Anda di halaman 1dari 4

Kriteria Rumah Sehat

Lisa Mery Nathania. 102012024. E2


Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 06 Jakarta 11510. Telephone: (021)5694-2051. Email: ichanathania@yahoo.co.id

Pendahuluan
Manusia memiliki tiga kebutuhan primer yaitu sandang, pangan, dan papan. Papan,
rumah, atau tempat tinggal dari zaman ke zaman mengalami perkembangan. Pada zaman purba
manusia bertempat tinggal di gua – gua, kemudian berkembang dengan mendirikan rumah di
hutan – hutan dan di bawah pohon. Hingga sampai pada abad modern ini manusia telah mampu
membangun rumah yang bertingkat – tingkat dilengkapi peralatan yang modern. Rumah yang
sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dan
ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal
berlindung sehingga rumah harus memenuhi kriteria kenyamanan, keamanan, dan kesehatan
guna mendukung penghuninya agar dapat menjadi sumber daya yang produktif.1
Rumah yang tidak memenuhi kriteria kesehatan merupakan penyebab dari rendahnya
taraf kesehatan jasmani dan rohani yang berakibat pada penyakit berbasis lingkungan yang masih
menjadi penyebab kematian utama di Indonesia dan mengurangi daya produktif penghuninya.
Bahkan pada kelompok rentan bayi dan balita, penyakit – penyakit berbasis lingkungan
menyumbangkan lebih dari 80% penyakit yang mereka derita, contohnya diare. Keadaan ini
mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan.
Rumah tidak sehat ini dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh lingkungan jika kondisi
tidak sehat berada pada kumpulan rumah (lingkungan pemukiman).1 Karena itulah penyuluhan
promosi kesehatan mengenai rumah sehat sangat penting untuk disampaikan kepada khalayak
ramai agar setiap individu yang ada dalam suatu lingkungan sadar bahwa terciptanya kebersihan
lingkungan harus dimulai dari kebersihan diri sendiri, salah satunya adalah dengan membangun
kondisi fisik dan mental sebuah rumah sehat yang layak untuk dihuni.

Isi
Rumah pada dasarnya merupakan tempat hunian yang sangat penting bagi kehidupan
setiap orang. Rumah tidak sekedar sebagai tempat untuk melepas lelah setelah beraktivitas
seharian, namun didalamnya terkandung arti penting sebagai tempat untuk membangun
kehidupan keluarga sehat dan sejahtera. Rumah yang sehat dan layak dihuni tidak harus
berwujud rumah mewah dan besar namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang
sehat dan layak dihuni.
Kriteria rumah sehat memiliki ciri – ciri tertentu. Kriteria rumah sehat adalah rumah yang
mempunyai syarat – syarat tertentu sehingga menimbulkan efek positif bagi penghuninya.
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping kebutuhan sandang dan
pangan. Rumah berfungsi pula sebagai tempat tinggal serta digunakan untuk berlindung dari
gangguan iklim serta makhluk hidup lainnya. Selain itu rumah juga merupakan tempat
berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan sebagaian besar waktunya.2
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia.3 Rumah harus
dapat mewadahi kegiatan penghuninya dan cukup luas bagi seluruh penggunanya, sehingga
1
kebutuhan ruang dan aktivitas penghuninya dapat berjalan dengan baik. Rumah sehat dapat
diartikan sebagai tempat berlindung, bernaung, dan tempat untuk beristirahat, sehingga
menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani (mental), maupun sosial.4 Rumah
sehat menurut Winslow memiliki empat kriteria, antara lain (i)dapat memenuhi kebutuhan
fisiologis, (ii)dapat memenuhi kebutuhan psikologis, (iii) dapat menghindarkan terjadinya
kecelakaan, dan (iv) dapat menghindarkan terjadinya penularan penyakit.5
Hal ini sejalan dengan kriteria rumah sehat menurut Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, dimana secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi beberapa
kriteria ini. Yang pertama, (i) rumah sehat adalah rumah yang dapat memenuhi kebutuhan
fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan, dan ruang gerak yang cukup, serta terhindar dari
kebisingan yang mengganggu. Kedua, (ii) dapat memenuhi kebutuhan psikologis, antara lain
privasi yang cukup (misalnya kamar tidur untuk ayah dan ibu, anak – anak dibawah 5 tahun tidur
bersama ayah ibunya dan anak – anak di atas 17 tahun yang memiliki kamar sendiri), tanaman
yang indah di pekarangan agar memperindah pemandangan yang membuat rasa nyaman
penghuni rumah, serta komunikasi yang sehat antara anggota keluarga dan penghuni rumah.
Ketiga, (iii) dapat memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter per hari untuk satu anggota
keluarga, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga (saluran penampungan dan pembuangan
yang layak) agar tidak menimbulkan pencemaran, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan
hunian tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari
pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup. Yang keempat, (iv) yaitu
rumah yang dapat memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena keadaan luar maupun dalam rumah seperti jatuh, keracunan dan kebakaran. Termasuk
dalam persyaratan ini antara lain adalah pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar
dari bahaya racun dan gas (misalnya sarana pembuangan asap di dapur), konstruksi rumah yang
kuat tidak mudah roboh, bahan rumah tahan api dan tidak mudah terbakar, dan lantai tidak licin
yang dapat membuat penghuninya menghindari jatuh tergelincir.2
Dalam pemenuhan kriteria rumah sehat ini ada beberapa variabel yang perlu diperhatikan.
Variabel yang pertama adalah bahan bangunan. Bahan bangunan yang perlu diperhatikan adalah
lantai rumah. Lantai yang kedap air seperti lantai yang disemen, dipasangi keramik, teraso, dan
lainnya akan mudah dibersihkan. Lantai dari tanah lebih baik tidak digunakan lagi karena bila
musim hujan akan lembab dan dapat menimbulkan penyakit bagi penghuninya.3 Dinding rumah
juga perlu diperhatikan karena dinding berfungsi sebagai pendukung atau penyangga atap,
melindungi ruangan rumah dari gangguan serangga, hujan dan angin, serta melindungi dari
pengaruh panas dan dingin dari luar. Sehingga bahan dinding yang paling baik adalah bahan
yang tahan api seperti dinding dari batu. Langit – langit rumah juga harus menjadi langit – langit
rumah yang mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan. Sedangkan untuk atap rumah yang
berfungsi sebagai pelindung rumah dari angin, panas dan hujan, juga melindungi isi rumah dari
pencemaran udara seperti asap dan debu, atap yang paling baik adalah atap dari genteng karena
bersifat isolator yang sejuk di musim panas dan hangat di musim hujan. Di atap sendiri juga
harus tersedia penangkal petir.4
Variabel kedua yang perlu diperhatikan untuk rumah sehat adalah ventilasi karena
ventilasi yang memiliki fungsi ganda sangat penting untuk suatu rumah tinggal. Fungsi pertama
adalah sebagai lubang masuk udara yang bersih dan segar dari luar ke dalam ruangan dan
keluarnya udara kotor dari dalam keluar (cross ventilation). Dengan adanya ventilasi silang,

2
gerak lancar udara dalam ruangan akan terjamin. Fungsi kedua ventilasi adalah sebagai lubang
masuknya cahaya dari luar seperti cahaya matahari, sehingga di dalam rumah tidak gelap pada
waktu pagi, siang, maupun sore hari. Oleh karena itu untuk suatu rumah yang memenuhi syarat
kesehatan, ventilasi mutlak adanya.4
Ada dua cara yang dapat dilakukan agar ruangan memiliki sistem aliran udara yang baik,
yaitu dengan ventilasi alamiah dan buatan. Ventilasi alamiah adalah dimana pertukaran udara
dalam ruangan terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang – lubang pada
dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan karena juga
merupakan jalan masuk bagi nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada
usaha lain untuk melindungi penghuninya dari gigitan serangga tersebut. Sedangkan pertukaran
udara pada ventilasi buatan menggunakan alat – alat khusus untuk mengalirkan udara, misalnya
kipas angin dan mesin penghisap udara. Di dapur sendiri juga harus disediakan ventilasi khusus,
yaitu sarana pembuangan asap.3
Variabel ketiga untuk rumah sehat adalah pencahayaan. Rumah yang sehat memerlukan
cahaya yang cukup. Kurangnya cahaya yang masuk ke rumah, terutama cahaya matahari, di
samping membuat penghuninya kurang nyaman, juga merupakan media yang baik bagi
berkembangnya bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya akan menyebabkan silau dan
merusak mata. Ada dua sumber cahaya yang dapat dipergunakan dalam rumah sehat. Yakni
cahaya alami dan buatan. (i) Cahaya alami yaitu matahari. Rumah sehat harus memiliki jalan
masuk matahari yang cukup. Sebaiknya jalan masuk cahaya (jendela) memiliki luas sekurang –
kurangnya 15% - 20% dari luas lantai yang terdapat dalam ruangan rumah. (ii) Cahaya buatan,
yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah seperti lampu minyak tanah, listrik, dan
sebagainya.3
Bagi rumah sehat variabel terakhir yang perlu diperhatikan adalah luas bangunan rumah.
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai
bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak
sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan kepadatan penghuni (overcrowded).
Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen juga bila salah
satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga
yang lain. Luas bangunan yang optimum adalah apabila rumah dapat menyediakan luas 2,5 – 3
m2 untuk setiap orang (anggota keluarga).3
Kriteria – kriteria rumah sehat ini sesuai dengan masalah perumahan yang telah diatur
dalam Undang Undang pemerintahan tentang perumahan dan pemukiman No.4/1992 bab III
pasal 5 ayat 1 yang berbunyi “Setiap warga Negara mempunyai hak untuk menempati dan atau
menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan
teratur”. Bila dikaji lebih lanjut, maka sudah sewajarnya seluruh lapisan masyarakat membangun
dan menempati rumah yang sehat dan layak huni. Rumah tidak cukup hanya sebagai tempat
tinggal dan berlindung dari panas cuaca dan hujan, rumah juga harus memiliki fungsi sebagai
pencegahan terjadinya penyakit, pencegahan terjadinya kecelakaan, aman dan nyaman bagi
penghuninya, dan menurunkan ketegangan jiwa dan sosial penghuni rumah tersebut.6

Penutup
Berdasarkan penjabaran mengenai rumah sehat yang telah diberikan, dapat disimpulkan
bahwa rumah sehat adalah tempat berlindung atau bernaung, dan tempat untuk beristirahat
sehingga menimbulkan kehidupan yang baik sempurna secara fisik, mental, maupun rohani.

3
Rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat beristirahat dan berlindung tetapi juga sebagai
sarana untuk memperbaiki kesehatan, rumah sehat juga tidak harus mahal dan mewah. Untuk itu,
rumah harus memenuhi syarat kriteria kesehatan. Rumah sederhana jika telah memenuhi syarat
kesehatan juga dikatakan rumah sehat dan layak untuk dihuni.
Karena itulah, maka perlu diadakan penyuluhan promosi kesehatan mengenai kriteria
rumah sehat kepada masyarakat umum oleh wadah – wadah pelayanan kesehatan yang
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat seperti posyandu dan puskesmas. Kebersihan dan
kesehatan lingkungan akan tercapai apabila masyarakat dalam lingkungan itu sendiri memiliki
kesadaran untuk hidup sehat dimana salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan
membangun rumah sehat.

Daftar Pustaka
1. Munif A. Rumah sehat dan lingkungannya. November 2011. [Diakses tanggal 24 November
2012]. Diakses dari: environmentalsanitation.wordpress.com.
2. Departemen Kesehatan RI. Pedoman teknis penilaian rumah sehat. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI; 2002.
3. Notoadmodjo S. Ilmu kesehatan masyarakat, prinsip – prinsip dasar. Jakarta: Rineka Cipta;
2007.
4. Mahfoedz I. Menjaga kesehatan rumah dari berbagai penyakit. Jogjakarta: USM;2008.
5. Chandra B. Pengantar kesehatan lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.
6. Putra P. Rumah sehat. 3 Januari 2009. [Diakses tanggal 26 November 2012]. Diakses dari:
putraprabu.wordpress.com.

Anda mungkin juga menyukai