Anda di halaman 1dari 2

PROSEDUR KLINIS MORBILI

No. Dokumen : SOP-227/UKP-BPU/PANCORAN

SOP No. Revisi : 00


Tanggal terbit : 20 April 2016
Halaman : 1/2
PUSKESMAS
KECAMATAN drg. Melvin Sijabat
KEPALA PUSKESMAS : NIP : 196408141998031004
PANCORAN

1. Pengertian 1. Suatu penyakit infeksi virus, yang ditandai dengan gejala prodromal berupa demam,
batuk, pilek, konjungtivitis, eksantem patognomonik, diikuti dengan lesi makulopapular
eritem pada hari ketiga hingga hari ketujuh.
2. Faktor Resiko :
1. Anak yang belum mendapat imunisasi campak
3. Diagnosis :
3.1 Anamnesa
3.1.1 Demam
3.1.2 Gejala saluran pernafasan atas (batuk, pilek)
3.1.3 Mata merah atau berair (konjuungtivitis)
3.1.4 Timbul bercak merah pada kulit
3.2 Pemeriksaan Fisik
3.2.1 Terlihat injeksi pada konjungtiva dan mata berair
3.2.2 Limfadenopati general
3.2.3 tampak lesi makula dan papula eritem, yang dimulai pada kepala daerah
perbatasan dahi rambut, di belakang telinga, dan menyebar secara
sentrifugal ke bawah hingga muka, badan, ekstremitas, dan mencapai kaki
pada hari ketiga
3.3 Pemeriksaan Penunjang
Biasanya tidak diperlukan. Pada pemeriksaan sitologi ditemukan sel datia berinti
banyak pada sekret. Pemeriksaan serologi dapat digunakan untuk konfirmasi
Diagnosis.
4 Diagnosis banding :
4.1 Erupsi obat
4.2 eksantem virus yang lain (rubella, eksantem subitum)
4.3 demam skarlatina
4.4 infectious mononucleosis
4.5 infeksi M. pneumoniae
5 Komplikasi
5.1 otitis media
5.2 pneumonia
5.3 ensefalitis
5.4 trombositopenia
6 Penatalaksanaan
6.1 Pemberian antipertik untuk mengatasi demam
6.2 Jika terjadi infeksi bakteri sekunder, diberikan antibiotic
6.3 Suplementasi vitamin A diberikan pada: 1. Bayi usia kurang dari 6 bulan 50.000
IU/hari PO diberi 2 dosis. 2. Umur 6-11 bulan 100.000 IU/hari PO 2 dosis. 3. Umur

Dilarang Mengcopy Naskah Ini Tanpa Seijin WMM Puskesmas Kecamatan Pancoran
di atas 1 tahun 200.000 IU/hari PO 2 dosis. 4. Anak dengan tanda defisiensi
vitamin A, 2 dosis pertama sesuai umur, dilanjutkan dosis ketiga sesuai umur yang
diberikan 2-4 minggu kemudian.
7 Kriteria rujukan
Perawatan di Rumah Sakit untuk campak dengan komplikasi (superinfeksi bakteri,
pneumonia, dehidrasi, croup, ensefalitis)
2. Tujuan Prosedur ini sebagai acuan dalam penatalaksanaan Morbili di Puskesmas Kecamatan
Pancoran.
3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor Tahun 2016 tentang Jenis-Jenis
Pelayanan yang ada di Puskesmas Kecamatan Pancoran
2. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor Tahun 2016 tentang Penyusunan
Rencana Layanan Medis
3. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor Tahun 2016 tentang Hak dan Kewajiban
Pengguna
4. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor Tahun 2016 tentang Layanan Klinis yang
menjamin Kesinambungan Layanan
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 tahun 2015 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter Pelayanan Primer
5. Langkah-langkah 1. Perawat melakukan pengukuran tekanan darah, suhu badan pasien.
2. Dokter melakukan anamnesa terarah, pemeriksaan fisik.
3. Dokter melakukan pemeriksaan penunjang : Laboratorium
4. Dokter mendiagnosa Morbili.
5. Dokter memberikan tata laksana / resep sesuai dengan diagnosis.
6. Dokter memberikan edukasi mengenai penyakit Morbili dan menjelaskan tentang
rencana pengobatan.
7. Dokter melakukan rujukan jika sudah terjadi komplikasi dan keadaannya semakin berat.
8. Petugas melakukan dokumentasi kegiatan yang dilakukan.
6. Unit Terkait Poli TB, Pelayanan 24 jam, PoliI Handayani, Poli Balita Sakit, Poli Handayani, Poli DM

2/2

Dilarang Mengcopy Naskah Ini Tanpa Seijin WMM Puskesmas Kecamatan Pancoran

Anda mungkin juga menyukai