Anda di halaman 1dari 115

Stabilitas Lereng

Tanah & Batuan

Dr.
Dr Ir.
Ir Didiek Djarwadi
Djarwadi, M
M.Eng
Eng

Kuliah ke 3, Mata Kuliah Pilihan, Aplikasi Geoteknik pada Tambang Terbuka, S2 Geoteknik
Sekolah Pasca Sarjana Institute Teknologi Bandung
GANGGUAN STABILITAS LERENG
GANGGUAN STABILITAS LERENG

Faktor penyebab gangguan stabilitas lereng

a)) F
Faktor
kt geologi
l i
b) Faktor morphologi
c) Faktor manusia

Faktor geologi Faktor morfologi Faktor manusia


- endapan sedimen - aktivitas genung api - aktvitas pertambangan
- pelapisan batuan - gerusan ombak - pembalakan hutan
- pelapukan batuan - erosi - konstruksi
- formasi retakan - endapan diatas lapisan
- getaran
batuan tanah
- gempa - curah hujan - pembebanan
- drainasi
GANGGUAN STABILITAS LERENG

Faktor gangguan stabilitas lereng


GANGGUAN STABILITAS LERENG

Faktor Pelapukan
GANGGUAN STABILITAS LERENG

Faktor Gempa
GANGGUAN STABILITAS LERENG

Faktor Aktivitas Gunung Api

Mega-slide pada gunung St Helena di Washington, USA


GANGGUAN STABILITAS LERENG

Faktor Ombak
GANGGUAN STABILITAS LERENG

Faktor Hujan

gorong gorong buntu proses penjenuhan pada lereng

hambatan aliran pada lereng pengisian kembali (recharged) air tanah


GANGGUAN STABILITAS LERENG

Faktor manusia pada lereng tambang


GANGGUAN STABILITAS LERENG

Faktor manusia, konstruksi


GANGGUAN STABILITAS LERENG

Faktor manusia, konstruksi


GANGGUAN STABILITAS LERENG

Faktor manusia pembalakan hutan


GANGGUAN STABILITAS LERENG

Faktor manusia, penambahan beban


JENIS LONGSORAN
JENIS LONGSORAN

Jenis
J i longsoran
l berdasarkan
b d k jenis
j i material
i l dik
dikelompokkan
l kk sebagai
b i
berikut:

Jenis material
Tanah
Jenis longsor
Batuan Tanah berbutir Tanah berbutir
kasar halus
Jatuhan Rock fall Debris fall Earth fall
Gulingan Rock topple Debris topple Earth topple
Rotasi
Longsoran Rock slide Debris slide Earth slide
Translasi
Sebaran Rock spread Debris spread Earth spread
Rock flow Debris flow Earth flow
Aliran
Rock creep Soil creep
Longsoran kompleks Kombinasi dari 2 atau lebih jenis longsor
JENIS LONGSORAN

Rockfall
JENIS LONGSORAN

Rockslide
JENIS LONGSORAN

Rock topple
JENIS LONGSORAN

Rockflow
JENIS LONGSORAN

Rock creep
JENIS LONGSORAN

Pengaruh air pada debris flow dan earth flow


JENIS LONGSORAN

Debris flow
JENIS LONGSORAN

Earth flow
JENIS LONGSORAN

Rotational slide
JENIS LONGSORAN

Translational slide
JENIS LONGSORAN

Earth creep
JENIS LONGSORAN

Earth creep
JENIS LONGSORAN

Kelas kecepatan longsor


JENIS LONGSORAN

Kelas kecepatan longsor


KONSEP STABILITAS LERENG
STABILITAS LERENG TANAH
KONSEP STABILITAS LERENG

Suatu masa dengan berat (W) yang berada pada suatu bidang, apabila bidang
diangkat dengan membentuk sudut (A) dengan bidang datar, maka pada lereng yang
landai vektor gaya geser (D) lebih kecil dibandingkan dengan vektor tahanan geser
yang merupakan fungsi dari gaya (N). Dengan menambah besar sudut (A), untuk
lereng agak curam, vektor gaya geser (D) bertambah, sedangkan vektor tahanan
geser berkurang, demikian seterusnya. Pada lereng yang curam vektor gaya geser
(D) lebih besar dari vektor tahanan geser, sehingga masa dengan berat W akan
meluncur pada bidang geser karena tahanan geser tidak dapat lagi mengimbangi
gaya geser yang terjadi.
KONSEP STABILITAS LERENG

Bidang longsor lingkaran


KONSEP STABILITAS LERENG

Bidang longsor komposit


KONSEP STABILITAS LERENG

Bidang longsor terdefinisi


KONSEP STABILITAS LERENG

Notasi:
W : berat irisan (kN),
( ),
N : gaya normal pada dasar irisan (kN),
Sm : gaya geser pada dasar irisan (kN),
E : gaya normal horizontal antar irisan (kN),
X : gaya geser vertical antar irisan (kN),
(kN)
D : beban garis (kN/m),
kW: beban gempa pada titik tengah irisan (kN.m),
R : radius bidang longsor (m),
f : jarak antara titik pusat rotasi dengan titik tengah dasar irisan (m)
(m),
x : jarak horizontal antara titik pusat rotasi dengan titik tengah dasar irisan
(m),
e : jarak vertical titik pusat irisan ke pusat rotasi (m),
d : j
jarakk antara b
baban
b garis
i kke titik
i ik pusat rotasii ((m),
)
h : jarak vertical titik tengan dasar irisan ke muka tanah (m),
a : jarak tegak lurus antara titik pusat lingkaran dengan resultan gaya air
( )
(m),
A : resultan gaya air (kN),
 : sudut beban garis terhadap bidang horizontal,
 : sudut antara garis singgung dasar irisan dengan bidang datar.
KONSEP STABILITAS LERENG

Beberapa nilai yang diketahui dan tidak diketahui dalam analisa stabilitas
lereng
Nilai yang diketahui Diskripsi nilai
n Jumlah gaya arah horisontal
n Jumlah gaya arah vertikal
n Jumlah momen
n Parameter kuat geser tanah
4n Jumlah nilai yang diketahui

Nilai yang tak diketahui Diskripsi nilai


n Gaya normal (N) pada dasar irisan
n Titik kerja gaya N pada dasar irisan
n-1
1 G
Gaya normall antar
t iirisan
i (E)
n-1 Gaya geser antar irisan (X)
n-1 Titik kerja gaya antar irisan
n y g
Gaya geser p
pada dasar irisan ((Sm))
1 Faktor aman
1 Nilai Lambda ()
6n-1 Jumlah nilai yang tak diketahui
KONSEP STABILITAS LERENG

Karena jumlah nilai yang tidak diketahui lebih besar dari nilai yang
diketahui, masalah keseimbangan batas tersebut diatas tidak dapat
diselesaikan, kecuali dilakukan beberapa asumsi. Asumsi pertama
yang biasa digunakan adalah titik bekerjanya gaya pada dasar irisan
(N) (Sm)
(N), (S ) dianggap
di pada
d titik tengah
t h irisan.
i i

Asumsi selanjutnya dapat berupa titk kerja gaya antar irisan, atau nilai
gaya normal atau gaya geser antar irisan dianggap tidak ada.
ada Dengan
demikian terdapat keseimbangan antara jumlah nilai yang diketahui
dan nilai yang tidak diketahui, sehingga persamaan keseimbangan
batas dapat diselesaikan.
diselesaikan
KONSEP STABILITAS LERENG

Beberapa konsep analisa stabilitas lereng

Hitungan terhadap
Metoda analisa Keseimbangan Keseimbangan gaya Keseimbangan
gaya vertikal horizontal momen
Felenius Ya Tidak Ya
Simplified Bishop (1955) Ya Tidak Ya
Si lifi d J
Simplified Janbu
b (1968) Y
Ya Y
Ya Tid k
Tidak
Generalized Janbu (1968) Ya Ya Tidak
Spencer Ya Ya Ya
M
Morgenstern-Price
P i (1965) Y
Ya Y
Ya Y
Ya
Corps of Engineers Ya Ya Tidak
Lowe-Karafiath (1960) Ya Ya Tidak
FAKTOR AMAN
FAKTOR AMAN

Beban pada titik (a) akan


berkurang karena sebagian
tanah diatas titik tergali
dan kemudian konstan sete-
lah galian selesai, sedangkan
g g
tegangan geser
g ((shear
stress) akan naik karena
berku- rangnya beban dan
kemudian konstan. Kuat
geser tanah pada titik (a)
(strength) cenderung berku-
berku
rang karena dengan adanya
air, maka kuat geser akan
dikurangi dengan tekanan air
porinya,
p y , sedangkan
g faktor
f
aman akan cenderung berku-
rang oleh karena berkurang-
nya kuat geser tanah
(strength) pada titik (a).
FAKTOR AMAN

Beban pada titik (a) akan


bertambah dan kemudian
konstan setelah timbunan
selesai, sedangkan tegangan
geser (shear stress) akan
naik karena bertambahnya y
beban dan kemudian kons-
tan. Kuat geser tanah pada
titik (a) (strength) cenderung
bertambah karena dengan
dengan adanya beban air di
dalam titik (a) akan terdo-
rong keluar, maka kuat geser
juga akan bertambah, sedang
kan ffaktor aman
m akan berku-
rang pada akhir pelaksa-
naan timbunan, dan cen-
derung bertambah oleh kare
na naiknya kuat geser tanah
(strength) pada titik (a).
(a)
FAKTOR AMAN

Kasus kasus tersebut menunjukkan bahwa oleh karena


galian
li titik yang berada
b d di bidang
bid l
longsor cenderung
d
mengalami pengurangan faktor aman, kuat geser
(strength) apabila terdapat air yang akan menimbulkan
tekanan air pada titik tersebut.
tersebut

Kasus ini menunjukkan bahwa oleh karena timbunan, titik


yang berada di bidang longsor dibawah timbunan
cenderung mengalami penambahan faktor aman hanya
setelah pekerjaan timbunan selesai, kuat geser
(strength) cenderung naik karena keluarnya air pori
(pore pressure dissipation).
FAKTOR AMAN

Faktor aman titik (a) = kuat geser c '  ( ' tg '  u )

gaya geser Sm

Faktor aman gaya (a) = SFG 


 c'.'  . cos  N  . tg
t  '.' cos  
 N .sin    kW   d . cos    A

Faktor aman momen (a) =


 c'..R  N  . R.tg'
SFM 
W.x   N. f  kW.e   D.d   A.a
METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

METODA KESEIMBANGAN BATAS (LIMIT EQUILIBRIUM)

Fellenius (1936) pertama kali mengembangkan metoda hitungan. Metoda ini


mengabaikan semua gaya antar irisan dan hanya memperhitungkan
keseimbangan momen. Bishop (1955) mengunakan skema yang memasukkan
gaya normal antar irisan, tetapi mengabaikan gaya geser antar irisan.
Metoda Bishop (1955) hanya memperhitungkan keseimbangan momen.
Dengan
g memasukkan faktor ggaya
y normal, ppersamaan hitungan
g angka
g aman
menjadi
d non-linier
l d
dan memerlukan
l k waktu
k yang lebih
l b h banyak
b k untuk
k
menyelesaikan hitungan. Janbu Simplified Method (1954) sama seperti
Bishop (1955) memasukkan gaya normal antar irisan, tetapi berbeda dengan
Bishop dalam analisis stabilitas lereng, Janbu (1954) menggunakan
keseimbangan gaya untuk memperoleh faktor aman lereng.
lereng

Setelah program komputer berkembang, penyelesaian persamaan non-linier


menjadi lebih mudah dilakukan, maka Morgenstern dan Price (1965) dan
Spencer (1967) dapat menyelesaikan persamaan dengan memasukkan gaya
normal dan gaya geser antar irisan, sehingga hitungan dapat dilakukan
dalam keseimbangan gaya dan momen secara simultan.
METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

METODA KESEIMBANGAN BATAS (LIMIT EQUILIBRIUM)

Cara penyelesaian metoda irisan telah dikembangkan oleh beberapa peneliti.


Secara umum semua hampir sama, perbedaannya adalah apakah semua
persamaan statis dalam irisan telah diperhitungkan dengan memuaskan pada
hitungan stabilitas lereng untuk menemukan faktor aman lereng.
METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

Asumsi analisa
stabilitas lereng
metoda
t d rotasi
t i
dari beberapa
peneliti
METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

METODA KESEIMBANGAN BATAS (LIMIT EQUILIBRIUM)


Metoda hitungan dan solusi yang disampaikan

S l i hi
Solusi hitungan
Metoda Keseimbangan
Keseimbangan Gaya
Momen
Fellenius (1936) Ya Tidak
Bishop Simplified (1955) Ya Tidak
Janbu Simplified (1954) Tidak Ya
Spencer (1967) Ya Ya
Morgenstern dan Price (1965) Ya Ya
Corps of Engineer 1 Tidak Ya
Corps of Engineer 2 Tidak Ya
Lowe-Karafiath (1960) Tidak Ya
Janbu Generalized Ya Ya
Sarma Ya Ya
METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

METODA KESEIMBANGAN BATAS (LIMIT EQUILIBRIUM)

Gaya geser antar irisan oleh Morgenstern dan Price (1965) dan Price
(1967) disampaikan dalam persamaan berikut ini.

X  E.. f ( x)
dengan X : gaya geser antar irisan,
E : gaya normal antar irisan,
f(x) : fungsi,
 : persentase dari fungsi yang digunakan.
METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

METODA IRISAN (SLICE)


Penjelasan mengapa pada analisis yang berbeda pada kasus yang sama
diperoleh
p Faktor Aman lereng
gyyangberbeda
g
METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

Perbedaan hasil hitungan faktor aman dari program komputer


METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

Contoh hasil analisa keseimbangan batas dengan program komputer


METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

Contoh hasil analisa keseimbangan batas dengan program komputer


METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

METODA TABULASI
Untuk lereng dengan tanah seragam dan sudut gesek dalam tidak nol ( > 0),
Janbu (1968)
METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

METODA TABULASI
Koreksi karena beban diatas lereng dan kondisi terendam air (Janbu,
1968),
METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

METODA TABULASI
Hunter dan Schuster
(1968) menyampaikan
y p cara
hitungan stabilitas lereng
dengan kuat geser tanah
bertambah sehubungan
d
dengan k d l
kedalaman
STABILITAS LERENG BATUAN
RANCANGAN LERENG BATUAN

TAHAPAN KERJA RANCANGAN LERENG BATUAN

Desk Study
y - uji
j lapangan,
p g uji
j laboratorium, review
literatur

Penyelidikan Tanah - peta lokasi, observasi lapangan,


stratigrafi lapisan tanah/batuan,
tanah/batuan pola
retakan batuan

Uji laboratorium - parameter kuat geser tanah, kuat desak


(UCS) batuan, perilaku tanah/batuan

Analisa stabilitas - metoda yang sesuai, analisa sensitivitas,


faktor aman lereng

Monitoring lapangan - deformasi lereng, air tanah, seismik


RANCANGAN LERENG BATUAN
DESK STUDY

Id tifik i b
Identifikasi bentuk
t k llongsoran
DESK STUDY

Identifikasi bentuk longsoran (circular sliding)


DESK STUDY

Id tifik i b
Identifikasi bentuk
t k llongsoran ((planar
l sliding)
lidi )
DESK STUDY

Identifikasi bentuk longsoran (toppling)


DESK STUDY

Identifikasi bentuk longsoran (wedge sliding)


Evaluasi Lereng Batuan
Kondisi
Kon s Lereng
L r ng Tambang
am ang setelah
s t ah 2 tahun

sandstone

Interbedded sandstone

claystone

Clay shale
Rencana “ramp”
ramp
Evaluasi Lereng Batuan
K
Kerusakan
k formasi
f i ““claystone”
l t ” oleh
l h karena
k dayadukung
d d k clay
l
shale hilang
Evaluasi Lereng Batuan
“R k fall”
“Rock f ll” yang dapat
d t mencapa llokasi
k i ““ramp””
Evaluasi Lereng Batuan
P t
Potensi
i rock
k f
fall
ll d
darii b
batuan
t ““claystone”
l t ” yang runtuh
t h
Evaluasi Lereng Batuan
P
Proses pelapukan
l k “clay
“ l shale”
h l ” yang cepatt
DESK STUDY

Id tifik i b
Identifikasi bentuk
t k llongsoran
DESK STUDY
Hubungan antara sudut rerata lereng tambang dengan kedalaman tambang
DESK STUDY

Hubungan antara sudut rerata lereng tambang dengan kedalaman tambang


DESK STUDY

H b n n antara
Hubungan nt sudut
d t rerata
t llereng
n ttambang
mb n ddengan
n n kkedalaman
d l m n ttambang
mb n
(Sjoberg, 2010)
DESK STUDY

Karakteristik batuan
DESK STUDY
P
Penggunaan Parameter
P t Kuat
K t Geser
G Batuan
B t
DESK STUDY
P
Penggunaan Parameter
P t Kuat
K t Geser
G Batuan
B t
DESK STUDY
P
Penggunaan Parameter
P t Kuat
K t Geser
G Batuan
B t
DESK STUDY
P
Penggunaan Parameter
P t Kuat
K t Geser
G Batuan
B t
DESK STUDY
P
Penggunaan Parameter
P t Kuat
K t Geser
G Batuan
B t
DESK STUDY

Sonmez & Ulusay (1999)


memberikan cara untuk
menentukan nilai GSI
adalah dari nilai
Structure Rating (SR)
dan Surface Condition
Rating (SCR)
Nilai structure Rating
diperoleh dari grafik
diatas, sedangkan SCR
adalah diperoleh dari
penjumlahan dari:
Roughness rating (Rr) +
Weathering rating (Rw) +
Infilling rating (Rf)
SCR = Rr + Rw + Rf
DESK STUDY
P
Penggunaan Parameter
P t Kuat
K t Geser
G Batuan
B t
DESK STUDY
P
Penggunaan Parameter
P t Kuat
K t Geser
G Batuan
B t

Contoh batuan pada kelompok I


DESK STUDY
P
Penggunaan Parameter
P t Kuat
K t Geser
G Batuan
B t (K
(Kelompok
l k II)

Longsor pada 1 set kekar Longsor pada 2 set kekar


DESK STUDY
P
Penggunaan Parameter
P t Kuat
K t Geser
G Batuan
B t (k
(kelompok
l k III)

Longsor pada massa batuan dengan kekar yang rapat


DESK STUDY
K k
Kekasaran joint
j i t (kekar)
(k k )
DESK STUDY

Pengaruh air dalam masa batuan


DESK STUDY

Pengaruh air dalam masa batuan


DESK STUDY

Pengaruh air dalam masa batuan


DESK STUDY

Pengaruh air dalam masa batuan


DESK STUDY

Contoh usaha penurunan muka air tanah pada lereng tambang


DESK STUDY

Pengaruh air dalam masa batuan


METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

ANALISA STABILITAS LERENG TAMBANG

- Menetapkan kondisi aman lereng batuan


- Menyelidiki potensi mekanisme longsoran
- Menetapkan parameter untuk analisa stabilitas lereng
- Menyelidiki sensitivitas lereng terhadap mekanisme longsoran
- Evaluasi hasil analisa dan melakukan analisa ulang dengan
“reduced parameter” oleh karena pengaruh pelapukan batuan,
blasting dan aspek lain.
- Mendesain lereng yang optimal dalam hal keamanan, keandalan
dan ekonomis
METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

Mekanisme longsor pada lereng tambang


METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

Analisa Kinematik longsor bidang dan toppling pada lereng batuan


METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

Analisa keseimbangan batas pada longsor bidang


METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

Analisa keseimbangan batas pada longsor baji


METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

Analisa keseimbangan batas pada longsor geser dan toppling


METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

Analisa keseimbangan batas pada longsor rotasi


METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

Keruntuhan geser dan toppling pada bidang miring (Hoek & Bray, 1991)
METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

Analisa grafis (Hoek & Bray)


METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

Analisa grafis Hoek & Bray)


METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

Analisa stabilitas lereng dengan metoda elemen hingga


METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

Analisa stabilitas lereng dengan metoda finite different 2D


METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

Analisa stabilitas lereng dengan metoda finite different 3D


CONTOH KASUS PENANGANAN LONGSOR
PADA DISPOSAL TAMBANG
CONTOH PENANGANAN LONGSOR

Contoh kasus longsor pada disposal suatu tambang terbuka berupa flow
-Gerakan horisontal masa tanah 1000 m
-Deformasi vertikal masa 150 m

Tampang memanjang pit


CONTOH PENANGANAN LONGSOR

Tampak depan longsoran


CONTOH PENANGANAN LONGSOR

Dibuat counterweight untuk menahan longsoran pada titik tertentu


agar tidak masuk di daerah penambangan (pit)
CONTOH PENANGANAN LONGSOR

Hasil Analisis dengan metoda Elemen Hingga

Pemodelan kondisi longsoran

Hasil analisis pelaksanaan counterweight tahap 1


CONTOH PENANGANAN LONGSOR

Hasil Analisis dengan metoda Elemen Hingga

Hasil analisis p
pelaksanaan counterweight
g tahap
p 2

Hasil analisis pelaksanaan counterweight tahap akhir


CONTOH PENANGANAN LONGSOR

Tahapan pelaksanaan
CONTOH PENANGANAN LONGSOR

Bahan timbunan yang digunakan


CONTOH PENANGANAN LONGSOR

Inspeksi
METODA HITUNGAN STABILITAS LERENG

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai