Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Sainstek Vol. VII No.

1: 42-50, Juni 2015 ISSN: 2085-8019

BUDIDAYA IKAN NILA PILIHAN UNTUK MENGATASI


KETERGANTUNGAN PENDUDUK TERHADAP SUMBER
DAYA HAYATI TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT
DI NAGARI LIMAU GADANG LUMPO

Armen
Jurusan Biologi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof Dr. Hamka Air tawar Barat Padang.
Email: Armenimik@ymail.com

ABSTRAK
The purpose of this research is to tilapia fish farming options to address the population's
dependence on natural resources Kerinci National Park (TNKS) at Nagari Limes Tower Lumpo
South Coastal District. The study involved people with the characteristics of the profession in the
forest breadwinner TNKS with 40 households. In the year I conducted research information and
guidance on: (1) the benefits to the ecosystem and human TNKS and the risk of making a living in
TNKS; (2) create a pond breeding and rearing of tilapia; (3) the breeding and mendeder tilapia; (4)
to make fish feed; (5) to collect data of economic activity conducted sample population. In II was
found (1) fingerlings 25,000; (2) The rearing ponds and nursery 5 units, (3) feed production has
been carried out by farmers. The findings of this study in the second year compared. Data taken
form the sample frequency of visits to TNKS. The second year study lasted for 6 months. To see
the similarities or differences between the mean results of economic activity used formula T-Test
statistics. The results showed that the average percentage of traffic TNKS sample members for 6
months to 86%. Based on research on second year level visit to the pool group members each
month TNKS 75.06%. The mean rate of decline in the frequency of visits to group members TNKS
an approximately 11.06%. Decreased levels of group members visit the pool to TNKS the second
year that the guide member can mengatasai tilapia fish farming population's dependence on TNKS.
Thus concluded that the tilapia fish farming has made the choice to overcome the dependence on
natural resources population Kerinci National Park (TNKS) at Nagari Limes Tower Lumpo South
Coastal District with fairly good results,

Key words: TNKS, Aquaculture, Tilapia, Natural Resources, Economic Activity

PENDAHULUAN cadangan genetik, tempat penelitian,


pendidikan dan daerah tujuan wisata.
Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)
Nagari Limau Gadang secara geografis
adalah ekosistem hutan tropis memiliki terletak bersebelahan dengan kawasan TNKS.
keanekaragam hayati flora tinggi. Diantara flora Jarak nagari (desa) dengan kawasan TNKS
dan fauna merupakan jenis langka dan terancam
sekitar 3 km. Nagari Limau Gadang dengan
punah serta kurang terwakili pada kawasan
kawasan TNKS tidak dibatasi oleh kawasan
konservasi lain di Sumatera. Taman Nasional penyanggah.Perladangan penduduk langsung
Kerinci Seblat merupakan sumber tangkapan air bersatu dengan TNKS.
dari beberapa aliran sungai besar dan kecil
Nagari Limau Gadang berpenduduk
sehingga sumber air dari sekitar 10 juta hektar
sekitar 2.500 orang terdiri dari 500 kepala
DAS, menjadikan wilayah ini sebagai bagian keluarga (KK).Sekitar 250 KK mempunyai
dari “system penyangga kehidupan” di kawasan lahan perladangan di TNKS. Ladang penduduk
sekitar.Kekayaan alam dan ekosistem beserta
ditanami dengan berbagai jenis tanaman, misal
keanekaragaman hayati di dalam TNKS
kulit manis, pala, kopi, pinang, dan palawija.
memiliki arti yang sangat penting, baik sebagai Kegiatan pembuatan lading bersifat menebang
penyangga kehidupan maupun sebagai sumber

48
Jurnal Sainstek Vol. VII No. 1: 42-50, Juni 2015 ISSN: 2085-8019

dan membakar hutan. Akibat penebangan dan ekonomi di luar TNKS jika pemerintah atau
pembakaran menyebabkan banyak spesies flora pihak peduli TNKS mampu menciptakan usaha
dan fauna terancam punah. Kegiatan ekonomi ekonomi pilihan, misal beternak unggas,
lain penduduk yang menekan hutan TNKS, berkebun di luar TNKS dan budidaya ikan air
adalah buruh angkut kayu olahan, mengambil tawar. Semua usaha ini sangat menjanjikan
kulit kayu madang keladi, mengambil manau peningkatan ekonomi penduduk.
dan mencari gaharu. Kegiatan usaha ekonomi Salah satu bentuk usaha ekonomi yang
menekan kawasan TNKS sangat maju, karena tepat dilakukan adalah budidaya ikan nila.
memang hutan tempat mereka menghasilkan Secara ekonomi budidaya ikan nila sangat
uang untuk melangsungkan kehidupan, tanpa menguntungkan. Berdasarkan pengalaman
hutan mungkin mereka tidak bisa langsung peneliti membudidayakan ikan nila
melangsungkan kehidupan sehari-hari. dalam kolam air deras untuk 1 ton ikan kosumsi
Kegiatan ekonomi berladang di luar kawasan dapat diraih untung sekitar Rp. 2.000.000,-
TNKS dan menanam padi di sawah belum dalam 3 bulan. Rata-rata penghasilan tiap hari
memadai menunjang ekonomi penduduk. Rp. 20.000,-, maka penggunaan pakan sendiri
Jika ditulusuri lebih jauh,melakukan dapat dilakukan untuk budidaya ikan nila.
kegiatan ekonomi di kawasan TNKS bukanlah Budidaya ikan nila ini bisa menjadi Model
pilihan yang terbaik dan tepat, tetapi bersifat Pilihan Kegiatan Ekonomi untuk Mengurangi
pelarian dan terpaksa untuk menyelamatkan Ketergantungan Penduduk Nagari Limau
ekonomi rumah tangga. Gadang terhadap Sumber Daya Hayati TNKS.
Jumlah kayu olahan yang diangkut Tujuan dan manfaat penelitian yaitu (1)
penduduk setiap hari ke nagari sekitar 3 kubik melatih penduduk sampel membudidayakan
manau dan kulit madang keladi sekitar 3 kubik. ikan nila, sehingga mereka terampil membuat
Pengambilan manau dan madang keladi bersifat kolam pendederan, kolam pembesaran,
musiman (tidak tiap hari). Kegiatan ekonomi membuat pellet, dan membuat bibit; (2)
mengambil sumberdaya hayati hutan dan penduduk sampel mencari nafkah di nagari
berladang jelas merusak ekosistem dan limau gadang dengan membudidayakan ikan
memperendah tingkat keanekaragaman hayati nila; (3) Penduduk limau gadang tidak menekan
kawasan TNKS. TNKS, sehingga nagari limau gadang bebas
Kegiatan ekonomi penduduk di kawasan dari banjir bandang dan (4) Ekonomi penduduk
TNKS Nagari Limau Gadang telah berlangsung limau gadang meningkat, sehinnga terwujud
selama 30 tahun. Akibat tekanan penduduk masyarakat sejahtera.
terhadap kawasan TNKS mengakibatkan Kemiskinan dan Kerusakan TNKS
beberapa jenis flora dan fauna mendekati Kerusakan lingkungan disebabkan oleh
kepunahan. Berdasarkan studi di lapangan, luas banyak faktor, terutama ulah manusia yang
kawasan pengambilan kayu di TNKS telah tidak bersahabat dengan lingkungan sendiri.
mencapai luas sekitar 50 ha. Manusia seharusnya bertanggung jawab untuk
Melakukan kegiatan ekonomi (mencari menjaga kelestarian lingkungan, tetapi mereka
nafkah) di TNKS berisiko tinggi karena jarak justru merusak lingkungan. Mereka cenderung
tempuh menjemput kayu ke dalam kawasan mengambil kekayaan alam seenaknya sehingga
TNKS mencapai 14 km dan medan yang dilalui menimbulkan kerusakan dan polusi. Setelah
sangat berbahaya. Berdasarkan wawancara kekayaan alam digunakan, mereka tidak peduli
peneliti dengan 50 orang penduduk, yang terhadap kebutuhan generasi mendatang yang
melakukan kegiatan sehari-hari sebagai buruh juga memiliki hak untuk menikmatinya.
angkut kayu olahan, semua mereka mengatakan Kebutuhan seringkali mendorong manusia
bosan ke hutan, tetapi keadaan memaksa. untuk mengambil sumber daya alam TNKS
Melakukan kegiatan ekonomi di desa tidak secara besar-besaran tanpa memperdulikan
mencukupi memenuhi kebutuhan hidup. Rata- dampaknya. Salah satu faktor utama penyebab
rata penghasilan mereka sebagai buruh angkut rusaknya lingkungan TNKS adalah kemiskinan
kayu olahan Rp. 10.000,- per hari. (Ferryal 2010).
Menurut peneliti penduduk Nagari Limau Kemiskinan secara harfiah dapat
Gadang bisa bertahan melakukan kegiatan dikatakan sebagai keadaan tidak memiliki apa-

48
Jurnal Sainstek Vol. VII No. 1: 42-50, Juni 2015 ISSN: 2085-8019

apa secara cukup. Dalam berbagai pandangan sehingga mereka tidak mau memasuki kawasan
ada tiga jenis kemiskinan yang seing hutan.
dikemukakan yaitu kemiskinan struktural, Terkait dengan budidaya ikan, petani
kemiskinan relatif dan kemiskinan absolut. ikan mengalami kendala dalam mendapatkan
Kemiskinan struktural dimengerti sebagai pakan murah, karena harga pakan ikan
kemiskinan yang timbul sebagai akibat dari cenderung meningkat. Menurut Sinaga (2013)
kebijakan pemerintah dan perilaku korporasi apabila peternak menggunakan bahan pakan
yang membuat masyarakat miskin, tidak atau buatan dari pabrik, nilainya bisa mencapai 70%
sedikit sekali memiliki akses terhadap ekonomi dari seluruh komponen biaya. Salah satu upaya
produktif. Kemiskinan relatif merupakan yang bisa dilakukan agar budidaya ikan air
kemiskinan yang timbul tidak hanya dilihat dari tawar berhasil adalah membuat pakan sendiri.
aspek pendapatan semata namun juga keadaan Sebagian besar bahan baku pakan ikan tersedia
hidup dalam lingkungan sosial. Sedangkan di Nagari Limau Gadang.
kemiskinan absolut menurut Sumodiningrat Ikan Nila
(1997) yaitu kemiskinan yang diukur dari Menurut klasifikasi terbaru nama ilmiah
tingkat kemampuan untuk membiayai hidup ikan nila adalah Oerochromis niloticus. Nama
minimal sesuai dengan martabat hidup yang genus Oerochromis menurut klasifikasi yang
manusiawi. berlaku sebelumnya disebut dengan Tilapia.
Banyak pakar mengemukakan pendapat Perubahan nama tersebut telah disepakati dan
bahwa kemiskinan adalah salah satu penyebab dipergunakan oleh para ilmuan, meski
utama kerusakan lingkungan di TNKS. dikalangan awam tetap disebut Tilapia nilotika.
Kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh Para ahli ikan (ichtyologi) mengelompokkan
penduduk miskin cenderung dipengaruhi oleh genus Tilapia menjadi tiga genus berdasarkan
pola pikir mereka karena mereka terhimpit oleh perilaku kepedulian terhadap telur dan anak-
kemiskinan, pikiran mereka hanya terfokus anaknya, yaitu (1) Genus Oerochromis, induk
pada makanan yang bisa mereka dapatkan ikan betina mengerami telur di dalam rongga
untuk bertahan hidup hari ini. Pemikiran sempit mulut dan mengasuh anak-anak sendiri,
inilah yang mendorong mereka merusak contohnya : Oerochromis niloticus,
lingkungan dan merampas kekayaan alam tanpa Oerochromis hunteri, Oerochromis anreus, dan
memberikan waktu bagi alam untuk Oerochromis spillurus: (2) Genus
memperbarui sumber dayanya (Altin, 2007) Sarotherodon, induk ikan jantan mengerami
Perusakan hutan karena faktor telur dan mengasuh anaknya, contohnya :
kemiskinan masyarakat juga terjadi di Taman Sarotherodon galileus dan Sarotherodon
Nasional Kerinci Seblat Nagari Limau Gadang. melaotheron; (3) Genus Tilapia, tidak
Kerusakan Taman Nasional Kerinci Seblat mengerami telur dan larvanya dalam mulut
diperkirakan sudah cukup parah sekitar 50 ha. induk melainkan pada suatu substrat (tempat),
Kerusakan Taman Nasional Kerinci Seblat contohnya : Tilapia rendali dan Tilapia
meliputi flora, fauna dan lahan. sparmanii.
Kegiatan penduduk nagari Limau Bentuk tubuh ikan nila pada umumya
Gadang mencari nafkah di TNKS misal panjang dan ramping, perbandingan antara
berladang, berburu dan meramu sumber daya panjang dan tinggi 3:1, sisik ikan nila
alam hayati lain. Sebagai bukti kerusakan berukuran besar dan kasar, berbentuk etonoid
ekosistem TNKS Nagari Limau gadang, telah dengan garis-garis (gurat-gurat) vertikal
terjadi banjir bandang tahun 1997. Menurut bewarna gelap pada sirip. Warna tubuh ikan
Yusran (2011) kerusakan ekosistem TNKS bisa amat bervariasi tergantung pada strain dan
diatasi dengan cara alih kegiatan ekonomi. jenisnya. Ikan nila biasa bewarna hitam
Salah satu kegiatan ekonomi yang bisa keputih-putihan sedangkan ikan nila merah
dilakukan oleh masyarakat adalah budidaya bewarna merah.
ikan air tawar, karena lahan dan sumber daya Ikan nila memiliki sirip punggung
air sangat mendukung di Nagari Limau Gadang. dengan rumus : DXV,10 ID = Dorsolis (sirip
Yusran (2011), menyatakan budidaya ikan akan punggung), XV = 15 duri dan 10 = 10 jari-jari
bisa meningkatkan ekonomi masyarakat lemah ] dan sirip perut VI,6 [V=Vlatralis (sirip

48
Jurnal Sainstek Vol. VII No. 1: 42-50, Juni 2015 ISSN: 2085-8019

perut), 1 duri dan 6 jari0jari lemah]. Mata ikan amino. Pada umumnya ikan membutuhkan
nila berbentuk bulat, menonjol dan bagian tepi protein lebih banyak daripada hewan-hewan
bewarna putih (Rukmana, 1997). ternak di darat (unggas dan hewan
Oleh karena nila Gift merupakan ikan menyusui).Kebutuhan protein pada ikan
hasil silangan beberapa spesies unggul di berkisar antara 20 – 60 % berat total, sedangkan
beberapa negara di dunia maka sifat hidupnya kebutuhan optimum 30 – 36% (Mujiman,
sama dengan nila lokal. Nila Gift dapat hidup di 2000).
perairan tawar, misal kolam, sawah, sungai, Lemak merupakan sumber energi paling
danau, rawa dan genangan dengan teknik tinggi dalam pakan ikan, berfungsi menjaga
adaptasi bertahap. Menurut Rukmana (1997) keseimbangan dalam tubuh dan daya apung
“ikan nila masih bisa tumbuh dalam keadaan ikan dalam air (Djajasewaka, 1985). Kebutuhan
asin pada kadar salinitas 0-35 permil”. Djarijah lemak ikan berkisar antara 4 – 18%, dengan
(1996) mengatakan bahwa “kadar garam daya guna energi dapat mencapai 85 – 95%,
optimal untukl budidaya ikan nila adalah 0 - 10 sedangkan kebutuhan optimum 10 – 16%
permil”. (Mujiman, 2000). Lemak diserap dalam bentuk
Habitat ideal untuk budidaya ikan nnila tetes-tetes lemak yang terbentuk dari
adalah perairan tawar yang memiliki suhu penggabungan trigliserida (hasil sintesis asam
antara 14 oC – 38 oC atau suhu optimum 25 oC – lemak dan gliserol), fosfolipid dan kolesterol.
30 oC. Suhu terlalu rendah (kurang dari 14 oC) Kelebihan lemak akan disimpan sebagai
dan terlalu tinggi (lebih dari 38 oC) dapat cadangan makanan (Soewolo, 2000).
menghambat pertumbuhan ikan nila (Rukmana, Penumpukan lemak dalam jaringan tubuh ikan
1997). akan menyebabkan ikan bertambah berat.
Pakan Ikan Karbohidrat berfungsi sebagai sumber
Setiap organisme hidup membutuhkan energi bagi ikan. Kebutuhan karbohidrat bagi
makanan untuk kelangsungan hidup dan ikan berkisar antara 15 – 30%, untuk ikan
pertumbuhan. Makanan bagi ikan dapat karnivora berkisar antara 10 – 20%
diperoleh dari alam (pakan alami) dan manusia (Djajasewaka, 1985). Karbohidrat diabsorbsi
(pakan buatan). Pakan adalah bahan yang dalam bentuk glukosa, fruktosa dan galaktosa.
dikonsumsi oleh hewan berfungsi sebagai Kelebihan karbohidrat akan disimpan dalam
sumber makanan dan sumber nutrien atau tubuh hewan sebagai cadangan makanan dalam
keduanya dalam ransum (makanan yang secara bentuk glikogen dalam otot (Winarno, 1997).
teratur diberikan atau dikonsumsi oleh seekor Penimbunan glikogen dalam otot akan
hewan) (Cruz, 1996). Hidayat, D. (1985) menyebabkan bobot ikan bertambah berat.
menyatakan bahwa “ pakan yang dimakan oleh Vitamin berfungsi sebagai sebagian dari
ikan energinya digunakan untuk kelangsungan enzim dan koenzim, sehingga dapat juga
hidup dan kelebihannya akan dimanfaatkan dikatakan pengatur berbagai proses
untuk pertumbuhan”. metabolisme, untuk mempertahankan fungsi
Unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh berbagai jaringan tubuh, mempengaruhi
ikan adalah protein, lemak, karbohidrat, vitamin pertumbuhan dan pembentukan sel-sel tertentu
dan mineral. Protein salah satu unsur yang dalam tubuh. Kebutuhan vitamin pada ikan
paling penting dibutuhkan ikan untuk tenaga disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu berkisar
dan untuk pertumbuhan (Mujiman, 2000). antara 1 – 2% (Djajasewaka, 1985).
Protein dianggap sebagai nutrien utama dalam Mineral berfungsi dalam pembentukan
ransum makanan sebab tidak dapat digantikan berbagai jaringan tubuh seperti tulang, gigi dan
oleh unsur gizi lain misal, lemak dapat sisik ikan. Mengatur keseimbangan asam dan
digantikan oleh karbohidrat sebagai sumber basa di dalam tubuh, untuk proses osmosa
tenaga. Fungsi protein, untuk merangsang antara cairan dan lingkungan, untuk proses
pertumbuhan ikan, pemeliharan jaringan tubuh, pembekuan darah serta untuk proses
pembentukan enzim dan beberapa hormon metabolisme lain dalam tubuh. Kebutuhan
tertentu, pengatur proses tertentu dalam tubuh mineral pada ikan hanya diperlukan dalam
dan sebagai sumber energi (Djajasewaka, jumlah yang sedikit dan biasanya sudah
1985). Protein diserap dalam bentuk asam tercampur dengan vitamin (Djajasewaka, 1985)

48
Jurnal Sainstek Vol. VII No. 1: 42-50, Juni 2015 ISSN: 2085-8019

Bahan baku yang diperlukan untuk ikan akan terjadi bila jumlah makanan yang
membuat pakan ikan nila adalah konsentrat, ubi dikonsumsi ikan lebih banyak daripada jumlah
kayu, dedak halus dan premiks. Konsentrat makana yang diperlukan untuk metabolisme
merupakan bahan baku sumber protein yang dasar, pergerakan, produksi orga seksual,
digunakan dalam penelitian ini karena perawatan bagian-bagian tubuh atau mengganti
konsentrat merupakan produk pabrik yang sel-sel yang rusak (Efendi, 1978). Salah satu
mudah diperoleh. Konsentrat mengandung tujuan pembudidayaan ikan adalah untuk
protein yang sangat tinggi dan sudah menjadi meghasilkan produk ikan sebesar mungkin
standar sebagai sumber protein untuk pakan dalam waktu singkat. Hal ini dapat dicapai
ikan dan unggas. Jika konsentrat dapat diganti dengan memberi pakan buatan yang
dengan ikan rucah atau keong mas yang ada di mempunyai nilai gizi sesuai dengan kebutuhan
lokasi penelitian. ikan tersebut.
Ubi kayu merupakan bahan baku yang Ikan nila mempunyai bentuk badan agak
diprioritaskan dalam penelitian ini, karena memanjang pipih kesamping. Mulut (bibir)
mudah diperoleh belum pernah digunakan berada diujung tengah. Memiliki kumis dua
orang sebagai bahan baku pakan. Selain sebagai pasang, kadang-kadang mempunyai sungut satu
bahan baku, ubi kayu juga berfungsi sebagai pasang, jari-jari sirip punggung yang kedua
perekat (binder) (Soetanto, 1998). Ubi kayu mengeras seperti gergaji, sedangkan terletak
yang digunakan adalah berupa halusan dari ubi antara kedua sirip, punggung dan perut
kayu yang telah direbus. Tujuan perebusan berseberangan. Sirip dada terletak dibelakang
adalah untuk menimbulkan getah dan tutup insang. Ikan nila tergolong sisik besar
menghilangkan racun HCN yang dikandung bertipe cycloid, usus umumnya tidak begitu
oleh ubi kayu. Dalam daftar analisa bahan panjang, tidak mempunyai lambung, tidak
makanan yang dikeluarkan oleh Direktorat Gizi bergigi sehingga bila mencerna makanan
DepKes, dicantumkan bahwa gizi ubi kayu sebagai pengganti pengerusnya adalah dengan
adalah protein 1,2%, lemak 0,3%, karbohidrat bagian pharing mengeras (Santoso, 1993).
34,7%, air 63% (Djaeni, 1999, hal 290). Habitat ikan nila yang dibudayakan
Dedak halus merupakan hasil sampingan bisanya terdapat di perkolaman, dapat
dari penggilingan padi, sebagian besar terdiri dikawinkan sepanjang tahun, memijah pada
dari lapisan perikarp dan kulit padi. Bahan baku awal atau sepanjang musim penghujan
ini mudah diperoleh di tempat penggilingan (Santoso, 1993). Menurut Santoso (1993) ikan
padi dan hargamya relatif murah. Dedak yang nila dapat tumbuh normal, jika lokasi
dipilih mempunyai tekstur (btiran) halus, tidak pemeliharaan berad pada ketinggian antara 150-
lembab, tidak berbau apek, dan memiliki warna 1000 meter diatas permukaan laut, suhu air 20 o
segar. Dedak mengandung unsur gizi : protein C – 25o C, pH air antara 7-8.
11,35%, lemak 12,15%, karbohidrat 28,62%, Sumber utama oksigen untuk pernapasan
abu 10,5%, serat kasar 24,46% dan air 10,15% adalah oksigen terlarut. Banyak oksigen terlarut
(Mujiman, 2000). tergantung pada suhu air, adanya bahan organik
Premiks merupakan bahan yang berisi dan banyaknya vegetasi aquatic. Umumnya
vitamin dan mineral yang dbutuhkan ikan ikan nila berkembang biak pada kondisi
dalam ukuran tertentu. Premiks ini sudah oksigen terlarut 5 ppm. Oksigen terlarut di
langsung tersedia dalam kemasan dan dalam air dipengaruhi oleh suhu, pH dan
komposisi yang telah tercantum pada labelnya. konsentrasi karbondioksida (Lingga, 1994: 13).
Premiks ini dapat diperoleh dengan mudah
terutama di depot penjualan makanan ternak. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode eksperimen dengan
Mekanisme Pengaruh Pakan Terhadap
menunjuk 40 Kepala Keluarga (KK) sebagai
Pertumbuhan
sampel (responden) dari 250 KK yang sangat
Pertumbuhan ikan merupakan perubahan
ukuran ikan baik dalam bentuk bobot, panjang, tergantung mencari nafkah (melakukan
volume selama waktu tertentu. Pertumbuhan kegiatan ekonomi) di kawasan TNKS. Sampel
berusia 25-40 tahun. Usia 25-40 sangat

48
Jurnal Sainstek Vol. VII No. 1: 42-50, Juni 2015 ISSN: 2085-8019

potensial melakukan kegiatan ekonomi di baku pakan; (7) mengumpulkan data aktivitas
TNKS karena mereka masih muda dan kuat. ekonomi yang dilakukan penduduk sampel:
Sampel dibuat menjadi 5 kelompok, tiap frekuensi dan jumlah penghasilan; (8)
kelompok beranggotakan 8 orang. Setiap menganalisis data penelitian.
kelompok dibina mengelola sebuah kolam.
Pengolahan meliputi pembinaan, pembuatan HASIL DAN PEMBAHASAN
kolam, pembuatan pakan, pemijahan, Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
pendederan, penebaran bibit di kolam, (1) Dihasilkan bibit ikan sebanyak 25.000 ekor
pemeliharaan dan pemasaran. Masa penelitian ukuran 3-5 cm, berusia 2-3 bulan tingginya
dibagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama jumlah yang diperoleh disebabkan anggota
dibutuhkan waktu selama 6 bulan. Setelah tahap kelompok kolam sudah paham cara membibit
pertama selesai dilanjutkan dengan penelitian dan bekerja secara serius; (2) Kolam
tahap kedua. Pada tahap pertama dilakukan pembesaran 5 unit, ukuran masing-masing 4x6
kegiatan bimbingan membuat pakan, membuat m; (3) Kolam pendederan 5 unit, ukurang
kolam, pemijahan, pendederan, penebaran bibit masing-masing 15x25 m; (4) Dihasilkan pakan
ke kolam, pemeliharaan dan pemanenan. (pellet), hasil latihan anggota kelompok kolam.
Selama penelitian tahap pertama berlangsung Pellet mengandung gizi standar untuk konsumsi
diambil data kegiatan ekonomi sampel di ikan nila. Pellet bisa dibuat anggota kelompok
kawasan TNKS. kolam 20 kg/hari per orang. Jika alat pencetak
Data yang diambil berupa frekuensi pellet digerakkan oleh mesin, maka pellet bisa
kedatangan sampel ke dalam TNKS. Data dihasilkan 350 kg/hari. Volume pellet yang
kegiatan ekonomi sampel pada penelitian tahap dihasilkan akan bisa dicukupkan bila dikerjakan
pertama dibandingkan dengan data kegiatan dengan tenaga mesin; dan (5) Bibit yang
ekonomi sampel pada penelitian tahap kedua. dihasilkan cukup untuk mengisi 5 buah kolam
Penelitian tahap kedua berlangsung sekitar 6 penelitian untuk dibesarkan. Setiap kolam
bulan. Untuk melihat kesamaan atau perbedaan penelitian berisi 5000 ekor bibit.
rata-rata hasil kegiatan ekonomi digunakan Pada aspek tingkat ketahuan anggota
rumus statistika T-Test. Diharapkan pada tahap kelompok kolam tentang TNKS, kolam dan
kedua kegiatan sampel tidak lagi melakukan pakan diperoleh hasil berdasarkan survei
kegiatan ekonomi di kawasan TNKS. Faktor terhadap anggota kelompok kolam, diperoleh
penyebab sampel tidak melakukan kegiatan informasi (1) Sebanyak 36 orang (90%)
ekonomi di kawasan TNKS karena mereka anggota kelompok kolam tidak memahami
telah merasakan hasil panen pertama budidaya manfaat TNKS (Taman Nasional Kerinci
ikan nila. Mereka dapat membandingkan hasil Seblat) terhadap lingkungan sekitar.
yang diterima dari budidaya ikan nila dengan Ketidaktahuan anggota kelompok kolam TNKS
hasil yang diterima dari melakukan kegiatan disebabkan tidak ada penyuluhan dari
ekonomi (mencari nafkah) di kawasan TNKS. pemerintah, baik pemerintah nagari maupun
Alur penelitian dituliskan di Gambar 1. pemerintah Kabupaten (2) Sebanyak 38 orang
Berdasarkan Gambar 1 dijelaskan uraian (95%) anggota kelompok kolam tidak tahu
kegiatan kegiatan penelitian adalah (1) risiko merusak Taman Nasional Kerinci Seblat
menyuluh penduduk sampel tentang manfaat (TNKS) terhadap lingkungan sektar. Tingginya
TNKS terhadap ekosistem dan manusia; (2) persentase anggota kelompok kolam tidak tahu
menyuluh resiko mencari nafkah di TNKS merusak TNKS karena mereka tidak dapat
terhadap ekosistem dan manusia; (3) penyuluhan dari pemerintah; (3) Anggota
membimbing penduduk sampel menentukan kelompok kolam yang paham membuat kolam
dan merancang lokasi kolam; (4) membimbing pendederan kolam ikan nila hanya 2 orang
penduduk sampel membuat kolam pembibitan (5%). Hanya sebagian kecil penduduk yang
dan pembesaran ikan nila; (5) membimbing paham membuat kolam pendederan, hal ini
penduduk sampel memijahkan dan mendeder disebabkan karena anggota kelompok kolam
ikan nila; (6) membimbing penduduk sampel sehari-hari mencari nafkah di TNKS. Mereka
membuat pakan ikan (pellet) meliputi memilih, tidak diupayakan mencari nafkah di desa
menggodok, mencetak dan menjemur bahan mereka, misal membudidayakan ikan air tawar

48
Jurnal Sainstek Vol. VII No. 1: 42-50, Juni 2015 ISSN: 2085-8019

(4) Anggota kelompok kolam yang mampu Tidak seorang pun anggota kelompok kolam
membuat kolam pembesaran sekitar 5 orang yang bisa membuat pakan ikan (0%). Tidak
(12%). Rendahnya persentase anggota adanya anggota kelompok kolam yang pandai
kelompok kolam yang mampu membuat kolam membuat pakan ikan, disebabkan mereka tidak
pembesaran disebabkan karena mereka tidak pernah dibimbing membuat pakan ikan dan
biasa membudidayakan ikan air tawar; (5) membudidayakan ikan.

T
H

A
U

H
N

U
I

II

Gambar 1 Bagan Alir Penelitian

Pada tingkat kunjungan anggota persentase frekuensi kunjungan anggota


kelompok kolam ke TNKS Tahun 1 diperoleh kelompok kolam ke TNKS, pada bulan
hasil rerata persentase tingkat kunjungan Februari, Maret dan April disebabkan mereka
anggota kelompok kolam ke TNKS sebagai belum mendapatkan hasil membudidayakan
berikut (1) Rerata kunjungan anggota kelompok ikan nila; (2) Rerata kunjungan anggota
kolam ke TNKS pada bulan februari, minggu kelompok kolam ke TNKS pada bulan maret,
pertama adalah 84,6%, kedua 88,2%, ketiga minggu pertama adalah 84,6%, kedua 86,4%,
85,7%, dan minggu keempat 87,5%. Tingginya ketiga 83,9%, dan minggu keempat 86% (3)

48
Jurnal Sainstek Vol. VII No. 1: 42-50, Juni 2015 ISSN: 2085-8019

Rerata kunjungan anggota kelompok kolam ke pertama adalah 76%, kedua 78,6%, ketiga
TNKS pada bulan april, minggu pertama 77,1%, dan minggu keempat 77,1%; (2)
adalah 83,9%, kedua 84,6%, ketiga 87,5%, dan Persentase kunjungan anggota kelompok kolam
minggu keempat 89,2%. ke TNKS pada bulan mei, minggu pertama
Tingginya persentase frekuensi adalah 73,6%, kedua 74,6%, ketiga 75%, dan
kunjungan anggota kelompok kolam ke TNKS, minggu keempat 75%; (3) Persentase
pada bulan Februari, Maret dan April kunjungan anggota kelompok kolan ke TNKS
disebabkan mereka belum mendapatkan hasil pada bulan Juni, minggu pertama 74,2%, kedua
membudidayakan ikan nila. 76,4%, ketiga 71,8%, dan minggu keempat
Secara keseluruhan selama 3 bulan rerata 70,7%; (4) Tingginya persentase frekuensi
kunjungan anggota kelompok ke TNKS tiap kunjungan anggota kelompok kolam ke
bulan 86%. Berdasarkan survei terhadap TNKS, pada bulan April, Mei dan Juni,
anggota kelompok kolam, diperoleh informasi disebabkan anggota kelompok kolam belum
(1) Sebanyak 36 orang (90%) anggota mendapatkan hasil budidaya ikan nila,
kelompok kolam tidak memahami manfaat sedangkan mereka harus memenuhi nafkah
TNKS (Taman Nasional Kerinci Seblat) rumah tangga maka mereka masih harus
terhadap lingkungan sekitar. Ketidaktahuan memasuki TNKS untuk mencari nafkah; (5)
anggota kelompok kolam TNKS disebabkan Rerata kunjungan anggota kelompok kolam
tidak ada penyuluhan dari pemerintah, baik ke TNKS pada bulan april 77,2%, bulan mei
pemerintah nagari maupun pemerintah 74,7%, dan pada bulan juni 73,3%; (6)
kabupaten; (2) Sebanyak 38 orang (95%) Frekuensi kunjungan anggota kelompok
anggota kelompok kolam tidak tahu risiko kolam ke TNKS pada bulan mei lebih
merusak Taman Nasional Kerinci Seblat rendah dibandingan bulan april. Keadaan ini
(TNKS) terhadap lingkungan sektar. Tingginya menunjukan tingkat kunjungan ke TNKS mulai
persentase anggota kelompok kolam tidak tahu berkurang karena anggota kelompok kolam
merusak TNKS karena mereka tidak dapat lebih memfokuskan untuk membudidayakan
penyuluhan dari pemerintah; (3) Anggota ikan nila; (7) Rerata kunjungan anggota kolam
kelompok kolam yang paham membuat kolam ke TNKS pada bulan juni lebih rendah
pendederan kolam ikan nila hanya 2 orang dibandingankan bulan Mei. Penurunan lebih
(5%). Hanya sebagian kecil penduduk yang nyata pada minggu ketiga dan keempat.
paham membuat kolam pendederan, hal ini Penurunan kunjungan anggota kelompok kolam
disebabkan karena anggota kelompok kolam keTNKS pada bulan juni disebabkan oleh
sehari-hari mencari nafkah di TNKS. Mereka faktor bulan ramadhan; (8) Secara keseluruhan
tidak diupayakan mencari nafkah di desa selama 3 bulan rerata kunjungan anggota
mereka, misal membudidayakan ikan air tawar kelompok ke TNKS tiap bulan 75,06%.
(4) Anggota kelompok kolam yang mampu
membuat kolam pembesaran sekitar 5 KESIMPULAN DAN SARAN
orang(12%). Rendahnya persentase anggota
Hasil penelitian ini adalah (1) Sebagian
kelompok kolam yang mampu membuat kolam
besar anggota kelompok kolam tidak
pembesaran disebabkan karena mereka tidak
memahami manfaat risiko dan merusak TNKS
biasa membudidayakan ikan air tawar; (5)
terhadap alam sekitar; (2) Kunjungan anggota
Tidak seorang pun anggota kelompok kolam
kelompok kolam ke TNKS sangat tinggi; (3)
yang bisa membuat pakan ikan(0%). Tidak
Anggota kelompok kolam sudah berhasil
adanya anggota kelompok kolam yang
menghasilkan bibit ikan nila untuk dibesarkan;
pandai membuat pakan ikan, disebabkan
(4) Pakan yang dibuat oleh kelompok kolam
mereka tidak pernah dibimbing membuat pakan
dapat digunakan untuk membesarkan bibit ikan
ikan dan membudidayakan ikan
nila; (5) Hanya sebagian kecil anggota
Pada aspek rerata persentase tingkat
kelompok kolam yang mampu membuat kolam.
kunjungan anggota kelompok kolam ke TNKS
pembesaran dan pendederan; (6) Tingkat
pada Tahun II diperoleh hasil sebagai berikut
kunjungan anggota kelompok kolam pada
(1) Persentase kunjungan anggota kelompok
Tahun II sudah menurun; (7) Secara
kolam ke TNKS pada bulan april, minggu
keseluruhan selama 3 bulan Tahun II rerata

48
Jurnal Sainstek Vol. VII No. 1: 42-50, Juni 2015 ISSN: 2085-8019

kunjungan anggota kelompok ke TNKS tiap Dipelihara dalam Drum yang Airnya
bulan 75,06%; (8) Rerata tingkat penurunan Mengalir. Padang : Fakultas Perikanan
frekuensi kunjungan anggota kelompok kolam Universitas Bung Hatta.
ke TNKS sekitar 11,06%. Ferryal, Maranatha Bernard. 2010. Kemiskinan
Penelitian ini memberikan saran (1) Perlu dan kerusakan Lingkungan. http:
sosialisasi secara bertahap manfaat dan risiko maranathabernardferryal.blogspot.com/2
merusak TNKS kepada anggota kelompok 010/04/kemiskinan-dan-kerusakan-
kolam (2) Diupayakan mengajak anggota kolam lingkungan.
mengurangi kunjungan ke TNKS (3) Ikan yang Hidayat, Djajasekawa. 1985. Pakan Ikan
dideder di kolam pendederan harus dipantau (Makanan Ikan). Jakarta : Yasaguna.
setiap hari agar tidak diserang oleh hama; (4) Lingga, Pinus. 1994. Ikan nila Kolam Air
Pakan yang dibuat harus dijemur sampai Deras. Jakarta : Penebar Swadaya.
kering sebelum disimpan; (5) Bimbingan Mujiman.2000. Pembesaran Ikan Air Tawar Di
membuat kolam pembesaran dan pendederan Berbagai Lingkunagn
pelu dilakukan secara intensif; (6) Pemberian Pemeliharaan.Jakarta : Penebar
pakan terhadap ikan pada kolam pembesaran Swadaya.
harus sesuai dengan petunjuk yang telah Putranto, Agus. 1995 Budidaya Ikan Produktif
ditetapkan. Ikan nila. Surabaya: Karya Anda.
Rukmana. 1997. Budidaya Ikan Nila.
DAFTAR KEPUSTAKAAN Semarang: Aneka Semarang
Santoso, Budi. 1995. Petunjuk Praktis
Achyar, Moch dan Rismunandar.1986.
Budidaya Ikan nila. Kanisius:
Perikanan Darat. Bandung : Sinar Baru.
Yogyakarta.
Afrianto, Eddy dan Liviawaty, Evi.1990.
Sinaga. 2013. Budidaya Ikan Air Tawar dapat
Beberapa Metode Budidaya Ikan.
meningkatkan ekonomi Rakyat. [online].
Yogyakarta : Kanisius.
http:hariansemarang.net.
Anonimus.1998. Pemeliharaan Ikan nila.
Soeseno, Slamet. 1982. Dasar-dasar Perikanan
Bandung : Sumur Bandung.
Umum. Jakarta Yasaguna.
Ardiwinata, R. O. 1981. Pemeliharaan Ikan
Sugeng.1983. Beternak Ikan nila.Semarang :
nila.Bandung : Sumur Bandung
Aneka Semarang.
Arie. 1999. Pemeliharaan Ikan Nila. Bandung:
Sutoyo.1986. Teknik Beternak Ikan nila.
Sumur Bandung.
Surabaya : Karya Anda.
Cruz, M, Emmanuel. 1986. Buku Pegangan
Winarno.1997. Pakan Ikan Alami. Yogyakarta:
Latihan Makanan Ikan. Jakarta: Proyek
Kanisius.
Pengembangan Perikanan Skala Kecil.
Yusran.2011. Konservasi Sumber Daya Pesisir
Altin, Darus. 2007. Meningkatkan
dalam Meningkatkan Ekonomi Sumber
Perekonomian Masyarakat Melalui
daya alam. [online]: http:
Budidaya Ikan. [online]. http:
jujungbandung.com.
fppb.ubb.ac.id/?Page=artikel_ubb&&id=
184
Departemen Pertanian (BIP) Sumatera Barat.
1984-1990. Pemanfaatan Perairan
Umum untuk Budidaya Ikan.Padang
Departemen BIP.
Dinas Perikanan Sumatera Barat 2001. Analisa
Sarana Produksi Budidaya Air Tawar
Sumatera Barat. Padang : Dinas
Perikanan Sumatera Barat.
Djaeni, A. 1999.Ilmu Gizi Jilid II. Jakarta :
Dian Rakyat.
Farida.1988. Pengaruh Padat Penebaran
Terhadap Pertumbuhan Ikan nila
(Oerochromis niloticus.) yang

48

Anda mungkin juga menyukai