Anda di halaman 1dari 3

1 pengertian dan fungsi akuakultur

Akuakultur adalah kegiatan memelihara organisme air dalam kondisi terkendali baik intensif maupun
semi-intensif (Landau, 1992). Akuakultur di Indonesia dibedakan menjadi budidaya air tawar dan
budidaya air laut (termasuk payau). Budidaya biota air dalam akuakultur memiliki beberapa fungsi
seperti sebagai pengembangan kegemaran (hobby), penghasil bahan pangan maupun sebagai
sumber penghasilan (Setyono, 2004).

2 siklus nitrogen

Menurut Effendi (2003), siklus nitrogen dalam air terjadi dalam rangkaian proses berikut ini

1. Asimilasi nitrogen anorganik (amonia dan nitrat) oleh mikroorganisme dan tumbuhan
untuk membentuk nitrogen organik. Di perairan, proses ini biasanya dilakukan oleh bakteri
autotrof dan tumbuhan

2. Fiksasi gas nitrogen menjadi amonia dan nitrogen organik oleh mikroorganisme. Fiksasi
gas nitrogen dapat dilakukan oleh beberapa jenis algae Cyanophyta dan bakteri

3. Nitrifikasi: Okisdasi amonia menjadi nitrit dan nitrat yang dilakukan oleh bakteri aerob

4. Amonifikasi nitrogen organik untuk menghasilkan amonia selama proses dekomposisi


bahan organik. Autolisis sel dan ekskresi amonia oleh zooplankton dan ikan juga berperan
sebagai pemasoj amonia.

5. Denitrifikasi: Reduksi nitrat menjadi nitrit (NO2), dinitrogen oksida (N2O) dan molekul
nitrogen (N2). Dinitrogen oksida adalah produk utama dari denitrifikasi pada perairan
dengan kadar oksigen utama sangat rendah.

3 parameter yang baik u ikan


Ikan nila dapat tumbuh dengan baik pada kisaran pH 6.5-9. Keasaman (pH) tidak optimal dapat
menyebabkan ikan stress, mudah terserang penyakit, produktivitas dan pertumbuhan rendah (Arie,
1998). Oksigen terlarut dalam media budidaya ikan nila yang baik harus lebih tinggi dari 3,0 mg/L
(Nugroho dkk., 2013).

Tilapia (nila) memiliki kemampuan toleran terhadap ammonia sebesar 2,4 mg/l - 3,4 mg/l (Redner
and Stickney 1979). Konsentrasi Nitrit di atas 1 mg / liter dalam air tambak / akuakultur biasanya
dianggap tidak diinginkan (Boyd dan Pillai, 1984). Konsentrasi nitrat yang baik adalah sekitar 150-230
mg/l namun ikan nila baik tumbuh jika tidak < 500 mg / l (Monsees dkk., 2017). Menurut Urbasa
dkk. (2015), kualitas TDS yang dianjurkan untuk akuakultur intensif adalah < 200mg / L
namun untuk perairan tawar (sungai dan danau) bagi organisme air nilai TDS yang baik dapat
dibawah 1 g/L.

Parameter ikan molly

Menurut Ng dkk. (1992), pH untuk budidaya ikan hias tropis (termasuk black molly) adalah 7.2-7.8.
Nilai DO yang baik adalah sekitar 4,9-7,4 namun ikan molly dapat hidup diantara 2,46-3,48 ppm
sehingga molly hitam cukup toleran terhadap DO rendah. Sedangkan parameter lain yang baik bagi
molly hitam adalah ammonia (0-1.5 ppm), nitrite (0-1.5 ppm) and nitrate (2.5-15.0 ppm) (Husna dkk.,
2014).

Derajat keasaman (PH) diukur sebab konsentrasi ion hidrogen dinilai penting dalam mengatur dan
sistem enzim di tubuh organisme(Afriansyah dkk, 2016). Kandungan Nitrit dapat merubah transpor
oksigen dan oksidasi senyawa dalam jaringan. Nitrit akan mengoksidasi ion ferro dalam Hb menjadi
ion ferri yang mengubah Hb menjadi methemoglobin dimana berpotensi toxic bagi ikan. Nitrat
mempengaruhi osmoregulasi dan transpor oksigen. Nitrat juga mampu merubah Hb menjadi
ferrihemoglobin serta dapat merusak darah, hati, pusat hematopoetik dan tingkah laku yang tidak
normal (Mayunar, 1990).

Pentingnya mengukur TDS sebab TDS berperan dalam mengganti mineral yang telah diekskresikan
ikan dengan cara pengambilan mineral oleh insang serta berfungsi juga dalam regulasi osmotik. DO
berfungsi untuk menyuplai oksigen supaya ikan tidak mengalami asfiksia. Selain itu DO juga
berfungsi untuk membantu bakteri mengolah amonia (Fairfield, 2000).

5 hubungan kualitas air dan kepadatan dlm akuakultur


Meningkatnya kepadatan akan diikuti dengan peningkatan jumlah pakan, buangan metabolisme
tubuh, konsumsi oksigen dan dapat menurunkan kualitas air. Penurunan kualitas air akan
mengakibatkan ikan menjadi stress sehingga pertumbuhan menurun dan ikan rentan mengalami
kematian (Diansari dkk, 2013). Kepadatan tinggi, oksigen terlarut berkurang namun ammonia
semakin bertambah akibat buangan metabolisme ikan dan sisa pakan. Pertumbuhan ikan terhambat
karena energi dipakai untuk mempertahankan hidupnya dari tekanan lingkungan (Kristanto dan
Kusrini, 2007).

PH perairan alami dipengaruhi konsentrasi CO2 (hasil respirasi organisme) dimana fitoplankton dan
vegetasi akuatik akan menghilangkannya melalui fotosintesis. CO2 perairan cenderung tinggi ketika
DO rendah karena CO2 dirilis dari respirasi dan dipakai fotosintesis (Boyd dan Pillai, 1984).
Keberadaan Nitrit dipengaruhi perubahan lingkungan seperti keberadaan limbah bernitrogen
(ammonia), reduksi oksigen terlarut, peningkatan pH dan perubahan suhu, dapat meningkatkan
konsentrasi nitrit. Hal ini didukung aliran air yang buruk serta limbah tidak merata dalam perairan
(Eddy dan Williams, 1987).

Nitrat dengan konsentrasi tinggi biasa ditemukan pada perairan berpolusi limbah bernitrogen
dimana mengandung amonia yang menjadi asal nitrat (Boyd dan Tucker, 1998). TDS adalah bahan
termasuk sulfat, fosfat, nitrat, kalsium, ion organik, dan ion lainnya. Faktor yang mempengaruhi
tingkat padatan terlarut dalam badan air adalah kotoran, limbah dan pembusukan organisme (Boyd
dan Tucker, 1998).

Anda mungkin juga menyukai