Anda di halaman 1dari 6

LOGO

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)


RS

......... BATU SALURAN KEMIH


.....................

Batu Saluran Kemih (BSK) adalah penyakit dimana didapatkan

masa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran

1. Pengertian ( Definisi) kemih baik saluran kemih atas (ginjal dan ureter) dan saluran

kemih bawah (kandung kemih dan uretra), yang dapat

menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih dan infeksi.


 Rasa Nyeri
 Demam
 Infeksi
2. Anamnesis  Hematuria dan kristaluria
 Mual dan muntah

1. Pemeriksaan Tanda Vital (hipertensi, febris, tanda syok)


2. Pemeriksaan status urologi:
3. Pemeriksaan Fisik - Inspeksi : Penonjolan suprapubik, bila terjadi retensi urin dengan buli penuh.
- Palpasi : nyeri tekan dan atau nyeri ketok pada regio costo-vertebra angle,

1
terabanya ginjal pada sisi yang sakit akibat hidronefrosis dan buli-buli yang penuh
akibat retensi urin.

1. Anamnesis, berupa gejala iritatif dan obstuktif.


2. Pemeriksaan Fisik
- Nyeri tekan dan atau nyeri ketok costo-vertebra angle
- Terabanya ginjal pada sisi yang sakit akibat hidronefrosis
- Retensi urin, infeksi yang disertai demam dan menggigil dan terlihat tanda-tanda
4. Kriteria Diagnosis
gagal ginjal.
3. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium (Darah rutin, Urinalysis)
Radiologis (BNO dan IVP)

5. Diagnosis Kerja Batu saluran kemih


- Infeksi saluran kemih,
6. Diagnosis Banding - Tumor traktus urogenitalis

1. Pemeriksaan Laboratorium

 Urinalisis : urin rutin dan kultur urin.



7. Pemeriksaan Penunjang  Pemeriksaan fungsi ginjal (BUN, Creatinin serum)

 Darah rutin

2
2. . Pencitraan
- Foto Polos abdomen
- Intravenous Pyelogram (IVP)
- Ultrasonografi (USG)
- Computed Tomographic (CT) scan

1.Medikamentosa
2.Pengobatan Medik Selektif dengan Pemberian Obat-obatan
3. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
4. Endourologi
 PNL (Percutaneous Nephro Litholapaxy
 Litotripsi

8. Tata Laksana :  Ureteroskopi atau uretero-renoskopi


1. Tindakan Operatif  Ekstrasi Dormia
Laparoskopik 5 Tindakan Operasi
2. Tindakan operatif open app  Nefrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di
3. Terapi Konservatif
dalam ginjal
4. Lama perawatan
 Ureterolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di
ureter
 Vesikolitomi merupakan operasi tebuka untuk mengambil batu yang berada di
vesica urinearia
 Uretrolitotomi merupakan operasi terbuka untuk mengambil batu yang berada di
uretra

3
 Saran untuk perubahan gaya hidup;
- Meningkatkan intake cairan(minimal 1.5liter).
- Kurangi diet tinggi oksalat seperti teh, kacang-kacangan, kedelai, dsb.
9. Edukasi
- Diet rendah purin dan rendah protein hewani.
(Hospital Health Promotion)
- Menghindari duduk dalam waktu lama.
Hindari kebiasaan menahan BAK.

 Ad vitam : dubia at bonam


 Ad sanationam : dubia at bonam
10.Prognosis
 Ad functionam : dubia at bonam

 Indikasi oprasi pada pasien dengan batu ureter, antara lain:


- Batu > 5 mm
- Obstruksi sedang / berat
11.Indikator
- Batu di saluran kemih proksimal
- Infeksi berulang

4
1. Kalowski S. 1992. Urinary Tract Infections Medicol Progress; 19(3) : 21-24
2. Worcester EM, Coe FL. Nephrolithiasis. Prim Care. Jun 2008;35(2):369-91, vii.
3. Campbell J.E. 1982. Imaging of urinary tract. Medicine International; 1 (22-24): 1054-61
12.Kepustakaan 4. Stoller ML, Bolton DM. 2000. Urinary Stone Disease In : Tanagho EA, Mc Aninch JW
Smith’s General Urology, 15 edition. New York: Mc Graw-Hill Companie, 2000,291-316
Tiselius HG, Alken P, Buck C, Gallucci M, Knoll T, Sarica K, Turk C. Guidelines on
urolithiasis. Arnhem (The Netherlands): European Association of Urology (EAU); 2008 Mar.

Level of Evidence dan Peringkat Rekomendasi

LEVEL LITERATUR REKOMENDASI

I a. Meta-analisis Randomized Clinical Controlled Trial


A
I b. Minimal satu Randomized Clinical Controlled Trial
II a. Minimal satu non Randomized Clinical Controlled Trial
B
II b. Studi kohort dan atau kasus kontrol
III a. Studi Cross - Sectional
III b. Seri Kasus dan laporan kasus C
IV Konsensus dan pendapat ahli

Scottish Intercollegiate Guidelines Network; US Agency for Health Care Policy and Research

5
6

Anda mungkin juga menyukai