Anda di halaman 1dari 5

hlm.

9 - 17 1

PENYULUHAN METODE PAP SMEAR


TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA
TUNA SUSILA DALAM PENDETEKSIAN KANKER SERVIKS

Ismi Wulandari AS, Agustina Arundina, Eka Ardiani Putri

Fakultas kedokteran universitas tanjungpura pontianak, jl. Prof. Hadari nawawi


e-mail : ismi.mimi25@gmail.com

Abstract : The Effectiveness Of Pap smear Test’s Counseling Regarding To The Level Of Knowledge
And Behaviour In Prostitution Worker For Detection Of Cervical Cancer In Bintang Mas Kubu
Raya 2014. The aim of this study is to evaluate the efectivity of counseling toward knowledge and behav-
iour in prostitution worker about pap smear and cervical cancer. This research was quasi experimental with
one group pretest-postest design. There are 38 respondents. McNemar test showed there are significancy
improvement of knowledge (p<0.05), and significancy behaviour change (p<0.05) in all respondents before
and after counseling.

Keyword : knowledge, behaviour, cervical cancer, pap smear

Abstrak : Penyuluhan Metode Pap smear Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Wanita Tuna
Susila Dalam Pendeteksian Kanker Serviks. Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat efektivitas ter-
hadap pengetahuan dan sikap melalui penyuluhan mengenai pap smear kepada para wanita tuna susila.
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan rancangan
one group pretest-postest design. Besar sampel berjumlah 38 orang. Hasil menunjukkan uji McNemar
menunjukkan terdapat signifikansi yang bermakna untuk pengetahuan (p < 0,05) dan signifikansi untuk
perubahan sikap (p<0.05) pada responden sebelum dan setelah penyuluhan.

Kata kunci : pengetahuan, sikap, kanker serviks, pap smear

Kanker serviks adalah keganasan dari leher rahim hendaknya melakukan pemeriksaaan pap smear se-
(serviks) yang disebabkan oleh virus HPV (Human cara teratur. Maka perlu ditanamkan pengetahuan
Papilloma Virus). Diseluruh dunia, penyakit ini mer- yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang teruta-
upakan jenis kanker ke-dua terbanyak yang diderita ma mengenai kanker serviks maupun mengenai pap
wanita (WHO, 2014). Kanker serviks juga merupa- smear salah satunya melalui penyuluhan sehingga pe-
kan pembunuh wanita nomor dua di Indonesia setelah neliti tertarik untuk meneliti efektivitas dari penyulu-
kanker payudara. Angka kejadian kanker serviks di han terhadap peningkatan tingkat pengetahuan mau-
Indonesia mencapai angka 100 per 100.000 penduduk pun dari sikap wanita tuna susila mengenai pap smear
pertahun sedangkan untuk provinsi Kalimantan Barat, dalam rangka mendeteksi kanker serviks di Lokalisa-
jumlah kasus pasien kanker serviks untuk tahun 2013 si Bintang Mas Kubu Raya pada tahun 2014.
berjumlah 41 orang, sedangkan untuk tahun 2014 dari
bulan Januari sampai bulan Mei berjumlah 37 orang METODE
(Depkes RI, 2010) (RSUD Dr. Soedarso, 2014).
Kanker serviks terjadi ditandai dengan adanya Penelitian ini menggunakan rancangan peneli-
pertumbuhan sel-sel pada serviks yang abnormal. Sel- tian quasi eksperimental dengan rancangan one group
sel yang abnormal tersebut dapat dideteksi kehadiran- pretest-postest design. Populasi target pada penelitian
nya dengan suatu test yang disebut Pap smear. Seh- ini adalah semua wanita tuna susila yang berada di
ingga semakin dini sel-sel abnormal tadi terdeteksi, Kubu Raya dengan populasi terjangkau semua wan-
maka semakin rendahlah resiko seseorang menderita ita tuna susila yang berada dan menetap di lokalisasi
kanker serviks (Nuranna L, 2005). bintang mas Kubu Raya. Sehingga sampel yang dike-
Dianjurkan bagi semua wanita yang berseksual- hendaki pada penelitian ini adalah wanita tuna susila
itas aktif yaitu pada wanita tuna susila dengan faktor yang menetap di lokalisasi bintang mas Kubu Raya
resiko mengalami kanker serviks yang cukup tinggi serta memenuhi kriteria penelitian. Besar sampel

54
552 jurnal vokasi Kesehatan, Volume I Nomor 2 Maret 2015, hlm. 54 - 58

merupakan semua dari jumlah populasi dengan jum- Analisis untuk mencari hubungan antara usia
lah 38 orang. Data diambil secara langsung kepada dan pendidikan terakhir responden dengan hasil pre-
responden dengan pemberian kuesioner, kemudian test-postest responden menggunakan uji T-Test yang
dilanjutkan dengan penyuluhan setelah itu peneliti dapat dilihat pada tabel 3.
memberikan kuesioner yang sama. Peneliti melaku-
kan analisis univariat dan bivariat terhadap variabel Tabel 3.
yang disertakan dalam penelitian, yaitu usia, pendidi- Analisis Bivariat Umur dan Pretest-Postest,
kan terakhir, hasil kuesioner berupa tingkat pengeta- Pendidikan Terakhir dan Pretest-Postest
huan dan sikap. Uji yang digunakan dengan uji Mc-
Nemar dan uji T-Test. Umur Pendidikan Terakhir
Sig. (2-tailed) Sig. (2-tailed)
Pretest .000 .000
HASIL
Postest .000 .000
Hasil pada penelitian ini diperoleh sebanyak 38
responden yang memenuhi kriteria penelitian. Gam- Analisis bivariat dari pretest-postest dilakukan
baran karakteristik subjek penelitian dapat dilihat untuk menentukan keefektivitasan perlakuan berupa
pada tabel 1. penyuluhan pap smear yang telah diberikan kepada
responden dengan menggunakan uji McNemar dapat
Tabel 1. dilihat pada tabel 4.
Karakteristik Usia Subjek Penelitian
Tabel 4.
Usia (tahun) Perbandingan Pengetahuan Sebelum
Variabel Jumlah
dan Setelah Penyuluhan
%
(responden)
20-25 tahun 13 34,2 Postest P
Pretest
Buruk Baik
26-30 tahun 7 18,4
Buruk 9 15 .000
31-35 tahun 12 31,6
Baik 0 14
36-40 tahun 6 15,8

Tabel 2. Analisis bivariat variabel sikap dilakukan untuk


Karakteristik Pendidikan Terakhir Subjek Penelitian menganalisa variabel sikap sehingga akan diketahui
perubahan sikap atau perilaku responden sebelum dan
Pendidikan sesudah penyuluhan mengenai pap smear mengguna-
Terakhir kan uji McNemar. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.
Variabel
Jumlah %
(responden) Tabel 5.
Tidak Pernah 1 2,6 Perbandingan Sikap Sebelum
Sekolah dan Setelah Penyuluhan
SD 20 52,6
SMP 16 42,2 Sikap P
Sikap Postest
SMA 1 2,6 Pretest
Tidak Ya
Tidak 9 15 .001
Pengumpulan data mengenai karakteristik usia
dan pendidikan terakhir reponden penting dilakukan Ya 1 13
untuk mengetahui sebaran usia dan pendidikan tera-
khir responden yang akan dihubungkan dengan hasil PEMBAHASAN
pretest-postest responden. Karakteristik subjek pene-
litian ini menggambarkan bahwa rentang usia terting- Penelitian ini memiliki jumlah responden se-
gi adalah 20-25 tahun sebanyak 13 orang (34,2%), banyak 38 orang dan didapatkan responden dengan
sedangkan responden dengan rentang terendah beru- rentang tertinggi berusia 20-25 tahun sebanyak 13
sia 36-40 tahun sebanyak 6 orang (15,8%). Selain orang (34,2%). Bertambahnya umur seseorang akan
itu didapatkan jumlah pendidikan terakhir responden terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis
yang paling banyak adalah SD yaitu sebanyak 20 (mental). Aspek psikologis dan mental taraf berfikir
orang (52,6%) sedangkan jumlah pendidikan terakhir seseorang semakin matang dan dewasa. Hal ini ses-
responden yang paling sedikit adalah SMA dan tidak uai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lin dkk
pernah sekolah yaitu sebanyak 1 orang (2,6%).
Wulandari dkk, Penyuluhan Metode Pap Smear,... 356

tahun 2007 yang mengatakan bahwa usia dan adat is- tang kanker serviks merupakan faktor yang berpen-
tiadat mempengaruhi pengetahuan maupun skrining garuh pada peningkatan dilakukannya pengujian pap
pap smear (Lin LF et al, 2007). Begitu pula dengan smear (Mcavoy BR et al, 1991). Penelitian ini juga
penelitian yang dilakukan oleh Maharsie dan Indar- menyebutkan bahwa perempuan yang memiliki peng-
wati tahun 2012 yang menyebutkan bertambahnya etahuan mengenai kanker serviks yang tinggi, maka
usia menunjukkan suatu kematangan perilaku dan ke- akan memiliki keinginan dalam pengujian pap smear.
matangan pola pikir. Bertambahnya usia juga sejalan Demikian juga, penelitian yang dilakukan oleh Wel-
dengan bertambahnya pengalaman dan pengetahuan lensiek dkk menunjukkan apabila wanita memiliki
yang dimiliki seseorang (Maharsie L dkk, 2012). pengetahuan tentang kanker serviks dan pap smear
Didapatkan pula bahwa jumlah pendidikan ter- maka akan meningkatkan keinginan dalam melaku-
akhir responden yang paling banyak adalah SD yaitu kan skrining pap smear (Wellensiek N et al, 2002).
sebanyak 20 orang (52,6%). Penelitian menunjuk- Penelitian kali ini juga mendapatkan hasil sikap
kan ada beberapa faktor yang mempengaruhi peng- atau perilaku dari responden yang baik dalam mel-
etahuan wanita tentang pap smear maupun dalam akukan skrining pap smear. Hasil ini sama dengan
mengikuti skrining pap smear yaitu rendahnya peng- penelitian dari Hou yang menunjukkan bahwa hasil
etahuan mereka akibat dari tingkat pengetahuan yang kelompok wanita yang diberikan intervensi memili-
rendah. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi ki jumlah lebih tinggi untuk melakukan skrining pap
pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka smear (Hou I-Su, et al, 2002). Penelitian yang saat
menerima informasi, dan pada akhirnya makin ban- ini dilakukan menggunakan metode ceramah berupa
yak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, penyuluhan kesehatan. Kedua metode yang dilakukan
jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan maupun yang Hou lakukan pada dasarnya memiliki
menghambat perkembangan sikap seseorang terh- efektifitas yang sama dalam meningkatkan pengeta-
adap penerimaan informasi dan nilai-nilai baru yang huan.
diperkenalkan (Walsh, et al, 2006). Alasan yang dikemukakan oleh responden mel-
Tetapi tingginya tingkat pendidikan seseorang alui kuisioner yang diberikan menunjukkan sebagian
tanpa diikuti kemauan belajar, tidak menjamin sese- besar responden menjawab ya untuk melakukan pap
orang untuk memiliki tingkat pengetahuan yang baik smear dikarenakan untuk kesehatan responden itu
Sebaliknya orang lain yang mau belajar dan menam- sendiri, kemudian menjawab tidak untuk melakukan
bah pengetahuannya dengan informasi meskipun latar pap smear dikarenakan memiliki persepsi bahwa pap
belakang tingkat pendidikannya rendah dapat memili- smear itu menyakitkan, tidak untuk melakukan pap
ki pengetahuan yang baik. smear dikarenakan merasa malu, dan menjawab tidak
Sebelum dilakukan penyuluhan skor responden untuk melakukan pap smear dikarenakan merasa di-
yang memiliki tingkat pengetahuan baik berjumlah rinya sehat. Hal ini sejalan dengan penelitian Walsh
14 orang dan yang memiliki tingkat pengetahuan bu- dkk yang mendapatkan hasil bahwa halangan wanita
ruk berjumlah 24 orang sehingga menunjukkan bah- melakukan skrining kanker serviks karena mengha-
wa responden rata-rata memiliki tingkat pengetahuan biskan waktu, menyebabkan distress yang hebat dan
yang tidak baik. Jadi diperlukan akses dalam mem- takut akan test ini (Walsh, et al, 2006).
berikan informasi salah satunya dengan penyuluhan Penelitian dari Uysal menyebutkan bahwa
untuk meningkatkan pengetahuan responden. 85,7% dari wanita yang riwayat pribadi atau keluarga
Upaya memberikan pengetahuan dasar tentang mengidap kanker dan dianggap dirinya dengan resiko
kanker serviks dan deteksi dini (pap smear) sangat kanker serviks mau melakukan pengujian pap smear
penting karena dengan meningkatnya pengetahuan sehingga ada hubungan yang signifikan antara meng-
akan lebih dapat mendorong perubahan sikap dan per- ingat diri dengan resiko tinggi dan melakukan skrin-
ilaku deteksi dini kanker serviks. Hal ini sesuai den- ing pap smear (Uysal A et al, 2006). Penelitian lain
gan penelitian oleh Ismarwati dkk tahun 2011 menya- yang dilakukan menunjukkan wanita yang mengang-
takan bahwa setelah diberi promosi kesehatan perihal gap diri mereka memiliki faktor resiko kanker serviks
kanker serviks tentang pengertian kanker serviks, memiliki tingkat yang lebih tinggi akan melakukan
faktor resiko dan cara deteksi dini, semua responden pengujian pap smear ( Wellensiek N et al, 2002)
menyatakan sikap positif terhadap tindakan deteksi (Nuguyen T et al, 2002) (Gichangi P, 2003). Hasil
dini kanker serviks. Sikap setuju responden terhadap tersebut sesuai dengan penelitian kali ini yang dilaku-
upaya deteksi dini kanker serviks beralasan bahwa kan dengan mengambil sampel wanita resiko tinggi
dengan melakukan deteksi dini akan dapat diketahui mengidap kanker serviks sehingga menghasilkan se-
kondisi kesehatan mereka (Ismarwati, 2011). bagian besar wanita ingin melakukan pap smear atas
Hal ini ditekankan dalam banyak penelitian kemauan sendiri.
bahwa seseorang yang mendapat informasi ten-
574 jurnal vokasi Kesehatan, Volume I Nomor 2 Maret 2015, hlm. 54 - 58

Keefektivitasan penyuluhan ditentukan oleh Ismarwati, Sutaryo Sunarsih, Widyatama Rendra.


beberapa faktor antara lain faktor penyuluh, faktor Promosi Kesehatan dalam Meningkatkan
sasaran, dan faktor proses dalam peyuluhan. Karena Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Deteksi
penyuluh dan proses dalam penyuluhan responden Dini Kanker Serviks pada Ibu-Ibu Anggota
sama, maka faktor yang menentukan dalam peneli- Pengajian. Berita Kedokteran Masyarakat.
tian ini adalah faktor sasaran antara lain tingkat sosial Juni 2011; 27(2): 66-72.
ekonomi terlalu rendah sehingga tidak terlalu begitu Kottke TE, Trapp MA, Fores MM, Kelly AW, Jung
memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan kare- SH, et al. Cancer Screening Behaviors And
na lebih memikirkan kebutuhan yang lebih mendesak Attitudes Of Women In Southeastern Min-
dan kepercayaan serta adat kebiasaan yang telah ter- nesota. JAMA. 1995; 273: 1099-105.
tanam sehingga sulit untuk mengubahnya (Notoat- Lin LF, Pett M, Menon U, Lee S, Nail L, et al. Cer-
modjo S, 2007). vical Cancer Beliefs and Pap Test Screening
Practices Among Chinese American Immi-
SIMPULAN grants. Oncology Nursing Forum. 2007;
34(6): 1203-09.
Berdasarkan penelitian diatas tersebut maka Maharsie L, Indarwati. Hubungan Pengetahuan Ibu
dapat diperoleh simpulan sebagai berikut : Terdapat tentang Kanker Serviks dengan Keikutser-
perbedaan yang bermakna antara skor sebelum dan taan Ibu Melakukan IVA Test di Kelurahan
setelah penyuluhan sehingga dapat dikatakan pene- Jebres Surakarta. GASTER. Agustus 2012;
litian ini bernilai positif atau efektif dalam merubah 9(2): 48-51.
tingkat pengetahuan responden. Oleh karena itu per- Mcavoy BR, Raza R. Can Health Education Increase
lu kembali dilakukan penyuluhan secara berkala dan Up Rate Of Cervical Smear Testing Among
berkelanjutan mengenai pap smear dalam rangka Asian Women. Br Med J. 1991; 302: 833-
mendeteksi dini kanker serviks agar lebih meningkat- 6.
kan pengetahuan responden. Notoatmodjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta: Rineka Cipta. 2007.
DAFTAR RUJUKAN Nuguyen T, McPhee SJ, Nguyen T, Lam T, Mock J.
Predictor Of Cervical Pap smear Screening
Akyuz A,Guvenc G, Yavan T, Cetinturk A, Kok G. Awareness, Intention, And Receipt Among
Evaluation Of The Pap smear Test Status Vietnamese-American Women. Am J Prev
Of Women And Of The Factors Affecting Med. 2002; 23: 207-14.
This Status. J Gulhane Med. 2006; 48: 25- Nuranna, L. Penanggulangan Kanker Leher ra-
29. him yang Sahih dan Andal dengan metode
Departemen Kesehatan RI. 2010. Gerakan Perem- Proaktif-VO (Proaktif, koordinatif dengan
puan Melawan Kanker Serviks. Available skrining IVA dan terapi krio). Desertasi pro-
from: http://www.depkes.go.id/ (Accessed 6 gram Doktor. Jakarta: FKUI. 2005.
Januari 2014). Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedarso. Rekam
Dignan M, Michelutee R, Bliason K. Effectiveness Medis. Pontianak. 2014.
Of Health Education To Increase Screening Uysal A, Birsel A. Knowledge about Cervical Can-
For Cervical Cancer Among Eastern-Band cer Risk Factors and Pap Testing Behaviour
Cherokee Indian Women In North Carolina. among Turkish Women. Asian Pacific J
J Natl Cancer Inst. 1996; 88: 70-3. Cancer Prev. 2009; 10: 345-350.
Gichangi P, Estambale B, Bwayo J, Rogo K, Ojwang Walsh, Jane C. The Impact of Knowledge, Perceived
S, et al. Knowledge And Practice About Barriers and Perceptions of Risk. European
Cervical Cancer And Pap smear Testing Journal of Contraception & Reproductive
Among Patients At Kenyatta National Hos- Health Care. ProQuest Medical Library.
pital, Nairobi, Kenya. Int J Gynecol Cancer. Desember 2006; 11(4): 291-6.
2003; 13: 827-33. Wellensiek N, Moodley M, Moodley J, Nkwanya N.
Hou I-Su, Fernandez, Maria E, Elizabeth, Guy S. Ef- Knowledge Of Cervical Cancer Screening
fectiveness Of An Intervention To Increase And Use Of Cervical Screening Facilities
Pap Test Screening Among Chinese Women Among Women From Various Socioeco-
In Taiwan. Journal of Community Health, nomic Backgrounds In Durban, Kwazulu
ProQuest Medical Library. Agustus 2002; Natal, South Africa. Int J Gynecol Cancer.
27(4): 277. 2002; 12: 376-82.
World Health Organization. 2014. Human Papilloma-
Wulandari dkk, Penyuluhan Metode Pap Smear,... 558

virus (HPV) And Cervical Cancer. Available


from: http://www.who.int/ (Accessed 4 Feb-
ruari 2015).
Yaren A, Ozkilic G, Guler A, Oztop I. Awareness Of
Breast And Cervical Cancer Risk Factors
And Screening Behaviours Among Nurses
In Rural Region Of Turkey. Eur J Cancer
Care. 2008; 17: 278-84.

Anda mungkin juga menyukai