BULOSA
DEFINISI
Epidermolisis Bulosa (EB) merupakan salah satu penyakit kulit kronis yang diturunkan
secara genetik. Penyakit ini ditandai dengan gangguan / ketidakmampuan kulit dan epitel
lain melekat pada jaringan konektif dibawahnya dengan manifestasi yaitu terbentuknya
vesikel atau bula karena terkena trauma ringan atau gesekan ringan. Bula atau vesikel
yang terbentuk tersebut nyeri.
Epidermolisis Bulosa (EB) terjadi antara lain karena mutasi pada paling tidak satu dari 18
Gen. Beberapa bisa autosomal dominan sementara yang lainnya bisa autosomal resesif.
EPIDEMIOLOGI
Menurut data dari Dystrophic Epidermolysis Bullosa Research Association of America (DebRA),
Insiden dari EBJ sebesar 3.86 per satu juta kelahiran hidup per tahun selama tahun 2007-2011.
Studi yang dilakukan oleh Australasian EB Registr selama Januari 2006 - Desember 2008, dari total
259 pasien yang diikutsertakan dalam penelitian, yang menderita
EBS sebanyak 139
EBJ sebanyak 28
EBD sebanyak 91
Sindrom Kindler sebanyak 1 orang.
Usia rata-rata pasien EBS dan EBD adalah 24.1 tahun dan rata-rata usia yang lebih muda ditemukan
pada pasien EBJ
ETIOPATOGENESIS
o Target protein, keratin 5 (K5) dan 14 (K14) yang terletak di basal keratinosit di taut dermoepidermal.
o Adanya mutasi pada gen K menyebabkan terbentuknya struktur filamen keratin interseluler yang tidak
stabil dan mudah rusak.
o Pembentukan enzim sitolitik dan pembentukan protein abnormal yang sensitif terhadap perubahan suhu
Berat
o Onset terjadiya bula pada saat lahir atau segera setelah lahir
o Tangan, kaki, dan ekstremitas adalah tempat yang paling sering
o Hiperkeratosis palmoplantar dan erosi sering terjadi
GEJALA KLINIS
Epidermolisis Bulosa Junctional
Tipe Resesif
o Bula seluruh tubuh saat lahir
o Muncul distrofik jaringan parut yang luas yang paling menonjol pada permukaan akral
o Dapat menyebabkan polisindaktil tangan dan kaki
o Terdapat kontraktur dari fleksi ekstremitas
o Keterlibatan mukosa internal mengakibatkan striktur esofagus, stenosis anal, fimosis, dan jaringan parut kornea
GEJALA KLINIS
Sindrom Kindler (SK)
o Bula karena trauma dan fotosensitif yang dimulai pada masa bayi
o Dengan bertambahnya usia, poikiloderma progresif dan atrofi kulit timbul
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkap
Endoskopi
Mikroskop imunoflorosens
Mikroskop elektron
Pemeriksaan DNA
DIAGNOSIS
o Kunci utama diagnosis EB secara klinis didasarkan lokalisasi bula yang terbentuk, yaitu di tempat yang
mudah mengalami trauma walaupun trauma yang ringan.
o Pemeriksaan fisik secara lengkap ditujukan untuk menilai kelainan pada mukosa mulut, mata, serta
kuku dan akral yang biasanya menyertai EB.
Merupakan varian dari impetigo bulosa pada neonatus. Gejalanya adalah bula hipopion yang
lokasinya menyeluruh dan dapat disertai demam
DIAGNOSIS BANDING
o Pemfigoid bulosa
Penderita biasanya usia lanjut (>60 tahun), keadaan umum baik, atau sakit ringan. Sering disertai gatal.
Kelainan kulit terutama bula yang bercapur dengan vesikel, berdinding tegang, kadang hemoragik dengan
daerah sekitar kemerahan. Lokasinya di daerah fleksor seperti ketiak dan lipat paha.
DIAGNOSIS BANDING
o Pemfigus foliaseus
Merupakan penyakit kronik dan remisinya temporer. Penyakit dimulai dengan vesikel atau bula
berukuran kecil, berdinding kendur yang kemudian pecah menjadi erosi dan eksudatif. Ciri khasnya
adalah eritema menyeluruh disertai banyak skuama kasar, dengan bula kendur hanya sedikit.
PENATALAKSANAAN
A.Topikal
o Pemberian antibiotik sistemik jika ada indikasi saja. Pemberian kortikosteroid sistemik bermanfaat pada
kasus yang berat dan fatal, untuk mencegah mutilasi, distrofik dan life saving
o Tetapi pemberian kortikosteroid jangka panjang dikontraindikasikan
o Prednison 140-160 mg/hari, segera dilakukan tappering off
o Vitamin E 600-2000 iu/hari
o Difenilhidantoin 2,5-5,0 mg/kgBB/hari, untuk menghambat aktivitas kolagenase.
C. Rehabilitatif
o Whirlpool therapy bisa digunakan untuk membantu membersihkan luka, sehingga membantu
penyembuhan luka
EDUKASI
Promotif dan Preventif
Memberikan edukasi pada masyarakat tentang apa itu epidermolisis bulosa
Diedukasikan juga bagi keluarga yang memiliki riwayat epidermolisis bulosa untuk melakukan
konseling genetik bagi yang hendak memiliki anak
Diet
Sebaiknya diberikan makanan tinggi kaori dan tinggi protein dalam bentuk lunak
o Pembentukan jaringan parut dan milia terjadi akibat pembentukan bula yang dalam
o Fibrosis di tangan dan menyebabkan pseudosindaktil sehingga mengurangi ruang gerak dari palmar dan digiti
o Karena luka dan fibrosis di kaki, pasien dengan epidermolisis bulosa akan mengalami kesulitan berjalan
o Pasien dengan keterlibatan mukosa bisa mengalami striktur esofagus, sehingga mengurangi asupan gizi
o Komplikasi fatal lainnya adalah terjadinya karsinoma sel skuamosa akibat dari luka kronis dan jaringan parut
PROGNOSIS
EBS mempunyai prognosis yang baikPasien akan bertambah baik seiring dengan usia, namun
pada EBS subtipe yang menyerang neonatus, mempunyai prognosis yang buruk karena bula
generalisata yang luas. Pasien dengan EB juctional subtipe Herlitz mempunyai angka mortalitas
sebesar 87% dalam 1 tahun pertama kehidupan.
KESIMPULAN
Epidermolisis Bulosa (EB) merupakan salah satu penyakit kulit kronis yang diturunkan secara genetik. Penyakit
ini ditandai dengan gangguan / ketidakmampuan kulit dan epitel lain melekat pada jaringan konektif dibawahnya
dengan manifestasi yaitu terbentuknya vesikel atau bula karena terkena trauma ringan atau gesekan ringan.
Bula atau vesikel yang terbentuk tersebut nyeri.
Epidermolisis bulosa adalah penyakit yang jarang dan bila ditemukan maka pasien harus diawasi dengan ketat.
Tata laksana secara holistik dan multidisiplin diperlukan oleh pasien. Dikarenakan penyakit ini adalah penyakit
genetik kronis, maka edukasi pada pasien dan keluarga mutlak diperlukan.
TERIMAKASIH