Anda di halaman 1dari 3

METODE

Pengaruh suhu
Sebanyak tiga tabung reaksi diisi dengan masing-masing 2 ml saliva yang disaring
dengan akuades. Diletakkan satu tabung reaksi diatas penangas es dengan suhu 100C,
kemudian dua tabung reaksi lainnya diletakkan di atas penangas air masing-masing dengan
suhu 370 dan 800 C selama lima menit. Setelah itu ketiga tabung reaksi ditambahkan 2 ml
larutan pati 1%. Kemudian dihomogenkan dan diamkan 10 menit kemudian amati.
1. Uji Benedict
Dimasukkan 5 ml larutan benedict, kemudian ditambahkan 8 tetes larutan yang akan
diujikan. Kemudian dihomogenkan setelah itu di didihkan selama 5 menit. Dinginkan
dan amati perubahan warna. Jika beubah kunung, hijau, dan merah bata maka
hasilnya postif.
2. Uji Iod
Dimasukkan 0,5 ml larutan yang akan diuji ke dalam papan uji. Kemudian
ditambahkan larutan Iod cair sebanyak 1 tetes. Setelah itu perubahan warna, jika
positif maka akan berubah menjadi biru.

Pengaruh pH
Sebanyak tiga tabung reaksi diisi dengan masing-masing 2ml HCl, akuades,dan Na-
karbonat 0,1%. Masing-masing nilai pH yang digunakan adalah 1,5,11. Pada tabung reaksi
ditambahkan 2 ml larutan kanji 1% dan 2 ml saliva yang telah disaring. Tabung reaksi
dihogenkan dan diletakkan pada penangas air dengan suhu 370 C selama 5 menit.

3. Uji Benedict
Dimasukkan 5 ml larutan benedict, kemudian ditambahkan 8 tetes larutan yang akan
diujikan. Kemudian dihomogenkan setelah itu di didihkan selama 5 menit. Dinginkan
dan amati perubahan warna. Jika beubah kunung, hijau, dan merah bata maka
hasilnya postif.
4. Uji Iod
Dimasukkan 0,5 ml larutan yang akan diuji ke dalam papan uji. Kemudian
ditambahkan larutan Iod cair sebanyak 1 tetes. Setelah itu perubahan warna, jika
positif maka akan berubah menjadi biru.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 2. Aktivitas amilase saliva terhadap pengaruh PH

Uji HCl 0,2 M (1) Akuades(5) Na-karbonat 0,1(9)


Benedict

Negatif (-) Positif (+) Positif (+)


Iod

Positif (+) Positif (+) Negatif (-)

Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil pada uji benedict larutan HCl pH 1 negatif, pada
larutan akuades pH 5 positif, dan Na-Karbonat pH 9 positif. Sedangkan pada uji Iod
didapatkan hasil larutan HCl pH 1 positif, pada larutan akuades pH 5 positif, dan pada
larutan Na-Karbonat pH 9 negatif.

B. Pembahasan
Enzim amilase berperan sebagai pemecah pati dengan memutus ikatan glukosida pada
polimer pati. Enzim ini memiliki banyak variasi dan bekerja dengan sangat sepesifik
tergantung pada tempatnya bekerja. Selain itu ikan glikosidik pada pati juga dapat diputus
dengan proses hidrolisa.proses ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk
menghasilkan molekul sederhana seperti glukosa, maltosadan dekstrin (Sianturi 2008).
Secara molekuler, pemecahan amalise menjadi menjadi maltosa dibantu oleh residu
asama amino pada sisi aktif enzim. Hal ini melalui beberapa tahapan yatu tahapan pertama
pengikatan substrat oleh asam aspartat. Tahap selanjutnya asam glutamat dalam bentuk asam
asam mendonorkan proton ke oksigen pada ikatan glikosidik substrat. Salah satu enzim
amilase yang banyak dipakai saat ini adalah amilase pemecah pati mentah (Abu 2005).
Proses hidrolisis amilum menjadi glukosa tidak sempurna jika tidak menggunakan enzim
amilase. Hal ini diakibatkan tidak terjadinya pemutusan ikatan spesifik pada homopolimer.
Sehingga glukosa yang dihasilkan tidak akan optimal. Enzim amilase bersifat ekstraseluler
artinya enzim ini bekerja tergantung pada pH dan suhu eksternal. Enzim aktif pada pH yang
berisar antara 5,2-5,6 (Wilbraham 1992).
Pada hasil yang kami dapatkan pada larutan HCl dengan pH 1 enzim tidak dapat bekerja
optimal karena keluar dari pH normal yang dibutuhkan enzim untuk bekerja. Kemudian pada
larutan akuades enzim bekerja optimum, hal tersebut di karenakan pH akuades masuk
kedalam rentang bagusnya kerja enzim. Namun berbeda dengan larutan Na-Karbonat enzim
yang didapatkan seharusnyanegatif namun pada percobaan kami positif.
Pada uji Iod data kami dapatkan pada larutan HCl dengan pH 1 adalah positif. Kemudian
pada larutan akuades enzim yang didapatkan positif namun pada hasil yang seharusnya
adalah negatif karena pada uji Iod fungsi dari enzim amilase adalah mengubah menjadi
polisakarida. Namun, pada uji benedict telah diubah menjadi monosakarida. Pada uji benedict
prinsip kerjanya jika positif akan memunculkan warna hijau, kunung, dan merah bata.
Seddangkan pada uji Iod jika positif maka warnanya akan sesuai dengan kontrol yang dibuat.
Berdasarkan penelitian jika pH berada dibawah optmum maka kerja enzim akan rendah.
Hal ini terjadi karena struktur tiga dimensi enzim mulai berubah, sehingga substrat yang
berikatan dengan sisi aktif enzim akibatnya katalis tidak dapat berlangsung secara sempurna,
pH optimum sebenarnya tidak perlu sama dengan lingkungan normalnya, namun berada
sedikit dibawah atau diatas pH optimum (Iiswendi 2008).

DAFTAR PUSTAKA

Sianturi,D.C.2008.Isolasi Bakteri dan Uji Aktivitas Amilase Termofil Kasar dari


Sumber Air Panas Penen Sibirubiru Sumatera Utara.Thesis.Universitas
Sumatera Utara.
Abu,E.A2005.Raw Starch Degrading Amylase Production by Mixed Culture of
Aspergillus niger and Saccharomyces cerevisiae Grown on Sorghum
Pomace.African Journal of Biotechnology:785-790.
Iswendi dan Iryani.2008.Penentuan Kadar Sakarin dan Siklamat Pada Sof Drink
Secara Spektrofotometri.Penelitian.Padang:Kimia FMIPA UNP Padang.
Wilbraham,dkk.1992.Pengantar Kimia Organik dan Hayati.Penerbit ITB.Bandung.

Anda mungkin juga menyukai