Anda di halaman 1dari 39

Tabel Periodik Unsur

Keperiodikan=keteraturan
Kemiripan di antara sifat unsur secara teratur &
periodik jika unsur diatur menurut bobot atom (ba).

Perkembangan Tabel Periodik

 Lavosier (1769)

Unsur: logam & non logam. 21 unsur.


 Dalton

Bobot atom (ba): sifat yang digunakan untuk


membedakan atom unsur dengan atom unsur
lain.

 Johan W. Dobereiner (1817)

 Ada hub. antara sifat unsur dan ba nya.


 Kelompok 3 unsur yang sifatnya mirip. Klor,
brom, dan yod. Ba brom 80, sebagai rata-rata
ba klor 35 dan ba yod 127.
J. A. K. Newland (1863-1865)

 Menyusun unsur menurut kenaikan ba nya.


 Ada pengulangan sifat setiap unsur ke-8.
 Unsur 1, unsur ke-8, ke-15 dst merupakan awalan
suatu kelompok (hukum oktaf).

Begeyer De Chancourtois (1863)

 Penyusun unsur pertama periodik.


 Fakta, unsur disusun menurut penyusunan ba,
diperoleh secara periodik unsur sifatnya mirip.
 Lothar Meyer (1869)

Hub lebih jelas antara sifat unsur dan ba.

Mengukur volume atom setiap unsur dalam


keadaan padat.

Volume atom setiap unsur = ba unsur dibagi


dengan kerapatannya.
Dimitri Mendeleev (1869)

 Meyer menyusun daftar unsur berdasarkan sifat


fisika.
 Mendeleev : sifat kimia unsur.
Memperhitungkan unsur yang belum ditemukan.
 Ada hub. antara sifat - ba unsur.
 Menyusun daftar unsur berdasarkan kenaikan ba
& unsur memiliki sifat hampir sama = 1 golongan.
 Sifat unsur = fungsi berkala dari ba (daftar
periodik Mendeleev).
 Ada 2 penyimpangan: unsur telurium & yod,
kalium & argon penempatannya tidak sesuai dengan
kenaikan ba. Diperbaiki daftarnya menjadi urutan
unsur dalam periodik berdasar nomor atom (na).
Sistem Periodik Panjang

Penyusunan berdasar kenaikan na unsur (aturan


Aufbau & Hund).
Unsur dikelompokan : perioda & golongan.
Horizontal = 7 perioda
Vertikal = gol A & B
Gol A: unsur representatif (unsur utama), 8
golongan: (I-8A).
- Konfigurasi elektron terluar ns1-2 np0-6 :
 Pangkat = jumlah kulit elektron kulit terluar.
 n = periode
 jumlah elektron kulit terluar = golongan
Ex: 11Na = 1s2 2s2 2p6 3s1 = golongan 1A, periode
3
Golongan B: unsur transisi (8 golongan 1-8B).
 konfigurasi elektron terluar (n-1)d1-10 ns1-2
•Jk jumlah elektron 11 = gol 1B, 12 = gol 2B. Untuk
jumlah lainnya = penentuan gol A.

25Mn = 1S2 2S2 SP6 3S2 3P6 4S2 3d5 = 7B, periode 4
29Cu = 1S 2S 2P 3S 3P 4S 3d
2 2 6 2 6 1 10 = 1B, periode 4
Blok s = unsur yang elektron terluar mengisi orbital s
(1A & 2A).
Blok p = unsur yang elektron terluar mengisi orbital p
(3A - 8A).
Blok d = unsur yang elektron terluar mengisi orbital d
(1B & 8B).
Blok f = unsur yang elektron terluar mengisi orbital f
(lantanida & aktinida).
Sifat Periodik Unsur
a. Sifat Logam
unsur dibagi:
 Logam = zat dapat menghantar listrik & panas.
 Non logam = zat tidak dapat menghantar listrik.
 Semi logam (metaloid) = zat bersifat logam
sekaligus non logam.

 1 golongan: ke atas letak unsur sifat logamnya


makin berkurang.
 1 perioda: ke kanan letak unsur sifat logamnya
makin berkurang.
b. Jari-jari atom

1 perioda: ke kanan letak unsur, jari atom makin


kecil (jumlah proton dalam inti & jumlah elektron
dalam orbital bertambah, sehingga tarikan
elektrostatik antara pertikel berlawanan muatannya
bertambah).
Elektron yang berada pada kulit terluar akan
tertarik ke inti sehingga ukuran atom bertambah
kecil.

1 golongan makin ke bawah, jari atom semakin


besar. (bertambahnya kulit elektron sesuai dengan
bertambahnya bilangan kuantum utama).
c. Jari-jari Ion

 Jika atom melepaskan elektron jari ionnya


< dibanding dengan jari-jari atom netralnya.
Disebabkan tarikan inti lebih kuat dibanding
tarikan inti pada atom netral.

 Jika atom menangkap elektron , maka jari-jari


ionnya > dibanding dengan jari-jari atom
netralnya.
d. Energi ionisasi (Potensial Ionisasi)

Energi ionisasi: energi diperlukan untuk melepas


1 elektron dari suatu atom yang berdiri sendiri.

 1 gol energi ionisasi makin berkurang jika na


ber+ (semakin ber + nya kulit elektron, maka
elektron kulit terluar berada semakin jauh dari
inti). Menyebabkan gaya tarikan ke inti semakin
kecil & elektron dengan mudah dapat dilepaskan.

1 periode, energi ionisasi cenderung bertambah


dari kiri ke kanan.
Afinitas Elektron

 Energi dilepaskan jika atom dalam bentuk gas


menerima elektron dengan membentuk ion
negatif.

1 gol: makin ke bawah letak suatu unsur


afinitas elektron makin berkurang.

1 periode: makin ke kanan letak suatu unsur


afinitas elektron makin bertambah. Disebabkan
makin kecil jari atom, afinitas elektron makin
besar.
Keelektronegatifan

Kemampuan atom menarik elektron. Berkaitan


dengan energi ionisasi & afinitas elektron.

Sifat keelektronegatifan = energi ionisasi = afinitas


elektron: makin kecil jari2 atom maka harga
kelektronegatifan makin besar.
Sifat-sifat Magnetik

Atom menunjukan sifat magnetik jika ditempatkan


dalam medan magnet.
Atom digolongkan 2 kelompok berdasar sifat
magnetik:

Gejala diamagnetisme jika interaksi elektron yang


berpasangan dengan medan magnetik tolak-
menolak.

Paramagnetik: gejala yang disebabkan jika atom


mempunyai elektron yang tidak berpasangan.
Makin banyak elektron tidak berpasangan makin
kuat gaya tarik medan magnetnya.
Tata Nama

Nama senyawa kimia memberikan informasi


kualitatif & kuantitatif mengenai susunan
senyawanya.

1. Bilangan Oksidasi

 Banyaknya elektron atom terlibat pembentukan


ikatan.
 Muatan ion dalam senyawa.
 Dikenal sebagai valensi.
Aturan penetapan biloks unsur sebagai komponen
senyawa:
1. Biloks sebuah atom sebuah unsur bebas (tidak
terikat) = 0
2. Jumlah biloks semua atom dalam sebuah molekul
/satuan rumus=0

Untuk sebuah ion, jumlah biloks sama dengan


muatan ion tsb, baik besar maupun tandanya,
tanpa memperdulikan apakah ion tersebut terdiri
dari atom tunggal atau terdiri dari 2 atom/lebih.
3. Logam alkali (1A) memiliki biloks +1 dan logam alkali
tanah (2A) biloks = +2.
4. Biloks Hidrogen = +1, Fl = -1
5. Biloks Oksigen = -2
6. Senyawa biner dengan logam, unsur gol 7A, biloks =
-1, 6A = -2, 5A = -3.

Bila ada 2 aturan berlawanan dengan yang lain, ikuti


aturan yang muncul lebih dulu.
1. Senyawa S8 = sebuah atom dari unsur bebas ,
biloks = 0.
2. Al2O3
semua atom dalam sebuah satuan rumus = 0
(aturan 2). Biloks O = -2 (aturan 5). Jumlah biloks
3 atom O = -6. biloks 2 atom Al = +6. biloks 1 atom
Al = +3.
3. Ion CrO4-2
jumlah biloks semua atom dalam ion -2. biloks 4
atom O = -8. Biloks Cr = +6.
4. Fe3O4
Jumlah biloks 4 atom O = -8. Biloks tiap atom Fe
+1/3 = +22/3, karena jumlah biloks 3 atom Fe = +8.
Penamaan Senyawa Biner

 Senyawa yang dibentuk oleh 2 unsur.

Penamaan Senyawa Biner Ionik

 Dibentuk 1 unsur logam & 1 bukan logam,


dituliskan nama logam tanpa modifikasi & diikuti
dengan penamaan unsur bukan logam melalui
pemberian akhiran ‘ida’.
KCL = Kalium klorida, MgF2 = Magnesium klorida,
Kalium oksida = K2O.
Menentukan perbedaan rumus & nama senyawa,
harus menentukan biloks unsur tersebut. 2 sistem
penulisan yang umum digunakan:

1. Penamaan penulisan biloks menggunakan angka


romawi.
2. Penamaan dengan sistem akhiran “o” untuk
kation dengan biloks yang lebih rendah, akhiran
‘i’ untuk kation dengan biloks yang lebih tinggi.
Rumus Sistem
Sistem stock
molekul akhiran
CrCl2 Kromium (II) klorida Kromo klorida
CrCl3 Kromium (III) klorida Kromi klorida
Pb2O Plumbum (I) oksida Plumbo oksida
PbO Plumbum (II) oksida Plumbi oksida
Penamaan Senyawa Biner Kovalen

 Terdiri unsur non logam & unsur non logam.


Pertama dituliskan unsur dengan biloks positif.
Ex: HCl bukan ClH.
Penamaan dilakukan berdasar pemberian awal
menyatakan jumlah relatif tiap jenis atom dalam
sebuah molekul .

Mono = 1 hepta = 7
di (bis) = 1 okta = 8
Tri (tris) = 3 nona = 9
Tetra (tetrakis) = 4 deka = 10
Penta (pentakis) = 5 undeka = 11
Heksa (heksakis) = 6 dodeka = 12
SO2 = belerang dioksida / berdasarkan sistem stock
: belerang (IV) oksida
SO3 = belerang trioksida / berdasarkan sistem stock
: belerang (VI) oksida

B2Br4 = diborontetrabromida , system stock = Boron


(II) bromide
Rancu dengan BBr2
Tabel Penamaan Senyawa Biner Kovalen

Rumus Sistem awalan Sistem stock


BCl3 Boron triklorida Boron (III) klorida
CF4 Karbon tetraflourida Karbon (IV) flourida
CO Karbon monooksida Karbon (II) oksida
N2O3 Dinitrogen trioksida Nitrogen (III) oksida
SF6 Sulfor heksafluorida Sulfor (VI) flourida
Penamaan Asam Biner

 Segolongan senyawa biner kovalen dalam keadaan


tertentu dapat melepaskan ion hidrogen (H+) =
senyawa asam.

Asam biner terbatas jumlahnya.

Penamaannya berdasarkan gabungan dari awalan


‘hidro’ dengan nama bukan logam yang diberi
akhiran ‘at’.

Ex: HF = asam hidrofluorat (asam flourida)


HBr = asam hidrobromat (asam bromat)
H2S = asam hidrosulforat (asam sulfida)
Penamaan Senyawa Poliatomik

 Senyawa mengandung ion poliatomik.


 Ion poliatomik: 2 atom/lebih terikat secara
bersama.
 Jenis Anion poliatomik > kation poliatomik.
 Unsur dominan anion poliatomik: oksigen (O-2).
 O2 terikat dengan atom non logam lain : oksoanion.
 Sejumlah unsur membentuk deret oksoanion
mengandung jumlah atom O berbeda.
 Penamaanya sesuai dengan peningkatan biloks atom
non logam yang mengikat atom O.

Peningkatan biloks
Hipo…it …it …at per…at
Peningkatan jumlah atom O
Senyawa oksoanion mempunyai atom H berbeda &
diberi nama berdasar jumlah atom H.
Ex: HPO4-2 = ion hidrogen fosfat.
H2PO4- = ion dihidrogen fosfat.

1 Atom belerang mengantikan 1 atom O (ion sulfat =


1 atom S, 4 atom O-2, pada reaksi dapat terbentuk
ion yang mempunyai 2 atom S, 3 atom O-2
)= penambahan awalan ‘+10’ pada penulisan nama
belerang.
Sedikit asam biner yang penting.
Kebanyakan senyawa asam memiliki 3 unsur
berbeda (senyawa terner) : terdiri atas H+, O-2,
dan unsur bukan logam lainnya (asam okso) =
hasil penggabungan ion H+ dan oksoanion.

Sistem penamaan asam okso = sistem


penamaan deret oksoanion.
Nama-nama ion
Penamaan senyawa-senyawa kompleks

Senyawa garam = hasil netralisasi asam + basa,


unsur penyusunnya gabungan seny. asam + basa
bereaksi & terdiri atas atom unsur berderet panjang.

1. Garam Asam
Penamaan garam dalam senyawanya masih
mengandung atom H dari asam (garam terbentuk
dari asam polivalen, hanya sebagian atom H asam
digantikan oleh atom logam), diberi sisipan
‘hidrogen’:

NaHSO4 = Natrium hidrogen sulfat


NaH2PO4 = Natrium dihidrogen fosfat
2. Garam basa

Penamaan garam dalam molekulnya masih


mengandung gugus OH-, diberi sisipan hidroksi:

Ba (OH) Cl : barium hidroksiklorida


Al (OH)2 Cl : Aluminium dihidroksiklorida

3. Garam Rangkap
Penamaan garam mengandung 2 jenis
anion/kation.

K2SO4. Al2 (SO4)3. 24 H2O : Kalium Aluminium Sulfat


hidrat
BaSO4. K2SO4. 6H2O : Barium Kalium Sulfat hidrat
4. Garam Kompleks
Penamaan senyawa kovalen koordinasi
berdasarkan beberapa aturan tertentu:
a. Penamaan Ligan
jika menjadi penyusun senyawa kompleks
koordinasi, ligan memiliki nama khusus
NH3 : amina
H2O : aqua
No : nitrosil
CO : karbonil
Ligan anionic dituliskan dalam nama umum yang
biasa dipakai tapi dengan pemberian akhiran ‘O’:
CH3COO- : aseto OH- : hidrokso
CN- : siano H- : hidrido
F- : fluoro NO2- : nitro
O2- : okso ONO- : nitrito
O2-2 : perokso
b. Penamaan Radikal
 Radikal organik meskipun dianggap sebagai anion
di dalam penentuan bilangan oksidasi normal suatu
logam, tetap menggunakan nama umum radikalnya,:

CH3 : metil
C6H5 : fenil

Ligan yang saling berkaitan memiliki nama umum


penggabungan dengan sistem penulisan
digabungkan (tanpa jarak) antar nama keduanya.
Ex: (CH3)2 SO : dimetilsulfoksida
Contoh penamaan senyawa kompleks koordinasi,
dalam penulisan rumus, atom logam dituliskan
dahulu baru diikuti oleh ligan.

[Cr (H2O)4 Cl2] Cl : tetraquadiklorokromium (III)


klorida
[Ag (NH3)2 Cl] : diaminaargentoklorida
[Cu (NH3)4] SO4 : tetraminakuprisulfat
K4[Fe (CN)6 : kaliumheksasianoferat

Anda mungkin juga menyukai