Kelly 102012011
Flapiana Simenceriau 102013466
Kelompok FF 28
MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA
WACANA
Jalan Arjuna Utara No.6
Jakarta 11510
Puskesmas Tanjung Duren Selatan
Pendahuluan
Selama ini kita menganggap bahwa makananlah yang berperan penting dalam tubuh
kita, padahal ada sesuatu dalam makanan yang tidak terlihat tetapi sebenarnya merupakan
sesuatu yang penting yang membuat tubuh kita sehat. Sesuatu ini hanya bisa kita ketahui jika
kita melakukan penelitian pada makanan, namanya adalah zat gizi.
Zat gizi merupakan ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan fungsinya
yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-
proses kehidupan. Terdapat banyak sekali zat gizi yang kita perlukan dan kita konsumsi.
Meskipun sebenarnya yang kita konsumsi itu makanannya, tetapi tanpa kita sadari banyak
zat-zat penting yang masuk ke tubuh kita. Sehingga fungsi-fungsi tubuh bisa bekerja dengan
baik.
Ilmu gizi merupakan ilmu yang mempelajari makanan dari awal makanan masuk ke
mulut sampai diubah menjadi bagian tubuh dan diubah menjadi energi atau di ekskresikan
sebagai zat sisa. Yang dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari proses makanan dan
dikaitkan degan kesehatan tubuh. Dalam ruang lingkup studi ilmu gizi terdapat dua
komponenpenting yang menjad ipusat perhatian, yaitu makanan dan kesehatan tubuh.
Keseimbangan zat gizi yang tidak terpenuhi dalam jangka waktu lama dapat membuat
seseorang mempunyai status gizi yang buruk (severe malnutrition).1
Anak sekolah atau masa kanak-kanak pertengahan merupakan salah satu kelompok
yang rentan terhadap ketidakcukupan gizi, sehingga anak sekolah harus dipantau agar
ketidakcukupan gizi bisa dihindari. Meskipun demikian, masih terdapat berbagai kondisi gizi
anak sekolah yang tidak memuaskan, misalnya: berat badan yang kurang. Anak pada usia
1
Anak Sekolah biasa nya memiliki nafsu makan yang kurang sehingga sulit untuk mendapat
asupan gizi yang cukup dan teratur. Namun usia Anak sekolah merupakan kelompok yang
mudah menerima upaya pendidikan gizi melalui sekolahnya.1
Tiga faktor yang mempengaruhi kejadian gizi buruk secara langsung, yaitu:
Pada Selasa, 26 Juli 2016 dilakukan pencatatan kondisi pasien, keluarga, serta
lingkungan tempat tinggal dengan hasil sebagai berikut.
I. IDENTITAS PASIEN
2
a. Kebiasaan buruk :-
b. Pengambilan keputusan : Diskusi
c. Ketergantungan obat :-
d. Tempat mencari pelayanan kesehatan : Puskesmas
e. Pola rekreasi : Kurang
.
IV. KEADAAN RUMAH/LINGKUNGAN
a. Jenis bangunan : Permanen
b. Lantai rumah : Keramik
c. Luas rumah : 8m2
d. Penerangan : Sedang
e. Kebersihan : Sedang
f. Ventilasi : Kurang
g. Dapur : Ada
h. Jamban keluarga : Tidak, mereka menggunakan Toilet umum
i. Sumber air minum : Air galon
j. Sumber pencemaran air : Ada
k. Pemanfaatan pekarangan : Tidak
l. Sistem pembuangan air limbah : Ada
m. Tempat pembuangan sampah : Ada
n. Sanitasi lingkungan : Kurang
V. SPIRITUAL KELUARGA
a. Ketaatan beribadah : Cukup
b. Keyakinan tentang kesehatan : Baik
6 bulan
Anamnesis
Berdasarkan anamnesis keluhan utama pada pasien (Sitifa Azahra) adalah Kurus
susah disuruh makan dan suka dengan jajanan es dan permen. Makanan jarang dihabiskan
4
dan memiliki kebiasaan tidak suka makanan seperti sayur. Adapun keluhan tambahan batuk
berulang dikarenakan jajan es. Namun saat diwawancara keadaan sehat. Tidak ada tanda
infeksi. Selanjutnya dilakukan tahapan anamnesis selanjutnya, yakni riwayat penyakit
sekarang.
1. Kurang Gizi
Sejak kapan, kapan penimbangan terakhir ke puskesmas , kebiasaan pola makan,
makanan seperti apa yang disukai, makanan seperti apa yang dihindari, kebiasaan
cemilan, aktifitas sehari hari, riwayat infeksi.
2. Batuk
Faktor pencetus, riwayat alergi, kebiasaan sehari hari, riwayat penyakit keluarga.
Lalu ditanyakan riwayat penyakit dahulu pasien. Dapat ditanyakan apakah pasien
pernah mengalami hal yang serupa dulunya. Selanjutnya ditanyakan apakah riwayat
perkembangan dan pertumbuhan (KMS), riwayat imunisasi, riwayat obat-obatan dan
pemakaian obat, riwayat nutrisi, dan riwayat persalinan.
Selanjutnya dilakukan anamnesis tentang keluarga. Pada anamnesis tentang keluarga
ini hal pertama yang ditanyakan adalah status kesehatan keluarga lalu ditanyakan apa
penyakit yang sedang diderita atau penyakit kronik yang ada. Anamnesis komunitas kita
dapat menanyakan bagaimana kondisi dan kebersihan rumah, sanitasi, air minum yang
digunakan, dimana tempat pembuangan sampah, bagaimana kebersihan lingkungan serta
apakah terdapat program daerah tersebut yang berkaitan dengan kebersihan.
Pemeriksaan Fisik
Adapun pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah
1. Keadaan umum
2. TTV
3. Sklera dan Conjungtiva
4. Auskultasi
Pemeriksaan Penunjang
-
Diagnosis
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik & data dari puskesmas Tanjung
Duren Selatan, diagnosa pasien adalah kurang gizi.
5
Diagnosis Keluarga
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan status keluarga sehat dan tidak ada penyakit
kronik maupun penyakit genetik.
Prognosis
Prognosis penyakit, keluarga dan masyarakat adalah dubia ad bonam.
Resume
Pada hari Selasa, 26 Juli 2016 dilakukan wawancara pada pasien bernama Sitifa
Azahra terkait dengan penyakit, kondisi keluarga, rumah dan lingkungan. Adapun didapatkan
diagnosis bahwa pasien menderita kurang gizi. Dengan pelayanan dokter keluarga dilakukan
upaya penatalaksanaan kepada pasien meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
tidak hanya berdasarkan penyakitnya saja namun mencakup keluarga, lingkungan dan
komunitas.
6
Daftar Pustaka
1. Sediaoetama A.D. Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan Profesi jilid I: Dian
Rakyat:2000.h.1-25,h.225-57
2.