Disusun Oleh :
KUPANG – 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul "Praktek Pertambangan Yang Baik Dan
Benar ". Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan
untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Di era Globalisasi dan Reformasi saat ini, beberapa perubahan tuntutan sudah menjadi
kewajiban kita untuk diperhatikan dalam melaksanakan aktifitas pembangunan. Beberapa
perubahan tuntutan tersebut antara lain adalah dengan adanya tuntutan :
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
1. Apakah pengertian dan teknis pertambangan yang baik dan benar ?
2. Bagaimana pengaplikasian dari praktek pertambangan yang baik dan benar?
1.3 Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Praktek Pertambangan yang Baik dan Benar (Good Mining Practice) adalah suatu
kegiatan pertambangan yang mentaati aturan,terencana dengan baik, menerapkan teknologi
yang sesuai yang berlandaskan pada efektifitas dan efisiensi, melaksanakan konservasi bahan
galian, mengendalikan danmemelihara fungsi lingkungan, menjamin keselamatan kerja,
mengakomodir keinginan danpartisipasi masyarakat, menghasilkan nilai tambah, meningkatkan
kemampuan dankesejahteraan masyarakat sekitar serta menciptakan pembangunan yang
berlanjutan.
UU No. 4 Tahun 2009 ttg Pertambangan Mineral dan Batubara, Pasal 95 (a)
mengamanatkan bahwa, pemegang IUP wajib menerapkan kaidah teknik pertambangan
yang baik.
UU No. 4 Tahun 2009 ttg Pertambangan Mineral dan Batubara, Pasal 96. Dalam penerapan
kaidah teknik pertambangan yang baik, pemegang IUP wajib melaksanakan, antara lain :
a. Ketentuan K3 pertambangan
b. Keselamatan operasi pertambangan
c. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk reklamasi dan
pascatambang
5
d. Upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara
e. Pengelolaan sisa tambang dari kegiatan pertambangan dalambentuk padat, cair, atau gas
sampai memenuhi baku mutu lingkungan sebelum dilepas ke media lingkungan
Dalam rangka pengelolaan pertambangan yang baik dan benar ini, maka terdapat 2
unsur utama yang melaksanakannya, yaitu “Pelaku Bisnis” dan Pembuat Kebijakan”.
Agar tercapai maksud pengelolaan tersebut diatas, maka pelaku bisnis dalam mengelola
pertambangan haruslah melaksanakannya dengan baik dengan selalu memperhatikan beberapa
hal antara lain : efisiensi, keuntungan yang wajar, resiko yang rendah, kepedulian terhadap
lingkungan dan kepedulian terhadap masyarakat.
Sedangkan bagi pembuat kebijakan beberapa hal yang wajib menjadi perhatiannya
antara lain adalah bagaimana agar pembangunan masyarakat dan daerah dapat berjalan baik,
pembangunan dapat berkelanjutan, menekan agar pelaku bisnis taat terhadap aturan,
melaksanakan kegiatan berpedoman pada azas konservasi bahan galian agar dapat
meningkatkan nilai tambah dan menekan terjadinya kecelakaan serta pentingnya melaksanakan
perlindungan terhadap lingkungan.
Peran birokrat (pembuat kebijakan) pada hakekatnya adalah : membuat kebijakan yang
tepat dan kondusif, menjamin keamanan, menjamin kepastian hukum menjadi fasilitator yang
baik serta membuat pedoman terhadap pelaksanaan kegiatan.
Pada prinsipnya, Teknis Pertambangan yang baik dapat dilakukan apabila didalam aktifitas
pertambangan tersebut dilakukan hal-hal sebagai berikut :
6
Teknik dan sistim tambang serta proses pengolahan/pemurnian harus direncanakan dan
dilak-sanakan secara baik (sistim tambang pada material lepas dan padu sangat berbeda,
demikian pula proses pengolahannya)
Teknis konstruksi dan Pemilihan peralatan harus tepat guna.
Sistim pengangkutan bahan tambang harus terencana baik, termasuk pemilihan alat
angkut dan alat berat lainnya.
Produksi hendaknya disesuaikan dengan jumlah ketersediaan cadangan dan spesifikasi.
Program pasca tambang harus terencana dengan baik sebelum seluruh aktifitas
dihentikan.
Pada pasca tambang harus segera dilakukan kegiatan penataan dan reklamasi pada lahan ex
tambang yang disesuaikan dengan perencanaannya. Pelaksanaan penataan dan reklamasi
sebaiknya mengacu pada rencana tata ruang daerah yang bersangkutan dan disesuaikan dengan
kondisi lahan.
Jika Teknis Pertambangan tidak dilakukan dengan baik dan benar, maka akan berakibat pada :
Beberapa prinsip dalam perencanaan dan pelaksanaan pasca tambang yang harus menjadi
perhatian antara lain :
7
Perencanaan dan pelaksanaannya harus sejalan dengan ketentuan dan standard yang
berlaku.
Rencana pasca tambang harus dapat diterima oleh seluruh stake holders dan sesuai
dengan
keinginan publik.
Pelaksanaan harus mempunyai target terjaminnya keselamatan lahan ex tambang,
terpeliharanya
lingkungan dan lahan ex tambang dapat pergunakan kembali untuk kegiatan lainnya
yang lebih
bermanfaat.
Pelaku kegiatan harus dapat mempertanggung-jawabkan dari aspek teknik dan sosio-
ekonomi.
Pelaksanaan kegiatan pasca tambang harus disesuaikan dengan rencana pembangunan
daerah.
Secara teknis dan ekonomis, pelaksanaan pasca tambang dapat dilaksanakan.
Ditangani oleh sumber daya manusia yang profesional dan paham.
Program pasca tambang harus dipantau secara kontinyu dan segera direvisi jika terjadi
perubahan.
Program hendaknya bersifat adaptatif terhadap adanya perubahan kondisi.
Harus ada kriteria yang jelas terhadap tingkat keberhasilan secara kuantitatif.
Jaminan pasca tambang perlu ada dalam jumlah yang memadai.
Peraturan yang menyangkut tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum
telah diatur dalam Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor : 555.K/26/M.PE/1995,
8
tanggal 22 Mei 1995. Segala aspek menyangkut K-3 Pertambangan Umum telah diatur
didalamnya, antara lain tentang :
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi ini berlaku untuk kegiatan pertambangan terbuka
/diatas permukaan tanah dan pertambangan bawah tanah.
Pada prinsipnya penerapan azas konservasi pada pemanfaatan bahan galian tambang adalah cara
bagaimana pemanfaatan bahan galian tersebut dilakukan secara optimal dengan memperhatikan
hal-hal :
9
Adanya upaya melakukan “pemilahan” dalam pengambilan antara bahan galian
berkadar
tinggi dan rendah, dimana bahan galian berkadar tinggi diambil terlebih dahulu dan
bahan galian
berkadar rendah tetap “disimpan” sebagai cadangan masa depan dan diambil jika
teknologi
telah mampu mengolah bahan galian tersebut.
Adanya upaya untuk memanfaatkan mineral-mineral ikutan secara optimal.
Dalam rangka penerapan Praktek Pertambangan Yang Baik dan Benar, maka perlu dipikirkan
hubungan antara Lahan Tambang dengan Kegiatan Pertambangan itu sendiri dan
Lingkungan.Hubungan ketiga komponen tersebut pada hakekatnya saling berinteraksi dan dapat
disinergikan antara satu sama lainnya yang dapat digambarkan dalam hubungan “segitiga
interaksi”.
Dari Lahan Tambang yang mengandung bahan galian tambang tertentu, dapat dimanfaatkan
guna menunjang segala aktifitas dan kehidupan manusia serta merupakan peluang usaha bagi
pelaku bisnis ( 1 – 2 ). Didalam aktifitas Pertambangan, eksploitasi harus dilakukan sesuai
aturan, terencana secara teknis, efisien, menerapkan azas konservasi, menghasilkan nilai tambah
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat ( 2 – 1 ).
10
Dilain sisi dengan “baik”nya Lingkungan merespons kegiatan pertambangan, maka pada pasca
tambang, Lingkungan tersebut akan mampu menciptakan suatu kondisi lingkungan baru yang
dapat bermanfaat serta berdaya guna kembali (3 – 1), dan pada Lahan Tambang yang telah
dieksploitasi, secara berangsur akan “terpulihkan” kembali dengan kondisi baru dengan
peruntukan lainnya yang lebih bermanfaat di masa mendatang ( 1 – 3 ).
Jika hubungan ketiga komponen ini berjalan baik, saling berinteraksi dan bersinergi, maka dari
hubungan tersebut dapat tercapai sasaran sebagai berikut :
Bekas LAHAN TAMBANG dalam kondisi Aman, Layak dimanfaatkan, Indah, Harmonis,
bersifat Fasilitatif jika dipergunakan, mendatangkan Untung jika dimanfaatkan, bersifat Natural,
dibentuk secara Geometris, sebagai lahan yang Strategis dalam pemanfaatannya dan dapat
dimanfaatkan secara Integratif ( ALIH FUNGSI ).
Dalam Praktek Pertambangan Yang Baik dan Benar ini, peranan Birokrat adalah : membuat
kebijakan yang bersifat kondusif, menjamin kepastian hukum, menjamin keamanan, menyusun
pedoman dan menjadi fasilitator serta melakukan tugas pemantauan, pengawasan bimbingan
dan pembinaan serta melakukan evaluasi terhadap aktifitas pertambangan.
Bimbingan dan Pengawasan yang dilakukan oleh Birokrat sudah wajib dilakukan sejak tahap
perencanaan sampai dengan tahap pasca tambang.
Sedangkan peran masyarakat terhadap aktifitas pertambangan juga dapat dilakukan, terutama
pada tahap pelaksanaan kegiatan sampai dengan tahapan pasca tambang (tidak tertutup
kemungkinan peran mereka juga bisa dari sejak tahap perencanaan).
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan sistim kontrol demikian, diharapkan suatu kegiatan pertambangan dapat terlaksana
denganbaik dan mendatangkan kebaikan bagi semua pihak (seluruh stake holders).
12
DAFTAR PUSTAKA
http://karyakarya1.blogspot.co.id/2007/07/good-mining-practice.html
https://haydaynet.blogspot.co.id/2016/04/pengertian-good-mining-practice.html
http://umarullahsaleh.blogspot.co.id/2015/04/pengelolaan-pertambangan-yang-baik-
dan_12.html
13