Anda di halaman 1dari 43

AA GN Ari Dwipayana,

Ketua Yayasan Tat Twam Asi


Yogyakarta
• Tujuan hidup manusia menurut Weda adalah
Moksartham Jagadhita.
• Dalam Jagadhita tekandung makna kesejahteraan,
ketertiban, keselamatan dan kebebasan.
• Secara khusus tujuan hidup ini dirumuskan sebagai
Catur Purusaartha, yaitu dharma, artha, kama dan
moksha.
• Untuk mencapai tujuan ini Weda menekankan pada
upaya-upaya perbuatan (karmakanda).
• Bhagawad Gita menjadikan ketertiban dan
kesejahteraan masyarakat (lokasamgraha) yang
dicapai melalui karmayoga
2
"saktah karmany avidavamso yatha,
khurvanti bharata, kuryad vidvams
tathasaktas cikirsur loka-samgraham"
(Bagawad Gita : III.25).

"Seperti orang yang bodoh yang bekerja keras karena


keterikatan atas kerja mereka demikian seharusnya
orang pandai bekerja tanpa kepentingan pribadi,
melainkan untuk kesejahteraan manusia dan
memelihara ketertiban sosial."

3
• Lokasamgraha, secara umum berarti "kesejahteraan
bagi semua" (universal well-being).
• Dr. Sarvepalli Radhakrishnan mengartikan
lokasamgraha sebagai :
"The maintenance of the world, stands for the unity
of the world, the interconnectedness of society“
(pemeliharaan dunia, berarti kesatuan dunia,
kesalingterhubungan antar masyarakat").
• Supaya dunia tidak jatuh ke dalam penderitaan phisik
dan degradasi moral, supaya kehidupan bersama
menjadi pantas dan terhormat, etika agama
seharusnya mengontrol perilaku sosial.

4
• Tidak mungkin tercapai ketertiban dan
kesejahteraan dunia, bila salah satu bagiannya,
dalam hal ini para pemeluk Hindu, tidak sejahtera.
• Sejahtera disini dimaksudkan suatu keadaan
dimana para pemeluk Hindu mencapai taraf hidup
yang layak, bebas dari kemiskinan, material
maupun spiritual.
• SIMPUL WACANA:
Lokasamgraha adalah ideal masyarakat
Hindu yang ingin kita tuju.

5
KONDISI EMPIRIK UMAT HINDU:
PERJALANAN MASIH JAUH MENUJU LOKASAMGRAHA

6
• Berapa jumlah pemeluk Hindu di
Indonesia? Menurut catatan, jumlah penganut
Hindu di Indonesia pada tahun 2006 adalah 6,5
juta orang), sekitar 1,8% dari jumlah penduduk
Indonesia, merupakan nomor empat terbesar.
Namun jumlah ini diperdebatkan oleh perwakilan
Hindu Indonesia, Parisada Hindu Dharma
Indonesia (PHDI). PHDI memberi suatu perkiraan
bahwa ada 18 juta orang penganut Hindu di
Indonesia.

• Pada tahun 2010, kira-kira 85,1% dari


240.271.522 penduduk Indonesia adalah
pemeluk Islam, 9,2% Protestan, 3,5% Katolik,
1,8% Hindu, dan 0,4% Buddha.
7
• Media Hindu menampilkan
data presentase penduduk
Hindu dari sensus tahun
1971-2000:
Sebagai berikut:
1971 : 1,9 %
1980 : 2 %
1990 : 1,9 %
2000 : 1,8 %

8
9
• Sekitar 93 % penganut Hindu berada di Bali.
• Selain Bali juga terdapat di Sumatera, Jawa, Lombok, dan pulau
Kalimantan yang juga memiliki populasi Hindu cukup besar, yaitu di
Kalimantan Tengah, sekitar 15,8 %
• Data Media Hindu: Sebagian besar pemeluk agama Hindu berada di
propinsi Bali, dari setiap 1000 pemeluk agama Hindu, yang berada di :
Bali 777 orang.
Nusa Tenggara Barat 33 orang.
Kalimantan Tengah 30 orang.
Sulawesi Tengah 28 orang.
Lampung 27 orang.
Propinsi lainnya 105 orang.

10
11
• Partisipasi pemeluk agama Hindu Jumlah anak yang dilahirkan
dalam keluarga berencana paling Jumlah anak yang di lahirkan hidup oleh
tinggi.Dari setiap 100 penduduk perempuan berumur 45-49 tahun
perempuan berumur 15-49 tahun pemeluk agama Islam, relatif lebih
berstatus kawin yang memakai alat tinggi. Rata-rata jumlah anak yang
KB, dilahirkan hidup oleh perempuan
berumur 45-49 ,
pemeluk agama : Islam 56 orang
pemeluk agama : Islam 3,9 anak
Kristen 46 orang
Kristen 3,7 anak
Katolik 45 orang
Katolik 3,4 anak
Hindu 66 orang
Hindu 3,1 anak
Budha 40 orang
Budha 3,1 anak
Lain 39 orang
Lain 3,6 anak

12
Data Status Pekerjaan
Pemeluk agama Budha lebih banyak
• Dari setiap 100 penduduk berumur menjadi pengusaha dengan buruh tetap
15 tahun ke atas yang bekerja, Dari setiap 100 penduduk berumur 15
pemeluk agama Hindu tahun ke atas pengusaha dengan buruh
41 orang bekerja di Pertanian tetap, pemeluk agama :
13 orang bekerja di Industri
20 orang bekerja di Perdagangan Islam 2 orang
12 orang bekerja di Jasa Kristen 2 orang
14 orang bekerja di sektor lainnya Katolik 3 orang
Hindu 2 orang
Budha 10 orang
Lain 4 orang

13
Data BUTA HURUF TINGGI
Kalau kita melihat hasil sensus penduduk sejak tahun 1980 sampai tahun 2000,
kita dapat menarik kesimpulan, diantara umat beragama di Indonesia SDM
Hindu adalah yang paling lemah.
Dari tahun ketahun, tingkat buta huruf umat Hindu adalah yang paling tinggi.
Untuk sensus tahun 1980 tingkat buta huruf pemeluk Hindu adalah 38%, sensus
tahun 1990 sebesar 25% dan tahun 2000 sebesar 16,9%, dengan rincian tingkat
buta huruf untuk perempuan Hindu adalah 23,2% dan laki-laki adalah 10,4%.
Bandingkan: Islam Buta hurufnya hanya 11,2%, Protestan 10,2%, Katolik 10,4%,
dan Budha 6,6%.

14
Walaupun belum ada yang rinci mengenai kondisi ekonomi umat. Namun data
tingkat buta huruf yang tinggi menunjukkan bahwa tingkat ekonomi pemeluk
Hindu juga rendah. Sebagian besar umat bekerja di sektor pertanian dan hanya
sedikit yang menjadi pengusaha
Angka buta huruf tinggi memperlihatkan bahwa umat tidak mampu
menyekolahkan anak-anak mereka.
Lingkaran setan kemiskinan. karena pendidikannya rendah, umat Hindu tidak
mampu menjadi manusia kreatif yang diperlukan untuk meningkatkan taraf
hidupnya.Dan ini membuat mereka tidak mampu keluar dari kesulitan.
Kesulitan dan kelemahan di bidang ekonomi rawan bagi fondasi keyakinan
mereka terhadap agama Hindu. Hal ini menjadi salah satu faktor penyebab
Konversi agama.

15
Kasus konversi agama di Bali berdasarkan hasil penelitian , Ni Kadek Surpi, (Studi
Kasus Konversi agama Hindu ke Kristen Protestan di Kelurahan Abianbase
Kecamatan Mengwi Badung), IHDN Denpasar 2009
1. Ketidakpuasan atas sistem adat dan agama.
2. Krisis Individu, cenderung mencari nilai baru, guna mendapatkan
pemecahan dari persoalan yang dihadapi.
3. Faktor Ekonomi/Kemiskinan. Faktor ekonomi menjadi salah satu penyebab
seseorang pindah agama. Meletusnya Gunung Agung tahun 1963 diiringi
dengan gelombang wabah dan kegagalan panen menimbulkan paceklik
hampir di seluruh Bali. Selain itu, banyak orang Bali karena belitan
kemiskinan bersedia masuk agama lain dengan harapan mendapatkan
bantuan dan terjadi peningkatan ekonomi.

16
4. Pengaruh ilmu kebatinan, Kehausan rohani dan janji keselamatan. Ilmu
kebatinan yang diajarkan Raden Atmaja Kusuma di Singaraja menjadi
loncatan awal bagi kekristenan di Bali. Ajaran mistik ini sepintas mirip
dengan ajaran Kristen di mana pencapaian spiritual dapat dicapai dengan
pencerahan rohani, bukan dengan upacara yang besar.
5. Keretakan keluarga dan urbanisasi.
Keluarga yang tidak harmonis mendorong terjadinya konversi. Anggota
keluarga yang merasa terlempar dari ikatan keluarga dan merasa sebatang
kara tanpa ada yang memperhatian cenderung akan mencari komunitas
baru yang dapat dijadikan tempat untuk berbagi dalam kehidupannya.
6. Perkawinan dan urutan kelahiran dalam keluarga.
Perkawinan seringkali menimbulkan terjadinya konversi agama. Wanita Bali
yang kawin dengan pria Kristen sebagian besar akan mengikuti agama
suami karena sistem patrialistik dari masyarakat Bali. Namun tidak sedikit
justru pria Hindu yang mengikuti agama calon istrinya.
17
7. Kegiatan penginjilan yang agresif.
Kristen memang merupakan agama missioner. Tugas penginjilan bukan hanya
dilakukan oleh penginjil profesional, tetapi juga oleh seluruh gereja dan
jemaat. Banyak warga yang masuk Kristen karena kegiatan penginjilan yang
mempropagandakan kehidupan yang lebih baik.

8. Lemahnya pemahaman teologi (Brahmavidya).


Masyarakat Hindu di Bali yang menjalani agama cenderung dengan berbagai
upacara menyebabkan teologi tidak mendapatkan tempat yang layak dalam
pelajaran agamanya. Ketidaktahuan ini tentu saja merugikan dialog antar
pemeluk agama maupun dengan penginjil yang memang mapan dalam
berdebat.

18
• TIDAK SEDIKIT UMAT YANG KAYA. Di pihak lain banyak dari para pemeluk
Hindu yang mampu bahkan kuat secara ekonomi, pendidikan dan status
sosial.
• TRENDS RITUAL SENTRIS. umat Hindu, baik secara individu, maupun
kelompok serng membuat upacara-upacara besar dengan biaya mahal.
sementara kita acuh tak acuh dengan umat Hindu lain yang tidak mampu,
• PERTANYAAN. Dari sudut padang agama lalu menimbulkan pertanyaan :
mengapa umat Hindu masih berada dalam jurang kemiskinan? apakah
para pemeluk Hindu hanya mencari keselamatan bagi diri atau keluarganya
masing-masing? Tidakkah agama Hindu memiliki ajaran tentang etika
norma atau ajaran yang mendorong pemeluknya untuk mencapai
kesejahteraan? Dan ikut memikirkan dan membantu keselamatan,
kesejahteraan sesama umat Hindu, di luar batas klan dan marganya?

19
JALAN MENUJU LOKASAMGRAHA

20
• Masyarakat Hindu yang sejahtera, adalah merupakan jumlah
total dari individu dan keluarga Hindu yang sejahtera.
• Pada hakikatnya setiap individu para pemeluk Hindu, harus
mampu menciptakan kesejahteraannya sendiri, melalui karma
atau tindakannya sendiri.
• Dan untuk itu dia haruslah memiliki kemampuan, keahlian,
pengetahuan dan ketrampilan untuk menunjang profesinya,
dengan mana ia mencapai kesejahteraan diri dan keluarganya.

21
LOKASAMGRAHA
UMAT SEJAHTERA

KELUARGA
KE
SEJAHTERA INDIVIDU
SEJAHTERA

22
• KESADARAN INDIVIDU (consciousness) . Lokasamgraha mengisyaratkan, adanya
kesadaran dari masing-masing pemeluk Hindu, bahwa pencapaian masyarakat
yang sejahtera, masyarakat yang bebas dari kemiskinan material maupun
spiritual adalah visi masyarakat Hindu
• SOLIDARITAS SOSIAL (Social consciousness) . Lokasamgraha memerlukan
adanya kesetiakawanan, solidaritas, saling tolong menolong, (bahasa Bali
"salunglung sabayantaka"), atau kesalingterhubungan dari seluruh pemeluk
Hindu. Proses tumbuhnya kesadaran sosial di kalangan para pemeluk Hindu,
bahwa masing-masing dari kita adalah bersaudara satu sama lain. Bahwa hakikat
diri kita sebetulnya sama. Penderitaan bagi yang satu adalah penderitaan bagi
yang lain. Kebahagiaan bagi yang satu adalah kebahagiaan bagi yang lain.

23
KESADARAN INDIVIDU
(Individual consciousness)

24
• Visi umat Hindu mencapai kesejahteraan.
• Keseimbangan catur Purusartha: Dharma,
Artha, Kama dan Moksah. Semua diperlukan
ibarat perahu untuk menyeberangi lautan.
• MERUBAH SALAH PENGERTIAN SOAL
KARMA. Tidak menyerah pada nasib.
Keadaan/ kondisi hari ini jangan diratapi, dan
bukan pula sesuatu yang tidak bisa dirubah.
Perbuatan kita sebagai individu yang
menentukan: mau merubahnya atau tidak.

25
• Tidak cukup kesadaran untuk berubah (ZONA TRANSFORMASI
KESADARAN) namun perlu memiliki kemampuan, keahlian, pengetahuan
dan ketrampilan.
• ZONA INKUBASI. Alam semesta adalah “IBU PENGETAHUAN”, sumber
pengetahuan. TAPI carilah pengetahuan itu, jangan menunggu turun dari
langit. Perlu pelembagaan Inkubasi untuk membantu dan mendapingi
umat: keluarga, komunitas, sekolah dan pemerintah.
• ZONA AKSI. Ketrampilan, keahlian juga bisa dipelajari dan juga diasah
melalui keberanian berbuat, yang berbuah pengalaman.

26
KESADARAN/
KEMAUAN
BERUBAH
ZONA KESADARAN

BEBAS DARI
AWIDYA
BELAJAR : MENCARI
PENGETAHUN DI
ALAM SEMESTA

ZONA INKUBASI REFLEKSI

BERANI MECOBA
ZONA AKSI MENGASAH
KETRAMPILAN
27
• Inkubasi Keluarga. Transformasi
kesadaran bisa diinternalisasi di
lingkup terkecil, yakni keluarga.
Keluarga Hindu seharusnya
membangun karakter anak.
• Inkubasi Komunitas. Arena belajar
dan membangun karakter bisa
dilakukan di lingkup komunitas, mulai
dengan Banjar ( umat berdomisili
dalam lokus yang sama) ataupun
Ashram- Pura sebagai tempat inkubasi
(ketika umat tersebar)
28
• Inkubasi di Sekolah. Transformasi
kesadaran umat bisa dibentuk di lembaga
pendidikan formal. Syarat: perlu
transformasi kurikulum sehingga bisa
membentuk karakter bukan sekedar
kognitif.
• Inkubasi oleh Guru Wisesa (Pemerintah).
Transformasi kesadaran dan inkubasi bisa
dilakukan oleh Guru Wisesa dengan
edukasi publik. Pemerintah perlu
memperkuat proses inkubasi keluarga,
komunitas dan sekolah.
29
KELUARGA
GURU
RUPAKA

KOMUNITAS
SEKOLAH Banjar,
GURU INDIVIDU Yayasan,
PENGAJIAN UMAT LSM

GURU
WISESA
30
KESADARAN SOSIAL
(SOCIAL CONSCIOUSNESS)

31
• Filosofi Hindu Wedanta mengandung ajaran tentang
Tat Twam Asi.
• Segala sesuatu di dunia ini adalah Tuhan. Sesuai
dengan filosofi ini Tuhan adalah lautan dan jiwa
individu adalah ombak dari lautan, yang memiliki
identitas sementaranya sendiri, tapi tetap sebagai
bagian dari lautan.
• Tanggung jawab sosial harus menjadi bagian dari
filosofi Hindu. Setiap umat Hindu harus empati
terhadap kebutuhan orang lain, karena merupakan
bagian dari yang lainnya; sebenarnya mereka
merupakan bagian dari Tuhan yang sama.

32
• Dengan kata lain, setiap pemeluk Hindu, dimanapun dia
berada, apapun klan, marga atau suku bangsanya adalah
saudara bagi pemeluk Hindu lainnya.
• PERSAUDARAAN. Penderitaan seorang pemeluk Hindu,
adalah juga penderitaan bagi pemeluk Hindu lainnya.
Kebahagiaan bagi seorang pemeluk Hindu adalah juga
kebahagiaan bagi pemeluk Hindu lainnya.
• SOLIDARITAS. Solidaritas keumatan ini, dalam masyarakat
Hindu di Bali disebut "suka duka". Konsep, norma, dan
nilai-nilai suka-duka, perlu diperluas, tidak hanya
menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan ritual atau
upakara, tetapi juga meliputi bidang lain, seperti misalnya
bidang ekonomi dan pendidikan. Dan tidak hanya bagi
pemeluk Hindu yang berasal dari suku Bali, tapi mencakup
seluruh pemeluk Hindu di Indonesia, apapun sukunya.
33
Sarasamuccaya menyebutkan : "dhaarmarthamkammamoksanam pranah samsthiti
hetavah tan nighnata kin na hatam raksa bhutahitartha ca" (Sarasamuccaya : 135).

“oleh karenanya usahakanlah kesejahteraan makhluk itu jangan tidak menaruh belas
kasihan kepada segala makhluk, karena kehidupan mereka itu menyebabkan tetap
terjamin tegaknya catur purushaarta, empat tujuan hidup, yaitu dharma, artha, kama
dan moksha; jika mau mencabut nyawanya mahkluk betapa itu tidak musnah olehnya;
demikianlah orang yang menjaga kesejahteraan makhluk itu, dia itulah yang disebut
menegakkan catur warga (catur purusharta); dinamakan abhutahita, jika sesuatunya
itu tidak terjaga atau terlindungi olehnya”

34
Selanjutnya Sarasamuccaya mengatakan :
"dhanani jivitam caiva parrthe prajna utsrajet,
sannimittam varam tyago viase niyate sati"
(Sarasamuccaya : 175).
"Maka tindakan orang yang tinggi pengetahuannya, tidak sayang merelakan
kekayaannya bahkan nyawanya sekalipun, jika untuk kesejahteraan umum; tahulah
dia bahwa kematian pasti datang dan tidak ada sesuatu yang kekal; oleh karena itu
adalah lebih baik berkorban demi untuk kesejahteraan umum."

35
Swami Dayananda Saraswati,
pendiri dari Arya Samaj, sebuah gerakan
pembaharu Hindu di abad 19,
menempatkan kegiatan sosial sebagai
bagian dari 10 prinsip yang beliau
inginkan agar diikuti oleh semua umat
Hindu. Tak ada seorang pun, kata beliau,
harus bahagia dengan niat baiknya
sendiri, tapi harus lebih berjuang untuk
kebaikan bersama.

36
Mahatma Gandhi menyebutkan tuju dosa
sosial.
Dikutip dari "Young India", 1925:
1. Politik tanpa prinsip
2. Kekayaan tanpa kerja
3. Kenikmatan tanpa nurani
4. Pengetahuan tanpa karakter
5. Perdagangan tanpa moralitas
6. Ilmu tanpa kemanusiaan
7. Ibadah tanpa pengorbanan

37
Mari memperluas makna Yadnya, tidak saja pengorbanan dalam
hubungannya dengan Tuhan, tetapi juga dengan sesama umat,
berdasarkan ‘daya" (compassion atau cinta kasih) dan ‘dana’
(pemberian bantuan).
Dana bukan untuk jangka pendek, atau karitas sentimental,
berupa sedekah untuk sekedar menghilangkan lapar.
Dana haruslah untuk suatu yang bersifat jangka panjang atau
stategis, yaitu untuk peningkatan kualitas SDM Hindu.

38
• PENGUMPULAN DHARMA DANA. Sejak tahun 2006, Parisada memantapkan
komitmen pemberdayaan ekonomi umat Hindu melalui pembentukan Badan
Dharma Dana Nasional (BDDN). BDDN ini adalah sebagai badan yang
menghimpun dana dan mengelolanya untuk berbagai program bantuan sosial
keumatan.
• PELAYANAN DASAR UMAT. Mendorong terbentuknya inisiatif umat untuk
memberikan pelayanan pendidikan, kesehatan yang terjangkau.
• PEMBERDAYAAN DAN PENGUATAN KAPASITAS UMAT. Mendorong inisiatif
membentuk lembaga pemberdayaan umat; pendampingan, konseling dan
Capacity building umat.
• ADVOKASI KEBIJAKAN. Melakukan berbagai bentuk pembelaan, perlindungan
terhadap umat dalam pemenuhan hak-hak sosil-politik dan ekonomi terutama
terkait kebijakan yang tidak berpihak.
39
besok matahari masih terbit dari ufuk timur,
dan akan terbenam di barat.
mari kita membangun kehidupan kita yang baru

40
40
Nama : AA.GN. Ari Dwipayana
Pekerjaan: Dosen Jurusan Politik dan Pemerintahan
FISIPOL UGM, Dosen Program Studi Ilmu Politik Pasca
Sarjana UGM dan Program S2 Politik Lokal dan Otonomi
Daerah UGM.
Alamat email: aagndwipayana@yahoo.com
No Kontak: 0274552212 dan 0811282413
Twitter: @aridwipayanaugm
Facebook: Ari Dwipayana

41
• Lampiran : Keputusan Pesamuhan Agung Parisada Hindu
Dharma Indonesia,Nomor: 4 /Kep/P.A.
Parisada/XII/2003,Tanggal : 14 Desember 2003, Tentang :
Lokasamgraha (Kesejahteraan Umat Hindu)
• Majalah Media Hindu
• Data Badan Pusat Statistik
• Data dari www.kemenag.go.id

42

Anda mungkin juga menyukai