PENDAHULUAN
1.3 Pengertian
1.3.1 Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang
kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti
betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi.
(Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994 ; Koontz & Weihrich,
1988).
1.3.2 Komunikasi Efektif adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari
seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut
mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi.
(Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994 ; Koontz & Weihrich,
1988).
1.3.3 Sumber/Pemberi Pesan/Komunikator adalah orang yang menyampaikan isi
pernyataannya kepada penerima pesan/komunikan. Hal-hal yang menjadi tanggung
jawab pengirim pesan adalah mengirim pesan dengan jelas, memilih media yang
sesuai, dan meminta kejelasan apakah pesan tersebut sudah diterima dengan baik.
(konsil kedokteran Indonesia, hal 8).
1.3.4 Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi,
pengetahuannya luas dan dalam tentang informasi yang disampaikan, cara
berbicaranya jelas dan menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh si
penerima pesan (komunikan).
1.3.5 Isi Pesan adalah ide atau informasi yang disampaikan kepada komunikan. Panjang
pendeknya, kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan komunikasi, media
penyampaian, penerimanya.
1.3.6 Media/Saluran Pesan (Elektronik, Lisan, Tulisan) adalah sarana komunikasi dari
komunikator kepada komunikan. Media berperan sebagai jalan atau saluran yang
dilalui isi pernyataan yang disampaikan pengirim atau umpan balik yang disampaikan
penerima. Pesan dapat berupa berita lisan, tertulis atau keduanya sekaligus. Pada
Dalam menuliskan kalimat yang sulit, ,maka komunikan harus menjabarkan hurufnya satu
persatu dengan menggunakan alfabeth yaitu:
2.2.1 Komunikasi antar pemberi pelayanan di dalam rumah sakit secara verbal
Komunikasi antar tenaga medis yang menangani pasien:
1. Konsul antara dokter umum kepada dr spesialis, atau antara sesama dokter spesialis
2. Pelaporan hasil-hasil pemeriksaan penunjang kepada DPJP, bisa oleh dokter jaga,
perawat, analis atau staffklinis lainnya
3. Pelaporan hasil-hasil observasi pasien kepada DPJP, bisa oleh dokter jaga, perawat,
analis atau staff klinis lainnya
4. Operan Shift jaga antar dokter, perawat, analis, radiografer, dan staff klinis lainnya
5. Delegasi antar DPJP
6. Delegasi pasien antar bagian (IGD, Ranap, Kamar Bedah, ICU dan bagian lainnya)
2.2.2 Komunikasi antar pemberi pelayanan di dalam rumah sakit secara non verbal
1. Mendokumentasikan hasil-hasil asesmen dan temuan serta rencana
penatalaksanaan pasien di dalam berkas rekam medis.
2. Mengisi form order penunjang medis dan lembar jawaban penunjang :
1) Form order laboratorium
3. Mengisi lembar (PPTM) persetujuan tindakan medis
2.2.3 Komunikasi antar pemberi pelayanan di luar rumah sakit secara verbal
Komunikasi dengan tenaga klinis di luar rumah sakit biasanya berupa kegiatan rujuk
pasien baik untuk alih rawat maupun untuk pemeriksaan penunjang diluar, bentuk
komunikasi dengan percakapan via telepon .
2.2.4 Komunikasi antar pemberi pelayanan di luar rumah sakit secara non verbal
Komunikasi ini dengan menggunakan:
1. Form transfer pasien
2. Form serah terima sample pemeriksaan
1. RSUD Linggajati Kuningan secara rutin memberikan pendidikan pada area yang
beresiko tinggi bagi pasien yang terdiri dari penggunaan obat yang aman,
penggunaan peralatan medis yang aman, potensi interaksi antara obat dan
makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri dan teknik-teknik rehabilitasi.
2. Tenaga kesehatan yang berkarya di lingkungan RSUD Linggajati Kuningan berhak
untuk akses rekam medis pasien, selama pasien tersebut masih dalam asuhanya
serta untuk media komunikasi dan informasi pelayanan.
2.3 Metode
1. Komunikasi dengan masyarakat secara verbal
A. Penyuluhan, seminar, talkshow
Plan :
a. menentukan tema dan materi
b. menentukan sasaran
c. menentukan anggaran
d. menentukan narasumber
e. menentukan tempat / ruang edukasi
f. menentukan media yang akan digunakan
Do :
a. membuat media informasi leaflet, banner, poster, dll
b. melaksanakan metode penyuluhan : seminar, talkshow
c. lakukan koordinasi dengan narasumber
d. kumpulkan sasaran/peserta
Study :
a. mengumpulkan angket
b. mengumpulkan absensi
c. evaluasi dan analisa
Act : tindak lanjut evaluasi dan analisa, menentukan standar untuk perencanaan
berikutnya.
2. Komunikasi dengan masyarakat secara non verbal
3. Komunikasi Pasien dan Keluarga secara verbal
Inform concent
4. Komunikasi pasien dan keluarga secara non verbal
Inform concent
5. Komunikasi antar pemberi pelayanan di dalam rumah sakit secara verbal
Melakukan Panggilan
“Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam, Saya (nama) dari (Bagian),bisa bicara dengan
…………………”
IMPLICATION
Melibatkan Customer dengan berfokus pada alternatif penyelesaian masalah.
SITUATION
• Sebutkan identitas pasien dan nomor kamar pasien
• Sebutkan masalah pasien tersebut (misalnya sesak nafas, nyeri dada, mual dll)
BACKGROUND
Sebutkan diagnosis dan data klinis pasien sesuai kebutuhan:
• Status neurologis (GCS, pupil kesadaran dsb)
• Status respirasi (frekuensi pernafasan, SPO2, Analisis gas darah, dll)
• Status cardiovaskuler (nyeri dada, tekanan darah, dsb)
• Status gastrointestinal (nyeri perut, muntah, perdarahan dsb)
• Hasil laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya
ASSESSMENT
Sebutkan masalah yang terjadi pada pasien:
• Masalah kardiologi (syok kardiogenik, syok hipovolemik, dsb)
• Masalah gastrointestinal ( perdarahan masif atau syok)
3. Tahap verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami edukasi
yang diberikan:
1) Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, kondisi pasien
baik dan senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah: menanyakan kembali
edukasi yang telah diberikan.
2) Pertanyaannya adalah: " Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-kira apa
yang bpk/ibu bisa pelajari ?".
3) Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, pasiennya
mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah dengan pihak keluarganya
dengan pertanyaan yang sama: "Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-
kira apa yang bpk/ibu bisa pelajari ?".
4) Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada hambatan
emosional (marah atau depresi), maka verifikasinya adalah dengan tanyakan
kembali sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi edukasi yang diberikan
dan pahami. Proses pertanyaan ini bisa via telepon atau datang langsung ke kamar
pasien setelah pasien tenang.
5) Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan komunikasi yang
disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Dengan pasien
mengikuti semua arahan dari rumah sakit, diharapkan mempercepat proses
penyembuhan pasien.
6) Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk
mengisi formulir edukasi dan informsi, dan ditandatangani kedua belah pihak
antara dokter dan pasien atau keluarga pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti
bahwa pasien dan keluarga pasien sudah diberikan edukasi dan informasi yang
benar.
7) Proses komunikasi ini harus didokumentasikan dengan jelas dan tepat di dalam
rekam medis pasien, yaitu:
2. RAWAT JALAN
a. Layanan Pendaftaran
Memperkenalkan diri dengan ramah sesuai standar komunikasi.
Layanan diberikan dengan cepat, tepat dan tidak bertele-tele.
Memberikan informasi yang jelas tentang nomor antrian, lokasi klinik, jadwal
praktek dokter.
a. Pengertian :
3. Pelaporan Hasil Kritis adalah proses penyampaian nilai hasil pemeriksaan yang
memerlukan penanganan segera dan harus dilaporkan ke DPJP dalam waktu
kurang dari 1 (satu) jam.
b. Tujuan :
3. Hasil kritis dapat diterima oleh DPJP yang merawat dan diinformasikan pada
pasien sesuai waktu
c. Kebijakan :
3. Semua hasil yang perlu di waspadai dipastikan harus diterima oleh dokter yang
akan mengambil tindakan terhadap hasil kritis tersebut.
d. Prosedur:
5. Dokter/ perawat ruangan yang menerima laporan hasil kritis dan menghubungi
DPJP/ PPDS yang merawat pasien harus mencatat tindakan yang diambil untuk
pasien atau informasi lain terkait klinis
7. Untuk pasien rawat jalan, hasil kritis harus dilaporkan kepada dokter yang
meminta pemeriksaan dan harus menyampaikan hasil kritis ke pasien.
a. 15 menit pertama: harus segera melaporkan pada DPJP, bila belum berhasil
menghubungi, ke langkah berikut:
b. 15 menit ke dua: harus melaporkan pada DPJP, bila belum berhasil menghubungi,
ke langkah berikut:
c. 15 menit ke tiga: Bila hari kerja dapat menghubungi: Divisi departemen terkait
Bila di luar jam kerja/ hari libur menghubungi konsulen jaga yang bertugas, bila
belum berhasil menghubungi ke langkah berikut:
Dokumen terkait :
Unit terkait :
2. Rawatjalan
3. IGD
6. Departemen Radiologi
3. Bilirubintotal mg/dl - 20
3. Hematokrit % 20 60
6. INR - 5
UMUM:
1. Ketidaksesuaian antara diagnosa VC dengan diagnosis parafin.
Hasil harus segera dilaporkan 1 jam setelah hasil definitif keluar(3-5 hari kerja).
KHUSUS:
1. Divisi IV (patologi Endokrin dan Patologi Hematolimfoid) -> Bila hasil PA Limfoma
limfoblastik harus segera dilaporkan.
2. Divisi V (Patologi jaringan lunakdan patologi tulang) -@ Untuk kasus Sarcoma pada
anak harus segera dilaporkan ke dokter pengirim.
Area
Kondisi Kategori Kritis
Anatomi/
Red Category Condition*
Anatomical
Laporkan Secara Lengkap Dalam Waktu 1 Jam
Area
Sistem saraf Perdarahan serebral / hematoma
pusat Tumor otak (efek massa)
Stroke akut
Fraktur depresi pada tengkorak
Fraktur tulang belakang servikal
Kompresi sumsum tulang belakang
Leher Epiglotitis
Diseksi arteri karotis
Critical carotid stenosis
Dada Tension pneumothorax
Diseksi aorta
Emboli paru
Aneurisma pecah atau impending rupture
Emfisema mediastinum / pneumomediastinum
Abdomen Udara bebas di abdomen (bila tanpa riwayat pembedahan dalam waktu
dekat)
Ischemic bowel
Appendicitis
Emboli vena porta
Volvulus
Perlukaan organ dalam traumatic
Perdarahan retroperitoneal
Obstruksi usus
Urogenital Kehamilan ektopik
Abruptio placentae
Placental Previa menjelang aterm
Torsio testis atau ovarium
Kematian vetus
Vaskuler DVT atau oklusi vaskuler
Tulang
Umum Kesalahan lokasi pemasangan selang / infuse (misalnya selang makan pada
saluran napas)
Proses komunikasi ini harus didokumentasikan dengan jelas dan tepat di dalam rekam
medis pasien, yaitu:
1. Catatan isi pesan dari dokter ke perawat melalui telepon terdiri dari isi perintah, nama
pemberi perintah, nama penerima perintah, tanggal dan pukul berapa perintah
diberikan di rekam medis pasien
2. Verifikasi isi pesan dilakukan pada hari berikutnya pada saat kunjungan dokter dengan
meminta dokter membubuhkan tanda tangan pada rekam medis
3. Proses pre dan post conference, serah terima antar shift, serah terima antar bagian,
rujukan, harus dicatat di rekam medis
4. Proses pemberian informasi dari petugas pemberi pelayanan kesehatan kepada pasien
dan keluarga beserta responya harus dicatat di rekam medis
5. Instruksi/program pengobatan dokter dicatat di dalam rekam medis
6. Hasil informasi yang diterima ataupun diberikan antara petugas pemberi pelayanan
kesehatan yang berhubungan dengan pelayanan/pengobatan pasien harus dicatat
dalam rekam medis.
Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994 ; Koontz & Weihrich, 1988).
Astrid Dr, S. Susanto.1974.Komunikasi Dalam Teori dan Praktik. Universitas Pajajaran: Bina
Cipta.
Potter, P.A & Perry, A.G. 1993.Fundamental of Nursing Concepts, Process and Practice.Thrd
edition.St.Louis: Mosby Year Book
Stuart, G.W & Sundeen S.J. 1995.Principles and Practise of Psychiatric Nursing. St. Louis:
Mosby Year Book