Abstrak
Bumil (ibu hamil), buteki (ibu menyusui), dan anak balita (berusia di bawah lima tahun), serta
bayi termasuk dalam kelompok yang rentan terhadap masalah kesehatan dan gizi. Umur saat
melahirkan, tingkat pendidikan ibu, dan tingkat ekonomi keluarga menjadi beberapa faktor
utama yang mempengaruhi masalah kesehatan ibu-anak. Diperlukan upaya dan perhatian khusus
dari wadah pelayanan kesehatan masyarakat seperti posyandu dan puskesmas, serta penyuluhan
dari petugas kesehatan untuk menurunkan angka masalah kesehatan kelompok rentan ini.
Kata kunci: bumil, buteki, posyandu, puskesmas
Abstract
Pregnant women, nursing mothers, and young children below five years old with babies included
in group who those most vulnerable to the health and nutrition. Age at delivery, education level,
and economic level of the family become several key factors that influence maternal child health
problems. Special effort and attention are required from the integrated public health service such
as posyandu and puskesmas, as well as the extension from health care to reduce the number of
these vulnerable group.
Keywords: pregnant women, nursing mothers, posyandu, puskesmas
Pendahuluan
Peningkatan sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini. Agar dilahirkan sebagai
manusia yang memiliki potensi tinggi untuk mencapai produktivitas yang maksimal, sejak dalam
kandungan keadaan dan gizi janin harus baik. Upaya untuk meningkatkan kualitas manusia
seyogyanya harus dimulai sedini mungkin dan sangat tergantung pada tingkat kesejahteraan
kesehatan dan ekonomi ibu. Oleh karena itu, upaya meningkatkan status kesehatan ibu dan anak
di Indonesia merupakan salah satu program prioritas pelayanan kesehatan dalam masyarakat.1
Periode baru lahir atau neonatal adalah bulan pertama kehidupan yang berlangsung sejak
bayi lahir hingga usianya 28 hari. Diperlukan upaya dan perhatian khusus terhadap tingginya
jumlah bayi pada periode neonatal yang mengalami masalah kesehatan dengan jalan menurunkan
jumlah kelahiran BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) yang dalam hal ini akan mempengaruhi
pula penurunan angka kematian neonatal dan bayi secara umum. Ada beberapa faktor yang
dianggap berpengaruh terhadap tingginya angka kelahiran BBLR. Diantaranya adalah umur ibu
saat melahirkan, tingkat pendidikan ibu, riwayat kehamilan, dan tingkat kesejahteraan serta
ekonomi keluarga.1
1
Isi
a. Definisi Sehat dan Konsep Sehat – Sakit H.L Blum
Terdapat banyak definisi sehat. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),
sehat adalah keadaan seluruh badan serta bagian – bagiannya bebas dari sakit. Menurut UU
Kesehatan No 23 Tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sejalan
dengan definisi sehat menurut UU Kesehatan No 23 Tahun 1992 dan Badan Kesehatan
Dunia atau WHO (World Health Organization), sehat adalah keadaan sejahtera secara fisik,
mental, dan sosial bukan hanya sekedar tidak adanya penyakit maupun cacat. Melihat definisi
di atas dapat disimpulkan bahwa sehat adalah suatu keadaan fisik, mental, dan sosial yang
terbebas dari suatu penyakit sehingga seseorang dapat melakukan aktifitas secara optimal.2
Untuk menciptakan kondisi sehat diperlukan suatu keseimbangan dalam menjaga
kesehatan tubuh. H.L Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat, yaitu faktor gaya hidup (life style), faktor lingkungan (sosial, ekonomi,
politik, budaya), faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya), dan faktor
genetik (keturunan). Keempat faktor tersebut merupakan faktor determinan timbulnya
masalah kesehatan dan saling berinteraksi yang memepengaruhi kesehatan perseorangan dan
derajat kesehatan masyarakat. Diantara keempat faktor tersebut, faktor gaya hidup manusia
merupakan faktor determinan yang paling besar dan sukar ditanggulangi, disusul dengan
faktor lingkungan. Hal ini disebabkan karena faktor gaya hidup yang lebih dominan
dibandingkan dengan faktor lingkungan karena lingkungan hidup manusia juga sangat
dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat. Berikut ini gambar konsep H.L Blum yang
menggambarkan status kesehatan seseorang dipengaruhi oleh empat faktor.1
Genetik
Pelayanan
Lingkungan Status Kesehatan
Kesehatan
b. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah upaya mempengaruhi masyarakat agar menghentikan
perilaku beresiko tinggi dan menggantikannya dengan perilaku yang aman atau paling tidak
beresiko rendah. Program promosi kesehatan tidak dirancang ”di belakang meja”. Supaya
efektif, program harus dirancang berdasarkan realitas kehidupan sehari-hari masyarakat
sasaran setempat.2
Umumnya ada empat faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar merubah
perilakunya, yaitu : (i) Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup masyarakat
yang melakukannya menjadi lebih mudah, misalnya adanya sumber air bersih yang lebih
dekat; (ii) Pengertian, yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi masyarakat dalam
2
konteks pengetahuan lokal, (iii) Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh agama
dan tokoh agama) setempat menyetujui dan mempraktekkan perilaku yang di anjurkan dan
(iv) Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik misalnya kemampuan untuk
membangun jamban dengan teknologi murah namun tepat guna sesuai dengan potensi yang
di miliki.2
Program promosi menekankan aspek ”bersama masyarakat”. Maksudnya adalah (i)
bersama dengan masyarakat fasilitator mempelajari aspek-aspek penting dalam kehidupan
masyarakat untuk memahami apa yang mereka kerjakan, perlukan, dan inginkan, (ii) bersama
dengan masyarakat fasilitator menyediakan alternatif yang menarik untuk perilaku yang
beresiko misalnya jamban keluarga sehingga buang air besar dapat di lakukan dengan aman
dan nyaman serta (iii) bersama dengan masyarakat petugas merencanakan program promosi
kesehatan dan memantau dampaknya secara terus-menerus.2,3
Metode promosi kesehatan dapat digolongkan berdasarkan teknik komunikasi,
sasaran yang dicapai dan indera penerima dari sasaran promosi. Berdasarkan teknik
komunikasi, promosi kesehatan dibagi menjadi dua metode. Yang pertama adalah metode
penyuluhan langsung dimana dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap
muka dengan sasaran. Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah, pertemuan diskusi,
pertemuan di balai desa, pertemuan di Posyandu, dan lainnya. Metode yang kedua adalah
yang tidak langsung. Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap
muka dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya dengan perantara (media).
Contohnya publikasi dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukan film, dan sebagainya.3
Sedangkan berdasarkan jumlah sasaran yang dicapai promosi kesehatan dibedakan
menjadi tiga. Yang pertama pendekatan perorangan yang dalam hal ini para penyuluh
berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan,
antara lain kunjungan rumah, hubungan telepon, dan lain – lain. Yang kedua adalah
pendekatan kelompok dimana dalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan dengan
sekolompok sasaran. Beberapa metode penyuluhan yang masuk dalam ketegori ini antara lain
pertemuan, demostrasi, dan diskusi kelompok. Metode promosi kesehatan berdasarkan
jumlah sasaran yang terakhir adalah pendekatan masal, dimana petugas promosi kesehatan
menyampaikan pesannya secara sekaligus kepada sasaran yang jumlahnya banyak. Beberapa
metode yang masuk dalam golongan ini adalah pertemuan umum, pertunjukan kesenian,
penyebaran tulisan atau poster atau media cetak lainnya, dan pemutaran film.3
Metode promosi kesehatan selanjutnya didasarkan pada indera penerima. Yang
pertama, metode melihat atau memperhatikan, dalam hal ini pesan diterima sasaran melalui
indera penglihatan, seperti penempelan poster, pemasangan gambar atau foto, pemasangan
koran dinding, dan pemutaran film. Yang kedua adalah metode pendengaran. Dalam hal ini
pesan diterima oleh sasaran melalui indera pendengar, umpamanya penyuluhan lewat radio,
pidato, ceramah, dan lainnya. Yang ketiga adalah metode “kombinasi”, dalam hal ini
termasuk demonstrasi cara (dilihat, didengar, dicium, diraba dan dicoba). Berdasarkan
metode kombinasi, seseorang belajar melalui panca inderanya. Setiap indera ternyata berbeda
pengaruhnya terhadap hasil belajar seseorang, sebagai mana gambaran pada gambar 2.
berikut ini.3
3
Gambar 2. Pengaruh Indera terhadap Hasil Belajar Seseorang
Prinsip – prinsip promosi kesehatan terdiri atas empat poin. Yang pertama promosi
kesehatan fokus utamanya adalah upaya memampukan masyarakat untuk memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatan dan promosi kesehatan lebih bersifat promotif –
preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif – rehabilitatif. Yang kedua, pemberdayaan
dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat. Ketiga,
pemberdayaan merupakan upaya kemitraan berbagai pihak dan merupakan upaya dari, oleh,
untuk dan bersama masyarakat dengan aktif sebagai perilaku atau subjek. Yang keempat,
pemberdayaan dilakukan sesuai dengan kondisi sosial dan budaya setempat.2,3
d. Keluarga berencana (disingkat KB) adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat
dan sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah perencanaan jumlah
keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi
atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya.
Jumlah anak dalam sebuah keluarga yang dianggap ideal adalah dua. Gerakan ini mulai
dicanangkan pada tahun akhir 1970-an.
5
Faktor Yang Mempengaruhi Penduduk dan KB
Pelayanan kontrasepsi adalah salah satu jenis pelayanan KB yang tersedia selain komunikasi,
informasi, dan edukasi (KIE); konseling; pelayanan infertilitas; pendidikan sex; kosultasi pra
perkawinan dan perkawinan; konsultasi genetik; tes12 keganasan; serta adopsi. Saat ini,
diperkirakan Contraceptive Prevalence Rate (CPR) atau angka pengguna kontrasepsi di
Indonesia sudah mencapai 62% (BKKBN,2008). Jenis kontrasepsi yang digunakan antara lain
suntik (27,8 %), pil (13,2 %), Intra Uterine Devices (IUD) (6,2 %), implant (4,3 %), tubektomi
(3,7 %), metode kalender (1,6 %), metode senggama terputus (1,5 %), kondom (0,9 %), dan
vasektomi (0,4 %) (BKKBN, 2008). Sebagian besar akseptor KB memilih dan membayar sendiri
berbagai macam metode kontrasepsi yang tersedia. Faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor
dalam memilih metode kontrasepsi antara lain :6
a. Faktor pasangan
Umur, Gaya Hidup, Frekuensi senggama, Jumlah keluarga yang diinginkan, Pengalaman dengan
metode kontrasepsi yang lalu, dan Sikap kewanitaan dan kepriaan
b. Faktor kesehatan
Status kesehatan, Riwayat haid, Riwayat keluarga, Pemeriksaan fisik, dan Pemeriksaan panggul
Faktor-faktor ini nantinya juga akan mempengaruhi keberhasilan program KB. Hal
inidikarenakan setiap metode atau alat kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas
yangberbeda-beda.
Dampak Kesehatan
KB Suntik merupakan salah satu pilihan dari berbagai aneka alat pencegah kehamilan yang
ditawarkan kepada masyarakat. Biar bagaimanapun, setiap alat tersebut, masing-masing
mempunyai dampak positif dan negatif bagi penggunanya. Namun, ada satu dampak yang
berlaku untuk semua, yaitu perubahan hormon. Perubahan hormon tersebut menyebabkan
perubahan siklus haid, ada yang tidak teratur dan bahkan, ada yang mundur beberapa bulan dari
sebelum menggunakan alat KB. Seperti diketahui, bahwa haid terjadi karena adanya hormon
estrogen dan progresteron yang secara simultan merangsang pembentukan lapisan endometrium
(lapisan di dalam rahim.6
Pembentukan hormon-hormon tersebut dilakukan oleh dua indung telur yang di dalamnya
mengandung cukup calon sel telur (folikel). Perangsangan dari terbentuknya hormon tersebut
6
adalah adanya hormon FSH (Follicel stimulating hormone) dan LH (Luteinizing hormone) yang
dibentuk oleh otak.6
Bila wanita mengalami ketidakberaturan siklus haid atau siklus haidnya mundur, berarti telah
terjadi ketidakseimbangan hormon, di mana hormon estrogennya sangat rendah sementara
hormon FSH-nya sangat tinggi. Sehingga menyebabkan tidak tercukupinya jumlah yang ideal
dalam pembentukan hormon estrogen dan calon sel telur untuk dapat menekan pengeluaran
hormon FSH, akibatnya haid pun tidak terjadi.6
Pengaruh negatif dari KB suntik adalah perubahan hormon yang begitu drastis, terutama sangat
mempengaruhi siklus haid seperti yang dialami isteri anda. Pengaruh positif, menurunkan risiko
terkena gangguan pada sel telur seperti kista dan kanker. Karena kanker ovarium terjadi kalau
ovariumnya aktif, mengalami pertumbuhan folikel. Tapi dengan menggunakan kontrasepsi
hormonal, terutama pil dan suntik KB, proses itu pada ovarium ditekan, sehingga risikonya
terjadi keganasan pada ovarium akan menurun.6
Hal ini disebabkan oleh peningkatan dosis obat yang digunakan pada KB suntik sehingga
menyebabkan perubahan hormon yang berakibat pada mundurnya siklus haid isteri anda. Jika
anda ingin melakukan progam KB secara alami dan isteri anda tidak dalam kondisi menyusui,
isteri anda bisa mengonsumsi Teh Herba. Caranya, ambil 3 uncang Teh Herba, diseduh di
cangkir, ditutup sebentar, lalu diminum setiap pagi dan malam hari. Pada pagi hari, minum 30
menit sebelum makan dan malam hari 2 jam setelah makan.6
Untuk ibu
Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan yang berulangkali dalam jangka waktu
yang terlalu pendek. Dan Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh
adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak untuk beristirahat dan menikmati waktu
terluang serta melakukan kegiatan-kegiatan lainnya.6
Memberikan kesempatan kepada mereka agar perkembangan fisiknya lebih baik karena setiap
anak memperoleh makanan yang cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga,
Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena pemeliharaan yang lebih baik dan
lebih banyak waktu yang dapat diberikan oleh ibu untuk setiap anak., dan Perencanaan
kesempatan pendidikan yang lebih baik karena sumber-sumber pendapatan keluarga tidak habis
untuk mempertahankan hidup semata-mata.6
Untuk ayah :
Untuk memberikan kesempatan kepadanya agar dapat : memperbaiki kesehatan mental dan
sosial karena kesemasan berkurang serta lebih banyak waktu yang tertuang untuk keluarganya.
7
Pengaruh Keluarga Berencana dari sudut kesehatan terutama terjadi akibat-akibat berikut ini
terhadap reproduksi manusia :
Pencegahan dari kehamilan dan kelahiran yang tak diinginkan, dan terjadinya kehamilan yang
diinginkan yang dengan cara lain tak mungkin terjadi, perubahan dari jumlah anak yang bisa
dilahirkan seorang ibu, variasi jarak waktu antara kehamilan, dan perubahan saat terjadinya
kelahiran terutama kelahiran yang pertama dan yang terakhir, sehubungan usia orang tua
terutama si ibu.6
Dampak sosial
Hilangnya hasrat masyarakat untuk memiliki anak banyak, Dari segi agama menentang ajaran
agama karena melangkahi takdir tuhan, dan Berkurangnya angka fertilitas karena semakin sedikit
yang berminat melahirkan dan punya anak6
Penanganan Masalah
Kb memiliki beberapa tujuan yaitu : Tujuan umum diadakannya program KB adalah membentuk
keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan
kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya danTujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia
perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.6
Kesimpulan
Berdasarkan skenario B, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan, lingkungan,
ekonomi, dan perilaku (gaya hidup) ibu mempengaruhi kondisi kesehatan bayi baik secara fisik,
mental, maupun sosial. Sehingga wadah pelayanan kesehatan masyarakat seperti posyandu yang
ditunjukkan dengan peran masyarakat dan puskesmas yang merupakan fasilitas kesehatan yang
paling mudah dijangkau oleh masyarakat perlu mengadakan suatu promosi kesehatan bagi ibu.
Peranan promosi kesehatan bagi ibu dan bayinya dalam menghadapi masalah kesehatan pada
skenario E diantaranya adalah ibu mengerti mengenai asupan gizi yang diperlukan semasa
kehamilan, mendapat dan mengerti mengenai program KB (ditinjau dari faktor ekonomi keluarga
yang tidak mampu sehingga lebih baik tidak memiliki banyak anak), serta memahami mengenai
keharusan pemberian ASI eksklusif dan imunisasi yang teratur bagi sang bayi.
Daftar Pustaka
1. Arvianti K. Hubungan pengetahuan dan sikap dengan gaya hidup sehat. Jakarta: FKM UI;
2009.
2. Departemen Kesehatan RI. Pusat promosi kesehatan, pedoman pengelolaan promosi
kesehatan dalam pencapaian PHBS. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2008.
8
3. Departemen Kesehatan RI. Pusat promosi kesehatan, panduan pelatihan komunikasi
perubahan perilaku ntuk KIBBLA. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2008.
4. Sembiring N. Puskesmas sebagai saran peran serta masyarakat dalam usaha peningkatan
kesehatan masyarakat. Medan: FKM USU; 2004.
5. Ridlo, IA. Evaluasi Implementasi rencana aksi nasional pencegahan dan penanggulangan
penyakit menular 2005-2009 wilayah Surabaya Barat [skripsi]. Surabaya: Universitas
Airlangga; 2008.
6. http://www.academia.edu/6567160/Keluarga_Berencana diunduh tanggal 29 November 2014