Anda di halaman 1dari 2

Penyusunan Sistem Informasi Geografi PAI Daerah Irigasi dan Rawa WS.

Indragiri, Provinsi Riau - 2017

BAB VII. PENUTUP

7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi di Pekanbaru terkait dengan Pekerjaan Penyusunan Sistem
Informasi Geografi PAI Daerah Irigasi dan Rawa WS. Inderagiri, Provinsi Riau dapat diambil
kesimpulan seperti berikut :

1) Pengambilan data awal (Reconnaisance) bersamaan dengan bulan puasa,


pelaksanaan pengambilan data awal tidak bisa optimal dan tidak sesuai dengan
progress kerja.

2) Terbatasnya ketersediaan data sekundaer antara lain : Batas Areal Kepentingan


(AOI)/Cakupan Daerah Irigasi di daerah survey yaitu Daerah Irigasi (DI) dan Daerah
Irigasi dan Rawa (DIR) menjadi kendala dalam menentukan volume kegiatan survey
topografi.

3) Tidak tersedianya peta ABD untuk Daerah Irigasi baik Bendung, Saluran Primer,
Sekundaer, Tersier dan Saluran Drainase, maka untuk keperluan data bangunan dan
asset tanah diperlukan pengukuran ulang.

4) Adanya alih fungsi lahan dari sawah irigasi teknis menjadi lahan perkebunan rakyat
(kelapa sawit) akan mengurangi luas areal DI ataupun DIR.

5) Tidak berfungsinya bangunan irigasi (sadap, suplesi, bagi dan bagi sadap) akan
berpengaruh terhadap produksifitas pertanian (padi sawah)

6) Adanya aktifitas masyarakat yang membuat bangunan permanen di atas bangunan


irigasi akan menimbulkan permasalahan jika dikemudian hari dilakukan kegiatan
peningkatan pembangunan jaringan irigasi.

7.2. Saran
Guna melengkapi kesiapan dan hasil kegiatan, beberapa saran yang disampaikan dari
peserta sidang/diskusi adalah sebagai berikut :

PT. BENNATIN SURYA CIPTA 7- 1


Penyusunan Sistem Informasi Geografi PAI Daerah Irigasi dan Rawa WS. Indragiri, Provinsi Riau - 2017

1) Cakupan jenis dan struktur data (spasial maupun tekstual) untuk keperluan basis data
GIS agar disesuaikan dengan kebutuhan dan dapat dengan mudah dilakukan editing
jika dikemudian hari ada perubahan data eksisting.

2) Untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan, baik kegiatan survey di lapangan dan


prosesing data hasil survey diperlukan ketersediaan data sekunder yang mencukupi.

3) Khusus untuk lokasi DIR (Daerah Irigasi dan Rawa), diperlukan survey khusus
mengenai tingkat kesuburan tanah dan kesesuaian lahan, agar areal terekomendasi
apat didayagunakan untuk peningkatan budidaya pangan (tanaman pangan lahan
basah atau lahan kering).

4) Diperlukan sosialisasi dan koordinasi kepada masyarakat disekitar lokasi kegiatan dan
beberapa instansi terkait agar ikut menjaga keamanan khususnya terhadap asset
tanah dan bangunan irigasi. Untuk keperluan yang dimaksud pihan BWSS III
sebaiknya segera membangun rumah jaga, patok batas Daerah Milik Saluran Irigasi
dan Papan Kepemilikan Lahan Saluran Irigasi.

5) Guna penyempurnaan hasil kegiatan, secara rutin dan intensif perlu dilakukan
koordinasi dan diskusi dengan pihak pemberi pekerjaan.

PT. BENNATIN SURYA CIPTA 7- 2

Anda mungkin juga menyukai