Paper 1
Paper 1
PENDAHULUAN
2.1 Definisi
Empiema adalah terkumpulnya pus di dalam rongga pleura. pus
merupakan cairan kental dan purulen yang biasanya terdeteksi saat
dilakukannya torakosintesis atau tindakan prosedur drainase.4
2.2 Epidemiologi
Di Amerika, tingkat empiema parapneumoni saat ini diperkirakan
hanya 6 dari 100.000 kasus. Pada tahun 1940-an tingkat empiema telah
menurun drastis dengan munculnya antibiotik. Namun, dari tahun 1996
sampai 2008 tingkat empiris hampir dua kali lipat pada semua kelompok
usia. Peningkatan ini sebagian dijelaskan karena peningkatan resistensi
antibiotik.
2.3 Etiologi
Empiema disebabkan oleh perluasan infeksi dari struktur yang
berdekatan dan dapat merupakan komplikasi dari pneumonia khusunya
pneumonia bakteri sebesar 70% kasus, abses paru atau perforasi karsinoma
ke dalam rongga pleura. selain itu, tindakan pungsi pleura atau tindakan
pembedahan toraks sebelumnya menyumbang 30% kasus empiema. 3%
lainnya disebabkan oleh komplikasi dari trauma toraks. Organisme juga
dapat menginfeksi dengan cara menyebar dari darah atau organ lainnya ke
dalam ruang pleura.1,2
2.5 Patofisiologi
Permiabilitas Odeme
Vaskuler
Cavum Pleura
Efusi Pleura
Penumpukan Cairan
Empiema
Intoleransi
aktivitas
Bagan 1.a
Empyema-Pathophysiologi
Bagan 1.b
Empyema-Pathophysiologi
2.6 Manifestasi klinis
Tanda-tanda gejala awal terutama pada empyema thoraks adalah tanda dan
gejala pneumonia bacteria. Penderita yang diobati dengan tidak memadai atau
dengan antibiotik yang tidak tepat dapat mempunyai interval beberapa hari antara
fase pneumonia klinik dan bukti adanya empyema.
1. Pleural effusion
2. Schwarte
2.8 Diagnostik
a. Anamnesis
- Demam dan keluar keringat malam.
- Nyeri pleura.
- Dispnea.
- Anoreksia dan penurunan berat badan.(1)
b. Pemeriksaan Fisik
- Pada auskultasi dada ditemukan penurunan suara napas.
- Pada perkusi dada ditemukan suara flatness.
- Pada palpasi ditemukan penurunan fremitus.
- Sisi yang sakit lebih cembung, tertinggal pada pernapasan
- Mediastinum terdorong ke sisi yang sehat
- Pada empiema yang kronis hemitoraks yang sakit mungkin sudah
mengecil karena terbentuknya schwarte.4
2.9 Penatalaksanaan
Kontraindikasi Hipersensitifitas
Efek Samping Eritema, flushing, reaksi anafilaktik
Keterangan Perlu diperhatikan penggunaan pada gagal
ginjal dan neutropenia
Dekortikasi
Tindakan ini termasuk operasi besar yaitu : mengelupas jaringan
pleura pleura yang menebal. Indikasi dekortikasi ialah :
Drainase tidak berjalan baik, karena kantung-kantung yang berisi
nanah.
Letak empyema sukar dicapai oleh drain
Empyema totalis yang mengalami organisasi pada pleura visceralis
(peel sangat tebal)
gambar 4. dekortikasi
Torakoplasti
Tindakan ini dilakukan apabila empyema tidak dapat sembuh
karena adanya fistel bronkopleura atau tidak mungkin dilakukan
dekortikasi. Pada kasus ini pembedahan dilakukan dengan memotong iga
subperiosteal dengan tujuan supaya dining thoraks dapat jatuh ke dalam
rongga pleura akibat tekanan udara luar.3,6
gambar.5 torakoplasti
d. Pengobatan kausal
Pengobatan kausal ditujukan pada penyakit-penyakit yang
menyebabkan terjadinya empyema , misalnya abses subfrenik. Apabila
dijumpai abses subfrenik, maka harus dilakukan drainase
subdiafragmatika. Selain itu masih perlu diberikan pengobatan spesifik,
untuk amebiasis, tuberculosis, aktinomikosis dan sebagainya.3,6
e. Pengobatan tambahan
Pengobatan ini meliputi perbaikan keadaan umum serta fisioterapi
untuk membebaskan jalan nafas dari sekret (nanah), latihan gerakan untuk
mengalami cacat tubuh (deformitas).
2.10 Komplikasi
KESIMPULAN