Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN/ PEMBELAJARAN (SAP)

MOBILISASI DINI PASIEN PASCA OPERASI APPENDIKTOMY DI


AMBUN SURI LANTAI 1
RSUD DR. ACHMAD MOCHTAR
BUKITTINGGI 2018

Pokok Bahasan : Mobilisasi Pasien pasca Operasi appendiktomy


Sasaran : Pasien dan keluarga di Ruang Ambun Suri Lantai 1
Tempat : Ruang Ambun Suri Lantai 1 RSUD DR. Achmad Mochtar
Hari/ Tanggal : Sabtu, 07 April 2018
Waktu : 12.00 – 12.30 WIB

A. Latar belakang
Masalah kesehatan terus berkembang mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta masyarakat yang dinamis, semakin memacu
tenaga kesehatan untuk terus meningkatkan kuantitatif dan pelayanan dalam
upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Walaupun pengetahuan
semakin berkembang tapi bisa saja dalam menangani suatu penyakit tidak
begitu efisien, terutama dengan pasien post operasi harus memerlukan
penanganan yang berkompetent. Pada pasien post operasi misalnya, seorang
pasien memerlukan perawatan yang maksimal demi mempercepat proses
kesembuhan luka pasca bedah bahkan penyembuhan fisik pasien itu sendiri.
Pengembalian fungsi fisik pasien post-op dilakukan segera setelah operasi
dengan latihan napas dan batuk efektf serta latihan mobilisasi dini.
Data dari WHO (World Health Organization) menyebutkan bahwa
insiden apendisitis di Asia dan Afrika pada tahun 2004 adalah 4,8% dan 2,6%
dari total populasi penduduk. Di Amerika Serikat, sekitar 250.000 orang telah
menjalani operasi apendektomi setiap tahunnya. Sumber lain juga
menyebutkan bahwa apendisitis terjadi pada 7% populasi di Amerika Serikat,
dengan insidens 1,1 kasus per 1000 orang per tahun. Penyakit ini juga
menjadi penyebab paling umum dilakukannya bedah abdomen darurat di
Amerika Serikat. Di negara lain seperti negara Inggris, juga memiliki angka
kejadian apendisitis yang cukup tinggi. Sekitar 40.000 orang masuk rumah
sakit di Inggris karena penyakit ini (WHO, 2004; Peter, 2010).
Kejadian apendisitis di indonesia menurut data yang dirilis oleh
Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2009 sebesar 596.132 orang dengan
persentase 3.36% dan meningkat pada tahun 2010 menjadi 621.435 orang
dengan persentase 3.53%. Apendisitis merupakan penyakit tidak menular
tertinggi kedua di Indonesia pada rawat inap di rumah sakit pada tahun 2009
dan 2010.
Masalah yang sering terjadi pada post operasi adalah ketika pasien
merasa terlalu sakit atau nyeri dan faktor lain yang menyebabkan mereka
tidak mau melakukan mobilisasi dini dan memilih untuk istirahat di tempat
tidur (Kozier et al, 2005). Dalam masa hospitalisasi, pasien sering memilih
untuk tetap di tempat tidur sepanjang hari, meskipun kondisi mereka mungkin
membolehkan untuk melakukan aktivitas atau pergerakan lain (Berger &
Williams, 2006).
Banyak pasien dirumah sakit yang harus menjalani imobilisasi,
apakah harus tirah baring karena terapi atau karena penyakit yang diderita.
Salah satunya adalah pasien yang menjalani paska operasi laparostomi.
Padahal hampir semua jenis pembedahan, setelah 24-48 jam pertama paska
bedah, pasien dianjurkan untuk segera meninggalkan tempat tidur atau
melakukan mobilisasi dini (Kozier et al, 2005). Menurut Oldmeadow et al
(2006) ambulasi dini dianjurkan segera pada 48 jam pasien paska operasi.
Pasien post laparatomi memerlukan perawatan yang maksimal untuk
mempercepat pengembalian fungsi tubuh. Hal ini dilakukan segera setelah
operasi dengan latihan napas dan batuk efektif dan mobilisasi dini.Perawatan
post laparatomi merupakan bentuk perawatan yang diberikan kepada pasien
yang telah menjalani operasi pembedahan perut.
Tujuan perawatannya adalah mengurangi komplikasi, meminimalkan
nyeri,mempercepat penyembuhan, mengembalikan fungsi pasien semaksimal
mungkin seperti sebelum operasi, mempertahankan konsep diri dan
mempersiapkan pulang, hal ini dilakukan sejak pasien masih di ruang pulih
sadar (Arif, 2010). Dengan melihat kondisi pasien post operasi laparatomi
yang memerlukan perawatan maka perlu dilakukannya intervensi dengan
maksud untuk mengurangi tegangan melalui latihan pernapasan dan
mobilisasi dini untuk mempercepat proses kesembuhan dan kepulangan
pasien serta dapat memberikan kepuasan atas perawatan yang diberikan.

B. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan peserta
mengetahui tentang mobilisasi dini pasca operasi dan mampu
menerapkannya.

C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta akan mampu :
1. Menjelaskan pengertian mobilisasi dini post operasi
2. Menjelaskan tujuan mobilisasi dini post operasi
3. Menjelaskan macam-macam mobilisasi post operasi
4. Menjelaskan rentang gerak dalam mobilisasi
5. Menjelaskan kerugian bila tidak melakukan mobilisasi
6. Menjelaskan tahap-tahap mobilisasi dini post operasi

D. Metode
Metode yang digunakan untuk melakukan pendidikan kesehatan
adalah cermah, diskusi dan tanya jawab.

E. Media dan Alat


Media yang digunakan untuk melakukan pendidikan kesehatan adalah
berupa leaflet, infocus.
F. Pengorganisasian
1. Moderator : Syandora Putra
2. Pemateri : Rudy Saputra
3. Observer : Eka Septiani Putri
4. Fasilitator :1. Annisa Rahma Yanti
:2. Aristo
3. Ayu Amelia
4. Bunga Bulandari
5. Hamda Fikri
6. Holidaziah
7. Ismin Al Amin
8. Marina
9. Melina
10. Mellyana Utamie
11. Muhammad Zulni
12. Nita Ernawati
13. Novitri Wulandari
14. Pegi Eka Pratama

G. Uraian Tugas
1. Moderator
a. Pada acara pembukaan (5 menit)
1) Membuka acara
2) Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
3) Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
4) Menjelaskan kontrak waktu dan bahasa
5) Menjelaskan tata tertib penyuluhan
b. Kegiatan Inti (20 menit)
1) Meminta peserta memberikan pertanyaan atas penjelasan yang
tidak dipahami
2) Memberikan kesempatan pada mahasiswa menjawab pertanyaan
yang diajukan peserta
c. Pada acara penutup (5 menit)
1) Menyimpulkan dan menutup diskusi
2) Mengucapkan salam
2. Pemateri
a. Mempresentasikan materi
b. Mengevaluasi peserta tentang materi yang diberikan
3. Fasilitator
a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan
c. Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan
4. Observer
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan

H. SETTING TEMPAT

Penyuluh
Peserta
Operator
fasilitator
observer

I. SUSUNAN KEGIATAN

No Penyaji Peserta Waktu


1 Pembukaan
a. Memberikan salam a. Menjawab salam 5 menit
b. Menanyakan kabar b. Memberi tahu kabar
saat ini saat ini
c. Moderator c. Mendengarkan dan
memperkenalkan memperhatikan
anggota penyuluhan
d. Moderator d. Mendengarkan dan
memperkenalkan memperhatikan
pembimbing klinik
dan akademik
e. Moderator e. Mendengarkan dan
menjelaskan tentang memperhatikan
topic penyuluhan
f. Menentukan dan f. Mengemukakan
menjelaskan kontrak pendapat
waktu, bahasa,
topic, dan tata tertib
penyuluhan.

2 Pelaksanaan
a. Mengkaji a. Mengemukakan 20 menit
pengetahuan audiens pendapat
tentang pengertian
mobilisisasi dini
pasca operasi
b. Memberi b. Mendengarkan
reinforcement
positif (+)
c. Menjelaskan tentang c. Mendengarkan dan
pengertian memperhatikan
mobilisasi dini pasca
operasi
d. Mengkaji d. Mengemukakan
pengetahuan adiens pendapat
tentang tujuan
mobilisasi dini pasca
operasi
e. Memberikan e. Mendengarkan
reinforcement (+)
f. Mejelaskan tujuan f. Mendengarkan dan
mobilisasi dini pasca memperhatikan
operasi
g. Mengkaji macam- g. Mengemukakan
macam mobilisasi pendapat
pasca operasi
h. Memberikan h. Mendengarkan
reinforcement (+)
i. Menjelaskan i. Mendengarkan dan
macam-macam memperhatikan
mobilisasi pasca
operasi
j. Mengkaji j. Mengemukakan
pengetahuan audiens pendapat
tentang rentang
gerak dalam
mobilisasi
k. Memberikan k. Mendengarkan
reinforsement (+)
l. Menjelaskan rentang l. Mendengarkan dan
gerak dalam memperhatikan
mobilisasi
m. Mengkaji kerugian m. Mengemukakan
bila tidak melakukan pendapat
mobilisasi
n. Memberikan n. Mendengarkan
reinforsement (+)
o. Menjelaskan o. Mendengarkan dan
kerugian bila tidak memperhatikan
melakukan
mobilisasi
p. Mengkaji tahap- p. Mengemukakan
tahap mobilisasi dini pendapat
post operasi
q. Memberikan q. mendengarkan
reinforsement (+)
r. Menjelaskan tahap- r. Mendengarkan dan
tahap mobilisasi dini memperhatikan
post operasi
s. Memberi s. Mengajukan
kesempatan audiens pertanyaan jika ada
untuk bertanya yang belum paham
t. Motivasi audiens t. Mengulang kembali
untuk mengulang
kembali apa yang
telah dijelaskan
u. Memberikan u. Mendengarkan
reinforcement
positif /pujian atas
jawaban yang tepat
3 Penutup
a. Memberi pertanyaan a. Menjawab 5 menit
akhir sebagai
evaluasi
b. Bersama adiens b. Mendengarkan
menyimpulkan
materi yang telah
dibicarakan
c. Menutup c. Mendengarkan
penyuluhan dan
mengucapkan salam
Total waktu kegiatan : 30 menit
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. 75 % atau lebih peserta menghadiri acara
b. Alat dan media sesuai rencana
c. Peran dan fungsi masing-masing sesuai dengan yang direncanakan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Peserta berperan aktif dalam jalannya diskusi.
3. Evaluasi Hasil
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 75 % peserta mampu :
a. Peserta mampu menjelaskan pengertian mobilisasi dini pada pasien
pasca operasi
b. Peserta mampu menyebutkan tujuan mobilisasi dini pasien pasca
operasi
c. Peserta mampu menyebutkan macam-macam mobilisasi dini pasien
pasca operasi
d. Peserta mampu menjelaskan rentang gerak dalam mobilisasi dini
pasien pasca operasi
e. Peserta mampu menyebutkan kerugian bila tidak melakukan
mobilisasi dini pasien pasca operasi
f. Peserta mampu menyebutkan tahap-tahap mobilisasi dini pasien
pasca operasi

J. Materi
Terlampir
TINJAUAN TEORI
MOBILISASI DINI PASIEN POST APENDIKTOMI

A. Pengertian Mobilisasi Dini


Mobilisasi setelah operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan
setelah operasi dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur sampai
dengan bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan berjalan
ke luar kamar (Brunner & Suddarth, 2002). Menurut Carpenito (2000),
Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi
fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian.
Konsep mobilisasi dini sebenarnya adalah huntuk mencegah komplikasi
paska operasi. Dari Kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini
mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan
fungsi fisiologis. Mobilisasi dini juga didefenisikan sebagai suatu
pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan pasien setelah
beberapa jam post/pasca operasi.
Mobilisasi adalah kemampuan menggerakkan anggota tubuh secara
bebas dan normal sebagai hasil daripada energy dan sebagai kebutuhan
dasar bagi manusia (Kozier, Barbara, 1995)

B. Tujuan Mobilisasi Dini Post Operasi


Beberapa tujuan dari mobilisasi menurut Susan J. Garrison (2004),
antara lain:
1. Mempertahankan fungsi tubuh
2. Memperlancar peredaran darah
3. Membantu pernafasan menjadi lebih baik
4. Mempertahankan tonus otot
5. Peningkatan berkemih sehingga dapat mencegah retensi urin
6. Mempercepat proses penutupan jahitan operasi
7. Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali
normal dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian.
C. Macam-Macam Mobilisasi
Menuruit Priharjo, 2000, mobilisasi dibagi menjadi dua yakni :
1. Mobilisasi secara pasif
Mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan tubuhnya
dengan cara dibantu dengan orang lain secara total atau keseluruhan.
2. Mobilisasi secara aktif
Mobilisasi dimana pasien dalam menggerakkan tubuh
dilakukan secara mandiri tanpa bantuan dari orang lain.

D. Langkah-langkah Mobilisasi pasca apendiktomi


Menurut Caldwell dan Hegner (2003) langkah-langkah melakukan
mobilisasi pasca apendiktomi terdiri dari:
1. Perubahan posisi miring kiri dan miring kanan setiap 2 jam sekali,
dilanjutkan dengan mengatur posisi semi fowler dan diakhiri latihan
nafas dalam dan batuk.
2. Lakukan latihan kaki sebanyak 3-5 kali sedikitnya setiap 1 atau 2 jam
sekali. Latihan kaki dapat mendoroang kestabilan sirkulasi dengan
mencegah terjadinya komplikasi pasca bedah.
3. Membantu Klien untuk melakukan latihan duduk dengan kaki
menjuntai di tempat tidur (dangling)
4. Melakukan ambulasi awal dengan latihan berjalan singkat. Dalam
melakukan ambulasi awal perawat harus waspada terhadap tanda-tanda
kelelahan atau pusing pada Klien dan bantu untuk merubah posisi
dengan peralahan-lahan.

E. Rentang gerak dalam mobilisasi


Menurut Carpenito (2000) dalam mobilisasi terdapat tiga rentang
gerak yaitu :
1. Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-
otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif
misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
2. Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi
dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya
berbaring pasien menggerakkan kakinya.
3. Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan
melakukan aktifitas yang diperlukan.

F. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi


Berikut beberapa kerugian bila tidak melakukan mobilisasi post
operasi :
1. Penyembuhan luka menjadi lama
2. Menambah rasa sakit
3. Badan menjadi pegal dan kaku
4. Kulit menjadi lecet dan luka
5. Memperlama perawatan dirumah sakit.

G. Tahapan Mobilisasi
Tahap-tahap mobilisasi pada pasien pasca operasi meliputi (Cetrione,
2009) :
 Awal (6 sampai 8 jam setelah operasi), pergerakan fisik bisa
dilakukan di atas tempat tidur dengan menggerakkan tangan dan
kaki yang bisa ditekuk dan diluruskan, mengkontraksikan otot-otot
termasuk juga menggerakkan badan lainnya, miring ke kiri atau ke
kanan.
 Pada hari kedua pasien sudah bisa diposisikan duduk, baik
bersandar maupun tidak dan selanjutnya duduk di atas tempat tidur
dengan kaki yang dijatuhkan atau ditempatkan di lantai sambil
digerak-gerakkan.
 Pada hari ketiga pasca operasi, pasien semestinya memang sudah
bisa berdiri dan berjalan di sekitar kamar atau keluar kamar,
misalnya ke toilet atau kamar mandi sendiri.
H. Tahap-tahap mobilisasi dini pasien operasi dengan anastesi spinal
Perbedaan mobilisasi dini antara pasien dengan anastesi spinal dan
anastesi umum adalah waktu pelaksanaannya. Mobilisasi dini pada pasien
dengan anestesi spinal dapat dilakukan pada 24 jam setelah operasi
sedangkan pada pasien dengan anestesi umum dapat dilakukan sedini
mungkin mulai dari 6-12 jam setelah operasi.
Mobilisasi dini pada pasien dengan anastesi spinal :
1. Setelah operasi berbaring ditempat tidur tetapi dapat melakukan
pergerakan ringan seperti menggerakan ekstermitas atas dan ekstermitas
bawah
2. Pada hari kedua pasien dapat duduk ditempat tidur dan duduk dengan
kaki menjuntai dipinggir tempat tidur
3. Pada hari ketiga pasien dapat berjalan dikamar seperti ke kamar mandi
dan bisa juga berjalan keluar kamar.

DAFTAR PUSTAKA
1. Brunner&Suddarth.2002.Keperawatan medical bedahVol 1.Jakarta:EGC
2. Beyer, Dudes (1997). The Clinical Practice Of Medical Surgical Nursing 2 nd :
Brown Co Biston.
3. Carpenito, Linda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Kperawatan. Edisi 8.
Jakarta:Penerbit buku kedokteran EGC
4. Dini, Kasdu. (2003). Operasi Caesar Masalah dan Solusinya. Jakarta : Puspa
Swara
5. Kozier, Barbara, (1995). Fundamental of Nursing, Calofornia : Copyright by.
Addist Asley Publishing Company
6. Mochtar, Rustam. (1992). Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC
7. Roper, N., Logan, W.W., Tierney, A.J. (1996)The Elements of Nursing: A
model for nursing based on a modelfor living. (4th edn). London: Churchill
Livingstone.
8. Susan J. Garrison, 2004. Dasar-dasar Terapi dan Latihan Fisik. Jakarata :
Hypocrates. Syahlinda, 2008

Anda mungkin juga menyukai