Oleh:
SABILA FITRI AFSARI
04111750032001
Pengendalian proses pada dasarnya adalah analisa dan mengenali penyebab keragaman
produk dan kemudian melakukan tindakan koreksi atau perbaikan terhadap proses produksi
agar dicapai produk yang bermutu baik dan seragam. Dalam industri pengolahan
pengendalian proses dilakukan bagan pengendalian proses (Control Chart) Pengendalian
mutu atribut merupakan pengendalian mutu yang berkaitan dengan jumlah cacat, jumlah
kerusakan, penerimaan atau penolakan produk yang baik atau sifat mutu lainnnya dengan
pilihan yang terbatas. Maksud dan tujuan pengendalian proses adalah:
Diagram pengendalian (control chart) adalah diagram garis di mana dua garis
horizontal yang disebut batas pengendalian (control limit) ditambahkan: batas pengendalian
atas (upper control limit atau UCL) dan batas pengendalian bawah (lower control limit atau
LCL) (Lindsay dan Evans, 2007).
1
2. P-Chart
Jumlah
Jumlah Proporsi
Hari Produk
yang Kerusakan
Ke- yang
Diobservasi Produk
Rusak
(1) (2:1)
(2)
1 50 4 0,08
2 50 3 0,06
3 50 1 0,02
4 50 3 0,06
5 50 2 0,04
2
6 50 2 0,04
7 50 1 0,02
8 50 5 0,10
9 50 2 0,04
10 50 11 0,22
11 50 2 0,04
12 50 3 0,06
13 50 2 0,04
14 50 1 0,02
15 50 9 0,18
TOTAL 750 51 1,02
= 0,068 + 3
= 0,1748
= -0,0388 = 0
3
= 0,068 +
= 0,1036
= 0,068 -
= 0,0324
= 0,068 + 2
= 0,1392
= 0,068 - 2
= 3,2045 = 0,00320
Sumber: MINITAB 14
Gambar 1. P-Chart Pada Kerusakan Produk Akhir Baja Pipa
4
Nilai rata-rata pecahan berada diatas upper limit terjadi selama 2 hari yang berbeda,
yakni pada hari ke-10 dengan proporsi kerusakan 0,22 dan hari ke-15 dengan proporsi
kerusakan 0,18. Diasumsikan bahwa penyebab kerusakan tersebut karena kerusakan yang
bersifat harian (bersifat rutinitas) dimana bisa saja disebabkan oleh tenaga pengecor atau
adanya teknik pengecoran yang kurang baik. Untuk mengatasi hal tersebut seharusnya
perusahaan tersebut melakukan suatu tindakan agar kerusakan dapat dikurangi. Jika
tindakan tersebut sudah dilakukan maka penyebab khusus variasi telah dihapus. Dimana
titik-titik dihapus dari grafik kontrol. Karena hal tersebut dilakukan penghitungan kembali
sebagai berikut:
a. Center Line (p)
p = Ʃ Kerusakan Produk
Ʃ Sample
= 31
650
= 0,0477
= 0,0477 + 3
= 0,1381
= -0,0427 = 0
d. Batas-Batas Terendah dan Tertinggi (Upper dan Lower) Pada P-Chart
1) Batas antara upper zona B dan C
Upper zona B dan C =p+
= 0,0477 +
= 0,0778
5
2) Batas antara lower zona B dan C
lower zona B dan C =p-
= 0,0477 -
= 0,01756
= 0,0477 + 2
= 0,10798
= 0,0477 - 2
= -0,0126 = 0
Sumber: MINITAB 14
Gambar 2. P-Chart Pada Kerusakan Produk Akhir Baja Pipa
6
3. Control Chart (NP-Chart)
Jika P-chart memonitor proporsi cacat (p̂ ) dalam jumlah sampel (n), maka NP-
chart memonitor jumlah cacat itu sendiri. N dalam NP-chart berarti “number” atau
“jumlah”, yaitu jumlah unit-unit yang tidak sesuai (nonconforming units) dalam
umumnya data jumlah item cacat memang lebih disukai dan mudah untuk
Data yang di-plot-kan pada peta kendali adalah jumlah cacat (np), bukan
proporsi cacat (p̂ ).
Dalam perhitungan np-chart ini data yang digunakan sama dengan p-chart
yang terdapat pada tabel 1.
= 8,74
7
= (50) (0,034) - 3 (50) (0,034)
= -0,2144 = 0
e. Batas-Batas Terendah dan Tertinggi (Upper dan Lower) Pada NP-Chart
1) Batas antara upper zona B dan C
Upper zona B dan C = np +
= 4,6815
= 2,1185
= 5,963
= 0,8370
8
Sumber: MINITAB 14
9
REFERENSI
Lindsay, W.M. dan Evans, J.R. 2007. An Introduction to Six Sigma & Process Improvement
Pengantar SiX Sigma. Jakarta: Salemba Empat.
Mitra, A. 1993. Fundamentals of Quality Control and Improvement. New York: Macmillan
Publishing Company.
Ahyari, Agus. 1986. Manajemen Produksi, “Pengendalian Kualitas” Edisi BPFE, UGM
Yogyakarta.
Assauri, Sofyan. 1992. Manajemen Produksi dan Operasi. Surakarta, Sebelas Maret
University Press.
Sarjono, K. H. (2005). Analisis Pengendalian Kualitas Produk Akhir Baja Dengan Metode
P-Chart Pada Pengecoran Logam Di CV. Teknika Jaya. Surakarta: Sebelas Maret
University Press.
Ariani, Dhorothea Wahyu. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik. Yogyakarta.
Suyadi, Prawiro Sentono. 2002. Manajemen Mutu Terpadu. Ghalia Indonesia, Jakarta.
10