasuk kelelahan,
malaise, demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, dan muntah. Gejala-gejala, jika hadir,
mungkin hanya bertahan 48-72 jam, meskipun biasanya mereka bertahan untuk satu
sampai dua minggu.
Paralytic polio terjadi pada kira-kira 2% dari orang-orang yang terinfeksi dengan
virus polio dan adalah penyakit yang jauh lebih serius. Gejala-gejala terjadi sebagai
akibat dari sistim syaraf dan infeksi dan peradangan sumsum tulang belakang (spinal
cord).
 Gejala Penyakit Polio ini ditandai dengan :
1. Infeksi subklinis (tanpa gejala atau gejala berlangsung selama kurang dari 72
jam.
a. demam ringan
b. sakit kepala
c. tidak enak badan
d. nyeri tenggorokan
e. tenggorokan tampak merah
f. muntah.
2. Poliomielitis non-paralitik (gejala berlangsung selama 1-2 minggu)
a. demam sedang
b. sakit kepala
c. kaku kuduk
d. muntah
e. Diare
f. kelelahan yang luar biasa
g. Rewel
h. nyeri atau kaku punggung, lengan, tungkai, perut
i. kejang dan nyeri otot
j. nyeri leher bagian depan
k. kaku kuduk
l. nyeri punggung
m. nyeri tungkai (otot betis)
n. ruam kulit atau luka di kulit yang terasa nyeri
5
o. kekakuan otot.
3. Poliomielitis paralitik
a. demam timbul 5-7 hari sebelum gejala lainnya
b. sakit kepala
c. kaku kuduk dan punggung
d. kelemahan otot asimetrik
e. onsetnya cepat segera berkembang menjadi kelumpuhan
f. lokasinya tergantung kepada bagian korda spinalis yang terkena
g. perasaan ganjil/aneh di daerah yang terkena (seperti tertusuk jarum)
h. peka terhadap sentuhan (sentuhan ringan bisa menimbulkan nyeri)
i. sulit untuk memulai proses berkemih
j. Sembelit
k. perut kembung
l. gangguan menelannyeri otot
m. kejang otot, terutama otot betis, leher atau punggung
n. Ngiler
o. gangguan pernafasan
p. rewel atau tidak dapat mengendalikan emosi
q. refleks Babinski positif.
 Pemeriksaan Laboratorium nya meliputi :
Pada pasien dengan kecurigaan suatu polio dapat dilakukan pemeriksaan spesimen
dari cairan cerbrospinal, feses dan lendir mukosa tenggorokan dan dilakukan kultur dari
virus. Dari pemeriksaan darah dapat dilakukan pemeriksaan antibodi immunoglobulin G
(IgG) akan didapatkan peningkatan hingga 4 kali angka normal. Pemeriksaan pada saat
fase akut dapat dilakukan dengan pemeriksaan antibodi immunoglobulin M (IgM) yang
akan didapatkan hasil yang positif.
Kira-kira 5% - 10% dari pasien - pasien yang mengembangkan polio yang
melumpuhkan seringkali meninggal dari kegagalan pernapasan, karena mereka tidak
mampu untuk bernapas sendiri. Itulah sebabya mengapa sangat mendesak bahwa pasien-
pasien menerima evaluasi dan perawatan medis yang tepat. Sebelum era vaksinasi dan
penggunaan dari ventilator-ventilator modern, pasien-pasien akan ditempatkan dalam
"iron lung" (ventilator bertekanan negatif, yang digunakan untuk mendukung pernapasan
pada pasien-pasien yang menderita polio yang melumpuhkan).

6
 Gejala Klinik
Tanda klinik penyakit polio pada manusia sangat jelas. Sebagian besar (90%)
infeksi virus polio menyebabkan inapparent infection, sedangkan 5% menampilkan
gejala abortive infection, 1%
nonparalytic, dan sisanya menunjukkan tanda klinik paralitik. Bagi penderita dengan
tanda klinik paralitik, 30% akan sembuh, 30% menunjukkan kelumpuhan ringan, 30%
menunjukkan kelumpuhan berat, dan 10% menunjukkan gejala berat serta bisa
menimbulkan kematian. Masa inkubasi biasanya 3-35 hari.
Penderita sebelum ditemukannya vaksin terutama berusia di bawah 5 tahun.
Setelah adanya perbaikan sanitasi serta penemuan vaksin, usia penderita bergeser
pada kelompok anak usia di atas 5 tahun. Stadium akut sejak ada gejala klinis hingga
dua minggu ditandai dengan suhu tubuh meningkat, jarang terjadi lebih dari 10 hari,
kadang disertai sakit kepala dan muntah. Kelumpuhan terjadi dalam seminggu
permulaan sakit. Kelumpuhan itu terjadi akibat kerusakan sel-sel motor neuron di
medula spinalis (tulang belakang) oleh invasi virus.
Kelumpuhan tersebut bersifat asimetris sehingga menimbulkan deformitas
(gangguan bentuk tubuh) yang cenderung menetap atau bahkan menjadi lebih berat.
Sebagian besar kelumpuhan terjadi pada tungkai (78,6%), sedangkan 41,4% akan
mengenai lengan. Kelumpuhan itu berjalan bertahap dan memakan waktu dua hari
hingga dua bulan. Stadium subakut (dua minggu hingga dua bulan) ditandai dengan
menghilangnya demam dalam waktu 24 jam atau kadang suhu tidak terlau tinggi.
Kadang, itu disertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan. Kelumpuhan anggota gerak
yang layuh dan biasanya salah satu sisi.
Stadium konvalescent (dua bulan hingga dua tahun) ditandai dengan pulihnya
kekuatan otot lemah. Sekitar 50%-70% fungsi otot pulih dalam waktu 6-9 bulan
setelah fase akut. Kemudian setelah usia dua tahun, diperkirakan tidak terjadi lagi
perbaikan kekuatan otot. Stadium kronik atau dua tahun lebih sejak gejala awal
penyakit biasanya menunjukkan kekuatan otot yang mencapai tingkat menetap dan
kelumpuhan otot permanen.
D. Jenis-Jenis Polio
Jenis – jenis Polio antara lain :
1. Polio Non-Paralisis
Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, saki perut, lesu dan
sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.
7
2. Polio Paralisis Spinal
Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel
tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai.
Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu
penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering
ditemukan terjadi pada kaki. Setelah poliovirus menyerang usus, virus ini akan
diserap oleh kapiler darah pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Poliovirus
menyerang saraf tulang belakang dan neuron motor yang mengontrol gerak fisik. Pada
periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki
kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian
batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan mempengaruhi sistem
saraf pusat menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembang biaknya
virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan neuron motor. Neuron
motor tidak memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya
tidak akan bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki
menyebabkan tungkai menjadi lemas kondisi ini disebut acute flaccid paralysis
(AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada
batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia.
3. Polio Bulbar
Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang
otak ikut terserang. Batang otak mengandung neuron motor yang mengatur
pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai otot yang mengontrol
pergerakan bola mata saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi,
kelenjar air mata, gusi, dan otot muka, saraf auditori yang mengatur pendengaran,
saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbgai fungsi di
kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf yang mengirim sinyal ke jantung,
usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher.
E. Etiologi Dan Sifat
Penyakit Polio disebabkan oleh infeksi polio virus yang berasal dari genus
Enterovirus dan family Picorna viridae. Virus ini menular melalui kotoran(feses) atau
sekret tenggorokan orang yang terinfeksi. Virus polio masuk melalui ludah sehingga
menyebabkan infeksi. Hal ini dapat terjadi dengan mudah bila tangan terkontaminasi atau
benda-benda yang terkontaminasi dimasukkan ke dalam mulut.

8
Virus polio masuk kedalam tubuh manusia melalui mulut dan berkembang biak
ditenggorokan dan usus. Berkembang biak selama 4 sampai 35 hari, kemudian akan
dikeluarkan melalu tinja selama beberapa minggu kemudian.
Sifat dari polio seperti halnya yang lain yaitu stabil terhadap Ph asam selama 1-3 jam.
Tidak aktif pada suhu 56 derjad celcius selama 30 menit. Virus polio berkembangbiak
didalam sel yang terinfeksi dan siklus yang sempurna berlangsung selama 6 jam. Virus
tersebut dapat hidup diair dan manusia, meskipun juga bisa terdapat pada sampah dan
lalat
F. MASA INKUBASI / MASA PENULAR
Virus polio mengalami inkubasi selama 5-35 hari di dalam tubuh. Selanjutnya virus
akan berkembang pertama kali dalam dinding faring (leher dalam) atau saluran cerna
bagian bawah. Dari saluran cerna virus menyebar ke jaringan getah bening local atau
regional. Akhirnya virus menyebar masuk ke dalam aliran darah sebelum menembus dan
berkembang biak di jaringan saraf.
G. DISTRIBUSI KEJADIAN PENYAKIT
1. Distribusi Penyakit Polio Menurut Manusia
a. Berdasarkan Umur : Umur yang paling rentan terinveksi virus polio adalah
kelompok umur kurang dari 5 tahun
b. Jenis kelamin : Laki-laki lebih banyak memnderita daripada wanita.
c. Fisiologis : Anak dengan kekebalan yang rendah masih berisiko terhadap polio,
sekalipun tidak menderita kelumpuhan namun dapat terinveksi dan menjadi
sumber penularan polio.
d. Pendidikan : Pendidikan masyarakat yang rendah mempengaruhi terhadap tingkat
pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya imunisasi. Sehingga anak-anak
yang terinveksi disinyalir akibat ketidakpahaman orang tua akan pentingnya
imunisasi.
2. Distribusi Penyakit Polio Menurut Tempat
Di Indonesia sebelum PD II, penyakit polio merupakan penyakit yang
sporadic endemic, epidemic pernah terjadi di pelbagai daerah seperti Biliton (1948)
sampai ke Banda, Balikpapan. Bandung (1951), Surabaya (1952), semarang (1954),
Medan (1957), dan endemic yang terakhir terjadi di tahun 1977 di bali selatan.
Pada tahun 2005, polio kembali mewabah. Secara nasional tercatat kasus polio
sudah mencapai 295 kasus di 41 kabupaten/kota di 10 provinsi yakni Banten, Jawa
barat, Lampung, Jawa tengah, Sumatera Utara, Jawa timur, Sumatera selatan, DKI
9
Jakarta, Riau dan Aceh. Dalam tahun yang sama yakni 2005, kasus polio terjadi di
Sukabumi (Jawa barat) dan dinyatakan sebagai KLB (Kejadian Luar Biasa).
3. Distribusi Penyakit Polio Menurut Waktu
a. Kejadian kasus polio terjadi dalam rentang waktu yang lama (tahun)
b. Di daerah bermusim dingin sering terjadi enndemi di bulan Mei-Oktober, tetapi
kaksus sporadic tetap terjadi setiap saat.
H. Reservoir
Manusia satu-satunya dan sumber penularan biasanya , penderita tanpa gejala
(inaparent infection) terutama anak-anak. Belum pernah ditemukan adanya pembawa
virus liar yang berlangsung lama.
I. Cara Penularan Polio
Mekanisme Penyebara Virus ditularkan infeksi droplet dari oral-faring (mulut dan
tenggorokan) atau tinja penderita infeksi. Penularan terutama terjadi langsung dari
manusia ke manusia melalui fekal-oral (dari tinja ke mulut) atau yang agak jarang melalui
oral-oral (dari mulut ke mulut). Fekal-oral berarti minuman atau makanan yang tercemar
virus polio yang berasal dari tinja penderita masuk ke mulut manusia sehat lainnya.
Sementara itu, oral-oral adalah penyebaran dari air liur penderita yang masuk ke mulut
manusia sehat lainnya.
Virus polio sangat tahan terhadap alkohol dan lisol, namun peka terhadap
formaldehide dan larutan chlor. Suhu tinggi cepat mematikan virus, tetapi pada keadaan
beku dapat bertahan bertahun-tahun.
Ketahanan virus di tanah dan air sangat bergantung pada kelembapan suhu dan
mikroba lainnya. Virus itu dapat bertahan lama pada air limbah dan air
permukaan, bahkan hingga berkilo-kilometer dari sumber penularan.
Meski penularan terutama akibat tercemarnya lingkungan oleh virus polio dari
penderita yang infeksius, virus itu hidup di lingkungan terbatas. Salah satu inang atau
mahluk hidup perantara yang dapat dibuktikan hingga saat ini adalah manusia.
 Cara – cara penularan :
Penularan dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung . Transmisi
langsung melalui droplet dan orofaring serta feces penderita yang menyebar melalui
jari yang terkontaminasi pada peralatan makan, makanan , dan minuman. Sedangkan
penularan dengan tidak langsung melalui sumber air , air mandi dimana virus berada
dalam air buangan masuk ke sumber – sumber air tersebut dikaeaan sanitasi yang
rendah (Wahyuhono,1989)
10
Gbr.1 Penularan dr droplet
Peralatan dan barang – barang yang tercemar dapat berperan sebagai media
penularan . Belum ada bukti serangga dapat menularkan virus polio, sedangkan air
dan limbah jarang sekali dilaporkan sebagai sumber penularan. Kontaminasi virus
melalui makanan dan air yang dipakai bersama dalam suatu komunitas untuk semua
keperluan sanitasi dan makan-minum, menjadi ancaman utnuk terjadinya wabah.

Gbr.2 Limbah
Virus di tularkan infeksi droplet dari oral faring (mulut dan tenggorokan) atau
tinja penderita infeksi. Penularan terutama terjadi langsung ke manusia melalui fekal-
oral (dari tinja ke mulut) atau yang agak jarang melalui oral-oral (dari mulut ke
mulut). Fekal-oral berarti miniman atau makanan yang tercemar virus polio yang
berasal dari tinja penderita masuk ke mulut manusia sehat lainnya. Sementara itu,
oral-oral adalah penyebaran dari air liur penderita yang masuk ke mulut manusia sehat
lainnya.
Factor yang mempengaruhi penyebaran virus adalah kepadatan penduduk,
tingkat higienis, kualitas air, dan fasilitas pengolahan limbah. Di area dengan sanitasi
11
yang bagus dan air minum yang tidak terkontaminasi, rute transmisi lainnya mungkin
penting.
J. Kerentanan Dan Kekebalan
Semua orang rentan terhadap infeksi virus polio, namun kelumpuhan terjadi hanya
sekitar 1% dari infeksi. Sebagian dari penderita ini akan sembuh dan yang masih tetap
lumpuh berkisar antara 0,1% sampai 1% . Angka kelumpuhan pada orang-orang dewasa
non imun yang terinfeksi lebih tinggi dibandingkan dengan anak dan bayi yang non imun
Kekebalan spesifik yang terbentuk bertahan seumur hidup , baikk sebagai akibat
infeksi virus polio maupun innaparent. Srangan kedua jarang terjadi dan sebagai akibat
infeksi virus polio degan tipe yang berbeda. Bayi yang lahir dari ibu yang sudah di
imunisasi mendapat kekebalan pasif yang pendek. Resiko tinggi tertulari polio adalah
kelompok rentan seperti kelompok-kelompok yang menolak imunisasi, kelompok
minoritas ,para migrant musiman , anak-anak yang tidak terdaftar, kaum nomanden,
pengungsi dan masyarakat miskin perokotaan.
K. Pencegahan Polio
Penyakit Polio adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus.
Biasanya gejala yang dirasakan adalah demam, rasa lelah, sakit kepala, muntah, rasa kaku
pada leher, rasa sakit pada kaki dan tangan. Penularan virus polio masuk ke tubuh
melalui:
 Mulut
 di dalam air,
 makanan yang telah terkontaminasi tinja dari orang yang sudah terjankit polio.
Virus ini mengakibatkan kelumpuhan pada kaki. Di antara yang lumpuh ini 5-10%
meninggal dunia ketika otot-otot pernafasannya dilumpuhkan virus tersebut. Polio tidak
dapat disembuhkan, namun bisa dicegah. caranya dengan imunisasi, yaitu dengan
pemberian vaksin yang aman dan efektif dengan vaksin polio oral (OPV) yang diberikan
berulang kali, vaksin ini akan melindungi anak seumur hidup.
Dalam World Health Assembly tahun 1998 yang diikuti oleh sebagian besar
negara di penjuru dunia dibuat kesepakatan untuk melakukan Eradikasi Polio (Erapo)
tahun 2000, artinya dunia bebas polio tahun 2000. Program Eropa pertama yang
dilakukan adalah
 Melakukan cakupan imunisasi yang tinggi dan menyeluruh
 Pekan Imunisasi Nasional yang telah dilakukan Depkes tahun 1995, 1996, dan 1997.
Pemberian imunisasi polio yang sesuai dengan rekomendasi WHO adalah diberikan
12
sejak lahir sebanyak 4 kali dengan interval 6-8 minggu. Kemudian diulang usia 1½
tahun, 5 tahun, dan usia 15 tahun.
 Survailance Acute Flaccid Paralysis atau penemuan penderita yang dicurigai lumpuh
layuh pada usia di bawah 15 tahun harus diperiksa tinjanya untuk memastikan karena
polio atau bukan.
Melakukan Mopping Up, artinya pemberian vaksinasi massal di daerah yang
ditemukan penderita polio terhadap anak di bawah 5 tahun tanpa melihat status imunisasi
polio sebelumnya.
 Cara Pencegahan Dan Pengawasan
 Cara Pencegahan :
Penyakit polio dapat di cegah dengan imunisasi. Vaksinasi virus mati di
berikan secara suntikan. Sedangkan yang hidup melalui mulut dengan tetesan.
Virus hidup yang di lemahkan lebih efektif di bandingkan dengan virus yang mati.
Selain pemberian imunisasi maka peningkatan sanitasi lingkungan dan higienis
perorangan sangat di perlukan.
Untuk mencegah penyakit polio di antaranya dengan membiasakan pola hidup
sehat, sanitasi yang baik dan terus menjaga kualitas gizi sekaligus kebugaran
kondisi fisik.salah satu cara terbaik melindungi anak-anak dari penyakit polio.
Yakni dengan mencuci tangan dan alat-alat makan seperti piring, gelas, atau pun
sendok dengan sabun dan air yang tidak tercemar oleh virus polio.
Kemudian jika memasak air sebaiknya dimasak sampai mendidih sempurna,
sebab cara ini cukup efektif untuk membunuh virus polio. Sebab diketahui, virus
polio liar hidup dengan baik pada suhu – 80C. Di luar tubuh manusia, bila terkena
panas matahari, virus polio hanya bertahan hidup selama 2 hari, tapi kalau di
dalam cuaca lembab lebih lama. Selain itu, imunisasi terhadap polio sampai
lengkap pun dapat mencegah penyakit ini.

13
 Pengawasan penyakit Polio :

Untuk mendeteksi penyebaran penyakit polio pemerintah juga akan


menggalakan imunisasi masal. Imunisasi diperlukan untuk membangkitkan
kekebalan lokal di usus melalui pemberian vaksin polio. Vaksin ini mengandung
tiga jenis virus yaitu tipe 1, 2, dan 3. Caranya, diteteskan ke mulut sebanyak dua
tetes setiap kali pemberian atau dikenal dengan Oral. Bila anak sudah
mendapatkan imunisasi polio minimal empat kali, hampir dapat dipastikan anak
kebal terhadap polio. Bila belum diimunisasi, segera berikan dosis pertama. Anak
akan terlindung selama 100 hari, sehingga bila virus polio masuk, tidak berbiak
dan menyebabkan penyakit polio, lalu dilanjutkan sampai lengkap Vaksin polio
dibagi menjadi dua yaitu inactivated polio virus (IPV) yang diberikan secara
suntikan dan attenuated polio virus (OPV) yang diberikan tetesan dibawah lidah.
IPV merupakan vaksin yang pertama tersedia secara menyeluruh pada tahun
1950an. Kelebihan dari IPV adalah berisi virus yang lemah, sehingga tidak
berhubungan dengan kejadian poliomielitis akibat pemberian vaksin. Formulasi
yang lebih baik adalah enhanced inactivated poliovirus vaccine (eIPV). Vaksin ini
diberikan pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 – 12 bulan dan sebelum masuk sekolah
(usia 4 tahun).
Pemberian OPV terutama sejak tahun 1960an. Immunisasi dengan cara ini
menyebabkan penurunan yang signifikan pada kasus-kasus poliomielitis di dunia.
Pemberian secara oral memberikan kelebihan dengan adanya pertahana tubuh
terhadap virus tersebut di mukosa saluran nafas dan pencernaan. Kerugian OPV
adalah dapat menyebabkan vaccine-associated paralytic poliomyelitis (VAPP).
Pemberian vaksin ini diberikan pada usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan pemberian
booster setiap 4 tahun.
14
Varian OPV baru berupa monovalent oral poliovirus type 1 vaccine (mOPV1)
diperkenalkan pertama kali di India pada bulan April 2005. Dari penelitan
didapatkan bahwa varian baru ini 3 kali lebih efektif dan jauh lebih sedikit angka
efek samping dibandingkan pemberian OPV pertama, sehingga menjadi
rekomendasi internasional untuk menghilangkan poliovirus.
L. Pengobatan Polio
Pengobatan pada penyakit polio sampai sekarang belum ditemukan cara atau
metode yang paling tepat. Sedangkan penggunaan vaksin yang ada hanya untuk
mencegah dan mengurangi rasa sakit pada penderita.
1. Viral Isolation
Poliovirus dapat dideteksi dari faring pada seseorang yang diduga terkena
penyakit polio. Pengisolasian virus diambil dari cairan cerebrospinal adalah
diagnostik yang jarang mendapatkan hasil yang akurat.Jika poliovirus terisolasi dari
seseorang dengan kelumpuhan yang akut, orang tersebut harus diuji lebih lanjut
menggunakan uji oligonucleotide atau pemetaan genomic untuk menentukan apakah
virus polio tersebut bersifat ganas atau lemah.
2. Uji Serology
Uji serology dilakukan dengan mengambil sampel darah dari penderita. Jika
pada darah ditemukan zat antibody polio maka diagnosis bahwa orang tersebut
terkena polio adalah benar. Akan tetapi zat antibody tersebut tampak netral dan dapat
menjadi aktif pada saat pasien tersebut sakit.
3. Cerebrospinal Fluid ( CSF)
CSF di dalam infeksi poliovirus pada umumnya terdapat peningkatan jumlah
sel darah putih yaitu 10-200 sel/mm3 terutama adalah sel limfositnya. Dan kehilangan
protein sebanyak 40-50 mg/100 ml ( Paul, 2004 ).

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat
mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen, Jenis polio ada 3 yaitu Polio
Non-Paralisis, Polio Paralisis Spinal, Polio Bulbar.
2. Gejala polio meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri
pada kaki/tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusakkan
jaringan syaraf , sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen.
3. Pencegahan polio antara lain melakukan cakupan imunisasi yang tinggi dan
menyeluruh, Untuk mengurangi terjangkitnya virus polio pada manusia maka
dilakukan beberapa hal seperti, Vaksin polio dibagi menjadi dua yaitu inactivated
polio virus (IPV) yang diberikan secara suntikan dan attenuated polio virus (OPV)
yang diberikan tetesan dibawah lidah.
4. Jenis-jenis polio mencakup Polio Non-Paralisis, Polio Paralisis Spinal, Polio bulbar
5. Pengobatan polio mencakup Viral Isolation, Uji Serology, Cerebrospinal Fluid
6. Mekanisme Penyebara Virus ditularkan infeksi droplet dari oral-faring (mulut dan
tenggorokan) atau tinja penderita infeksi.
B. Saran
Demikian makalah yang telah kami susun, kami menyadari masih terdapat
beberapa kekurangan dalam penulisan makalah ini, kami sebagai penyusun mengharap
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat manambah pengetahuan serta lebih bisa memahami pokok bahasan,
bagi para pembacanya dan khususnya bagi kami sebagai penyusun.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://www.totalkesehatananda.com/polio2.html.[online]. [03 September 2013]


http://infoimunisasi.com/headline/pencegahan-penyakit-polio/[online]. [03 September 2013]
http://jenispenyakit.blogspot.com/2008/12/penyakit-polio.html [online]. [03 September 2013]

17

Anda mungkin juga menyukai