Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TRANSMISI DAN DISTRIBUSI


“SALURAN TRANSMISI JARAK MENENGAH”

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4


1. ILHAM RIFQY RAMADHAN (16506134003)
2. ARDI HARTANTO (16506134015)
3. LADUNI AURA ARSAN (16506134035)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

Saluran Transmisi merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit
tenaga hingga saluran distribusi listrik sehingga dapat disalurkan ke konsumer pengguna listik.
transmisi mempunyai arti mengirim. Energi listrik dari output trafo step up .sudah dinaikkan
berkali lipat. mengirim listrik dengan jarak ratusan kilo meter antar kota , antar provinsi
menggunakan instalasi kabel baja dan menara listrik

Pada umumnya saluran transmisi dalam penggunaannya dapat dibagi dua ;


a. Saluran udara (overhead lines)
Saluran transmisi yang menyalurkan energi listrik melalui kawat-kawat yang digantung
pada isolator antar menara atau tiang transmisi. Keuntungan dari saluran transmisi udara adalah
lebih murah, mudah dalam perawatan, mudah dalam mengetahui letak gangguan, mudah dalam
perbaikan, dan lainnya. Namun juga memiliki kerugian, antara lain: karena berada di ruang
terbuka, maka cuaca sangat berpengaruh terhadap keandalannya, dengan kata lain mudah
terjadi gangguan, seperti gangguan hubung singkat, gangguan tegangan lebih karena tersambar
petir, dan gangguan-gangguan lainnya. Dari segi estetika/keindahan juga kurang, sehingga
saluran transmisi bukan pilihan yang ideal untuk suatu saluran transmisi didalam kota.
Klasifikasi teganga transmisi listrik dengan saluran udara dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dengan tangangan 200kV-500 kV
2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dengan orde tangangan 30kV-150kV
3. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) dengan orde tangangan 6kV-30kV
4. Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) dengan orde tangangan 40V-1000V

b. Saluran kabel tanah (underground cable)


Saluran transmisi yang menyalurkan energi listrik melalui kabel yang dipendam
didalam tanah. Kategori saluran transmisi seperti ini adalah yang favorite untuk pemasangan
di dalam kota, karena berada didalam tanah, maka tidak mengganggu keindahan kota dan juga
tidak mudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca atau kondisi alam. Namun juga memilik
kekurangan. Seperti : mahalnya biaya investasi dan sulitnya menentukan titik gangguan dan
perbaikannya
Klasifikasi tegangan transmisi listrik dengan saluran kabel dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) dengan orde tangangan 30kV-150kV
2. Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) dengan orde tangangan 6kV-20kV
3. Saluran Kabel Tegangan Rendah (SKTR) dengan orde tangangan 40V-1000V
BAB II
PEMBAHASAN
Pada saluran transmisi dengan panjang medium/ menengah (80 –250 km) , nilai
kapasitansi saluran sudah mulai diperhitungkan. Dalam pemodelannya dapat dipusatkan di satu
titik (nominal T) atau pada dua titik (nominal PI)

1. Rangkaian ekivalen Nominal T

Dari gambar tersebut Relasi tegangan dan arus dapat ditentukan dengan:

Maka,
2. Rangkaian Ekivalen Nominal PI

Untuk menentukan Relasi tegangan dan arus:

Tetapi

Sehingga:

Pengaturan tegangan untuk saluran menengah :


Pada saluran menengah, admitansi shunt harus dimasukkan dalam perhitungan. Total
admitansi biasanya dimodelkan dengan model Phi( π model)seperti gambar dibawah ini.

Arus yg melalui kapasitor sisi terima adalah

Dan arus yang melalui impedansi seri adalah

Dari Hk.Kirchhoff untuk tegangan, tegangan sisi kirim adalah

Arus sisi kirim menjadi

Saluran transmisi menengah


Bila kapasitansi shunt diabaikan, konstanta ABCD menjadi sama dengan
konstanta saluran transmisi pendek.

Karakteristik saluran transmisi menengah


Daya aktif input ke saluran transmisi 3 fasa dapat dihitung sbb

Dimana VS adalah besaran tegangan sumber (input) line-to-neutral dan VLL, S adalah besaran
tegangan sumber (input) line-to-line. Disini diasusmsikan untuk hubungan-Y. Dengan cara
yang sama, daya aktif output dari saluran transmisi adalah

Daya reaktif input ke saluran transmisi 3 fasa dapat dihitung sbb :

Dan daya reaktif output adalah

Daya nyata input ke saluran transmisi 3 fasa adalah

Daya nyata output adalah

Bila resistansi saluran R dapat diabaikan, daya output dari saluran transmisi dapat
disederhanakan sebagai berikut ini.
Diagram fasor yang disederhanakan dari saluran transmisi menunjukkan bahwa IS= IR= I.
Selanjutnya garis vertikal bcdapat dinyatakan sebagai VS sin δ atau XLI cos θ . Sehingga:

Sehingga daya outputnya berikut ini:

Sehingga, daya yang disuplai oleh saluran transmisi tergantung pada sudut fasor antara
tegangan input dan output.
Daya maksimum yang disuplai oleh saluran transmisi akan terjadi apabila δ = 900:

Daya maksimum ini disebut steady-state stability limit dari saluran transmisi. Dalam
kenyataannya resistansi saluran transmisi adalah tidak = 0, sehingga, sebelum mencapai nilai
transfer daya maksimum sudah mengalami pemanasan pada Saluran transmisi. Secara tipikal
sudut daya pada beban penuh adalah 250.
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari persamaan daya diatas adalah:

1. Kemampuan transfer daya maksimum dari suatu saluran transmisi adalah fungsi dari
kuadrat tegangan nominalnya. Misalnya apabila semua parameter saluran sama,
suatu saluran transmisi 220 kV akan memiliki 4 kali kemampuan transfer daya
dibandingkan dengan saluran transmisi 110 kV . Hal ini merupakan salah satu
keuntungan menaikkan tegangan saluran transmisi. Namun tegangan yang sangat
tinggi akan menghasilkan medan elektromagnetik yang kuat, yang menyebabkan
interferensi dengan komunikasi dan menghasilkan efek corona –menyalanya ion-ion
udara yang akan meningkatkan losses.
2. Kemampuan transfer daya maksimum dari saluran transmisi: berbanding terbalik
dengan reaktansi seri, yang nilainya cukup besar untuk saluran panjang. Untuk itu di
beberapa saluran panjang menambahkan kapasitor seri untuk mengurangi reaktansi
seri secara total, sehingga meningkatkan kemampuan transfer daya saluran.
3. Dalam operasi normal suatu sistem tenaga listrik, besaran tegangan VS dan VR tidak
banyak berubah, sehingga, besarnya sudut δ akan mengendalikan daya yang mengalir
melalui saluran. Untuk itu dalam rangka mengendalikan aliran daya di saluran dapat
dilakukann dengan meletakkan suatu phase-shifting transformer disatu sisi saluran
untuk mengatur tegangan fasa.

Efisiensi saluran trasmisi adalah:

Salah satu faktor batasan utama dalam pengoperasian saluran transsmisi adalah
pemanasan pada resisitansi. Karena pemanasan ini adalah fungsi kuadrat arus yang mengalir
di saluran dan tidak bergantung pada sudut fasanya, saluran transmisi biasanya dioperasikan
pada tegangan dan daya nominal nya.

Terdapat beberapa kendala praktis yang membatasi daya aktif dan reaktif yang dapat disuplai
oleh saluran transmisi. Kendala yang paling penting adalah :

1. Arus steady-state maksimum harus dibatasi untuk menghindari pemanasan berlebih


pada saluran transmisi. Rugi-rugi daya pada saluran dihitung dengan pendekatan
sebagai berikut :

Semakin besar arus yang mengalir semakin besar rugi-rugi panas pada resistansi.
2. Jatuh Tegangan pada saluran harus dibatasi sekitar 5%. Dengan kata lain rasio besaran
tegangan sisi terima terhadap tegangan sisi kirim adalah

Batasan ini menghindari terjadinya variasi tegangan yang berlebihan.


3. Sudut daya δ, pada saluran transmisi harus ≤300 untuk menjamin bahwa aliran daya
pada saluran transmisi cukup jauh dari static stability limit sehingga sistem tenaga
listrik dapat menangani apabila terjadi kondisi transient.

Diantara batasan-batasan tersebut ada yang lebih atau kurang penting pada suatu kondisi
tertentu yang berbeda. Pada saluran pendek, dimana reaktansi seri X adalah relatif kecil,
pemanasan pada resistansi biasanya membatasi daya yang dapat disuplai saluran. Pada saluran
yang lebih panjang yang beroperasi pada faktor dayanya lagging, jatuh tegangan di saluran
biasanya menjadi faktor pembatas. Pada saluran yang lebih panjang yang beroperasi pada
faktor daya leading, maksimum sudut δ dapat menjadi faktor pembatas.
BAB III
CONTOH SOAL
Suatu saluran transimisi tiga-fasa sepanjang 100 mil menyampaikan 55 MVA dengan
faktor daya 0.8 tertinggal pada beban dengan tegangan 132 kV. Saluran itu terdiri dari
penghantar-penghantar Drake dengan jarak pemisah mendatar rata sebesar 11.9 kaki antara
penghantar-penghantar yang berdekatan. Tentukanlah tegangan, arus dan daya pada ujung
pengirim. Anggaplah bahwa suhu kawat 50 °C.
Jawab :

Jarak pemisah mendatar rata 11.9 ft ====> Deq = ³√11.9 x 11.9 x 2 x 11.9 ≈ 15 ft
Dari Daftar A1 untuk penghantar Drake, Resistansi ac 60-Hz pada 50 °C, R = 0.1284 Ω/mil
Untuk panjang saluran 100 mil jadi R = 0.1284 x 100= 12.84 Ω

Dari Daftar A1 untuk penghantar Drake, Reaktansi Induktif Xa = 0.399 Ω/mil

Dari Daftar A2 Faktor pemisah reaktansi induktif Xd, dengan jarak pemisah mendatar 11.9 ft
diperoleh Xd = 0.2794 Log d, untuk saluran-saluran tiga-fasa d = Deq
Jadi Xd = 0.2794 Log Deq = 0.2794 Log 15 = 0.3286 Ω/mil

Jadi X = Xa + Xd = 0.399 + 0.3286 = 0.7276 Ω/mil

Untuk panjang saluran 100 mi. jadi X = 0.7276 x 100= 72.76 Ω

Z = R + j X = 12.84 + j 72.76 = 73.88 A80 °

Dari Daftar A1 untuk penghantar Drake, Reaktansi Kapasitif X’a = 0.0912 M Ω/mi
Dari Daftar A3 Faktor pemisah reaktansi kapasitif Xd, dengan jarak pemisah mendatar 11.9 ft
diperoleh X’d = 0.06831 Log d, untuk saluran-saluran tiga-fasa d = Deq .
Jadi X’d = 0.06831 Log Deq = 0.06831 Log 15 = 0.0803 M Ω/mi.

Jadi X = X’a + X’d = (0.0912 + 0.0803) x 106 Ω/mi.


Y = j( 1/X’a + X’d ) = j{1/(0.0912 + 0.0803) x 106 )}

Y= j 5.8309 x 10 – 6 mho /mil

Y/2 = j 2.915 x 10 – 6 mho/mil

Untuk panjang saluran 100 mil


Y/2 = j 2.915 x 10 – 4 mho

Daya yang diterima 55 MVA dengan faktor daya 0.8 tertinggal


(Cos θ = 0.8 dan Sin = 0.6) pada beban dengan tegangan 132 kV :
S =P + j Q = √3 VR. IR.Cos θ + j √3 VR.IR.Sin θ
S = √3.VR.IR (Cos θ + j Sin θ)
IR = s/(√3.VR (Cos θ + j Sin θ)) = [{S(Cos θ – j Sin θ)}/√3xVR ]
IR =[{55000x (0.8 – 0.6)}/√3x132] = (192.45 – j 144.3) A

Arus pada cabang seri = IR + VR (Y/2)


Ipada cabang seri = IR + VR (Y/2)
Ipada cabang seri = {(192.45 – j 144.3) + [(132000/√3) (j 2.915 x 10 – 4)]}
Ipada cabang seri = (192.45 – j 144.3) + j 22.215 = 192.45 – j 122.085
Ipada cabang seri = 227.9 A-32.39 °

VS = VR + Ipada cabang seri (Z)


VS = (132000/√3) + (227.9 A-32.39 ° x 73.88 A80 ° )
VS = 76210.2 + 16837.25 A47.61 ° = 76210.2 + 11351.2 + j 12435.54
VS = 87561.4 + j 12435.54 = 88440 A8.083 ° V ke netral
│VS│ antar saluran = √3 x 88440 = 153.183 kV

IS = IR + VS(Y/2)
IS = 192.45 – j 144.3 + (87561.4 + j 12435.54) x j 2.915 x 10 – 4
IS = 188.8 – j 96.9 = 212 A- 27.2 ° A

│S│= │VS│. │IS│ = √3 x153.183 x 212 = 56246346.7 VA = 56.25 MVA

Faktor Daya = Cos {8.083° – (- 27.2°)} = Cos (8.083° + 27.2°) = Cos 35.28° ≈ 0.8

Anda mungkin juga menyukai