Anda di halaman 1dari 11

Marine Fisheries ISSN 2087-4235

Vol. 3, No. 1, Mei 2012


Hal: 91-101

FAKTOR-FAKTOR PENENTU KINERJA PELABUHAN PERIKANAN PANTAI


(PPP) DADAP DI KABUPATEN INDRAMAYU

Determinants the Performance of Dadap Fishing Port Beach


in Indramayu Regency

Oleh:

Thomas Nugroho1*, Iin Solihin1, Fathurohim2

1 Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
2 Wirausahawan Kapal Purse Seine, Indramayu

* Korespondensi: thomasnugroho@yahoo.com

Diterima: 3 Februari 2012; Disetujui: 30 April 2012

ABSTRACT
The study was conducted for analyzing an operational activity of the PPP Dadap, and
examining factors that affect the PPP Dadap's performance. Data analysis was done by two
methods: first descriptive method for analyzing the PPP Dadap's activities; and second parametric
analysis for examining the relationship between organizational and social factors and the PPP
Dadap's performance. This study summerized that the determinants of the PPP Dadap's
performance are internal and external factors, and organizational and social factors.
Key words: operational activities, PPP Dadap, multiple linear regression analysis

ABSTRAK
Kepuasan para pengguna pelabuhan dapat dilihat dari kinerja pelabuhan tersebut. Tahun
2008, PPI Dadap berubah status menjadi PPP (Pelabuhan Perikanan Pantai). Namun peningkatan
status tersebut tidak diikuti dengan peningkatan produksi ikan, dan aktivitas operasional pelabuhan
perikanan. Perubahan status PPI menjadi PPP, tidak mengakibatkan peningkatan kinerja
pelabuhan perikanan tetapi justru menurun. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui aktivitas operasional PPP Dadap setelah perubahan status, dan faktor-faktor penentu
kinerja pelabuhan PPP Dadap. Analisa data dilakukan dengan dua metode; pertama metode
deskriptif yaitu untuk menganalisa aktivitas operasional PPP Dadap; kedua metode statistik
parametrik yaitu untuk mengetahui pengaruh faktor organisasi dan sosial terhadap kinerja PPP
Dadap. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penentu kinerja PPP Dadap adalah faktor internal dan
eksternal, serta faktor sosial dan organisasi.
Kata kunci: aktivitas operasional, PPP Dadap, analisis regresi linier berganda

PENDAHULUAN daerah. Pelabuhan perikanan sebagai pusat


aktivitas perikanan tangkap mulai dari perijinan
Pelabuhan perikanan mempunyai peran berlayar, tambat labuh kapal perikanan, pela-
penting sebagai prasarana pendukung perkem- yanan kebutuhan melaut, pendaratan hasil
bangan perikanan di suatu daerah. Keberada- tangkapan, pelelangan hasil tangkapan, pe-
an pelabuhan perikanan di suatu daerah diha- nanganan mutu hasil tangkapan, pengolahan
rapkan dapat mendukung aktivitas perikanan hasil tangkapan, sampai distribusi/pemasaran
dan juga dapat meningkatkan perekonomian hasil tangkapan.
92 Marine Fisheries 3 (1): 91-101, Mei 2012

Pelabuhan perikanan merupakan suatu Kinerja pelabuhan diukur dari kemam-


organisasi publik yang melayani masyarakat puan menyediakan pelayanan aktifitas untuk
umum khususnya nelayan. Pelabuhan perikan- kapal, bongkar muat barang dan transportasi
an perlu dukungan kelembagaan yang baik (UNCTAD 1987). Berbagai aspek pelayanan
dalam mengelola fasilitas yang tersedia untuk pelabuhan menjadi ukuran kinerja pelabuhan
mendukung usaha perikanan tangkap. Mana- (UN 1976) termasuk relasi antar pengguna
jemen organisasi akan menentukan tingkat pe- pelabuhan.
layanan dan kinerja pelabuhan perikanan. Ke-
Penelitian ini menggunakan metode studi
puasan para pengguna pelabuhan dapat dilihat
kasus dengan satuan kasus adalah aktivitas
dari kinerja pelabuhan tersebut. Oleh karena
operasional PPP Dadap, faktor berpengaruh
itu, kinerja pelabuhan sangat menentukan
terhadap penurunan aktivitas operasional PPP
keberhasilan sebuah pelabuhan.
Dadap, dan pola hubungan antara kinerja
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Da- organisasi dan sosial dengan kinerja PPP
dap semula merupakan Pangkalan Pendaratan Dadap. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan
Ikan (PPI) yang dibangun pada tahun 2000 di April 2011 di Pelabuhan Perikanan Pantai
Desa Dadap Kecamatan Juntinyuat Kabupaten (PPP) Dadap Kecamatan Juntinyuat Kabupaten
Indramayu dan posisinya terletak diantara PPI Indramayu.
Glayem dan PPI Tegalagung. PPI Dadap
Metode pengumpulan data dilakukan
merupakan pelabuhan perikanan produktif di
dengan menggunakan purposive sampling.
Kabupaten Indramayu dengan produksi ikan
Metode sampling ini mengambil sampel secara
yang didaratkan mencapai 4.737,33 ton tahun
sengaja yang dirasa dapat mewakili populasi
2007.
sehingga tujuan yang diinginkan tercapai
Tahun 2008, PPI Dadap berubah status (Sugiyono 2009). Adapun untuk penentuan be-
menjadi PPP (Pelabuhan Perikanan Pantai). sarnya sampel adalah 10% dari jumlah populasi
Namun peningkatan status tersebut diikuti yang diteliti. Populasi yang diteliti adalah ne-
dengan penurunan produksi ikan, dan aktivitas layan purse seine, nelayan arad, dan nelayan
operasional pelabuhan perikanan. Perubahan payang yang terdapat di wilayah PPP Dadap.
status PPI menjadi PPP, tidak mengakibatkan
Penelitian ini menggunakan data primer
peningkatan kinerja pelabuhan perikanan tetapi
dan data sekunder. Data primer diperoleh
justru menurun.
dengan mengamati langsung kegiatan di PPP
Penelitian ini fokus pada pertanyaan Dadap, serta melakukan wawancara kepada
(research question), faktor-faktor apa yang masyarakat pengguna dan pengelola PPP
menentukan kinerja PPP Dadap. Sedangkan Dadap. Analisis dilakukan dengan cara analisis
tujuan penelitian adalah: 1) menganalisis deskriptif aktivitas operasional PPP Dadap dan
secara deskriptif kegiatan PPP Dadap, dan 2) analisis statistik parametrik untuk mengetahui
menentukan faktor-faktor organisasi dan sosial hubungan antara faktor organisasi dan sosial,
dapat mempengaruhi kinerja PPP Dadap. dan kinerja PPP Dadap.

Varibel penelitian
METODE Variabel yang diuji dalam analisis para-
Penelitian ini mendefinisikan faktor metrik adalah: faktor sosial (X1) dan faktor
organisasi dan sosial, dan kinerja pelabuhan organisasi (X2) sebagai variabel bebas (inde-
sebagai berikut: Faktor organisasi merupakan penden) dan kinerja pelabuhan (Y) sebagai
parameter suatu organisasi untuk menjalankan varibel terikat (dependen). Rincian indikator
fungsinya (Sheaff et al. 2004) menyediakan masing-masing variabel disajikan pada Tabel 1.
fasilitas pelabuhan perikanan yaitu fasilitas
Analisis data
pokok, fungsional dan pendukung. Parameter
yang menentukan organisasi dapat menjalan- Pola hubungan kinerja pelabuhan diana-
kan fungsinya tersebut adalah ekonomi, tenaga lisis menggunakan analisis regresi linier. Ana-
kerja dan manajemen (Abu Mansor et al. 2012). lisis regresi mampu memberikan penjelasan
Fasilitas yang tersedia di PPP Dadap menjadi secara statistik tentang pengaruh variabel-
faktor organisasi. Faktor sosial merupakan mo- variabel bebas (independen) terhadap variabel
dal sosial masyarakat nelayan di sekitar PPP terikat (dependen). Analisis regresi yang digu-
Dadap. Modal sosial terkait dengan modal nakan dalam penelitian ini adalah analisis
sumberdaya manusia yaitu pendidikan, ketram- regresi linier berganda disebabkan terdapat dua
pilan dan pengalaman (Winters 2011) dan variabel bebas (independen) dan satu variabel
produktifitas (Black dan Lynch 2001). terikat (dependen). Persamaan umum dari
Nugroho et al. – Faktor-faktor Penentu Kinerja Pelabuhan 93

Tabel 1 Rincian setiap variabel

Variabel Indikator
Kinerja pelabuhan - Pelayanan yang diberikan pelabuhan (perawatan fasilitas, kebersihan PP,
sistem pengelolaan, dan sistem perijinan (Surat Laik Operasi (SLO) dan Surat
(Y)
Izin Berlayar (SIB)
- Relasi antara pengguna pelabuhan (nelayan, bakul ikan, dan petugas
pelabuhan).

Faktor sosial - Produktivitas nelayan (teknologi, pendapatan, produksi)


(X1) - Profil nelayan (pendidikan, ketrampilan, pengalaman).

Faktor organisasi - Fasilitas pelabuhan yang ada di PPP Dadap:


(X2) a. fasilitas pokok (dermaga, kolam pelabuhan, breakwater).
b. fasilitas fungsional (tempat pelangan ikan (TPI), pabrik es, alat bantu
navigasi (mercusuar), tempat pengisian perbekalan, stasiun pengisian air
bersih, kantor pengelola pelabuhan, stasiun pengisian bahan bakar nelayan
(SPBN), dan Syahbandar).
c. fasilitas pendukung (toilet umum, tempat parkir, kantin, dan mushola).

Tabel 2 Jumlah produksi yang didaratkan di PPP Dadap sebelas tahun terakhir

Tahun Total produksi (ton) Kisaran pertumbuhan (%)


2001 3.918,22
2002 2.871,99 -26,70
2003 1.873,88 -34,75
2004 4.737,33 152,81
2005 2.740,34 -42,15
2006 2.005,87 -26,80
2007 785,59 -60,84
2008 189,199 -75,92
2009 18,954 -89,98
2010 67,218 254,64
2011 36,839 -45,19

Sumber : (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu, 2011)

analisis regresi linier berganda menurut 2001 jumlah ikan yang didaratkan yaitu sebesar
Walpole (1997) sebagai berikut: 3.918,219 ton dan kemudian jumlah tersebut
mengalami penurunan sebesar 26,7% dan
Y = a + b1X1 + b2X2 + ... + bnXn 52,18% pada tahun 2002 dan 2003, sehingga
dimana : jumlah ikan yang didaratkan pada tahun
Y : variabel terikat (dependen) tersebut mencapai 2.871,987 ton dan
a : koefesien intercept regresi 1.873,877 ton. Kemudian pada tahun 2004
b1 ... bn : koefesien slope regresi terjadi peningkatan yang signifikan sebesar
b1X1 : variabel bebas (independen) 152,81% dari tahun sebelumnya menjadi
4.737,334 ton.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tahun 2005, terjadi perpindahan


daerah penangkapan ikan (DPI) dan tempat
Aktivitas Operasional PPP Dadap pendaratan hasil tangkapan armada purse
Pendaratan ikan seine ke Pandeglang-Banten. Perpindahan ini
menyebabkan berkurangnya jumlah armada
Jumlah ikan yang didaratkan di PPP purseseine yang mendaratkan hasil tangka-
Dadap setiap tahunnya berbeda-beda. Tahun pannya di PPP Dadap. Kondisi ini mengakibat-
94 Marine Fisheries 3 (1): 91-101, Mei 2012

kan terjadinya penurunan jumlah ikan yang Hasil tangkapan tersebut dimiliki oleh bakul
didaratkan sebesar 1.996,997 ton atau 42,15%. ikan langganan dan perusahaan pengolah ikan
Tahun 2007, jumlah ikan yang didaratkan di yang ada di sekitar wilayah PPP Dadap yaitu
PPP Dadap semakin menurun tajam yaitu 96% Surya Marina dan CV Sumber Rejeki.
dibandingkan tahun 2004.
Teri dan udang tidak dilelang, tetapi
Berdasarkan Tabel 2, jumlah ikan yang hanya dicatat jumlah dan jenisnya oleh petugas
didaratkan di PPP Dadap cenderung menurun TPI. Setelah dilakuka pencatatan, ikan tersebut
selama 11 tahun. Penurunan tersebut diduga langsung dibawa nelayan ke bakul ikan dan
karena sebagian besar armada purseseine perusahaan pengolah ikan.
berpindah lokasi penangkapan ikan (DPI) dan
tempat pendaratan hasil tangkapannya ke Aktivitas pelayanan kebutuhan melaut
wilayah Pandeglang-Banten sehingga tidak ada
armada purseseine yang mendaratkan hasil Pelayanan air bersih
tangkapannya di PPP Dadap. Pelayanan air bersih di PPP Dadap pada
Jenis ikan yang didaratkan di PPP Dadap tahun 2001-2007 berasal dari sumber air tawar
tahun 2001-2007 antara lain: Selar (Selaroides milik PPP Dadap. Air bersih tersebut digunakan
leptolepis), Layang (Decapterus macrosoma), untuk beberapa kegiatan antara lain untuk
Bawal hitam (Formio niger), Tembang memenuhi kebutuhan kapal-kapal yang akan
(Sardinella gibbosa), Peperek/Pepetek (Leiog- berangkat ke laut dan melayani kebutuhan air
nathus dussummieri), Tenggiri (Scombero- untuk kebersihan di TPI. Nelayan yang akan
morus commerson), Tongkol (Auxis thazard), melaut biasanya membawa air bersih untuk
Layur (Trichiurus lepturus), Pari (Dasyatis sp.), perbekalan di kapal, kebutuhan air tersebut
Ekor kuning (Caesio crythogaster), Teri dapat dipenuhi oleh pihak PPP Dadap. Apabila
(Paedocypris progenetica) dan lainnya (Dinas kebutuhan air tersebut tidak dapat dipenuhi
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, oleh pihak PPP Dadap, nelayan biasanya
2011). Namun pada tahun 2008-2011 jenis membeli air bersih ke penjual air yang ada di
ikan yang didaratkan di PPP Dadap hanya ikan sekitar pelabuhan.
Teri (Paedocypris progenetica), sebab kapal Kondisi sekarang sudah berbeda, se-
yang mendaratkan hasil tangkapannya di PPP menjak adanya perpindahan DPI dan tempat
Dadap sejak 2008 hanya kapal payang, dimana pendaratan hasil tangkapan armada purseseine
hasil tangkapan utamanya adalah ikan Teri. pada tahun 2008 ke Pandeglang-Banten me-
Kunjungan kapal nyebabkan tidak adanya proses pelelangan
ikan dan pelayanan air bersih. Sehingga pada
Kapal-kapal yang berkunjung di PPP akhirnya fasilitas TPI dan sarana air bersih
Dadap terdiri atas kapal penangkapan ikan tidak pernah digunakan lagi.
yang membongkar ikan dan kapal yang singgah
untuk mengisi perbekalan (muat es, air tawar, Pelayanan Bahan Bakar Minyak (BBM)
bahan bakar, dan lain-lain) atau untuk PPP Dadap memiliki Stasiun Pengisian
perbaikan mesin. Pada tahun 2000-2007 Bahan Bakar Nelayan (SPBN) sendiri yang
kapal-kapal yang berlabuh di PPP Dadap dibangun pada tahun 2006 untuk memenuhi
beragam, berukuran antara < 10 GT-30 GT kebutuhan melaut nelayan, dimana tangki
dengan menggunakan alat tangkap purseseine, Bahan Bakar Minyak (BBM) berkapasitas
gillnet, payang, dan mini trawl. 30.000 liter dan bahan bakar minyak (BBM)
tersebut berupa solar.
Aktivitas pelelangan hasil tangkapan
Namun, persediaan BBM tersebut bukan
PPP Dadap memiliki Tempat Pelelangan murni berasal dari PPP Dadap. Persediaan
Ikan (TPI) berlokasi sekitar 500 meter dari BBM yang terdapat di PPP Dadap dilakukan
dermaga dengan luas 375 m 2. Tahun 2001- dengan adanya kerjasama antara pihak KUD
2007 TPI PPP Dadap berfungsi dengan baik Ngupaya Mina, Pertamina dan pihak swasta
dan hampir setiap hari terjadi proses pele- (PT. Bahari Mina Sejahtera). Keberadaan
langan ikan. Sejak tahun 2008, kegiatan pele- pihak swasta dalam pemasokan persediaan
langan ikan di PPP Dadap berhenti sebab jum- BBM (solar) di PPP Dadap tidak membuat
lah ikan yang didaratkan makin berkurang dan harga solar menjadi mahal. Harga solar yang
kapal-kapal purseseine berpindah ke wilayah berlaku di PPP Dadap saat ini mencapai Rp
Pandeglang-Banten. 4.500 per liter sama seperti harga solar di luar
Jenis ikan utama yang didaratkan di PPP PPP Dadap.
Dadap adalah teri dan udang yang ditangkap Jumlah solar yang disalurkan oleh pihak
masing-masing dengan payang dan mini trawl. PPP Dadap mengalami peningkatan antara
Nugroho et al. – Faktor-faktor Penentu Kinerja Pelabuhan 95

tahun 2007 hingga tahun 2008. Namun, terjadi Fasilitas pelabuhan


penurunan jumlah solar yang disalurkan antara
tahun 2009 hingga tahun 2011. Kisaran Kolam pelabuhan adalah daerah perairan
pertumbuhan jumlah solar yang disalurkan pelabuhan untuk masuknya kapal yang akan
selama 5 tahun (2007–2011) yaitu -18,38%– bersandar di dermaga. Berdasarkan fungsinya
90,86%. kolam pelabuhan terbagi menjadi dua, yaitu
alur pelayaran dan kolam putar (Lubis, 2010).
Jumlah penyaluran BBM berupa solar di Kolam pelabuhan merupakan fasilitas yang
PPP Dadap mengalami peningkatan dari tahun menentukan kelancaran kapal dalam bersandar
2007 hingga tahun 2008. Namun, pada tahun ke dermaga dan pembongkaran hasil tangkap-
2009 sampai tahun 2011 terjadi penurunan an.
penyaluran BBM solar karena kapal-kapal
berukuran besar (10–30 GT) mulai berkurang Kolam pelabuhan di PPP Dadap apabila
beroperasi di PPP Dadap dan kapal-kapal dilihat dari fungsinya masih belum maksimal
berukuran kecil (< 10 GT) mendominasi kun- karena banyak terdapat sedimentasi berupa
jungan kapal di PPP Dadap. Adapun kapal-ka- endapan lumpur dan sampah rumah tangga.
pal berukuran kecil tersebut tidak membutuh- Proses sedimentasi yang cukup tinggi meng-
kan bahan bakar yang banyak dalam setiap ganggu kapal-kapal yang akan keluar-masuk
operasi penangkapanya. pelabuhan.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap
Penurunan Aktivitas Operasional PPP pemilik kapal yang berukuran > 10 GT (Kapal
Dadap Purseseine) menyatakan bahwa sedimentasi di
kolam pelabuhan PPP Dadap sangat meng-
Sebagaimana telah dikemukakan sebe-
ganggu, apabila kapal-kapal akan keluar-masuk
lumnya, aktivitas operasional di PPP Dadap
atau mendaratkan dan membongkar hasil
mengalami penurunan dari tahun 2008-2011
tangkapan harus menunggu sampai air laut
yang menyebabkan produksi hasil tangkapan
pasang. Hal tersebut sangat meresahkan dan
dan penggunaan fasilitas menurun (Tabel 2).
menghambat semua aktivitas nelayan, tidak
Hal ini terlihat pada saat pengamatan, sedikit
sedikit pemilik kapal yang memutuskan untuk
sekali aktivitas yang berlangsung di PPP
mendaratkan dan membongkar hasil tang-
Dadap, mulai dari pendaratan sampai dengan
kapannya di tempat lain apabila air laut sedang
pemasaran hasil tangkapan.
surut.
Pada dasarnya penurunan aktivitas ope-
Bakul ikan
rsional di PPP Dadap disebabkan oleh perpin-
dahan DPI dan tempat pendaratan hasil Bakul ikan adalah orang yang pekerjaan
tangkapan armada purseseine ke Pandeglang- sehari-harinya membeli ikan hasil tangkapan
Banten, karena hampir 75% produksi di PPP dari nelayan dan terlibat langsung dalam
Dadap berasal dari hasil tangkapan armada proses pelelangan ikan di TPI. Orang yang
purseseine dan salah satu tujuan dibangunnya secara langsung menentukan harga ikan
PPP Dadap pun adalah untuk menampung adalah bakul ikan. Oleh karena itu, orang yang
banyaknya armada purseseine yang terdapat di membuat tinggi atau rendahnya harga ikan
Desa Dadap. dalam proses pelelangan adalah bakul ikan.
Penurunan aktivitas operasional diduga Belum adanya penentuan harga minimum
disebabkan faktor internal dan eksternal yang untuk produk perikanan secara nasional
terdapat di PPP Dadap. Berdasarkan hasil mengakibatkan harga ikan di setiap daerah
wawancara, berikut merupakan faktor yang akan berbeda-beda.
menyebabkan penurunan aktivitas operasional Berdasarkan hasil wawancara dengan
di PPP Dadap. pemilik kapal, nahkoda, dan ABK kapal
Faktor internal purseseine mengatakan bahwa harga ikan di
PPP Dadap lebih rendah dibandingkan
Faktor internal adalah faktor yang pelabuhan lain yang ada di sekitarnya.
mempengaruhi penurunan aktivitas opersional Perbedaan harga ikan tersebut bisa mencapai
PPP Dadap yang terdapat di dalam pelabuhan. 500-2000 rupiah per kilogram. Hal tersebut
Berdasarkan hasil wawancara faktor internal dapat terjadi disebabkan bakul ikan yang ada di
yang mempengaruhi penurunan aktivitas PPP Dadap bekerjasama dalam proses
opersional di PPP Dadap adalah: fasilitas pelelangan. Berikut kerjasama yang dilakukan
pelabuhan, bakul ikan, jumlah armada, dan bakul ikan di PPP Dadap:
sedimentasi. - Menentukan harga ikan
96 Marine Fisheries 3 (1): 91-101, Mei 2012

Sebelum proses pelelangan ikan dimulai 30 GT, dan > 30 GT cenderung mengalami
bakul ikan di PPP Dadap sudah berunding penurunan.
untuk menentukan harga maksimum ikan yang
Berdasarkan hasil wawancara kepada
akan dilelang.
pemilik kapal, peningkatan jumlah armada
- Mengatur pembagian ikan penangkapan ikan yang berukuran < 10 GT
disebabkan pada tahun sebelumnya hasil
Selain menentukan harga ikan, bakul
tangkapan yang diperoleh sangat melimpah
ikan yang ada di PPP Dadap sebelum proses
dan rata-rata pemilik kapal memperoleh
pelelangan ikan dimulai sudah membagi siapa
keuntungan besar dan ditambah lagi untuk
saja yang akan mendapatkan hasil tangkapan
membuat armada berukuran < 10 GT tidak
yang akan di lelang tersebut.
memerlukan banyak modal. Jadi banyak orang
- Mencegah bakul ikan dari daerah lain yang memiliki modal, menginvestasikan
masuk ke PPP Dadap. uangnya untuk membuat armada tersebut.
Adapun penurunan jumlah armada penang-
Bakul ikan di PPP Dadap untuk menghin- kapan ikan yang berukuran 10-30 GT, dan > 30
dari terjadinya persaingan, hal yang dilakukan GT dikarenakan banyak pemilik kapal yang
adalah mencegah masuknya bakul ikan dari mengalami kerugian. Hasil yang didapat tidak
daerah lain. Bakul ikan melakukan berbagai sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk
cara untuk membuat jera bakul ikan dari daerah perbekalan melaut, sedangkan biaya pera-
lain tersebut suypaya tidak masuk lagi ke PPP watan kapal dan lain-lain harus tetap ada
Dadap. Jika ada bakul ikan dari daerah lain sehingga pemilik kapal tidak ada pemasukan
ingin membeli ikan dari PPP Dadap, bakul ikan serta tidak sedikit juga pemilik kapal yang terlilit
tersebut hanya bisa membeli melalui salah satu hutang. Oleh sebab itu, untuk menutupinya
bakul ikan yang ada di PPP Dadap. mereka menjual kapalnya karena sudah tidak
Kerjasama yang dilakukan bakul ikan menguntungkan lagi.
tersebut membuat harga ikan di PPP Dadap Penurunan jumlah armada penangkapan
menjadi rendah dibandingkan pelabuhan lain ikan di PPP Dadap mengakibatkan aktivitas
yang ada di sekitarnya. Harga ikan yang rendah operasional PPP Dadap menjadi lebih ber-
menyebabkan tidak sedikit nelayan dan pemilik kurang. Penurunan aktivitas operasional PPP
kapal yang mengalami kerugian. Selain itu, Dadap tidak hanya disebabkan berkurangnya
sistem pembayaran yang dilakukan bakul ikan jumlah armada, tetapi juga karena semua
di PPP Dadap merugikan nelayan karena tidak armada yang berukuran 10-30 GT dan > 30 GT
menggunakan sistem bayar kontan. Bakul ikan di PPP Dadap berpindah tempat mendaratkan
hanya memberikan uang muka kepada nelayan hasil tangkapannya.
sebagai tanda jadi, kemudian hasil tangkapan
yang sudah terlelang dibawa untuk dijual kem- Sedimentasi
bali.
Masalah serius yang sedang dihadapi
Kelancaran proses pembayaran ke nela- PPP Dadap adalah proses sedimentasi yang
yan tergantung kelancaran bakul ikan tersebut cukup tinggi di pintu masuk pelabuhan, kolam
dalam menjual kembali hasil tangkapan pelabuhan, dan disekitar wilayah pelabuhan.
tersebut. Pembayaran penuh akan dilakukan Sedimentasi tersebut berupa lumpur yang
setelah semuanya laku terjual. Hal tersebut mengendap dan sampah-sampah rumah
membuat semua kegiatan nelayan menjadi tangga yang dibawa oleh arus laut, dimana
terhambat dan tidak sedikit pemilik kapal yang sampah tersebut berasal dari Sungai Kamal
uangnya masih menunggak di bakul ikan. (sungai yang muaranya dekat dengan PPP
Kondisi tersebut membuat kapal-kapal lebih Dadap).
memilih mendaratkan hasil tangkapannya di
Berdasarkan data Dinas Perikanan dan
pelabuhan lain.
Kelautan Kabupaten Indramayu tahun 2005,
Jumlah armada karakteristik sedimen dasar dan tersuspensi
wilayah Kabupaten Indramayu didominasi oleh
Keberadaan armada penangkapan ikan material dasar oleh pasir yang agak kasar di
di suatu pelabuhan perikanan merupakan faktor kawasan pantai, pasir berbutir halus di daerah
yang sangat berperan dalam menentukan dekat pantai (nearshore), dan lumpur di daerah
banyak sedikitnya jumlah produksi hasil tang- lepas pantai (offshore). Dimana diameter
kapan yang didaratkan dan aktivitas opera- partikel rata-rata sedimen dasar pantai berkisar
sional di pelabuhan perikanan. Jumlah armada antara 30-80 μm dan cenderung meningkat di
penangkapan yang ada di PPP Dadap yang kedalaman 2 m. Dari kedalaman 4 m ke arah
berukuran < 10 GT mengalami fase naik-turun. laut jumlah partikel berdiameter <45 μm
Sedangkan jumlah armada yang berukuran 10- berkisar antara 35% hingga 60%.
Nugroho et al. – Faktor-faktor Penentu Kinerja Pelabuhan 97

Sedimentasi tersebut menyebabkan Banyak usaha yang sudah dilakukan


kapal-kapal yang berukuran besar (> 20 GT) oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
tidak dapat keluar ataupun masuk ke PPP Indramayu bahkan sudah berkali-kali untuk
Dadap dengan mudah terutama pada waktu air mencoba menerapkan kebijakan tersebut di
laut sedang surut. Apabila ada kapal yang PPP Dadap, akan tetapi semuanya tidak
berukuran besar (> 20 GT) yang akan keluar berhasil. Susahnya proses menerapkan kebi-
ataupun masuk ke PPP Dadap harus jakan di PPP Dadap mengakibatkan Dinas Ke-
menunnggu sampai air laut pasang terlebih lautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu
dahulu, hal tersebut membuat semua aktifitas mencari alternatif lain supaya kebijakan yang
nelayan menjadi terhambat. Sedimentasi juga sudah dicanangkan tidak sia-sia. Akhirnya,
sangat mengganggu kapal yang akan menda- kebijakan yang telah dicanangkan tersebut
ratkan hasil tangkapannya di PPP dadap, kare- dialihkan ke PPI Karangsong. Kurangnya
na kapal tersebut harus menungggu sampai air kerjasama dan dukungan dari aparatur Desa
laut pasang terlebih dahulu baru bisa mem- Dadap terhadap PPP Dadap mengakibatkan
bongkar hasil tangkapannya. Hal tersebut akan PPP Dadap menjadi tidak berkembang dan
berdampak terhadap kualitas ikan dan bisa membuat keadaanya semakin terpuruk karena
membuat harga ikan turun. Kondisi ini membuat perhatian dari Pemerintah Daerah Kabupaten
kapal-kapal memilih mendaratkan hasil tang- Indramayu menjadi berkurang.
kapannya di pelabuhan perikanan terdekat.
Sumberdaya Ikan (SDI) dan Daerah
Faktor eksternal
Penangkapan Ikan (DPI)
Faktor eksternal adalah faktor yang
mempengaruhi penurunan aktivitas opersional Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa
PPP Dadap yang berasal dari luar pelabuhan. produksi di PPP Dadap setiap tahunnya sema-
Berdasarkan hasil wawancara faktor eksternal kin menurun. Hal tersebut dapat mengindi-
yang mempengaruhi penurunan aktivitas opera- kasikan bahwa sumberdaya ikan (SDI) yang
sional di PPP Dadap adalah : dukungan apara- terdapat di wilayah perairan Indramayu dan
tur desa, serta sumberdaya ikan (SDI) dan lo- sekitarnya semakin sedikit. Menurunnya hasil
kasi penangkapan Ikan (DPI). tangkapan di daerah-daerah penangkapan ikan
yang biasa digunakan oleh para nelayan
Dukungan Aparatur Desa Dadap tersebut, maka kapal-kapal yang tadinya me-
nangkap ikan di DPI tersebut akan mencari DPI
Perkembangan suatu pelabuhan sangat lain. DPI tersebut letaknya lebih jauh dari DPI
dipengaruhi oleh dukungan pemerintah daerah. yang biasa digunakan oleh nelayan tersebut.
Dukungan pemerintah daerah tersebut biasa- Hal ini terlihat dengan semakin lamanya waktu
nya dalam bentuk kebijakan yang diberikan un- operasi kapal-kapal yang berbasis di PPP
tuk mengembangkan suatu pelabuhan. Dalam Dadap. Contohnya kapal payang yang biasa
penerapan kebijakan tersebut dibutuhkan kerja- operasi penangkapanya hanya 10 jam se-
sama antara pemerintah daerah (pembuat kebi- karang menjadi 14 jam. Hal tersebut diperkuat
jakan) dan kepala desa (penerima kebijakan). dengan hasil wawancara kepada pemilik kapal
Kerjasama yang baik antara keduanya dan in- payang tentang hasil yang diperoleh pada 5
stansi terkait akan membuat sebuah pelabuhan (lima) trip terakhir (Tabel 4).
berkembang pesat. Akan tetapi, hal tersebut ti-
dak terjadi di PPP Dadap. Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bah-
wa, dalam 5 (lima) kali operasi penangkapan
Berdasarkan hasil wawancara, sudah
terakhir untuk mendapatkan jumlah hasil
banyak kebijakan yang dicanangkan oleh
tangkapan yang lebih banyak, nelayan rata-rata
Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Indra-
harus menambah jarak tempuhnya untuk
mayu untuk mengembangkan PPP Dadap.
sampai ke DPI yang baru. Hal tersebut me-
Namun, dalam proses penerapan kebijakan ter-
ngakibatkan lama trip (jam) yang dijalani akan
sebut mengalami banyak kendala. Pemerintah
semakin bertambah juga.
daerah, dalam hal ini dipegang oleh Dinas
Kelautan dan Perikanan Kabupaten Indramayu Lama operasi penangkapan yang sema-
sudah berusaha menjalin hubungan kerjasama kin bertambah akan menyebabkan jumlah
dengan aparatur Desa Dadap untuk dapat penggunaan BBM, es, air bersih, juga akan
menerapkan kebijakan tersebut. Akan tetapi, meningkat sehingga pengeluaran untuk meme-
aparatur Desa Dadap menolak bahkan tidak nuhi perbekalan melaut bertambah besar.
memberi ijin untuk menerapkan kebijakan Pengeluaran lebih besar dari pada pendapatan
tersebut kalau dirasakan kebijakan tersebut yang diterima menyebabkan pemilik kapal
tidak menguntungkan bagi oknum-oknum mengalami kerugian. Hal tersebut menjadi
tertentu. alasan nelayan mencari pelabuhan lain yang
98 Marine Fisheries 3 (1): 91-101, Mei 2012

lebih dekat dengan DPI untuk mendaratkan c) 6 varibel sosial, yaitu: produktivitas nelayan
hasil tangkapan dan mengurangi pengeluaran. (teknologi, pendapatan, produksi), dan
profil nelayan (pendidikan, kesehatan,
Hubungan antara Faktor Organisasi dan pengalam-an).
Sosial dengan Kinerja PPP Dadap Semua varibel tersebut dinyatakan valid
karena nilai rs hitung lebih besar daripada nilai
Berdasarkan uji validitas terhadap 28 rs tabel dan nilainya tidak konstan.
varibel diperoleh:
a) 7 varibel kinerja pelabuhan, yaitu: 1) Pemilik kapal
pelayanan yang diberikan pelabuhan Dari perhitungan yang telah dilakukan
(perawatan fasilitas, kebersihan diperoleh persamaan sebagai berikut:
pelabuhan, sistem pengelolaan, sistem Y = 11,0 + 0,048 X1 + 0,263 X2
perijinan (Surat Laik Operasi (SLO) dan
Surat Izin Berlayar (SIB), dan relasi antara Dimana : X1 : Faktor sosial
pengguna pelabuhan (nelayan dengan X2 : Faktor organisasi
bakul ikan, bakul ikan dengan petugas Y : kinerja pelabuhan
pelabuhan, petugas pelabuhan dengan
nelayan). Untuk melihat pengaruh kinerja
b) 10 varibel organisasi, yaitu: fasilitas pokok organisasi dan kinerja sosial terhadap kinerja
(dermaga, kolam pelabuhan, breakwater), pelabuhan dapat dilakukan dengan
fasilitas fungsional (alat bantu navigasi menggunakan uji-F dan uji-t. Uji-F dilakukan
(mercusuar), kantor pengelola pelabuhan, untuk mengetahui apakah faktor organisasi dan
stasiun pengisian bahan bakar nelayan sosial mempengaruhi kinerja pelabuhan. Hasil
(SPBN), dan fasilitas pendukung (toilet analisis uji-F faktor organisasi dan sosial
umum, tempat parkir, kantin, mushola). terhadap kinerja pelabuhan dapat dilihat pada
Tabel 5.

Tabel 3 Jumlah penjualan BBM (solar) di PPP Dadap tahun 2007-2011


Kisaran
Tahun Penjualan solar (kilo)
pertumbuhan (%)
2007 1.425.185

2008 2.720.110 90,86

2009 2.220.120 -18,38

2010 2.214.159 -0,27

2011 2.184.509 -1,34

Sumber: SPBN PPP Dadap, 2011

Tabel 4 Hasil wawancara pemilik kapal payang


Jumlah Lama Trip(jam) Jarak DPI(mil)
R
tangkapan(Kg)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 2 2 3 3 4 1 1 1 1 1 5 5 1 1 1
0 5 0 0 0 0 0 2 4 2 0 5 0
2 4 7 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 5 1 5
0 0 0 0 5 2 4 0 2 0 0 5 0
3 3 5 4 2 6 1 1 1 1 1 5 1 1 5 1
0 0 0 5 0 0 2 2 0 4 0 0 5
4 5 3 4 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5
0 0 0 5 0 2 2 2 0 0 0 0 0
5 2 3 2 5 3 1 1 1 1 1 5 5 5 1 1
5 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0
Keterangan: R=responden

Tabel 5 Hasil analisis ANOVA faktor organisasi dan sosial terhadap kinerja pelabuhan untuk
DF SS MS Fhitung Ftabel
Regresi 2 3,288 1,644 0,66 0,527
Standar error 19 47,075 2,478
Total 21 50,364
Dimana : DF : derajat bebas; SS : jumlah kuadrat; MS : kuadrat tengah; α : 0,05;
Nugroho et al. – Faktor-faktor Penentu Kinerja Pelabuhan 99

Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai F hitung Pemilik kapal payang di PPP Dadap
yang diperoleh sebesar 0,66 dan Ftabel sebesar sudah memiliki ikatan dengan bakul ikan
0,527. Pada selang kepercayaan 95% dipero- langganan masing-masing. Oleh karena itu,
leh Fhitung > Ftabel sehingga tolak H0 yang berarti hasil tangkapan yang diperoleh akan dijual
bahwa nilai kinerja pelabuhan (Y) dapat di- langsung kepada bakul ikan tersebut. Jadi
pengaruhi oleh faktor sosial (X1) dan faktor hasil tangkapan kapal payang tidak mengalami
organisasi (X2). proses pelelangan di TPI, hanya mengalami
proses pencatatan saja. Hal tersebut berarti
Uji-t dilakukan untuk melihat pengaruh
meskipun produksi kapal payang meningkat
masing-masing variabel bebas (independen)
tidak akan mempengaruhi kinerja pelabuhan
terhadap varibel terikat (dependen). Variabel
karena kapal payang tersebut tidak
bebas dalam penelitian ini adalah faktor sosial
memanfaatkan fasilitas pelabuhan
dan organisasi, sedangkan varibel terikat (de-
menyebabkan di pelabuhan tidak terjadi
penden) adalah kinerja pelabuhan.
aktivitas operasional (pelelangan ikan).
Hasil uji-t untuk masing-masing variabel
Pelayanan pengelola PPP Dadap akan
dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 menje-
mempengaruhi kinerja pelabuhan, jadi untuk
laskan bahwa pada selang kepercayaan 95%
meningkatkan kinerja pelabuhan pengelola
diperoleh nilai thitung lebih kecil daripada ttabel
PPP Dadap harus meningkatkan pelayanannya
untuk faktor sosial (thitung < ttabel) sehingga gagal
terhadap nelayan. Hal tersebut sesuai dengan
tolak H0. Hal ini berarti bahwa untuk nilai faktor
persamaan yang diperoleh untuk pemilik kapal
sosial yang diperoleh tidak berpengaruh
bahwa kinerja PPP Dadap sangat dipengaruhi
signifikan terhadap besarnya nilai kinerja
oleh faktor organisasi.
pelabuhan di PPP Dadap. Adapun untuk kinerja
organisasi diperoleh nilai thitung sebesar 1,06 Anak Buah Kapal (ABK)
dan nilai ttabel sebesar 0,302. Hal ini
menunjukan bahwa thitung > ttabel sehingga untuk Dari perhitungan yang telah dilakukan
nilai faktor organisasi yang didapat akan diperoleh persamaan sebagai berikut:
berpengaruh signifika n terhadap besarnya nilai Y = 18,7 + 0,0906 X1 – 0,005 X2
kinerja pelabuhan di PPP Dadap.
Dimana : X1 : faktor sosial
Hasil perhitungan menggunakan uji-t X2 : faktor organisasi
untuk pemilik kapal pada selang kepercayaan Y : kinerja pelabuhan
95% menyatakan bahwa hasil yang diperoleh
untuk kinerja sosial tidak berbeda nyata, Uji yang digunakan untuk Anak Buah
sedangkan hasil yang diperoleh untuk faktor Kapal (ABK) sama seperti pada analisis pemilik
organisasi berpengaruh nyata terhadap nilai kapal yaitu dengan menggunakan uji-F dan uji-
kinerja pelabuhan di PPP Dadap. Faktor t. Hasil analisis uji-F dapat dilihat pada Tabel 7.
organisasi memiliki koefesien regresi sebesar
0,263 dengan nilai positif, hal ini bisa diartikan Tabel 7 menunjukan bahwa nilai Fhitung
bahwa faktor organisasi dapat mempengaruhi yang diperoleh setelah dilakukannya
besarnya kinerja pelabuhan di PPP Dadap. Bila perhitungan lebih besar daripada Ftabel, dimana
nilai faktor organisasi bertambah satu, maka nilai Fhitung sebesar 0,84 dan Ftabel sebesar
nilai untuk kinerja pelabuhan akan mengalami 0,435. Hal ini menunjukan bahwa pada selang
penambahan sebesar 0,263. Berdasarkan kepercayaan 95% diperoleh F hitung > Ftabel
persamaan yang diperoleh dan uji-t untuk sehingga tolak H0 yang berarti bahwa kinerja
pemilik kapal dapat dilihat bahwa pola pelabuhan dipengaruhi oleh kinerja organisasi
hubungan kinerja PPP Dadap tersebut sangat atau sosial. Jadi besar-kecilnya nilai faktor
dipengaruhi oleh faktor organisasi. Akan tetapi sosial (X1) dan organisasi (X2) yang diperoleh
dalam persamaannya memiliki nilai koefesien mempengaruhi nilai kinerja pelabuhan (Y).
regresi positif semua, hal ini bisa diartikan jika Uji selanjutnya adalah uji-t. Hasil uji-t
nilai faktor sosial dan organisasi mengalami untuk masing-masing variabel dapat dilihat
perubahan maka untuk nilai kinerja pelabuhan pada Tabel 8.
akan mengalami perubahan juga.

Tabel 6 Hasil uji-t pengaruh kinerja sosial dan kinerja organisasi terhadap kinerja pelabuhan untuk
pemilik kapal
X1 X2
Koefesien regresi 0,048 0,263
thitung 0,40 1,06
ttabel 0,690 0,302
Dimana : X1 : kinerja sosial; X2 : kinerja organisasi.
100 Marine Fisheries 3 (1): 91-101, Mei 2012

Tabel 7 Hasil analisis ANOVA kinerja organisasi dan kinerja sosial terhadap kinerja pelabuhan
untuk ABK

DF SS MS Fhitung Ftabel
Regresi 2 3.615 1.807 0.84 0.435
Standar error 57 122.118 2.142
Total 59 125.733
Dimana : DF : derajat bebas; SS : jumlah kuadrat; MS : kuadrat tengah; α : 0,05.

Tabel 8 Hasil uji-t pengaruh kinerja sosial dan kinerja organisasi terhadap kinerja pelabuhan untuk
ABK

X1 X2
Koefesien regresi 0,091 -0,005
thitung 1,28 -0,03
ttabel 0,205 0,975
Dimana : X1 : faktor sosial; X2 : faktor organisasi.

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui Berdasarkan hasil pengamatan, untuk


bahwa nilai thitung kinerja sosial yang diperoleh nelayan payang tingkat pemanfaatan fasilitas-
sebesar 1,28 dan ttabel sebesar 0,205. Hal ini nya sangat rendah. Kapal payang tidak mela-
berarti bahwa pada selang kepercayaan 95% kukan proses pelelangan ikan karena sudah
diperoleh nilai thitung lebih besar daripada ttabel ada ikatan dengan bakul ikan langganan. Akti-
(thitung > ttabel) sehingga tolak H0. Jadi untuk nilai vitas yang dilakukan di pelabuhan hanya pen-
faktor sosial yang diperoleh akan berpengaruh daratan kapal dan pengisian BBM. Kurangnya
signifikan terhadap besarnya nilai kinerja aktivitas nelayan di pelabuhan menyebabkan
pelabuhan di PPP Dadap. Sedangkan untuk hubungan antara nelayan dan petugas pela-
faktor organisasi diperoleh nilai thitung < ttabel buhan tidak baik. Jadi, meskipun tingkat pela-
sehingga untuk nilai faktor organisasi yang yanan pengelola pelabuhan ditingkatkan, tanpa
diperoleh tidak berpengaruh signifikan terhadap adanya pemanfaatan fasilitas dari nelayan dan
besarnya nilai kinerja pelabuhan di PPP Dadap tingkat kebutuhan nelayan akan pelayanan
karena gagal tolak H0. tersebut rendah. Hal tersebut tidak akan me-
ningkatkan kinerja pelabuhan.
Hasil perhitungan uji-t pada selang
kepercayaan 95% untuk anak buah kapal Sebagaimana yang disebutkan di atas
(ABK) menunjukan bahwa hasil yang diperoleh bahwa PPP Dadap semula merupakan PPI
yang dibangun pada tahun 2000 di desa Da-
untuk faktor sosial berbeda nyata sehingga
dap. Masyarakat Desa Dadap mayoritas mata
berpengaruh terhadap nilai kinerja pelabuhan di
pencaharianya sebagai nelayan dan sudah
PPP Dadap. Faktor sosial memiliki koefesien
sejak dulu menggantungkan hidupnya pada
regresi sebesar 0,091 dengan nilai positif, hal
ini bisa diartikan bahwa nilai faktor sosial dapat pekerjaan tersebut. Keahlian nelayan Dadap
mempengaruhi besarnya kinerja pelabuhan di diperoleh dari turun temurun dan pengalaman,
baik keahlian dalam melaut maupun beradap-
PPP Dadap. Bila nilai faktor sosial bertambah
tasi dengan lingkungan. Jadi nelayan Desa
satu, maka nilai untuk kinerja pelabuhan akan
Dadap tanpa adanya pelabuhan juga sudah
mengalami penambahan sebesar 0,091.
bisa berkembang karena watak nelayan Desa
Sedangkan hasil yang diperoleh untuk faktor
organisasi tidak berbeda nyata. Dadap sudah terbentuk sejak lama. Jadi untuk
beradaptasi dengan keberadaan PPP Dadap
Berdasarkan persamaan yang diperoleh juga sangat mudah. Pembangunan PPP Dadap
dan uji-t untuk anak buah kapal (ABK) dapat diatas komunitas (nelayan) yang sudah ber-
dilihat bahwa pola hubungan kinerja PPP kembang menyebabkan naik atau turunnya
Dadap sangat dipengaruhi oleh faktor sosial. kinerja pelabuhan tidak akan mempengaruhi
Akan tetapi dalam persamaan model yang kinerja komunitas (faktor sosial) tersebut. Akan
diperoleh memiliki nilai koefesien regresi negatif tetapi, berdampak sebaliknya kinerja pelabuhan
untuk faktor organisasi. Hal ini bisa diartikan akan dipengaruhi oleh kinerja komunitas
jika nilai faktor organisasi bertambah satu, tersebut (faktor sosial). Hal tersebut sesuai
maka nilai untuk kinerja pelabuhan akan dengan persamaan yang diperoleh untuk ABK,
mengalami penurunan sebesar 0,005. kinerja PPP Dadap sangat dipengaruhi oleh
faktor sosial.
Nugroho et al. – Faktor-faktor Penentu Kinerja Pelabuhan 101

KESIMPULAN Perikanan Tangkap di Laut Menurut


Perjenis Ikan dan Jenis Alat Penang-
Kesimpulan yang diperoleh adalah Aktivi- kapan Ikan Tri Wulan II Tahun 2011
tas operasional yang terdapat di PPP Dadap Kabupaten Indramayu. Indramayu: Dinas
antara lain aktivitas pendaratan ikan dan kun- Kelautan dan Perikanan Kabupaten
jungan kapal, aktivitas pelelangan hasil tang- Indramayu.
kapan, dan aktivitas pelayanan kebutuhan me-
laut. Setelah perubahan status dari PPI Dadap Gigentika S. 2010. Kinerja Operasional Pela-
menjadi PPP Dadap, terjadi perubahan ter- buhan Perikanan Pantai Labuhan Lom-
hadap aktivitas pendaratan ikan dimana cen- bok, Kabupaten Lombok Timur, Nusa
derung mengalami penurunan, tidak terjadi akti- Tenggara Barat [skripsi]. Bogor: Depar-
vitas pelelangan dan pelayanan kebutuhan me- temen Pemanfaatan Sumberdaya Peri-
laut lebih didominasi oleh pihak di luar PPP kanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Ke-
Dadap. lautan, Institut Pertanian Bogor.
Faktor-faktor berpengaruh terhadap pe- Lubis E. 2010. Diktat Pelabuhan perikanan. Bo-
nurunan aktivitas operasional di PPP Dadap gor: Departemen Pemanfaatan Sumber-
berupa faktor internal dan faktor eksternal. daya Perikanan, Fakultas Perikanan dan
Faktor internal adalah fasilitas pelabuhan, bakul Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
ikan, jumlah armada, dan sedimentasi. Se- [SPBN] Stasiun Pengisian Bahan Bakar
dangkan faktor eksternal adalah dukungan Nelayan. 2011. Data Realisasi Peneri-
aparatur desa, serta sumberdaya ikan (SDI), maan dan Penjualan BBM di SPBN PPP
dan daerah penangkapan Ikan (DPI). Bagi Dadap tahun 2007-2011. Stasiun Pengi-
pemilik kapal, variabel yang berpengaruh sig- sian Bahan Bakar Nelayan PPP Dadap.
nifikan terhadap besarnya nilai kinerja pela-
buhan adalah kinerja organisasi (X2). Adapun Sheaff R et al. 2004. Organisational Factors
bagi Anak Buah Kapal (ABK), variabel yang and Performance: A review of the
berpengaruh signifikan terhadap besarnya nilai literature. National Primary Care
kinerja pelabuhan adalah faktor sosial (X1). Research and Development Centre.
Manchester University, UK.
DAFTAR PUSTAKA Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Abu Mansor, NN; et al. 2012. Organizational
Factors Influencing Performance Mana- UNCTAD. 1976. Port Performance Indicators.
gement System in Higher Educational United Nations Publication No E76.II.D.7.
Institution of South East Asia. Social and United Nations. Genewa.
Behavioral Sciences Journal. 40: 584– _______. 1987. Measuaring and Evaluating
590. Port Performance and Productivity.
Black SE, Lynch LM. 2001. Human capital UNCTAD Monographs and Port
investments and productivity. Techno- Management No 6. United Nations.
logy, Human Capital, and the Wage Genewa.
Structure Journal. 86(2). Walpole ER. 1997. Pengantar Statistika.
[DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupa- Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
ten Indramayu. 2011. Data Produksi Le- Wijaya T. 2011. Cepat Menguasai SPSS 19.
lang Kabupaten Indramayu Tahun 2001- Yogyakarta : Cahaya Atma.
2011. Indramayu: Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Indramayu. Winters JV. 2011. Human capital, higher
education institutions, and quality of life.
[DKP] Dinas Kelautan dan Perikanan Kabu- Regional Science and Urban Economics
paten Indramayu. 2011. Data Produksi Journal. 41: 36–45.

Anda mungkin juga menyukai