Anda di halaman 1dari 3

LATAR BELAKANG permasalahan pada mutu ikan.

Salah satu permasalahannya yaitu terjadinya


penolakan konsumen tersebut karena mutu ikan yang tidak baik, sehingga
- Ikan merupakan komoditi yang sangat mudah rusak dan sangat rentan penanganan ikan perlu diutamakan agar tetap terjaga mutunya dan harga
terhadap penurunan kualitas ikan, sehingga diperlukan penanganan yg baik. tetap stabil.. Salah satu Penanganan ikan hasil tangkapan yang belum optimal
Salah satu penanganan ikan yang baik adalah dengan menggunakan sistem yaitu di PPI Lonrae. Berdasarkan hasil penelitian Musdalifah (2019) fasilitas
rantai dingin yang dimulai dari tahapan kegiatan penangkapan sampai dengan PPI Lonrae banyak yang tidak berfungsi dan penanganan hasil perikanan
pendistribusian ke konsumen akhir. Namun, mutu ikan pada umumnya hanya masih harus ditingkatkan. Dengan demikian, rekomendasi strategi
diperhatikan pada penanganan dipelabuhan atau di pabrik pengolahan saja. penanganan ikan hasil tangkapan untuk menjaga mutu ikan di pelabuhan dan
Mutu ikan seharusnya juga dijaga pada seluruh mata rantai distribusinya. selama pendistribusian harus ditetapkan untuk memenuhi kriteria mutu ikan
Karena proses pendistribusian ikan sampai kekonsumen akhir melewati yang telah ditetapkan
banyak perlakuan sehingga menyebabkan rantai distribusi semakin panjang.
Hal ini dapat berakibat menurunnya mutu ikan hasil tangkapan selama
pendistribusian ke konsumen.
Berdasarkan penelitian Lubis et al. (2009) hasil tangkapan sebagian besar
(88,2%) kondisinya kurang segar salah satu penyebabnya karena
penanganan yg tidak baik selama transportasi pendistribusian. Berdasarkan
penelitian Setijadi (2016) Kerusakan pada ikan yang disebabkan beberapa
aktivitas pendaratan sampaii pendistribusian menuju konsumen menyebabkan
kerugian sebesar 35%, dimana proses rantai distribusi memiliki kontribusi
cukup besar sebesar 10%.
Permasalahan lain yang terjadi juga belum adanya sinergi pelabuhan
perikanan dalam pendistribusian hasil tangkapan.Akibatnya pelabuhan
perikanan belum mampu menjadi media koneksi untuk mendistribusikan hasil
tangkapan ikan sehingga permasalahan kelebihan pasokan dan penurunan
hasil tangkapan terjadi Hal ini sesaui yang disampaikan Solihin dan Putri
(2012) bahwa belum adanya system interaksi dan peran antar pelabuhan
perikanan sebagai pelabuhan pengumpan, pengumpul dan hubungan
regional.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengoptimalisasi fungsi


pelabuhan perikanan dalam hal distribusi pemasaran adalah dengan
menggunakan informasi pola distriusi hasil tangkapan.

- Peran pelabuhan perikanan pada distribusi sebagai mata rantai dalam


proses transportasi dari mulai tempat asal barang sampai tujuan. Distribusi
akan berjalan baik apabila tersedia fasilitas fisik yang mendukung selama
pendistribusian. Namun selama ini dukungan pelabuhan perikanan terhadap
kegiatan penanganan ikan belum optimal sehingga menimbulkan
RUMUSAN MASALAH TAHAPAN PENELITIAN

Kegiatan penanganan hasil tangkapan dalam menjaga mutu ikan di Tahapan pertama dilakukan untuk menentukan alur distribusi ikan segar dari PPI
pelabuhan dan selama pendistribusian sangat berkaitan dengan stakeholder Lonrae. Dalam tujuan ini, informasi yang dikumpulkan merupakan data alur distribusi,
dan fasilitas yang tersedia. Mutu ikan akan tetap terjaga sampai diterima pelaku distribusi dan aktivitas distribusi pemasaran yang dilakukan dengan
menggunakan metode wawancara. Penentuan jenis responden dilakukan terhadap
konsumen apabila stakeholder memiliki pengetahuan, fasilitas yang
responden yang dianggap dapat mewakili tujuan penelitian dengan pertimbangan
mendukung dan rantai distribusi yang efisien untuk menjaga mutu ikan hasil
responden yang ahli dalam bidangnya. Jenis responden ditentukan berdasarkan
tangkapan. Beberapa permasalahan yang terdapat di PPI Lonrae adalah pemahaman isi kuisioner. Responden yang akan diambil dalam penelitian ini diambil
penanganan ikan yang tidak baik, moda transportasi yang digunakan kurang adalah pedagang, distributor dan pekerja/buruh. Respoden nelayan digunakan untuk
baik, dan fasilitas yang digunakan untuk penanganan ikan masih bersifat jenis ikan dan jumlah ikan yang didaratkan di PPI Lonrae.
konvesional.
Tahapan kedua yang bertujuan untuk mengkaji persepsi stakeholder terhadap
Permasalahan tersebut menyebabkan terjadinya penolakan pada ikan hasil penyediaan fasilitas yang ada di PPI Lonrae. Informasi yang dikumpulkan dari
tangkapan di daerah konsumen sehingga dapat memberikan dampak kepada wawancara dan pengisian kuisioner mengenai persepsi para pengguna pelabuhan.
para stakeholder pedagang di PPI Lonrae. Permasalahan tersebut dapat Variabel – variabel yang diteliti hanya dibatasi pada produksi dan mutu, penyediaan
diatasi melalui suatu strategi penanganan ikan terhadap mutu ikan hasil fasilitas dan pelayanan yang ada di PPI Lonrae. Responden yang akan digunakan
adalah nelayan dan distributor
tangkapan. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan yang akan dijawab melalui penelitian ini, yaitu: Tahapan ketiga adalah penilaian kualitas ikan di pelabuhan dan daerah konsumen
yang bertujuan untuk memperoleh nilai kualitas ikan segar di PPI Lonrae pada setiap
JENIS DAN SUMBER DATA rantai distribusi ke daerah konsumen. Dalam tahapan ini menggunakan observasi
lapang secara langsung untuk mengamati beberapa informasi yaitu kondisi ikan saat
1. Data Primer, Menurut Sutrisno (2013) data primer merupakan data yang
di pelabuhan dan daerah konsumen dengan melakukan pengujian organoleptik yang
diperoleh dengan cara melakuakan pengamatan langsung, wawancara mengacu kepada SNI 2729 tahun 2013. Sarana transportasi, peralatan penanganan
langsung dan pengisisan kuisioner kepada pihak terkait atau responden. yang digunakan, cara penanganan ikan selama di pelabuhan sampai dengan daerah
Responden yang akan dipilih yaitu nelayan, pengelola PPI Lonrae, pedagang, konsumen, informasi jarak dan waktu yang ditempuh sampai dengan daerah
distributor dan pekerja/buruh dan Dinas Kelautan dan Perikanan setempat konsumen. Responden yang akan digunakan adalah pedagang distributor, pekerja
mengenai aspek-aspek yang diteliti. Responden diambil menggunakan teknik dan supir.
purposive sampling, serta kondisi aktual selama ikan didaratkan sampai
Tahapan keempat dari merumuskan strategi untuk mempertahankan kualitas ikan
dengan pendistribusian menuju konsumen.
selama pendistribusian dari PPI Lonrae sampai dengan daerah konsumen. Informasi
2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari beberapa perusahaan yang berkaitan dengan faktor internal dan eksternal di PPI Lonrae. Faktor internal
yaitu mengetahui kekuatan serta kelemahan yang ada didalam ruang lingkup PPI
sampel maupun instansi yang terkait dengan penelitian ini seperti Dinas
Lonrae, sehingga faktor tersebut dapat dikendalikan oleh pelabuhan. Selain itu faktor
Kelautan dan Perikanaan Propinsi/kota, PPI Lonrae mengenai fasilitas
eksternal merupakan faktor luar wilayah PPI Lonrae yang terdiri dari ancaman dan
pelabuhan penanganan ikan dan lainnya. Data ini diperoleh melalui studi peluang, sehingga pihak pelabuhan tidak dapat mengendalikan pada faktor tersebut.
literature secara deskriptif dalam bentuk laporan, tabulasi dan histogram yang
berhubungan dengan materi penelitian, serta data-data lainnya sebagai
penunjang dan berkaitan dengan penelitian ini.
ANALISIS DATA 4. Analisis Strategi Mempertahankan Kualitas Ikan selama Pendistribusian dari
PPI Lonrae ke daerah konsumen
1. Analisis Alur Distribusi Ikan Segar dari PPI Lonrae menuju Daerah Konsumen
Strategi mempertahankan kualitas ikan selama pendistribusian dari pelabuhan
Analisis ini dilakukan secara deskriptif kualitatif setelah diketahui alur rantai distribusi perikanan dilakukan berdasarkan analisis SWOT. Analisis SWOT ini digunakan untuk
ikan dari hulu ke hilir, atau penyampaian suatu produk dari produsen hingga menganalisis pemecahan masalah pada alur rantai distribusi ikan di PPI Lonrae.
konsumen. Memetakan alur rantai distribusi menuju berbagai daerah konsumen Penentuan strategi untuk mempertahankan kualitas ikan selama pendistribusian dari
menurut produksi hasil tangkapan yang didistribusikan dengan menggunakan PPI Lonrae ke daerah konsumen maka dilakukan terlebih dahulu analisis matrik
software Arch Gis. Menggambarkan pelaku distribusi dari PPI Lonrae sampai dengan Internal Factor Analysis Summary (IFAS) dan External Factor Analysis Sumarry
konsumen menggunakan bagan, agar hasil analisis lebih informatif. (EFAS). Analisis matrik IFAS dan EFAS di PPI Lonrae diperoleh berdasarkan hasil
identifikasi terhadap faktor kekuatan dan kelemahan sebagai elemen yang menyusun
2. Analisis Dukungan Pelabuhan Perikanan
faktor internalnya. Selain itu peluang dan ancaman disusun sebagai komponen faktor
Analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis deskriptif kualitatif. Analisis eksternal. Setelah diketahui nilai IFAS dan EFAS kemudian nilai tersebut dipetakan
deskriptif kualitatif pada penelitian ini untuk menggambarkan atau melukiskan secara menggunakan kuadran matriks IE (Gambar 2). .
rinci tentang dukungan pelabuhan perikanan terhadap kegiatan penanganan selama
pendistribusian ikan hasil tangkapan seperti ketersediaan fasilitas yang digunakan
oleh pengguna pelabuhan yaitu nelayan, juragan, pedagang.

Hasil wawancara dilakukan skoring dan ditentukan kategorinya dengan metode skala
Likert. Data interval yang didapatkan dari data skala likert dengan menghitung rata –
rata jawaban berdasarkan skoring setiap jawaban dari responden. Analisis data
dilakukan secara deskriptif untuk menjelaskan tindakan pengguna pelabuhan terkait
aktivitas produksi, penyediaan fasilitas dan pelayanan umum di PPI Lonrae dalam
mendukung mempertahankan kualitas ikan. Variabel – variabel yang dinilai dalam
mendiskripsikan dukungan pelabuhan terhadap fasilitas yang ada di PPI Lonrae.

3. Analisis Kualitas Ikan Segar di PPI Lonrae dan pada setiap rantai distribusi ke
Daerah Konsumen dengan menggunakan Uji Kruskal-Wallis

Salah satu uji dalam menentukan kualitas/mutu ikan adalah dengan uji organoleptik
yang mengacu kepada SNI 2729 tahun 2013. Hasil yang didapat dari pengukuran
kualitas ikan secara organoleptik kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif
menggunakan Uji Kruskall Wallis. Uji Kruskall Wallis untuk melihat seberapa besar
pengaruh mutu ikan sesaat sebelum didistribusikan dan sesampainya ikan baik di
daerah konsumen. Pada Uji Kruskal-Wallis Menurut Sugiyono (2015) Rumus yang
digunakan untuk pengujian ini adalah sebagai berikut :

Dimana :

N = Banyak baris dalam table l K = Banyak kolom l Rj = Jumlah rangking dalam


kolom

Anda mungkin juga menyukai