Anda di halaman 1dari 14

ISSN 0853-8557

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN PCU GIRDER DAN PCI GIRDER


PADA STRUKTUR ATAS JEMBATAN JURANG GEMPAL, WONOGIRI
Bastya Pratama Putra1, Yunalia Muntafi2, Suharyatmo3
1
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia, Indonesia
email: pratamabastya@gmail.com
2
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia, Indonesia
email: yunalia@uii.ac.id
3
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam
Indonesia, Indonesia
email: suharyatmo@yahoo.co.id

ABSTRACT
The Bridge is one of the infrastructure buildings that support social, economic and industrial
growth of a region. Jurang Gempal Bridge in Wonogiri is the main highway access that
connects the Solo-Wonogiri Road. The main material of that bridge is steel which has corrosive
prone nature so that need a routine maintenance. In contrast to steel, concrete material is
easier to maintain and better to reduce shocks. Therefore, this research will be use concrete
material that is PCU Girder and PCI Girder on the upper structure of the bridge.The research
aims to compare the results of the design related to required total Girder area, number of
tendons and reinforcement of the bridge designed with PCU Girder and PCI Girder from the
Binamarga Office of Central Java. Research begins by surveying the location of the bridge,
collecting the data, then designing and comparing the bridge upper structure design with both
the PCU Girder and PCI Girder. The research shows that the design of PCU Girder bridge
requires less girder than the PCI Girder, but the total area of the Girder is 36% greater than
PCI Girder. Likewise, the need of tendons, moment, and shear reinforcement of PCU Girder
bridge is more than the PCI Girder bridge.
Keywords: bridge, reinforcement, tendon, PCU Girder, PCI Girder

PENDAHULUAN Pada penelitian ini akan dilakukan kajian


perbandingan penggunaan material beton
Jembatan Jurang Gempal yang berada di
yaitu PCU Girder dan PCI Girder untuk
kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri
struktur atas jembatan tersebut. Struktur
merupakan jembatan utama penghubung
beton tidak memerlukan pemeliharaan
Solo-Ponorogo yang merupakan jalan
khusus dan lebih baik dalam hal meredam
provinsi yang juga menghubungkan jalan ke
getaran/goncangan dibanding baja.
arah Pacitan, Jawa Timur. Jembatan Jurang
Gempal yang melintasi sungai Bengawan Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
Solo merupakan sarana vital transportasi perbandingan hasil desain terkait kebutuhan
Kabupaten Wonogiri. Jembatan tersebut luas total Girder, kebutuhan jumlah tendon
menggunakan rangka baja dan usia jembatan dan penulangan pada struktur atas jembatan
sudah lebih dari 40 tahun. Jurang Gempal dengan mrenggunakan PCU
Girder dan PCI Girder.
Material utama yang digunakan pada
jembatan Jurang Gempal adalah material STUDI ANALISIS DAN DESAIN
baja. Konstruksi baja memerlukan JEMBATAN
pemeliharaan rutin dan biaya yang tidak
Secara umum suatu jembatan berfungsi
sedikit, karena baja rawan korosif.
untuk melayani arus lalu lintas dengan baik,

334 Jurnal Teknisia, Volume XXII, No. 1, Mei 2017


ISSN 0853-8557

dalam perencanaan dan perancangan Jombor didesain menggunakan 7


jembatan sebaiknya mempertimbangkan bentang dengan panjang tiap bentang 40
fungsi kebutuhan transportasi, persyaratan m dan lebar 9 m.
teknis dan estetika-arsitektural yang
KONSEP BETON PRATEGANG
meliputi: Aspek lalu lintas, Aspek teknis,
Aspek estetika. (Supriyadi dan Muntohar, Hadipratomo (2006) menjelaskan bahwa
2007). seperti halnya beton bertulang, beton
prategang juga merupakan struktur komposit
Penelitian mengenai jembatan telah banyak
antara dua bahan, ialah beton dan baja tetapi
dilakukan sehingga memberikan banyak
dengan mutu tinggi. Baja yang dipakai
manfaat dan dapat menjadi referensi bagi
disebut tendon yang dikelompokkan dan
penelitian ini. Penelitian relevan yang
membentuk kabel.
pernah dilakukan antara lain sebagai berikut.
Menurut Lin T.Y., dan Burns Ned H.,
1. Cut Retno Masnul (2009), melakukan
(2000) dalam buku “Struktur Beton
penelitian tentang Analisa Prestress
Prategang”, ada tiga konsep yang dapat
(Post-Tension) Pada Precast Concrete U
digunakan untuk menjelaskan dan
Girder Pada Jembatan Fly over Amplas
menganalisis sifat-sifat dasar dari beton
Medan. Dari hasil analisa terhadap PCU
prategang yaitu sebagai berikut.
Girder menunjukkan bahwa Girder
bentuk U dengan mutu plat yang telah 1. Sistem prategang untuk mengubah beton
direvisi pada proyek pembangunan Fly menjadi elastis
over Amplas mampu menerima beban 2. Sistem prategang untuk mencapai
rencana sebesar 1748.28 t/m dengan keseimbangan beban
tegangan negatif saat servis 149.16 3. Sistem prategang untuk kombinasi baja
kg/cm2 yang nilainya lebih besar dari mutu tinggi dengan beton
sebelum revisi yaitu 123.61 kg/cm2.
Sistem Penarikan Baja Prategang
2. Dini Fitria Annur dan Johannes Tarigan
(2013), melakukan Perencanaan Precast 1. Pratarik dan pengangkuran ujung
Concrete I Girder pada Jembatan Pada sistem pratarik, baja prategang
Prestressed Post-tension dengan Bantuan ditarik/diregangkan terlebih dahulu dan
Program Microsoft Office Excel. Dari dijangkarkan pada tembok/dinding penahan
hasil perhitungan, total kehilangan (bulkhead), baru kemudian beton dicor.
prategang yang terjadi sebesar 19.138%. Setelah beton mencapai umur/kekuatan
Pada hasil perhitungan terdapat tertentu, baja prategang menekan kom-
perbedaan hasil antara perhitungan ponen/balok. Transfer gaya prategang
secara manual dan perhitungan dengan umumnya melalui ikatan/lekatan antara baja
menggunakan alat bantu software, oleh prategang dengan beton yang mengeli-
karena itu disarankan agar para linginya (Aboe, A.K., 2006).
pendesain berikutnya menggunakan 2. Paskatarik metode penarikan kabel
software dengan ketelitian yang jauh Sistem paskatarik merupakan kebalikan
lebih baik. sistem pratarik. Pada cara ini pertama-tama
3. Andri Febrianto (2015), melakukan beton dicor/dicetak terlebih dahulu, dengan
Perencanaan Fly over Jombor baja prategang sesuai alinyemen yang
Menggunakan Struktur Beton Prategang direncanakan terletak di dalam selongsong
Jenis PCI Girder (Prestressed Concrete I juga ikut tercor. Setelah beton mencapai
Girder). Hasil penelitian jembatan umur/kekuatan tertentu, baja prategang
meliputi gelagar yang berbentuk I-Girder ditarik dan kemudian dijangkarkan/
dengan tinggi 2,1m. Struktur bawah diangkurkan pada ujung komponen.
meliputi abutment, pilar, pile cap, dan Transfer gaya prategang pada sistem ini
fondasi bored pile. Jembatan layang melalui angkur (Aboe, A.K., 2006).

Putra, Muntafi, Suharyatmo– Studi Perbandingan Penggunaan PCU Girder dan PCI Girder pada ……. 335
ISSN 0853-8557

Pembebanan Jembatan SNI 2833-2008, dan Perencanaan


Struktur Beton Untuk Jembatan RSNI T-12-
Peraturan tentang pembebanan jembatan di
2004. Kombinasi pembebanan yang
Indonesia mengacu pada Peraturan Standar
digunakan dalam penelitian sesuai dengan
Pembebanan Untuk Jembatan RSNI T-02-
RSNIT-02-2005 dapat dilihat pada Tabel 1.
2005, Standar Perencanaan Gempa Untuk
Tabel 1. Kombinasi Pembebanan

Aksi / Beban Simbol Kombinasi pembebanan


1 2 3 4 5
A. Aksi Permanen
1.Berat sendiri MS √ √ √ √ √
2.Beban Mati Tambahan MA √ √ √ √ √
3.Susut dan Rangkak SR √ √ √ √ √
4.Prategang PR √ √ √ √ √
B. Aksi Transien
1.Beban Lajur "D" TD √ √ √ √
2.Gaya Rem TB √
3.Pejalan Kaki TP √
C. Aksi Lingkungan
1.Beban Angin EW √ √
2.Beban Gempa EQ √

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS y = lengan terhadap sisi bawah dinding


JEMBATAN pagar tepi
H = gaya horizontal pada dinding pagar tepi
Perencanaan struktur atas jembatan meliputi
M = momen pada dinding pagar tepi
perencanaan tiang sandaran, slab lantai
K = faktor beban ultimate
kendaraan, plat injak dan balok prategang
dengan bentang 40,8 meter. 2) Perencanaan tulangan lentur
Perhitungan tulangan dinding pagar tepi
Perencanaan Dinding Pagar Tepi (Barier)
dengan menggunakan rumus-rumus dan
Pada penelitian ini, dinding pagar tepi tahapan sebagai berikut:
jembatan direncanakan dengan tinggi 1,2 m Momen nominal dihitung dengan rumus:
dari muka aspal. Untuk perencanaan dinding M
pagar tepi dilakukan perhitungan- Mn = (5)

perhitungan sebagai berikut ini.
Setelah didapat Momen nominal (Mn) maka
1) Pembebanan dinding pagar tepi dicari faktor tahanan momen dengan rumus
Perhitungan dinding pagar tepi seperti berikut.
menggunakan tahapan dan persamaan:
Perhitungan gaya geser ultimate rencana: M
Rn = , Rn< Rmax (6)
H = w’ . L (1) (b.d 2 )
Vu =K.V (2) Dengan faktor tahanan momen maksimum,
Perhitunganmomen ultimate rencana:
0,5.0,75. b . fy
M=H.y (3) Rmax= 0,75. b .fy (1- ) (7)
Mu= K . M (4) 0,85. f ' c
dengan: Dan rasio tulangan yang memberikan
w' = beban rencana horizontalpada dinding kondisi regangan seimbang,
pagar tepi
L = jarak antara dinding pagar tepi

336 Jurnal Teknisia, Volume XXII, No. 1, Mei 2017


ISSN 0853-8557

0,85. f ' c 600


b = . .( ) (8) Vc = b.d (13)
fy 600  fy
Kuat geser yang harus ditahan oleh baja
tulangan geser (Vs) dengan rumus sebagai
Rasio tulangan yang diperlukan, berikut:
f 'c 2.Rn Vs = – Vc (14)
 = 0,85. .(1  1  ) (9)
fy (0,85. f ' c)
Luas tulangan geser sengkang
Rasio tulangan yang digunakan harus lebih Av = n . . D2 (15)
besar atau sama dengan ρmin dan harus lebih
kecil atau sama dengan ρmax. Adapun rumus Jarak tulangan geser yang diperlukan
untuk ρmin dan ρmax seperti berikut. s = Av . . (16)
Rasio tulangan minimum,  min = )
dengan :
Rasio tulangan maximum, max = 0,75.b Vu = gaya geser ultimate rencana
(2.11)
f’c = kuat tekan beton
Ratio tulangan pakai, min < perlu < max fy = tegangan leleh baja (2.12)
Setelah diperoleh rasio tulangan yang b = lebar dinding pagar tepi
memenuhi syarat, maka dapat dihitung luas d = tebal efektif dinding pagar tepi
tulangan pakai dengan rumus seperti D = diameter tulangan yang digunakan
berikut. Perencanaan Lantai (Slab) Jembatan
Luas tulangan pakai, As = ρ . b . d (10) Perencanaan tulangan pada plat lantai sama
Setelah didapat luas tulangan pakai, maka seperti perhitungan tulangan dinding pagar
dapat dicari jumlah tulangan yang tepi, ditambah hitungan tulangan susut yang
dibutuhkan (n) dengan cara membagi luas berfungsi mencegah terjadinya susut atau
tulangan pakai (As) dengan luas tulangan retak-retak pada pelat lantai. Rumus untuk
yang ditentukan. Jumlah tulangan yang mencari luas tulangan susut yang
diperlukan dihitung dengan rumus: dibutuhkan adalah seperti pada Tabel 2.
As Tabel 2. Luas Tulangan Susut yang
n= (11) Dibutuhkan
1
. ..D 2 Luas Tulangan Susut =
4 Mutu Baja (fy)
Asst
dengan: ≤ BJTD – 30 0,0020.b.h
f’c : kuat tekan beton BJTD - 40 0,0018.b.h
fy : tegangan leleh baja 0,0018.b.h 400
b : lebar dinding pagar tepi ≥ BJTD - 40
fy
d : tebal efektif dinding pagar tepi Sumber: SNI-03-2847-2002
D : diameter tulangan yang digunakan
Perencanaan Balok Prategang
3) Perencanaan tulangan geser
Untuk menentukan tulangan geser tiang Menurut SK-SNI-03-1726-2002 pasal
sandaran digunakan rumus dan tahapan 3.11.4, tegangan ijin beton untuk komponen
sebagai berikut : struktur lentur dan tendon prategang sebagai
Gaya geser ultimate berikut ini.
Vu = (12) 1. Tegangan ijin beton saat transfer untuk
struktur lentur tidak boleh melebihi nilai
Kuat geser nominal beton berikut:
a. serat terluar mengalami tegangan
tekan (fci) ≤ 0,60 . f’ci

Putra, Muntafi, Suharyatmo– Studi Perbandingan Penggunaan PCU Girder dan PCI Girder pada ……. 337
ISSN 0853-8557

b. serat terluar mengalami tegangan tarik Diagram alir penelitian disajikan pada
(fti) ≤ 0,25 . f ' ci Gambar 1.
2. Tegangan ijin beton saat akhir untuk
struktur lentur tidak boleh melampaui Mulai
nilai berikut:
a. serat terluar mengalami tegangan Survey awal lokasi Jembatan
tekan (fcs) ≤ 0,45 . f’c Jurang Gempal, Wonogiri dan
b. serat terluar mengalami tegangan tarik pengumpulan data
(fts) ≤ 0,50 . f ' c
3. Tegangan ijin tarik tendon prategang Perencanaan dimensi awal
(fps) tidak boleh melampaui nilai masing-masing girder
berikut:
a. Akibat gaya pengangkuran tendon ≤ Analisis
0,94 . fpy, tetapi tidak lebih besar dari Pembebanan
0,85 . fpu.
b. Sesaat setelah pemindahan gaya Perencanaan Struktur atas Jembatan:
pratekan ≤ 0,82 . fpy, tetapi tidak 1. Merencanakan dinding pagar tepi (barrier)
lebih besar dari 0,74 . fpu. 2. Merencanakan plat lantai (slab)
3. Merencanakan balok girder
c. Tendon paskatarik pada daerah
angkur dan sambungan sesaat
setelah penyaluran gaya ≤ 0,70 fpu.
Kontrol
Tidak
METODOLOGI keamanan
Tahapan penelitian diawali dengan survey
Ya
lokasi jembatan dan mengumpulkan data,
kemudian melakukan desain dengan PCU
Girder dan membandingkannya dengan Perbandingan Hasil Desain dan
hasil desain jembatan dengan PCI Girder. Pembahasan
Spesifikasi desain sebagai berikut.
1. Jembatan tipe 1 kelas A dari standar Simpulan dan
bangunan atas jembatan Departemen Saran
Pekerjaan Umum (DPU).
2. Gelagar yang digunakan berupa gelagar
profil U dengan bentang 40,8 m. Selesai
3. Beton prategang digunakan mutu beton
K-600 setara dengan f’c = 49,8 MPa. Gambar 1. Flow Chart Penelitian
4. Beton bertulang digunakan mutu beton ] !%] !%#

Analisis struktur jembatan dilakukan dengan


K-350 setara dengan f’c = 29,05 MPa program SAP 2000 v.11 dan Ms. Excel
digunakan pada bagian barrier dan plat 2013. Penampang melintang jembatan
lantai (slab) dengan desain PCU Girder dan PCI Girder
5. Untuk Ø ≥13mm digunakan fy=390 MPa disajikan pada Gambar 2 dan Gambar 3.
6. Untuk Ø<13mm digunakan fy=240MPa
7. Struktur atas jembatan yang digunakan
untuk jalan raya berupa gelagar beton
prategang balok sederhana.

338 Jurnal Teknisia, Volume XXII, No. 1, Mei 2017


ISSN 0853-8557

Gambar 2. Penampang Melintang Jembatan PCU Girder

Gambar 3. Penampang Melintang Jembatan PCI Girder

HASIL DAN PEMBAHASAN


Perencanaan Dinding Tepi (Barier)
Data yang digunakan dalam perencanaan
dinding pagar tepi adalah sebagai berikut:
- Beban horizontal, w’=15,0 kN/m
- Jarak tinjauan dinding pagar tepi, L= 1m
- Tinggi barier dari permukaan plat y=1,2 m
Gambar 4. Desain dinding pagar tepi
Perhitungan pembebanan sebagai berikut:
Gaya bekerja pada dinding pagar tepi (H) 1) Desain Tulangan Pokok
H = w’ . L = 15,0 . 1= 15,0 kN Luas tulangan pokok:
Lengan terhadap sisi bawah dinding pagar
As = ρ . b . d = 0,0036 . 1000 . 380,5
tepi, y = 1,2 m
= 1365,897 mm2
Momen pada dinding (MTP)
Dipakai tulangan pokok D13,
MU = H. y = 15,0 . 1,2 = 18,0 kNm
Momen ultimate rencana, MU =18,0 kNm 1 1
Ad = . .D 2  . .132 = 132,732 mm2
Bentuk dari perencanaan dinding pagar tepi 4 4
(barier) dapat dilihat pada Gambar 4. Jarak tulangan yang diperlukan:

Putra, Muntafi, Suharyatmo– Studi Perbandingan Penggunaan PCU Girder dan PCI Girder pada ……. 339
ISSN 0853-8557

Ad .b 132,7323.1000 Momen ultimate rencana, Mu = 18 kN


s  = 97,176 mm
As 13665,897 Gaya geser ultimate rencana:
Jadi dipakai tulangan pokok D13-90 Vu = 18 = 18  18 kN  18000 N
L 1
2) Desain Tulangan Susut
1
Vc = . f ' c .b.d
Jumlah tulangan susut/tulangan arah 6
memanjang jembatan dapat diambil 50% 1
dari tulangan pokok. Ketentuan ini sesuai = . 29,05.1000.3800,5 = 341803,5 N
6
dengan RSNIT-12-2004 Pasal 5.5.4.c.
Karena Ø.Vc>Vu, maka tidak perlu
As’ = 50%. As = 0,5.1365,897 menggunakan tulangan geser. Untuk
= 682,9847 mm2 mempermudah pemasangan tulangan,
digunakan tulangan sengkang Ø6-300 mm.
Dipakai tulangan susut D13
Perencanaan Plat Lantai (Slab) Jembatan
Jarak tulangan yang diperlukan:
Ad .b 132,7323.1000 1) Berat sendiri (MS)
s   194,3518 mm Momen maksimum akibat berat sendiri
As 682,9847
(MMS) dengan asumsi semua tumpuan
Jadi dipakai tulangan susut D16 – 180 dianggap sendi seperti pada Gambar 5.
3) Desain Tulangan Geser

Gambar 5. Momen Maksimal Analisis dengan SAP 2000 v.11 Beban ”MS”

Dari hasil analisis dengan SAP 2000, 2) Beban Mati Tambahan (MA)
diperoleh momen tumpuan dan lapangan Momen maksimum akibat berat tambahan
berat sendiri “MS” sebagai berikut: (MMA) dengan asumsi semua tumpuan
dianggap sendi seperti Gambar 6., sehingga
MMS Tumpuan = -8,43 kNm
diperoleh momen tumpuan dan lapangan
MMS Lapangan = 1,0 kNm berat mati tambahan “MA” dari analisis
Momen ultimate rencana (Mu): SAP 2000 sebesar:
Mu = KMS . MMS MMA Tumpuan = -0,46 kNm
MuTumpuan = KMS . MMSTumpuan MMA Lapangan = 0,2 kNm
= 1,3 . -8,43 kNm Momen ultimate rencana (Mu)
= -10,959 kNm MuTumpuan= KMA . MMATumpuan
MuLapangan= KMS . MMSLapangan = 2 .-0,46 kNm = -0,92 kNm
= 1,3 . 1,0 kNm = 1,3 kNm MuLapangan = KMA . MMALapangan
= 2 .0,2 kNm = 0,4 kNm

340 Jurnal Teknisia, Volume XXII, No. 1, Mei 2017


ISSN 0853-8557

Gambar 6. Momen Maksimal Analsis dengan SAP 2000 v.11 Beban “MA”
3) Beban Hidup Truk “T” (TT) Beban Truk, PTT = (1 + FBD) . T
Beban hidup pada slab jembatan berupa = (1 + 0,3) . 112,5 = 146,5 kN.
roda ganda oleh truk (beban T) yang Momen tumpuan dan momen lapangan
besarnya beban hidup T = 112,5 kN dan beban hidup truk dari analisis SAP 2000
faktor beban ultimate (KTT) = 1,8. Faktor v.11 disajikan pada Gambar 7.
beban dinamis untuk pembebanan truk
diambil DLA (sumber: RSNIT-02-2005
tentang pembebanan pada jembatan).

Gambar 7. Momen Maksimal Analisis dengan SAP 2000 v.11 Beban “TT”

MTT Tumpuan = -24,56 kNm beban angin ke lantai jembatan dapat


MTT Lapangan = 33,41 kNm dihitung dengan cara sebagai berikut.
Momen ultimate rencana (Mu) PEW = 0,5 . h/x . TEW
Mu Tumpuan = KTT . MTT Tumpuan = 0,5 . 2,0/1,75 . 1,269 = 0,8795 kN
= 1,8. -23.99 kNm Momen ultimate rencana (Mu)
= -43,182 kNm Mu Tumpuan = KEW . MEW Tumpuan
Mu Lapangan = KTT . MTT Lapangan = 1,2 .- 0,12 kNm
= 1,8. 33,97 kNm = -0,144 kNm
= 61,146 kNm Mu Lapangan = KEW . MEW Lapangan
4) Beban Angin (EW) = 1,2 . 0,17 kNm
Bidang vertikal yang ditiup angin = 0,204 kNm
merupakan bidang samping kedaraan
dengan tinggi h = 2,0 meter di atas lantai
jembatan, sedangkan jarak antar roda
kendaraan x = 1,75 meter, maka transfer

Putra, Muntafi, Suharyatmo– Studi Perbandingan Penggunaan PCU Girder dan PCI Girder pada ……. 341
ISSN 0853-8557

Desain Tulangan Plat Lantai    


0,6

= 146,25 . 1   0,275 . 2
 
1. Tulangan Pokok 2   0,6818  
 
Luas tulangan pokok: Mmax = 20,9031 kNm
As = ρ . b . d = 0,0088 . 1000 . 157 Momen ultimite plat injak,
= 1383,4225 mm2 Mu = KTT. Mmax
Dipakai tulangan pokok D16 = 1,8 . 18,1044 kNm
1 1 = 32,5879kNm
Ad  . .D 2  . .16 2  201,062 mm 2
4 4
Jarak tulangan yang diperlukan:
Ad .b 201,062.1000
s    145,3366 mm
As 1383.4225
Jadi dipakai tulangan pokok D16 – 120

2. Tulangan Susut
Jumlah tulangan susut/tulangan arah
memanjang jembatan dapat diambil 50 %
dari tulangan pokok. Ketentuan ini sesuai
dengan RSNIT-12-2004 Pasal 5.5.4.c.
As’ = 50%.As = 0,5.1383,4225
= 691,7112 mm2
Dipakai tulangan susut D16
1 1
Ad  . .D 2  . .16 2  201,062 mm 2
4 4 Gambar 8. Penulangan Slab Lantai
Jarak tulangan yang diperlukan: Jembatan
Ad .b 201,0619.1000
s   290,6732 mm 1. Penulangan arah melintang jembatan
As 691,7112
Luas tulangan pokok:
Jadi dipakai tulangan susut D16 – 250
As = ρ . b . d
Pemasangan tulangan pokok melintang slab = 0,00438 . 1000 . 157 = 689,1685 mm2
lantai sedangkan tulangan susut memanjang Dipakai tulangan pokok D16,
slab lantai seperti pada Gambar 8. 1 1
Ad = . .D 2 = . .16 2 = 201,0619 mm2
Perencanaan Plat Injak Jembatan 4 4
Momen max pada plat injak akibat beban Jarak tulangan yang diperlukan:
roda dihitung dengan rumus: Ad . b 201,0619 . 1000
s = =
0 , 25 As 689,1685
 Ec . h 3  = 291,7456 mm
= 
12 . 1    . Ks  Jadi dipakai tulangan pokok D16 – 250
0 , 25
 3
 2. Penulangan arah memanjang jembatan
=  25332084,4 . 0,20 
12 . 1  0,2 . 81500  Luas tulangan pokok:
= 0,6816 m As = ρ . b . d = 0,00745 . 1000 . 157
= 1170,8406 mm2
TTT    
0, 6
2
Mmax= . 1   r .   Dipakai tulangan pokok D16,
2      1 1
  Ad = .  . D 2 = .  . 162
4 4

342 Jurnal Teknisia, Volume XXII, No. 1, Mei 2017


ISSN 0853-8557

= 201,062 mm2 Maka dipakai tulangan D16-160


Jarak tulangan yang diperlukan: 2. Bagian Bawah
Ad . b Rasio tulangan susut, ρ = 0,4%
s = Luas tampang bagian tengah,
As Atengah = 0,275 m2 (ditinjau setiap 1 m)
201,062 . 1000 Luas tulangan bagian tengah,
= = 171,7244 mm
1170,8406 Astengah = 0,4% . Atengah = 0,4% . 0,275
Jadi dipakai tulangan pokok D16 – 150 = 0,0011 m2
Jarak tulangan
Perencanaan Balok Prategang U Girder
A .1000 0,000201.1000
Mutu beton balok prategang yang digunakan s = 1D =
As 0,0011
K-600, setara dengan f’c = 49,8 MPa. Saat
transfer umur beton baru 14 hari sehingga = 182,7836 mm
kekuatan beton baru mencapai 80%, maka: Maka dipakai tulangan D16-160
f’ci = 80% . f’c = 0,80 . 49,8 = 39,84 MPa. Hasil perhitungan tulangan non-prategang
dapat dilihat pada Gambar 9 berikut ini.
Tegangan ijin beton:
Saat transfer, (Sumber: RSNIT-12-2004
Pasal 4.4.1.2.2 ; Pasal 4.4.1.2.4)
Serat tekan: fci = 0,60 . f’ci =0,60 . 39,84
= 23,90 MPa
Serat tarik: fti = 0,50. f ' ci = 3,16 MPa
Saat layan, (Sumber: RSNIT-12-2004 Pasal
4.4.1.2.1 ; Pasal 4.4.1.2.3)
Serat tekan: fcs = 0,45 . f’c= 0,45 . 49,80
= 22,41 MPa
Serat tarik: fti = 0,50 . f ' c = 3,53 MPa. Gambar 9. Penulangan Lentur Balok
Total lendutan yang terjadi dari hasil Prategang
perhitungan adalah δT 0,0131 m ke bawah. Desain tulangan geser
Lendutan maksimum yang diijinkan:
L 40,8 Luas tulangan 1D, A1D = ¼ . π . D2
δ= = = 0,17 m >δT 0,0131 m. A1D = ¼ .π.132 =132,732 mm2= 0,000133 m2
240 240
Eksentrisitas tendon,
Desain tulangan lentur X
e = 4 . es . 2 . (L – X)
Tulangan arah memanjang digunakan D16 L
1 1
Luas A1 D= .  . D 2 = .  . 162
1,2
e = 4 . 0,6654 . . (40 – 1)
4 4 40 2
= 201,0619 mm2 = 0,000201 m2 = 0,06488 m
1. Bagian Samping Sudut kemiringan tendon,
 L  2 . X 
Rasio tulangan susut, ρ = 0,4% α = ATAN 4 . es .  
Luas tampang bagian atas,   L2 
Aatas = 0,29 m2 (ditinjau setiap 1 m)
  40  2 . 1 
Luas tulangan bagian atas, = ATAN 4 . 0,06488 .  
 40 
2
Asatas = 0,4% . Aatas = 0,4% . 0,29 
= 0,00116 m2 = 0,06313 rad
Jarak tulangan
Komponen gaya arah x (horizontal),
s = A1D .1000 = 0,000201.1000 Px = Peff . cos α
As 0,00116
= 13625,84 . cos 0,06313
= 173,3292 mm

Putra, Muntafi, Suharyatmo– Studi Perbandingan Penggunaan PCU Girder dan PCI Girder pada ……. 343
ISSN 0853-8557

= 13598,69 kN Jarak sengkang yang diperlukan,


Komponen gaya arah y (vertikal), fb . A1D
s =
Py = Peff . sin α fv . b . tan 
= 13625,84 . sin 0,06313
= 859,61 kN  12536 . 0,000133
=
Resultan gaya geser, 603,8 . 1 . tan  0,048
Vr = V – Py = 0,0573 m = 57,3 mm
= 1763,25 – 859,61
= 903,64 kN Dari perhitungan diatas diperoleh s = 50 mm
Tegangan geser yang terjadi, dan s = 50 mm, maka dipakai jarak
sengkang adalah 50 mm. Sehingga tulangan
Sx
fv = Vr . dipakai tulangan sengkang D13-100.
b . Ix
REKAPITULASI HASIL DESAIN
0,2860
= 903,64 . Dinding Pagar Tepi (Barrier)
1.0,4280
= 603,8 kPa Dinding pagar tepi (barrier) merupakan
Tegangan beton di serat atas, suatu konstruksi pengaman bagi pengguna
Px Px . e M jembatan. Mutu beton yang digunakan f’c
fa =    24,9 MPa dan mutu baja fy 390 MPa. Dari
A Sa Sa
hasil analisis diperoleh dimensi barrier yaitu
13598,69 13598,69 . 0,6654 1807,21
=   dengan tinggi 1 m dan tebal 0,42 m.
1,2798 0,4431 0,4431 Tulangan pokok yang digunakan adalah
= - 12713 kPa D13-90. Untuk tulangan susut digunakan
Sudut bidang geser, tulangan D13-190. Sedangkan untuk
1  2 . fv  tulangan geser digunakan tulangan Ø6-300.
γ = . ATAN .  
2  fa  Pelat Lantai Kendaraan

= . ATAN . 
1 2 . 603,8  Plat lantai jembatan merupakan struktur
 = - 0,0474 rad
2   12713  yang terletak paling atas pada jembatan. Plat
Jarak sengkang yang diperlukan, lantai jembatan menerima beban lalu lintas
fa . A1D kendaran yang melintas pada jembatan.
s = Spesifikasi bahan yang digunakan pada plat
fv . b . tan  lantai jembatan dapat dilihat pada Tabel 3.
 12713 . 0,000133
= Tabel 3. Spesifikasi Bahan dan Desain pada
603,8 . 1 . tan  0,0474 Plat Lantai Jembatan
= 0,059 m = 59 mm
Tegangan beton di serat bawah, Desain Spesifikasi
Lebar, (b) 10,7 meter
Px Px . e M
fb =    Tebal, (h) 0,20 meter
A Sb Sb Mutu Beton, (f’c) 24,9 MPa
=  13598,69  13598,69 . 0,6654  1807,21 Mutu Baja, Ø ≥ 13 mm 390 MPa
1,2798 0,4831 0,4841 Mutu Baja, Ø < 13 mm 240 MPa
= - 12536 kPa Tulangan pokok, (arah-X) D16 – 120
Tulangan susut, (arah-Y) D16 – 250
Sudut bidang geser,
1  2 . fv  Plat Injak Jembatan
γ = . ATAN .  
2  fb  Plat injak ditinjau dari arah melintang dan
memanjang jembatan. Rekapitulasi hasil
1  2 . 603,8  = - 0,048 rad
= . ATAN .   desain plat injak jembatan disajikan pada
2   12536  Tabel 4.

344 Jurnal Teknisia, Volume XXII, No. 1, Mei 2017


ISSN 0853-8557

Tabel 4. Rekapitulasi Desain Plat Injak


Desain Spesifikasi
Mutu Beton, (f’c) 29,05 MPa
Mutu Baja, Ø ≥ 13 mm (fy) 390 MPa
Mutu Baja, Ø < 13 mm (fy) 240 MPa
Tebal, (h) 0,20 meter
Arah Melintang Jembatan
Tulangan Pokok D16 – 250 mm
Arah Memanjang Jembatan
Tulangan Pokok D16 – 150 mm

Balok Prategang U-Girder Girder. Spesifikasi desain balok U-Girder


dapat dilihat pada Tabel 5.
Struktur jembatan direncanakan ulang
menggunakan struktrur balok prategang Tegangan yang terjadi pada saat transfer dan
paskatarik dengan balok sederhana (simple layan pada balok U-Girder disajikan pada
beam) yang menggunakan profil PCU Tabel 6.
Tabel 5. Spesifikasi Desain PCU-Girder

Desain Spesifikasi
Profil Balok U-Girder
Tinggi Balok 1,85 meter
Mutu Beton, K-600 49,8 MPa
Tipe Strands ASTM A-416 grade 270
Jumlah tendon 8 tendon
Jumlah strand 152 strands
Jumlah strand tiap tendon 19 tendon
Tipe Angkur VSL tipe E - 55
Tabel 6. Tegangan Saat Transfer dan Saat Layan yang Terjadi pada Balok U-Girder
Hasil
Tegangan
Saat transfer Saat layan
Tegangan izin pada serat atas, (fti) 3,16 MPa 3,53 MPa
Tegangan yang terjadi pada serat atas, (fca) - 2,6535 MPa - 4,809 MPa
Tegangan izin pada serat bawah, (fci) 23,904 MPa 22,41 MPa
Tegangan yang terjadi pada serat bawah, (fcb) - 23,9 MPa - 15,865 MPa

Berdasarkan tegangan-tegangan yang terjadi Berdasarkan hasil desain, diperoleh hasil


pada tipe penmpang U-Girder, hasilnya desain struktur atas jembatan dengan PCU
tidak melebihi tegangan izin yang Girder dan dibandingkan dengan PCI
disyaratkan. Maka hasil dari nilai tegangan Girder. Rekapitulasi perbandingan hasil
yang terjadi pada penampang U-Girder desain jembatan dengan PCU Girder dan
dapat dinyatakan aman. PCI Girder disajikan pada Tabel 7.

Putra, Muntafi, Suharyatmo– Studi Perbandingan Penggunaan PCU Girder dan PCI Girder pada ……. 345
ISSN 0853-8557

Tabel 7. Perbandingan Hasil Desain Jembatan dengan PCU Girder dan PCI Girder

Komponen Hasil Desain


Jenis Girder PCU PCI
Panjang Gider 40;40;40 m 20,4;40;40;20,4 m
Jumlah Girder (1 bentang) 4 buah 5 buah
Jumlah Tendon 32 buah 20 buah
Mutu Beton Girder K-600 K-500
Tulangan Pokok Girder D16-160 D16-100
Tinggi Girder 1,85 m 2,1 m
Luas Penampang Girder 1,2798m2 0,7523 m2
Jumlah Pilar 2 buah 3 buah
Tulangan Plat Injak Arah X – D16-250 Arah X – D16-150
Arah Y –D16-150 Arah Y – D25-100
Tulangan Plat Lantai Pokok – D16-120 Pokok – D16-150
Susut – D16-250 Susut – D16-200
Tulangan Barier Pokok – D13-90 Pokok – D13-200
Susut – D13-190 Susut – D13-200
Geser – D6 -300 Geser – D10-200

KESIMPULAN Annur, D.F., dan Tarigan, J., (2013).


Perencanaan Precast Concrete I Girder
Berdasarkan hasil perhitungan yang
pada Jembatan Prestressed Post-tension
ditunjukkan sebelumnya, maka dapat
dengan Bantuan Program Microsoft
diambil kesimpulan sebagai berikut ini.
Office Excel, Jurnal Teknik Sipil USU,
1. Struktur atas jembatan PCU Girder Vol 2, No 2 (2013), ISSN: 2303-0127.
didesain menggunakan 4 girder sehingga
BAKOSURTANAL, (2005), Pengertian,
diperoleh luas total girder sebesar 5,1192
Fungsi dan Jenuis Peta. (Online),
m2. Sedangkan untuk struktur PCI
(http://farid-
Girder didesain dengan menggunakan 5
rizky.blogspot.co.id/2012/12/pengertian
girder sehingga diperoleh luas total
-fungsi-dan-jenis-peta.html, Diakses 20
girder sebesar 3,7615 m2. Oleh karena
Desember 2015)
itu, PCU Girder lebih berat dan lebih
mahal dibandingkan PCI Girder. Direktorat Jenderal Bina Marga, (2004),
2. Jumlah tendon yang dibutuhkan PCU Peraturan Perencanaan Struktur Beton
Girder lebih banyak yaitu 32 buah Untuk Jembatan RSNIT-12-2004. Badan
sedangkan PCI Girder hanya 20 buah Standardisasi Nasional. Jakarta.
dengan jenis yang sama yaitu ASTM A-
Direktorat Jenderal Bina Marga, (2005),
416 grade 270.
Standar Pembebanan untuk Jembatan
3. Jumlah tulangan pokok dan geser yang
RSNIT-02-2005. Badan Standardisasi
dibutuhkan oleh tipe jembatan dengan
Nasional. Jakarta
PCU Girder lebih banyak dibandingkan
dengan PCI Girder, sehingga lebih Direktorat Jenderal Bina Marga, (2008),
mahal. Standar Perencanaan Gempa untuk
Jembatan SNI 2833:2008. Badan
DAFTAR PUSTAKA Standardisasi Nasional. Jakarta.
Aboe, A. Kadir., (2006), Beton Prategang. Febrianto, Andri, (2015), Perencanaan Fly
Yogyakarta: Andi Offset. over Jombor Menggunakan Struktur
Beton Prategang Jenis PCI Girder

346 Jurnal Teknisia, Volume XXII, No. 1, Mei 2017


ISSN 0853-8557

(Prestressed Concrete I Girder). U Girder “Studi Kasus Pada Jembatan


Perencanaan, tidak dipublikasikan. Flyover Amplas”.Perencanaan,tidak
Yogyakarta :Universitas Islam dipublikasikan. Sumatra Utara:
Indonesia. Universitas Sumatra Utara
Lin T.Y., Burns Ned H., (2000), Disain Supriyadi, B., dan Muntohar, A.S., (2007),
Struktur Beton Prategang jilid 1 dan 2 Jembatan. Yogyakarta: Beta Offset.
terjemahan Mediana Sianipar.
Taylor, Dena dan Margaret Procter. (2010),
Interaksara.
“The Literature Review: A Few Tips on
Masnul, C.R., (2009), Analisa Prestress Conducting It”. Toronto: University
(Post-Tension) pada Precast Concrete Toronto Writing Center.

Putra, Muntafi, Suharyatmo– Studi Perbandingan Penggunaan PCU Girder dan PCI Girder pada ……. 347

Anda mungkin juga menyukai