pilihan metode. Berikut ini macam metode yang dapat digunakan dalam menghitung kebutuhan
tenaga perawat :
1. Metode Rasio
2. Metode Need
3. Metode Douglas
4. Metode Demand
5. Metode Gillies
6. Metode Swandsburg
7. Metode Nina
8. Metode Hasil Lokakarya Keperawatan
9. Metode Hasil Workshop Perawatan di Ciloto
10. Metode Standar Ketenagaan Perawat dan Bidan di Rumah Sakit
1. Metode Rasio
Metoda ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagai denominator personal yang
diperlukan.Metoda ini paling sering digunakan karena sederhana dan mudah.Metoda ini hanya
mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak bisa mengetahui produktivitas SDM rumah
sakit,da kapan personal tersebut dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah sakit yang
mebutuhkan.Bisa digunakan bila: kemampuan dan sumber daya untuk prencanaan personal
terbatas,jenis,tipe, dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil.Cara rasio yang umumnya
digunakan adalah berdasarkan surat keputusan menkes R.I. Nomor 262 tahun 1979 tentang
ketenagaan rumah sakit,dengan standar sebagai berikut :
Keterangan :
TM = Tenaga Medis
TT = Tempat Tidur
TPP = Tenaga Para Medis Perawatan
TPNP = tenaga para medis non perawatan
TNP = tenaga non medis
Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit yang lambat laun
meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternatif perhitungan yang lain yang lebih sesuai
dengan kondisi rumah sakit dan profesional.
2. Metode Need
Cara ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja yang diperhitungkan sendiri dan
memenuhi standar profesi. Untuk menghitung seluruh kebutuhan tenaga, diperlukan terlebih
dahulu gambaran tentang jenis pelayanan yang diberikan kepada klien selama di rumah sakit.
Diskripsi tentang pelayanan yang diberikan kepada pasien. Misalnya saja untuk klien yang
berobat jalan, ia akan melalui/mendapatkan pelayanan, antara pembelian karcis, pemeriksaan
perawat/dokter, penyuluhan, pemeriksaan laboratorium, apotik dan sebagainya. Kemudian
dihitung standar waktu yang diperlukan agar pelayanan itu berjalan dengan baik. (Hudgin’s 82).
Menurut Hundgins (1992) menggunakan standar waktu pelayanan pasien adalah sebagai berikut
:
3. Metode Douglas
Untuk pasien rawat inap, Douglas (1984) menyampaikan standar waktu pelayanan pasien rawat
inap sebagai berikut :
Dalam penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori tersebut di atas adalah sebagai
berikut :
Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara umum baik, tidak ada reaksi
emosional, pasien memerlukan orientasi waktu, tempat dan pergantian shift, tindakan
pengobatan biasanya ringan dan simpel.
Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur posisi waktu makan. memberi dorogan agar
mau makan,eliminasi dan kebutuhan diri juga dibantu atau menyiapkan alat untuk ke kamar
mandi.Penampilan pasien sakit sedang.Tindakan perawatan pada pasien ini monitor tanda-tanda
vital,periksa urine reduksi,fungsi fisiologis,status emosinal,kelancaran drainage atau infus.Pasien
memerlukan bantuan pendidikan kesehatan untuk support emosi 5-10 menit/shift atau 30-60
menit/shiftdengan mengobservasi side efek obat atau reaksi alergi.
Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilaksanakan sendiri,semua dibantu oleh perawat penampian
sakit berat.pasien memerlukan observasi terus-menerus.
Berdasarkan kategori tersebut, didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan
malam sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien :
Klasifikasi Pasien
No Minimal Parsial Total
Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam Pagi Siang Malam
1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1.08 0,90 0,60
dst
Berdasarkan derajat ketergantungan, identifikasi jumlah pasien yang dirawat dilakukan dengan
mengikuti panduan sebagai berikut :
1. Dilakukan 1x sehari pada waktu yang sama dan sebaiknya dilakukan oleh perawat yang
sama selama beberapa hari sesuai kebutuhan, dengan menggunakan format klasifikasi
pasien berdasarkan derajat ketergantungan
2. Setiap pasien dinilai berdasarkan kriteria klasifikasi pasien (minimal memenuhi 3
kriteria)
3. Pasien dikelompokkan sesuai dengan klasifikasi tersebut dengan memberi tanda (I) pada
kolom yang tersedia sehingga dalam waktu 1 hari dapat diketahui beberapa jumlah pasien
dengan klasifikasi minimal, parsial dan total.
4. Bila pasien hanya mempunyai 1 kriteria dari klasifikasi tersebut, maka pasien
dikelompokkan pada klasifikasi diatasnya.
4. Metode Demand
Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga mennurut kegiatan yang memang nyata
dilakukan oleh perawat. Konversi Kebutuhan Tenaga adalah seperti pada perhitungan cara Need.
Menurut Tutuko (1992) setiap klien yang masuk Ruang Gawat Darurat dibutuhkan waktu
sebagai berikut :
5. Metode Gillies
6. Metode Swandsburg
7. Metode Nina