Anda di halaman 1dari 36

Laporan Kunjungan dengan Pendekatan Pelayanan

Kedokteran Keluarga
pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II

Puskesmas Grogol Petamburan 3, Jakarta Barat

Fikranaya Salim
12017138
Latar Belakang

– Diabetes Mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh


kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Diabetes mellitus tipe I
biasanya terjadi pada usia kurang dari 30 tahun dengan persentase 5% - 10%
dari seluruh penderita diabetes mellitus. Sedangkan pada kasus diabetes
mellitus tipe II sering ditemukan pada usia lebih dari 30 tahun dengan
persentase 90% - 95% seluruh penderita diabetes mellitus, obesitas 80% dan
non obesitas 20%.
– Dokter keluarga merupakan dokter yang dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga
Tujuan

– Meningkatkan kesadaran pasien dan keluarganya mengenai pentingnya


kesehatan.
– - Memantau perkembangan penyakit pasien serta kepatuhan pasien menjalani
terapi.
– Memberikan penjelasan mengenai pentingnya kepatuhan minum obat terhadap
kesembuhan pasien.
– - Menciptakan komunitas masyarakat yang sehat dan bebas dari penyakit.
Manfaat

Manfaat untuk Puskesmas


– Sebagai sarana kerja sama yang saling menguntungkan untuk dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dan mendapatkan
umpan balik dari hasil evaluasi mahasiswa dalam rangkan mengoptimalkan
peran Puskesmas.
Manfaat untuk mahasiswa
– Sebagai sarana keterampilan dan pengalaman dalam upaya pelayanan
kesehatan dengan menerapkan prinsip-prinsip kedokteran keluarga.
TINJAUAN PUSTAKA

– Diabetes Mellitus kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia


Diabetes Mellitus mempunyai dua tipe :
– Diabetes Mellitus tipe I (IDDM) yaitu diabetes mellitus yang tergantung insulin
– Diabetes mellitus tipe II (NIDDM) yaitu diabetes mellitus yang tidak tergantung
insulin
etiologi

Diabetes melitus tipe 2 disebabkan kegagalan relatif sel β dan resistensi


insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat
produksi glukosa oleh hati.
Patofisiologi

– Terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin, yaitu: resistensi
insulin dan gangguan sekresi insulin.
Gejala klinis

– Meningkatnya nafsu makan.


– Rasa haus meningkat
– Peningkatan buang air kecil
– Peningkatan buang air kecil
– Mengalami infeksi yang penyembuhannya lambat atau sering.
Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan:
– Jangka pendek: hilangnya keluhan dan tanda diabetes melitus,
mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa
darah.
– Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit
mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati. Tujuan akhir pengelolaan
adalah turunnya morbiditas dan mortalitas diabetes melitus
– Makanan seimbang
– Diet sehat
– Olahraga
– Tingkat kadar gula darah
DAFTAR RIWAYAT KELUARGA PASIEN
Identitas Pasien
– Nama : Ny. M
– Tanggal lahir : 15 Agustus 1960
– Usia : 59 tahun
– Jenis kelamin : Perempuan
– Alamat : Jl. Dr. Makaliwe RT 11 RW 8 No 88
– Status perkawinan : Menikah
– Agama : Islam
– Suku : Jawa
– Pekerjaan : IRT
– Pendidikan terakhir : SD
RIWAYAT PENYAKIT PASIEN
– Keluhan Utama : Lemas sejak 3 hari yang lalu.
– Keluhan Tambahan : cepat merasa lelah, gampang haus, sering
terbngun BAK saat malam, cepat merasa lapar.
– Riwayat Penyakit Sekarang :Pasien mengatakan lemas sejak 3 hari yang
lalu. sekujur badan pasien lemas namun masih mampu melakukan aktivitas.
– Riwayat Penyakit Dahulu : Diabetes melitus tipe 2 (sejak 4 tahun yang lalu)
– Riwayat Pengobatan : Pengobatan dm tipe 2
Pemeriksaan Fisik
- Keadaan Umum : Baik
– Status Generalis : - Kesadaran : Compos mentis
IMT Gizi
– Status 28,7 Tekanan darah : 140/90mmHg
- Nadi : 80 kali / menit
Status Gizi Berat badan
- Pernapasan : 20 kali / menit
berlebih
- Suhu : 36,7 o C

- Berat badan : 68kg


- Tinggi badan : 157cm
Riwayat penyakit keluarga:
– Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit yang
sama seperti pasien maupun penyakit yang lain.
Riwayat kebiasaan sosial

– Olahraga: Pasian mengatakan tidak pernah berolahraga.


– Pola makan: Makan sehari 2-3x.
– Kebersihan diri: mandi 2 kali sehari
– Rekreasi: kebiasaan rekreasi pasien kurang
– Merokok: tidak merokok.
– Alkohol: tidak minum alkohol.
– Pergaulan sosial:pasien sudah 25 tahun tinggal dilingkungan tersebut dan menjalin
komunikasi yang baik dengan tetangga disekitarnya.
– Kerohanian: pasien taat melakukan sholat 5 waktu.
Perilaku sosial pasien dan
keluarga
– Merokok: tidak ada yang merokok.
– Minum yang mengandung alkohol: tidak ada yang minum alkohol.
– Pola jajan (yang mempengaruhi penyakit dalam keluarga): anak pasien yang paling
bungsu suka membeli jajan dipinggir jalan.
– Pola makan (yang mempengaruhi penyakit dalam keluarga): pasien sekarang sudah
mengurangi untuk konsumsi makanan yang manis namun pasien mengatakan masih
mengkonsumsi nasi putih dengan porsi yang banyak.
– Pola penyimpanan atau memasak makanan: setelah masak disimpan dilemari
makanan.
– Pola minuman sehari hari: minum kurang lebih 8 gelas/hari
– Olahraga (yang mempengaruhi penyakit dalam keluarga): pasien sangat jarang berolahraga
– Kebersihan diri: mandi 2 kali sehari, keramas 2 kali sehari, sikat gigi pada saat mandi dan ganti
baju setelah mandi serta pasien mencuci tangan sebelum makan, kuku rajin dipotong, jikalau
keluar rumah menggunakan sandal agar kaki terlindungi dan bersih.
– Rekreasi: kebiasaan rekreasi pasien kurang
– Ketaatan beribadah: baik
– Pola membersihkan rumah/lingkungan rumah: kebersihan rumah pasien kurang.masih banyak
barang berserakan dan lantai rumah pasien lembab.
– Pola pengobatan (tradisional, Puskesmas dll):ke Puskesmas karena dekat dengan rumah.
– Pola hubungan sosial: baik, akrab dengan tetangga sekitar.
– Pola aktivitas kemasyarakatan: tidak terlalu aktif.
– Keadaan psikologis pasien dan keluarga yang
mempengaruhi atau dipengaruhi penyakit dalam
keluarga: tidak ada.
– Adat istiadat/ sosial budaya yang mempengaruhi:
Pasien beradat Jawa namun tidak mempengaruhi
kehidupan sehari-hari pasien.
Keadaan rumah yang mempengaruhi
penyakit dalam keluarga atau dapat
menimbulkan penyakit di kemudian hari :

– Kebersihan rumah: kurang bersih.


– Vektor penyakit: nyamuk.
– Keadaan udara/ polusi dalam rumah: keadaan udara dirumah pasien tidak cukup
baik.
– Luas rumah/bangunan: 3x6 m2
– Luas tanah: 4 x10 m2
– Jumlah orang yang tinggal dalam rumah: 3 orang
– Luas kamar pasien atau yang sakit: 3x6m2
– Jumlah orang yang tinggal sekamar dengan yang sakit 3 orang (suami dan anak)
– Jenis lantai: semen kasar
– Jenis tembok: batako
– Jenis atap: genteng.
– Perbandingan ventilasi rumah (udara, sinar matahari dll): udara dan sinar
matahari kurang karena ventilasi sangat minim dan rumah pasien menghadap
ke tembok jalan sehingga cahaya matahari yang masuk sangat kurang.
– Keadaan dapur dan kebersihan: berantakan dan kurang bersih.
– Tempat penyimpanan makanan (tercemar debu, kotoran, vektor dll): makanan
disimpan di meja yang ditutup dengan tudung saji.
– Tempat penyimpanan alat makan: kurang rapi
– Tempat cuci tangan (air mengalir, sabun dan lap tangan bersih dll): kurang karena pasien tidak
memiliki tempat khusus untuk mencuci tangan. Tempat cuci tangan langsung di toilet.
– Keadaan kamar mandi ( kebersihan, sabun, air, bak,dll): kurang bersih.
– Tipe kakus dan sistem pembuangan: terdapat jamban namun tidak terdapat sistem
pembuangan limbah.
– Keadaan WC: kurang baik
– Sumber air sehari hari: dari sumur
– Tempat penyimpanan air: di ember
– Sumber air minum: air direbus dari sumur
– Kebersihan tempat penyimpanan air minum: di teko
– Tempat sampah di dalam rumah (tertutup atau terbuka , vektor, bau dll): tidak ada
tempat sampah didalam rumah. Tempat sampah diletakkan di luar rumah.
– Sumber Pencahayaan dalam rumah (jenis dan keadaan pencahayaan): pencahayaan
kurang.
– Sistem pembuangan air limbah: selokan.
– Kebersihan sekitar rumah: bersih.
– Tempat sampah di luar rumah: terbuka,cukup bersih, tidak berbau, petugas
kebersihan rutin mengambil sampah dua hari sekali.
– Keadaan udara/ polusi luar rumah: kurang.
– Keadaan pekarangan (tanaman, kebersihan, tanah dll): tidak ada.
KEADAAN REGIONAL
- Kepala : normocephali, rambut hitam, merata, tidak mudah dicabut
- Kulit : ikterik (-), sianosis (-).
- Mata : kelopak mata tidak cekung, konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik, refleks cahaya langsung dan tidak langsung +/+,
pupil bulat, isokor, air mata +/+.
- Telinga : bentuk simetris dan tidak ada kelainan, serumen -/-, membran
timpani sulit di nilai.
- Hidung : bentuk normal, deviasi septum (-), mukosa tidak hiperemis,
sekret (-), nafas cuping hidung (-), epistaksis (-).
- Mulut : bibir tidak pucat, sianosis (-), mukosa bibir basah, lidah tidak
kotor, tremor (-)
: faring hiperemis, uvula di tengah, tonsil T1-T1 tenang, tidak
Tenggorokan terdapat bercak putih.
Leher : tidak teraba kelenjar getah bening
KEADAAN REGIONAL
▪ Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis, tidak ada retraksi
▪ Palpasi : Tidak teraba massa
▪ Perkusi : Tidak dilakukan
▪ Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
▪ Inspeksi : Pulsasi iktus cordis tidak terlihat
▪ Palpasi : Iktus cordis teraba pada ICS IV linea midclavicular
sinistra, tidak kuat angkat.
▪ Perkusi : Tidak dilakukan
▪ Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-).
KEADAAN REGIONAL

▪ Inspeksi : Membuncit, terdapat bekas luka operasi yang tertutup kassa


▪ Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-),
turgor baik.
▪ Perkusi : Timpani
▪ Auskultasi : Normoperistaltic
- Ekstremitas : Akral hangat, udem (-), sianosis (-)
- Anus : Tidak dilakukan
DIAGNOSIS
– Pemeriksaan Penunjang : glukosa darah 216mg/dL
– Diagnosis :
– Biologi medis: diabetes mellitus tipe dua
– Psiko-sosial: baik
– Ekonomi: sedang
– Lingkungan fisik-non fisik:baik
– Kerohanian: baik
– Diagnosis Keluarga : Tidak ada
ANJURAN PENATALAKSANAAN PENYAKIT

a. Health Promotion
a. Spesific Protection
a. Early Diagnosis and promt treatment
a. Disability Limitation
a. Rehabilitation
PROGNOSIS
– Penyakit : dubia ad bonam
– Keluarga : dubia ad bonam
– Masyarakat : dubia ad bonam
Analisa kasus

– Ny N 59 tahun mengeluhkan badan sering terasa lemas. Keluhan lain disangkal


oleh pasien. Pasien memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus sejak 4 tahun
yang lalu. pasien sudah 2 tahun rutin mengkonsumsi obat glibenclamid 2x1 dan
metformin 500mg 1x1.
– Riw Keluarga:
– Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit degeneratif. Keadaan keluarga
baik.
Kondisi pasien
– Kondisi pasien sedikit lemas.
Pendidikan
– Pendidikan pasien terakhir adalah SD
Keadaan rumah
– Lokasi: Rumah pasien terdapat dalam gang kecil dan sempit
Kondisi
– Jenis bangunan rumah pasien adalah permanen. Rumah tersebut lantainya terbuat dari semen
keras dan kurang layak huni karena banyaknya barang-barang yang bertumpukan
Ventilasi
– Ventilasi pada rumah pasien sangat kurang dan sirkulasi udara tidak bagus
Pencahayaan
– Pencahayaan didalam rumah kurang. Cahaya matahari tidak sampai kedalam rumah pasien.
Kebersihan
– Kebersihan dalam rumah kurang baik, lantai rumah pasien lembab, banyak barang berserakan.
Sanitasi dasar
– Sumber air berasal dari air sumur.
– Analisa Fungsi Keluarga
Keadaan Biologis
– Keadaan biologis pasien cukup baik. Hanya pasien sering merasa lemas namun keluhan lain tidak dirasakan oleh pasien karena pasien
rutin kontrol kepuskesmas untuk mengecek darah dan rutin mengkonsumsi obat anti diabetic yang didapatkannya dari puskesmas.
Keadaan Psikologis
– Hubungan pasien dengan semua anggota keluarga terjalin dengan baik.
Keadaan Sosiologis
– Pasien dan keluarga sering mengikuti kegiatan di lingkungan sekitar dan bersosialisasi dengan tetangga dengan baik.
Keadaan ekonomi
– Keadaan ekonomi pasien kurang untuk memenuhi kebutuhannya.
Keadaan religius
– Semua anggota keluarganya menjalankan ibadah mereka dengan baik. Keluarga pasien tetap mengikuti kegiatan keagamaan, seperti
acara pengajian yang dilangsungkan oleh lingkungannya.
kesimpulan

– Diagnosis pada pasien ini adalah diabetes mellitus. Keberhasilan dalam penatalaksanaan penyakit sangat
bergantung pada motivasi dan perhatian keluarga terhadap penyakit pasien.
Saran:
Puskesmas
– Diharapkan dapat lebih sering melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui penyuluhan-penyuluhan dalam
usaha promotif dan preventif kesehatan masyarakat khususnya penyakit yang tergolong kronis dan berat.
Pasien
– Membicarakan masalahnya kepada orang terdekat atau orang yang dipercaya, sehingga mengurangi beban
pikirannya.
– Berusaha untuk lebih memahami penyakit yang dideritanya dan tetap menjaga kesehatan melalui pola hidup
sehat dan minum obat secara teratur.
– Tetap rajin mengontrol kesehatannya ke pelayanan kesehatan masyarakat.
– THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai