Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing, Desa Lempasing, Kecamatan
Telukbetung Barat, Bandar Lampung. Pengambilan data dilakukan pada bulan April-Mei 2015. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui tingkat produktivitas alat tangkap purse seine, faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan
purse seine serta pendapatan nelayan purse seine. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus. Jenis
data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan
nelayan purse seine sesuai dengan kuisioner yang telah dibuat, sedangkan data sekunder diperoleh melalui dinas dan
instansi terkait yang menunjang penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produktivitas alat tangkap purse
seine pada tahun 2014 sebesar 0,10 ton/trip. Kapasitas armada dan kekuatan mesin secara parsial berpengaruh terhadap
hasil tangkapan nelayan purse seine, sedangkan, luas palka, jumlah ABK dan jumlah trip secara parsial tidak
berpengaruh terhadap hasil tangkapan. Pendapatan bersih rata-rata nelayan pemilik purse seine dalam setahun sebesar
Rp. 120.549.000, sedangkan pendapatan bersih rata-rata nelayan buruh (nakhoda dan abk) dalam setahun sebesar Rp.
12.063.000. Nilai B/C yang diperoleh sebesar 2.53.
Abstract
This research was conducted at Lempasing Coastal Fishing Port, Lempasing Village, West Telukbetung District,
Bandar Lampung. Data were collected in April-May 2015. The purpose of this research was to determine the level of
productivity purse seine fishing gear, factors affecting the catch of purse seine fishing gear and purse seine fishermen's
income. The method used in this research is a case study method. The type of data used are primary data and secondary
data, primary data obtained through interviews with purse seine fisherman in accordance with the questionnaire that has
been made, while the secondary data obtained through the offices and agencies that support this research. These results
indicate that the productivity of purse seine fishing gear in 2014 amounted to 0,10 tons/trip. The capacity of the vessel
and the power of the engine is partially significant effect on purse seine catches, while the hatch area, the number of
crew, and number of trips is partially did not significantly affect the on purse seine catch. The average net income of the
owner of purse seine in a year is Rp. 120.549.000, while the average net income of workers fishermen (skippers and
crew) in a year is Rp. 12.063.000. The value of B/C obtained at 2.53.
30
Selfi Alhuda: Analisis Produktivitas Dan Kinerja Usaha Nelayan Purse Seine ...
31
Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 1 /Juni 2016 (30-40)
Keterangan :
TC = Total biaya melaut (Rp/Tahun)
c = Biaya melaut (Rp/Trip)
Zulbainarni (2012), menjelaskan bahwa E = Upaya penangkapan (Trip/Tahun)
yang menjadi hasil (output) dalam kegiatan usaha
penangkapan yaitu hasil tangkapan per satuan Income
waktu, sedangkan yang menjadi masukan (input)
dalam kegiatan usaha penangkapan adalah upaya Pendapatan bersih nelayan dianalisis
penangkapan (effort). Dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut
menggunakan data jumlah trip dalam satu tahun (Fauzi 2010) :
sebagai effort dan volume produksi hasil
tangkapan per tahun sebagai hasil tangkapan.
32
Selfi Alhuda: Analisis Produktivitas Dan Kinerja Usaha Nelayan Purse Seine ...
Gambar 1 menunjukkan bahwa produktivitas alat purse seine dari tahun 2007 hingga tahun 2012
tangkap purse seine di PPP. Lempasing cenderung mengalami penurunan hingga 0,14 ton/trip.
menurun setiap tahunnya. Produktivitas tertinggi Produktivitas purse seine pada tahun 2013
terjadi pada tahun 2007 sebesar 0,45 ton/trip, mengalami peningkatan menjadi 0,15 ton/trip
sedangkan produktivitas terendah terjadi pada tetapi pada tahun 2014 produktivitas mengalami
tahun 2014 sebesar 0,10 ton/trip. Produktivitas penurunan kembali hingga 0,10 ton/trip.
0,50
0,45 0,43
0,40
CPUE (ton)
0,30 0,29
0,26
0,20
0,14 0,14 0,15
0,10 0,10
y = -0,052x + 0,4808
0,00
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Gambar 1. Perkembangan CPUE unit penangkapan purse seine di PPP. Lempasing tahun 2007-2014
33
Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 1 /Juni 2016 (30-40)
untuk mencapai perairan yang lebih jauh ke arah penangkapan yang dilakukan nelayan purse seine
lautan lepas atau keluar dari perairan. Upaya dalam satu bulan.
pengendalian penangkapan yang dapat dilakukan Hasil analisis regresi linier berganda
melalui pengaturan alat tangkap, lokasi dan waktu menggunakan SPSS untuk menentukan faktor-
penangkapan serta penetapan batas kuota faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan purse
penangkapan. seine di PPP. Lempasing disajikan pada Tabel 2,
Tabel 3 dan Tabel 4.
Fungsi Produksi Dari pengolahan data menggunakan SPSS
diperoleh model persamaan regresi sebagai
Analisis fungsi produksi perikanan purse berikut:
seine di PPP. Lempasing mengunakan beberapa
variabel produksi (X) yang diduga berpengaruh Y = 11.461 + 0.321 X1 + 0.070 X2 + 0.068 X3 +
terhadap hasil tangkapan (Y). Variabel tersebut 0.138 X4 + 0.203 X5 + µ
adalah ukuran kapal (GT), kekuatan mesin (PK),
luas palka (meter), jumlah ABK (orang) dan Nilai intersep yang diperoleh sebesar
jumlah trip (trip/bulan). GT kapal adalah kapasitas 11.461 yang menunjukkan bahwa titik potong
armada kapal purse seine yang digunakan nelayan garis regresi terletak pada sumbu Y positif. Nilai
untuk melaut yang berukuran 3-23 GT. PK mesin koefisien variabel ukuran kapal, kekuatan mesin,
adalah kekuatan mesin kapal purse seine yang luas palka, jumlah ABK dan jumlah trip adalah
digunakan nelayan untuk melaut yang berukuran positif. Hal ini dapat diartikan bahwa penambahan
40-120 PK. Luas palka adalah luas ruang seluruh faktor input tersebut akan meningkatkan
penyimpanan hasil tangkapan ikan nelayan purse hasil tangkapan nelayan purse seine, demikian
seine dalam satuan meter. Jumlah ABK adalah pula sebaliknya jika dilakukan pengurangan
jumlah nelayan purse seine dalam satu kapal saat terhadap faktor input tersebut akan menurunkan
melaut. Jumlah trip adalah jumlah upaya hasil tangkapan nelayan purse seine.
Tabel 2. Pengaruh GT Kapal, PK Mesin, Luas Palka, Jumlah ABK, dan Jumlah Trip Terhadap Hasil
Tangkapan Nelayan Purse Seine Di PPP. Lempasing
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model
B Std. Error Beta
(Constant) 11.461 4.971
GT Kapal 0.321 0.091 0.486
PK Mesin 0.070 0.036 0.266
Luas Palka 0.068 0.185 0.059
Jumlah ABK 0.138 0.333 0.052
Jumlah Trip 0.203 0.149 0.226
Dependent Variable: Hasil Tangkapan
Fungsi di atas juga dapat diartikan bahwa bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.
setiap penambahan 1 GT ukuran kapal akan Kekuatan mesin akan menentukan kecepatan kapal
meningkatkan hasil tangkapan sebesar 0.321 saat mengejar gerombolan ikan. Kapal dengan
ton/tahun dengan asumsi bahwa variabel bebas mesin penggerak yang besar umumnya mampu
yang lain dari model regresi adalah tetap. Kapal melakukan proses pelingkaran jaring dengan
yang berukuran besar umumnya mampu membawa waktu yang lebih singkat sehingga peluang ikan
ABK lebih banyak, serta menampung hasil untuk meloloskan diri lebih kecil.
tangkapan yang lebih banyak. Bentuk dan ukuran Setiap penambahan 1 meter luas palka akan
dari suatu kapal akan berpengaruh terhadap meningkatkan produksi sebesar 0.068 ton/tahun
kekuatan dan pergerakan kapal di atas laut. Kapal dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari
dengan kapasitas yang besar mampu beroperasi model regresi adalah tetap. Ukuran palka
lebih jauh dari pantai dan hal ini akan disesuaikan dengan kemampuan kapal beroperasi
mempengaruhi hasil tangkapan nelayan. dan menangkap ikan Keuntungan yang besar dari
Setiap penambahan 1 PK kekuatan mesin suatu operasi penangkapan adalah hal yang sangat
kapal akan meningkatkan hasil tangkapan sebesar diharapkan oleh nelayan. Keuntungan yang besar
0.070 ton/tahun dengan asumsi bahwa variabel ini dapat diperoleh tidak hanya dengan
34
Selfi Alhuda: Analisis Produktivitas Dan Kinerja Usaha Nelayan Purse Seine ...
35
Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 1 /Juni 2016 (30-40)
variabel jumlah abk tidak berpengaruh terhadap H1 tidak diterima, dapat disimpulkan variabel
hasil tangkapan nelayan purse seine. jumlah trip tidak berpengaruh terhadap hasil
• Jumlah Trip diperoleh t-hitung (1,368) lebih tangkapan nelayan purse seine.
kecil dari t-Tabel (1,708) maka H0 diterima dan
Uji Asumsi Klasik (Best Linear Unbias Estimation) Menurut Santoso (2002), metode yang digunakan
adalah pengujian secara visual dengan metode
Tujuan menggunakan asumsi klasik adalah
gambar normal Probability Plots menggunakan
untuk mengetahui apakah model yang dibangun
program SPSS. Dasar pengambilan keputusan
sesuai dengan teori dan untuk mengungkap
adalah sebagai berikut::
varibel-variabel diluar variabel GT kapal, PK
• Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mesin, luas palka, jumlah ABK, dan jumlah trip.
mengikuti arah garis diagonal menunjukkan
pola distribusi normal, maka dapat disimpulkan
a. Uji Normalitas
bahwa model regresi memenuhi asumsi
Uji normalitas adalah uji untuk mengetahui normalitas.
apakah data empirik yang didapat dari lapangan • Jika data menyebar jauh dari garis diagonal
sesuai dengan distribusi teoritik tertentu. Apakah dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal
data yang diperoleh berasal dari populasi yang tidak menunjukkan pola distribusi normal,
berdistribusi normal. maka dapat disimpulkan bahwa model regresi
Cara mendeteksi apakah data berdistribusi tidak memenuhi asumsi normalitas.
normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik.
36
Selfi Alhuda: Analisis Produktivitas Dan Kinerja Usaha Nelayan Purse Seine ...
37
Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 1 /Juni 2016 (30-40)
Cara mendeteksi autokorelasi dalam suatu Menurut Algifari (2000), untuk mengetahui
model regresi dapat dilakukan menggunakan terjadinya autokorelasi, dapat menggunakan tabel
pengujian terhadap nilai Durbin Watson (Uji DW). berikut:
Dari model summary tersebut diperoleh menunjukkan bahwa pada model tidak terjadi
nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 1.558. Nilai autokorelasi. Dari hasil proses data didapat dinilai
tersebut terletak pada selang 1,55-2,46. Hal ini DW, sebagai berikut :
Model Durbin-Watson
1 1.585
Tabel 7 memperlihatkan rata-rata biaya melaut terbentuk pada saat ikan didaratkan. Rata-rata total
yang paling besar dikeluarkan nelayan purse seine pendapatan perkapal nelayan purse seine dalam
Lempasing adalah biaya bahan bakar (solar) yaitu tahun adalah Rp. 497.892.000. Pendapatan ini
Rp. 345.000, hal ini disebabkan karena armada merupakan hasil penjumlahan dari pendapatan
penangkap ikan berangkat dari pangkalan bukan nelayan selama musim puncak (Maret-November)
untuk menangkap tetapi untuk mencari lokasi yaitu sebesar Rp. 452.292.000. dan pendapatan
penangkapan sehingga selalu berada dalam nelayan selama musim paceklik (Desember-
ketidakpastian tentang lokasi yang potensial untuk Februari) yaitu sebesar Rp. 45.600.000.
penangkapan ikan, sehingga hasil tangkapannya Pendapatan nelayan dari usaha penangkapan
juga menjadi tidak pasti. Akibat dari ikan tidak menentu dan sangat bergantung dari
ketidakpastian lokasi penangkapan mengakibatkan jumlah ikan yang didapatkan. Hal ini dipengaruhi
kapal menghabiskan banyak waktu dan bahan oleh musim penangkapan ikan dan kondisi
bakar untuk mencari lokasi fishing ground, yang perairan daerah penangkapan. Pada musim timur
artinya terjadi pemborosan bahan bakar. (Maret-November) biasanya tangkapan nelayan
lebih banyak karena keadaan cuaca pada musim
Pendapatan timur mendukung nelayan untuk melaut.
Sebaliknya pada musim barat (Desember-Februari)
Pendapatan total adalah perkalian antara
nelayan tidak dianjurkan melaut karena kondisi
hasil tangkapan (h) dengan harga (p) yang
38
Selfi Alhuda: Analisis Produktivitas Dan Kinerja Usaha Nelayan Purse Seine ...
39
Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 1 /Juni 2016 (30-40)
40