Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakn pelayanan rawat
inap, rawat jalan dan gawat darurat ( Kemenkes RI No 340/Menkes.PER/III/2010).
Rumah sakit merupakan suatu organisasi kompleks yang menggunakan
perpaduan peralatan ilmiah yang rumit dan khusus yang difungsikan oleh kelompok
tenaga terlatih dan terdidik dalam menghadapi hal yang berkaitan dengan pengetahuan
medik modern untuk tujuan pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. Rumah
sakit bertugas untuk melaksanakan upaya kesehatan dengan mengutamakan
penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara terpadu.
Dalam pelayanan terhadap pasien di Rumah Sakit, jika berhadapan dengan pasien
maka yang perlu kita tanyakan apakah yang dimaksud pasien sama dengan yang kita
pikirkan. Karena persepsi yang salah dapat mengakibatkan kejadian yang tidak
diharapkan. Karena itulah dibutuhkan Komunikasi Efektif.
Komunikasi efektif terjadi apabila pesan yang disampaikan komunikator dapat
diterima dengan baik oleh komunikan sehingga tidak terjadi salah persepsi. Komunikasi
Efektif di RSUD Linggajati, meliputi :
a. Komunikasi dengan masyarakat.
b. Komunikasi dengan pasien dan keluarga.
c. Komunikasi antar pemberi pelayanan di dalam dan ke luar Rumah Sakit.
d. Edukasi pasien dan keluarga.
Bentuk komunikasi interpersonal di rumah sakit biasanya antara dokter, perawat,
ataupun paramedik dengan pasien dan keluarganya. Bentuk komunikasi interpersonal
seperti ini juga dikenal dengan Komunikasi Terapeutik. Komunikasi semacam ini
biasanya berfokus pada pertukaran informasi mengenai kondisi kesehatan pasien.
Sedangkan komunikasi dalam hal penyampaian informasi dan edukasi mengenai
fasilitas pelayanan rumah sakit dan kesehatan kepada pasien dan keluarga biasanya
dijembatani melalui customer service ataupun kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan
(edukasi) dan Customer Relationship Management (CRM).
Komunikasi interpersonal ini juga diperlukan antara Direksi dengan unit kerja
serta antar tiap unit kerja di Rumah Sakit Umum Daerah Linggajati agar kegiatan
manajemen rumah sakit berjalan lancar. Beberapa media massa yang digunakan oleh
Rumah Sakit Umum Daerah Linggajati dalam berkomunikasi dengan masyarakat
ataupun pasien dan keluarga adalah buku saku, leaflet, poster, banner, majalah, televisi,
facebook, instagram dan website.

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Rumah Sakit menyusun komunikasi yang efektif baik dengan komunitas masyarakat,
pasien dan keluarga, tenaga kesehatan profesional lain maupun antar unit kerja di
Rumah Sakit Umum Linggajati agar tidak terjadi atau setidaknya meminimalkan
kegagalan dalam berkomunikasi yang mengancam keselamatan pasien.

1.2.2 Tujuan Khusus


Komunikasi Efektif ini adalah digunakan untuk :
1. Memudahkan orang lain dalam memahami pesan yang disampaikan dan informasi
yang disampaikan dapat menimbulkan feedback dari komunikan.
2. Meminimalisir kejadian yang tidak diharapkan di Rumah Sakit.
3. Sebagai acuan dalam melaksanakan proses kerja bagi sumber daya manusia yang
ada di dalam Rumah Sakit Umum Daerah Linggajati Kabupaten Kuningan.

1.3 Pengertian
1.3.1 Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang
kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti
betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi.
(Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994 ; Koontz & Weihrich,
1988).
1.3.2 Komunikasi Efektif adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari
seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut
mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi.
(Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994 ; Koontz & Weihrich,
1988).
1.3.3 Sumber/Pemberi Pesan/Komunikator adalah orang yang menyampaikan isi
pernyataannya kepada penerima pesan/komunikan. Hal-hal yang menjadi tanggung
jawab pengirim pesan adalah mengirim pesan dengan jelas, memilih media yang
sesuai, dan meminta kejelasan apakah pesan tersebut sudah diterima dengan baik.
(konsil kedokteran Indonesia, hal 8).
1.3.4 Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi,
pengetahuannya luas dan dalam tentang informasi yang disampaikan, cara
berbicaranya jelas dan menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh si
penerima pesan (komunikan).
1.3.5 Isi Pesan adalah ide atau informasi yang disampaikan kepada komunikan. Panjang
pendeknya, kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan komunikasi, media
penyampaian, penerimanya.
1.3.6 Media/Saluran Pesan (Elektronik, Lisan, Tulisan) adalah sarana komunikasi dari
komunikator kepada komunikan. Media berperan sebagai jalan atau saluran yang
dilalui isi pernyataan yang disampaikan pengirim atau umpan balik yang disampaikan
penerima. Pesan dapat berupa berita lisan, tertulis atau keduanya sekaligus. Pada

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 2
kesempatan tertentu, media dapat tidak digunakan oleh pengirim yaitu saat
komunikasi berlangsung atau tatap muka dengan efek yang mungkin terjadi berupa
perubahan sikap (konsil kedokteran Indonesia, hal 8).
1.3.7 Penerima Pesan/Komunikan adalah pihak/orang yang menerima pesan. Penerima
pesan berfungsi sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran pengirim dan
penerima berita bergantian sepanjang pembicaraan. Tanggung jawab penerima adalah
berkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik dan memberikan umpan balik
kepada pengirim. Umpan balik sangat penting sehingga proses komunikasi
berlangsung dua arah (konsil kedokteran Indonesia, hal 8).
1.3.8 Umpan balik adalah respon/tindakan dari komunikan terhadap respon pesan yang
diterimanya.

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 3
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1 Proses Komunikasi


Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana
dimaksud oleh pengirim pesan/komunikator, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah
perbuatan oleh penerima pesan/komunikan dan tidak ada hambatan untuk hal itu
(Hardjana, 2003).

2.1.1 Unsur-unsur/elemen dalam komunikasi efektif


1. Sumber/Pemberi Pesan/Komunikator adalah orang yang menyampaikan isi
pernyataannya kepada penerima pesan/komunikan. Hal-hal yang menjadi tanggung
jawab pengirim pesan adalah mengirim pesan dengan jelas, memilih media yang
sesuai, dan meminta kejelasan apakah pesan tersebut sudah diterima dengan baik.
(konsil kedokteran Indonesia, hal 8).
Dalam tatanan RSUD Linggajati Kuningan yang menjadi sumber komunikator
adalah semua petugas pemberi pelayanan kesehatan kepada pasien :
 Dokter
 Perawat
 Bidan
 Petugas Rekam Medis
 Petugas Penunjang Medis
 Petugas Farmasi
 Apoteker
 Petugas Front Office (FO)
 Petugas Kasir
 Staf Administrasi
 Staf Customer Service
 Petugas Cleaning Service
 Petugas Security
2. Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi,
pengetahuannya luas dan dalam tentang informasi yang disampaikan, cara
berbicaranya jelas dan menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh si
penerima pesan (komunikan).
3. Isi Pesan adalah ide atau informasi yang disampaikan kepada komunikan. Panjang
pendeknya, kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan komunikasi , media
penyampaian, penerimanya.
4. Media/Saluran Pesan (Elektronik, Lisan, Tulisan) adalah sarana komunikasi dari
komunikator kepada komunikan. Media berperan sebagai jalan atau saluran yang
dilalui isi pernyataan yang disampaikan pengirim atau umpan balik yang
disampaikan penerima.

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 4
5. Media komunikasi di RSUD Linggajati Kuningan yang digunakan adalah :
a. Telepon
b. Media Sosial (facebook & Instagram)
c. Website/ E-mail
d. Leaflet
e. Brosur
f. Spanduk
g. Alat peraga
6. Penerima Pesan/Komunikan adalah pihak/orang yang menerima pesan.
Penerima pesan berfungsi sebagai penerima berita. Dalam komunikasi, peran
pengirim dan penerima berita bergantian sepanjang pembicaraan. Tanggung
jawab penerima adalah berkonsentrasi untuk menerima pesan dengan baik dan
memberikan umpan balik kepada pengirim. Umpan balik sangat penting sehingga
proses komunikasi berlangsung dua arah (konsil kedokteran Indonesia, hal 8).
7. Umpan balik adalah respon/tindakan dari komunikan terhadap respon pesan yang
diterimanya.

2.1.2 Pemberi Pesan/Komunikator yang baik


Pada saat melakukan proses umpan balik, diperlukan kemampuan dalam hal-hal
berikut (konsil kedokteran Indonesia, hal 42) :
1. Cara berbicara (talking), termasuk cara bertanya (kapan menggunakan pertanyaan
tertutup dan kapan memakai pertanyaan terbuka), menjelaskan, klarifikasi,
paraphrase, intonasi.
2. Mendengar (listening) termasuk memotong kalimat.
3. Cara mengamati (observation) agar dapat memahami yang tersirat di balik yang
tersurat (bahasa non verbal di balik ungkapan kata/kalimat, gerak tubuh).
4. Menjaga sikap selama berkomunikasi dengan komunikan (bahasa tubuh) agar tidak
mengganggu komunikasi, misalnya karena komunikasi keliru mengartikan gerak
tubuh, raut tubuh, raut muka dan sikap komunikator.

2.1.3 Sifat Komunikasi


Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (pelayanan promosi).
Komunikasi yang bersifat informasi asuhan di RSUD Linggajati Kuningan adalah :
1. Jam pelayanan
2. Pelayanan yang tersedia
3. Cara mendapatkan pelayanan
4. Informasi tarif
5. Penyampaian keluhan/saran/masukan
6. Informasi kegiatan / even / promo di RSUD Linggajati Kuningan
7. Sumber alternatif mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika
kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan Rumah Sakit.

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 5
Akses informasi dapat diperoleh melalui : Customer Service, Petugas Front Office
(FO), Petugas Rekam Medis, Petugas Farmasi, Perawat, Bidan, Dokter, Website,
media sosial, email dan surat menyurat.

Komunikasi yang bersifat Edukasi (Pelayanan Promosi) adalah :


1. Edukasi mengenai Obat
2. Edukasi mengenai Penyakit
3. Edukasi pasien tentang apa yang harus dihindari
4. Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan kualitas
hidupnya pasca dirawat di Rumah Sakit
5. Edukasi mengenai Gizi
Akses untuk mendapatkan edukasi bisa diperoleh melalui Seksi Promosi Kesehatan
Rumah Sakit (PKRS) RSUD Linggajati Kuningan.
2.1.4 Syarat Komunikasi Efektif
1. Tepat Waktu
2. Akurat
3. Lengkap
4. Jelas
5. Mudah dipahami oleh penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan

2.1.5 Proses Komunikasi Efektif


Untuk mendapatkan komunikasi efektif, dilakukan melalui prinsip sebagai berikut :
1. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan.
2. Penerima pesan menuliskan secara lengkap isi pesan tersebut.
3. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan.
4. Pemberi pesan memverifikasi isi pesan kepada pemberi penerima pesan.
5. Penerima pesan mengklarifikasi ulang bila ada perbedaan pesan dengan hasil
verifikasi.
6. Untuk memverifikasi dan mengklarifikasi sebaiknya komunikan mengeja huruf
demi huruf menggunakan Alfabet Standar Internasional yaitu :

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 6
Gambar
Oh saya
Dia Mengerti…
Umpan Balik mengerti..o

Komunikator Pesan Saluran Ganguan


Komunikan

Dalam menuliskan kalimat yang sulit, ,maka komunikan harus menjabarkan hurufnya satu
persatu dengan menggunakan alfabeth yaitu:

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 7
2.2 Kegiatan
Komunikasi dengan masyarakat secara verbal pkrs
Komunikasi dengan masyarakat secara non verbal pkrs
Komunikasi Pasien dan Keluarga secara verbal keperawatan, hpk
Komunikasi pasien dan keluarga secara non verbal keperawatan, hpk

2.2.1 Komunikasi antar pemberi pelayanan di dalam rumah sakit secara verbal
Komunikasi antar tenaga medis yang menangani pasien:
1. Konsul antara dokter umum kepada dr spesialis, atau antara sesama dokter spesialis
2. Pelaporan hasil-hasil pemeriksaan penunjang kepada DPJP, bisa oleh dokter jaga,
perawat, analis atau staffklinis lainnya
3. Pelaporan hasil-hasil observasi pasien kepada DPJP, bisa oleh dokter jaga, perawat,
analis atau staff klinis lainnya
4. Operan Shift jaga antar dokter, perawat, analis, radiografer, dan staff klinis lainnya
5. Delegasi antar DPJP
6. Delegasi pasien antar bagian (IGD, Ranap, Kamar Bedah, ICU dan bagian lainnya)

2.2.2 Komunikasi antar pemberi pelayanan di dalam rumah sakit secara non verbal
1. Mendokumentasikan hasil-hasil asesmen dan temuan serta rencana
penatalaksanaan pasien di dalam berkas rekam medis.
2. Mengisi form order penunjang medis dan lembar jawaban penunjang :
1) Form order laboratorium
3. Mengisi lembar (PPTM) persetujuan tindakan medis

2.2.3 Komunikasi antar pemberi pelayanan di luar rumah sakit secara verbal
Komunikasi dengan tenaga klinis di luar rumah sakit biasanya berupa kegiatan rujuk
pasien baik untuk alih rawat maupun untuk pemeriksaan penunjang diluar, bentuk
komunikasi dengan percakapan via telepon .

2.2.4 Komunikasi antar pemberi pelayanan di luar rumah sakit secara non verbal
Komunikasi ini dengan menggunakan:
1. Form transfer pasien
2. Form serah terima sample pemeriksaan

1. RSUD Linggajati Kuningan secara rutin memberikan pendidikan pada area yang
beresiko tinggi bagi pasien yang terdiri dari penggunaan obat yang aman,
penggunaan peralatan medis yang aman, potensi interaksi antara obat dan
makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri dan teknik-teknik rehabilitasi.
2. Tenaga kesehatan yang berkarya di lingkungan RSUD Linggajati Kuningan berhak
untuk akses rekam medis pasien, selama pasien tersebut masih dalam asuhanya
serta untuk media komunikasi dan informasi pelayanan.

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 8
3. Profesi lain diperbolehkan akses rekam medis pasien selama menyangkut
kepentingan dan kebutuhan internal rumah sakit.
4. Rumah Sakit mengeluarkan resume medis, surat rujukan dan surat kontrol ulang
untuk kepentingan berkelanjutan asuhan dan pelayanan pasien.
5. Pasien rawat inap yang dipindahkan antar bagian perawatan harus dibuat
dokumennya dalam format formulir transfer, berkas rekam medis disertakan saat
pasien dipindah, formulir transfer berisikan ;
1) Alasan masuk rawat inap dan alasan dipindah
2) Temuan yang signifikan
3) Diagnosa kerja yang ditegakkan
4) Tindakan yang telah dilakukan
5) Pengobatan yang telah diberikan
6) Kondisi pasien saat dipindah

2.3 Metode
1. Komunikasi dengan masyarakat secara verbal
A. Penyuluhan, seminar, talkshow
Plan :
a. menentukan tema dan materi
b. menentukan sasaran
c. menentukan anggaran
d. menentukan narasumber
e. menentukan tempat / ruang edukasi
f. menentukan media yang akan digunakan
Do :
a. membuat media informasi leaflet, banner, poster, dll
b. melaksanakan metode penyuluhan : seminar, talkshow
c. lakukan koordinasi dengan narasumber
d. kumpulkan sasaran/peserta

Study :
a. mengumpulkan angket
b. mengumpulkan absensi
c. evaluasi dan analisa
Act : tindak lanjut evaluasi dan analisa, menentukan standar untuk perencanaan
berikutnya.
2. Komunikasi dengan masyarakat secara non verbal
3. Komunikasi Pasien dan Keluarga secara verbal
Inform concent
4. Komunikasi pasien dan keluarga secara non verbal
Inform concent
5. Komunikasi antar pemberi pelayanan di dalam rumah sakit secara verbal

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 9
Plan:
a. Merancang prosedur (SPO) agar proses komunikasi antar tenaga kesehatan dapat
berjalan efektif
b. Merancang alat bantu (Form) agar proses komunikasi antar tenaga kesehatan
terdokumentasi dengan baik
Do:
a. Sosialisasi prosedur dan alat bantu komunikasi agar proses-proses komunikasi
antar tenaga kesehatan dapat dijalankan seluruh tenaga kesehatan sesuai
prosedur/terstandar.
b. Melakukan pelatihan kepada seluruh staff medis agar proses-proses komunikasi
antar tenaga kesehatan semakin baik dan efektif
c. Pelaksanaan proses komunikasi antar tenaga kesehatan dilakukan setiap hari
menggunakan prosedur dan alat bantu yang ditetapkan.
d. Melakukan evaluasi berkala atas proses-proses komunikasi antar tenaga kesehatan
Check/Study:
a. Monitoring kegiatan komunikasi antar tenaga kesehatan dengan merekap dan
menganalisa dokumentasi proses-proses tersebut.
b. Hasil analisa didiskusikan untuk dapat menyusun rencana tindak lanjut agar
prosedur dapat menjadi lebih baik.
Act:
a. Melakukan perbaikan prosedur maupun alat bantu sesuai hasil evaluasi proses-
proses komunikasi tersebut diatas.
6. Komunikasi antar pemberi pelayanan di dalam rumah sakit secara non verbal
7. Komunikasi antar pemberi pelayanan di luar rumah sakit secara verbal
8. Komunikasi antar pemberi pelayanan di luar rumah sakit secara non verbal

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 10
BAB III
TATA LAKSANA

1. Komunikasi Efektif Umum


1.1 Standar Komunikasi saat menyambut Customer
Sikap menyambut Customer secara umum di semua titik sentuh :
 Senyum 2 jari.
 Sikap sopan dan ramah
1.2 Standar komunikasi menyambut pasien/keluarga/pengunjung :
 Ucapkan salam (bila dalam posisi duduk, segera berdiri terlebih dahulu kemudian
ucapkan salam)
 Perkenalkan diri
 Menawarkan bantuan
 Contoh : Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam, Saya (nama) dari (Bagian), saya siap
membantu Bapak/Ibu

2. Standar Komunikasi saat melepas Customer


2.1 Sikap melepas Customer secara umum di semua titik sentuh :
 Senyum 2 jari.
 Sikap sopan dan ramah
2.2 Standar komunikasi saat pasien pulang :
 Terima kasih Bapak/Ibu (sebut nama pasien/keluarga) atas kepercayaannya terhadap
RSUD Linggajati Kuningan, kontrol kembali tanggal XX, sudah kami daftarkan, jika
Bapak/Ibu (sebut namanya) ada kesulitan dapat menghubungi kami di no 031 – XX
sambil menjabat tangan.

3. Standar Komunikasi melalui telepon


 Menerima Panggilan
“Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam, Saya (nama) dari (Bagian),ada yang bisa saya
bantu?”

 Melakukan Panggilan
“Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam, Saya (nama) dari (Bagian),bisa bicara dengan
…………………”

 Selesai percakapan, ditutup dengan mengucapkan terima kasih, letakkan


telepon dengan lembut (jangan dibanting).

 Mengakhiri percakapan via telepon


“Ada lagi yang bisa saya bantu, Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam, terima kasih.”
Catatan :
RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan
Page 11
Tunggu hingga si penelepon menutup gagang telepon, baru kita tutup.
4 STANDAR KOMUNIKASI SAAT HANDLING KOMPLAIN
 Menggunakan teknik SPIN (Situation, Problem, Implication, Need Payoff)
SITUATION
Bersikap tenang, mendengarkan dengan baik, konsentrasi, respek, mencatat bila
diperlukan, bertanya bila ada kata-kata yang kurang dimengerti, interupsi dengan cara
yang sopan, membuat komentar yang positif, bahasa tubuh dan gesture tubuh yang
positif.
PROBLEM
Menanggapi dengan menanyakan permasalahan pasien dan ketidakpuasannya.

IMPLICATION
Melibatkan Customer dengan berfokus pada alternatif penyelesaian masalah.

NEED PAY OFF


Memenuhi kebutuhan, memberikan solusi atas masalah, dan menegaskan kegunaan
dari solusi yang ditawarkan.

5 STANDAR KOMUNIKASI SAAT MEMPERKENALKAN DIRI


1. Umum
 Menyebutkan nama
 Menyebutkan dari bagian tempat bertugas/dinas
 Contoh : “ Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam, nama saya (nama ) dari bagian (nama
bagian)

2. Saat proses melakukan tindakan


 Menyebutkan nama
 Menyebutkan dari bagian tempat bertugas/dinas
 Menyampaikan tujuan dan lama waktu yang diperlukan untuk melakukan tindakan.
 Contoh : “ Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam, nama saya (nama ) dari bagian (nama
bagian) akan membantu Bapak/Ibu untuk memasang infus,
…………………………… dan membutuhkan waktu ……………………………..

3. Setelah melakukan tindakan


 Contoh : “Terima kasih Bapak/Ibu (nama pasien/keluarga/rekan kerja) atas
kerjasamanya.”

6 STANDAR KOMUNIKASI SAAT MEMBERIKAN PENJELASAN


1. Kasus Pasien/Pengunjung menanyakan lokasi/tempat tertentu.
Contoh :
Pasien : “Pak. Kalau Radiologi itu di sebelah mana yah?”
Petugas : “ Mari Pak/Ibu, saya antar ke Radiologi.”

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 12
2. Kasus Petugas memberikan penjelasan mengenai hasil pemeriksaan, biaya, dll.
Petugas : “ Bapak/Ibu (sebut namanya) terima kasih sudah berkenan menunggu,
berikut saya akan jelaskan mengenai (hasil pemeriksaan……………………………..,
biaya ……………………, dll).

3. Untuk mendapatkan feedback, tanyakan dengan kalimat : “Ibu/Bapak (sebut


namanya) apakah informasi yang diterima sudah jelas? Ada lagi yang ingin
ditanyakan?
Akhiri percakapan dengan kalimat : Baik kalau sudah tidak adal lagi pertanyaan,
terima kasih Bapak/Ibu (sebut namanya).

7 KOMUNIKASI EFEKTIF ANTARSTAF KLINIS


Komunikasi efektif terutama dilakukan pada saat proses serah terima antar petugas
pemberi pelayanan pada situasi:
1. Serah terima antar shift perawat atau dokter
2. Proses transfer baik internal maupun eksternal (rujukan)
3. Pertukaran informasi antar pemberi pelayanan kesehatan (dokter dengan perawat
/bidan, perawat dengan petugas kesehatan lainnya )
4. Penyampaian informasi hasil pemeriksaan penunjang medis
5. Pemberian informasi dari petugas pemberi pelayanan kesehatan dengan pasien dan
/keluarga
Metode ISBAR
INTRODUCTION
• Ucapkan salam
• Sebutkan nama perawat yang menghubungi dan nama unit/instalasi/bagian

SITUATION
• Sebutkan identitas pasien dan nomor kamar pasien
• Sebutkan masalah pasien tersebut (misalnya sesak nafas, nyeri dada, mual dll)

BACKGROUND
Sebutkan diagnosis dan data klinis pasien sesuai kebutuhan:
• Status neurologis (GCS, pupil kesadaran dsb)
• Status respirasi (frekuensi pernafasan, SPO2, Analisis gas darah, dll)
• Status cardiovaskuler (nyeri dada, tekanan darah, dsb)
• Status gastrointestinal (nyeri perut, muntah, perdarahan dsb)
• Hasil laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya

ASSESSMENT
Sebutkan masalah yang terjadi pada pasien:
• Masalah kardiologi (syok kardiogenik, syok hipovolemik, dsb)
• Masalah gastrointestinal ( perdarahan masif atau syok)

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 13
RECOMMENDATION
Rekomendasi (pilih sesuai kebutuhan):
• Saya meminta dokter untuk :
Memindahkan pasien ke ICU?
Segera datang melihat pasien?
Mewakilkan dokter lain untuk datang?
Konsultasi ke dokter lain?
• Pemeriksaan atau terapi apa yang diperlukan?
Foto rontgen?
Pemeriksaan analisa gas darah?

8 PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF DILAKUKAN DENGAN CARA:


1. Komunikasi efektif saat hand over dengan menggunakan teknik Catat, Baca ulang dan
Konfirmasi (CBaK) sedangkan pelaporan melalui telepon dengan menggunakan
metoda SBAR.
2. Penerima perintah menulis lengkap perintahnya, membaca ulang dan melakukan
konfirmasi.
3. Tulisan disebut lengkap bila terdiri dari jam / tanggal, isi perintah, nama penerima
perintah dan tanda tangan, nama pemberi perintah dan tanda tangan (pada kesempatan
berikutnya).
4. Baca ulang dengan jelas, bila perintah mengandung nama obat LASA, maka nama
obat LASA harus dieja satu persatu hurufnya dengan menggunakan Phonetic
Alphabet.
5. Di unit pelayanan harus tersedia daftar obat look alike dan sound alike.
6. Konfirmasi lisan dan tertulis, konfirmasi lisan sesaat setelah pemberi perintah
mendengar pembacaan dan memberikan pernyataan kebenaran pembacaan secara
lisan misal”ya sudah benar”. Konfirmasi tertulis dengan tanda tangan pemberi
perintah yang harus diminta pada kesempatan kunjungan berikutnya.

9 KOMUNIKASI SAAT MEMBERIKAN EDUKASI KEPADA PASIEN DAN


KELUARGA BERKAITAN DENGAN KONDISI KESEHATAN PASIEN
Proses komunikasi saat memberikan edukasi kepada pasien dan keluarganya terdiri dari:
1. Tahap asesmen pasien: Sebelum melakukan edukasi, petugas mengkaji dulu
kebutuhan edukasi pasien & keluarga berdasarkan: (data ini didapatkan dari
RM):
1) Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.
2) Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.
3) Hambatan emosional dan motivasi. (emosional: Depresi, senang dan marah)
4) Keterbatasan fisik dan kognitif.
5) Ketersediaan pasien untuk menerima informasi.

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 14
2. Tahap penyampaian informasi dan edukasi yang efektif. Setelah melalui tahap
asesmen pasien, di temukan :
1) Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses
komunikasinya mudah disampaikan.
2) Jika pada tahap asesmen pasien di temukan hambatan fisik (tuna rungu dan tuna
wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien
dan keluarga sekandung (istri,anak, ayah, ibu, atau saudara sekandung) dan
menjelaskannya kepada mereka.
3) Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional pasien (pasien
marah atau depresi), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan materi
edukasi dan menyarankan pasien membaca leaflet. Apabila pasien tidak mengerti
materi edukasi, pasien bisa menghubungi medical information. Metode
penyampaian edukasi dapat berupa ceramah Tanya jawab, simulasi atau praktek.

3. Tahap verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami edukasi
yang diberikan:
1) Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, kondisi pasien
baik dan senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah: menanyakan kembali
edukasi yang telah diberikan.
2) Pertanyaannya adalah: " Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-kira apa
yang bpk/ibu bisa pelajari ?".
3) Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, pasiennya
mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah dengan pihak keluarganya
dengan pertanyaan yang sama: "Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-
kira apa yang bpk/ibu bisa pelajari ?".
4) Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada hambatan
emosional (marah atau depresi), maka verifikasinya adalah dengan tanyakan
kembali sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi edukasi yang diberikan
dan pahami. Proses pertanyaan ini bisa via telepon atau datang langsung ke kamar
pasien setelah pasien tenang.
5) Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan komunikasi yang
disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Dengan pasien
mengikuti semua arahan dari rumah sakit, diharapkan mempercepat proses
penyembuhan pasien.
6) Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk
mengisi formulir edukasi dan informsi, dan ditandatangani kedua belah pihak
antara dokter dan pasien atau keluarga pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti
bahwa pasien dan keluarga pasien sudah diberikan edukasi dan informasi yang
benar.
7) Proses komunikasi ini harus didokumentasikan dengan jelas dan tepat di dalam
rekam medis pasien, yaitu:

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 15
a. Catatan isi pesan dari dokter ke perawat melalui telepon terdiri dari isi perintah,
nama pemberi perintah, nama penerima perintah, tanggal dan pukul berapa
perintah diberikan di rekam medis pasien
b. Verifikasi isi pesan dilakukan pada hari berikutnya pada saat kunjungan dokter
dengan meminta dokter membubuhkan tanda tangan pada rekam medis
c. Proses pre dan post conference, serah terima antar shift, serah terima antar
bagian, rujukan, harus dicatat di rekam medis
d. Proses pemberian informasi dari petugas pemberi pelayanan kesehatan kepada
pasien dan keluarga beserta responya harus dicatat di rekam medis
e. Instruksi/program pengobatan dokter dicatat di dalam rekam medis
f. Hasil informasi yang diterima ataupun diberikan antara petugas pemberi
pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan pelayanan/pengobatan pasien
harus dicatat dalam rekam medis.

10 APLIKASI KOMUNIKASI EFEKTIF DAN STANDAR PELAYANAN DI TIGA


TITIK SENTUH
1. INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)
a. Layanan Parkir
 Petugas Parkir memberi informasi dengan ramah mengenai area dan lokasi yang
efisien ditempuh pasien menuju layanan yang dibutuhkan.
 Petugas parkir dengan sigap dan sabar membantu mengarahkan lokasi parkir
dengan benar dan jelas.
b. Layanan Pendaftaran
 Memperkenalkan diri dengan ramah sesuai standar komunikasi.
 Layanan diberikan dengan cepat, tepat dan tidak bertele-tele.
 Memberikan informasi dan bantuan sesuai dengan apa yang dibutuhkan
pasien/keluarga.
c. Layanan Dokter
 Dokter bersikap ramah dan profesional
 Tanpa diminta keluarga, dokter memberikan penjelasan dengan bahasa yang
mudah dipahami pasien.
 Dengan sabar memberikan kesempatan kepada pasien/keluarga bertanya dan
menyampaikan pendapat.
 Sikap dokter cekatan, teliti, akurat dalam tindakan, dan tidak tergesa-gesa saat
melakukan pemeriksaan pasien.
 Dokter menginformasikan jadwal visit.
 Meminta persetujuan kepada pasien/keluarga atas tindakan apapun yang akan
dilakukan.
 Menghargai segala keputusan pasien/keluarga.
 Memberikan pujian atas perkembangan positif pasien.
 Menghargai hak dan privasi pasien.

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 16
d. Layanan Perawat
 Perawat bersikap ramah dan profesional
 Memperkenalkan diri dengan ramah sesuai standar komunikasi.
 Memberikan informasi perkembangan kondisi dan tahapan layanan pasien di
IGD.
 Peka terhadap kebutuhan pasien dan keluarga.
 Perawat cekatan dan sabar dalam melakukan tindakan.
e. Layanan Administrasi FO/Kasir
 Perawat bersikap ramah dan profesional
 Memperkenalkan diri dengan ramah sesuai standar komunikasi.
 Memberikan rincian pembayaran dengan sopan
 Tidak ada kesalahan entry billing
 Uang kembalian dalam kondisi rapi/baru
f. Layanan Farmasi
 Petugas bersikap ramah dan profesional
 Memperkenalkan diri dengan ramah sesuai standar komunikasi.
 Tidak ada kesalahan dalam pemberian obat (Benar Obat, Benar Pasien, Benar
Dosis, Benar Rute, Benar Waktu)
 Memberikan kepastian waktu tunggu obat kepada pasien/keluarganya.
 Memberikan informasi yang lengkap dan jelas tentang penggunaan obat
termasuk hal-hal yang diperhatikan pasien/keluarga.
 Peka terhadap kebutuhan informasi pasien/keluarga.
 Petugas memberikan nomor telepon Farmasi yang bisa dihubungi jika ada
masalah dalam penggunaan obat.
g. Layanan Laboratorium
 Petugas bersikap ramah dan profesional
 Memperkenalkan diri dengan ramah sesuai standar komunikasi.
 Petugas menjelaskan tujuan pengambilan sampel pemeriksaan
 Petugas melakukan teknik pengambilan sampel dengan baik dan tidak
menimbulkan rasa sakit.
 Petugas memberi informasi waktu tunggu hasil pemeriksaan.

2. RAWAT JALAN
a. Layanan Pendaftaran
 Memperkenalkan diri dengan ramah sesuai standar komunikasi.
 Layanan diberikan dengan cepat, tepat dan tidak bertele-tele.
 Memberikan informasi yang jelas tentang nomor antrian, lokasi klinik, jadwal
praktek dokter.

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 17
b. Layanan Dokter
 Dokter bersikap ramah dan profesional
 Tanpa diminta keluarga, dokter memberikan penjelasan dengan bahasa yang
mudah dipahami pasien.
 Dengan sabar memberikan kesempatan kepada pasien/keluarga bertanya dan
menyampaikan pendapat.
 Sikap dokter cekatan, teliti, akurat dalam tindakan, dan tidak tergesa-gesa saat
melakukan pemeriksaan pasien.
 Meminta persetujuan kepada pasien/keluarga atas tindakan apapun yang akan
dilakukan.
 Menghargai segala keputusan pasien/keluarga.
 Memberikan pujian atas perkembangan positif pasien.
 Menghargai hak dan privasi pasien.
c. Layanan Perawat
 Perawat bersikap ramah dan profesional
 Memperkenalkan diri dengan ramah sesuai standar komunikasi.
 Menyambut pasien dan keluarga saat memasuki lokasi klinik.
 Peka terhadap kebutuhan pasien dan keluarga.
 Perawat cekatan dan sabar dalam melakukan tindakan.
d. Layanan Administrasi FO/Kasir
 Perawat bersikap ramah dan profesional
 Memperkenalkan diri dengan ramah sesuai standar komunikasi.
 Memberikan rincian pembayaran dengan sopan
 Tidak ada kesalahan entry billing
 Uang kembalian dalam kondisi rapi/baru
e. Layanan Farmasi
 Petugas bersikap ramah dan profesional
 Memperkenalkan diri dengan ramah sesuai standar komunikasi.
 Tidak ada kesalahan dalam pemberian obat (Benar Obat, Benar Pasien, Benar
Dosis, Benar Rute, Benar Waktu)
 Memberikan kepastian waktu tunggu obat kepada pasien/keluarganya.
 Memberikan informasi yang lengkap dan jelas tentang penggunaan obat
termasuk hal-hal yang diperhatikan pasien/keluarga.
 Peka terhadap kebutuhan informasi pasien/keluarga.
 Petugas memberikan nomor telepon Farmasi yang bisa dihubungi jika ada
masalah dalam penggunaan obat.

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 18
3. RAWAT INAP
a. Layanan Pendaftaran
 Memperkenalkan diri dengan ramah sesuai standar komunikasi.
 Layanan diberikan dengan cepat, tepat dan tidak bertele-tele.
 Memberikan informasi yang jelas tentang nomor antrian, lokasi klinik, jadwal
praktek dokter.
b. Layanan Dokter
 Dokter bersikap ramah dan profesional
 Tanpa diminta keluarga, dokter memberikan penjelasan dengan bahasa yang
mudah dipahami pasien.
 Menginformasikan jadwal visit dokter.
 Dengan sabar memberikan kesempatan kepada pasien/keluarga bertanya dan
menyampaikan pendapat.
 Sikap dokter cekatan, teliti, akurat dalam tindakan, dan tidak tergesa-gesa saat
melakukan pemeriksaan pasien.
 Meminta persetujuan kepada pasien/keluarga atas tindakan apapun yang akan
dilakukan.
 Menghargai segala keputusan pasien/keluarga.
 Memberikan pujian atas perkembangan positif pasien.
 Menghargai hak dan privasi pasien.
c. Layanan Perawat
 Perawat bersikap ramah dan profesional
 Memperkenalkan diri dengan ramah sesuai standar komunikasi.
 Peka terhadap kebutuhan pasien dan keluarga.
 Perawat cekatan dan sabar dalam melakukan tindakan.
 Menghargap privasi dan keluarga saat melakukan asukan keperawatan.
d. Layanan Administrasi FO/Kasir
 Perawat bersikap ramah dan profesional
 Memperkenalkan diri dengan ramah sesuai standar komunikasi.
 Memberikan rincian pembayaran dengan sopan
 Tidak ada kesalahan entry billing
 Uang kembalian dalam kondisi rapi/baru
 Melepas Customer sesuai standar komunikasi.
e. Layanan Farmasi
 Petugas bersikap ramah dan profesional
 Memperkenalkan diri dengan ramah sesuai standar komunikasi.
 Tidak ada kesalahan dalam pemberian obat (Benar Obat, Benar Pasien, Benar
Dosis, Benar Rute, Benar Waktu)
 Memberikan kepastian waktu tunggu obat kepada pasien/keluarganya.
 Memberikan informasi yang lengkap dan jelas tentang penggunaan obat
termasuk hal-hal yang diperhatikan pasien/keluarga.

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 19
 Peka terhadap kebutuhan informasi pasien/keluarga.
 Petugas memberikan nomor telepon Farmasi yang bisa dihubungi jika ada
masalah dalam penggunaan obat.
f. Layanan Umum
 Petugas bersikap ramah dan profesional
 Memperkenalkan diri dengan ramah sesuai standar komunikasi.
 Menyampaikan tindakan apa yang hendak dilakukan

11 PENCATATAN dan PELAPORAN


Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan komunikasi yang
disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Dengan pasien mengikuti
semua arahan dari rumah sakit, diharapkan mempercepat proses penyembuhan pasien.
Setiap petugas dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk mengisi
formulir edukasi dan informasi, dan ditandatangani kedua belah pihak antara dokter dan
pasien atau keluarga pasien. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien dan keluarga
pasien sudah diberikan edukasi dan informasi yang benar.

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 20
4. PELAPORAN HASIL KRITIS

a. Pengertian :

1. Proses penyampaian hasil kritis kepada dokter yang merawat pasien.

2. Nilai Hasil Kritis adalah hasil pemeriksaan diagnostic penunjang yang


memerlukan penanganan segera.

3. Pelaporan Hasil Kritis adalah proses penyampaian nilai hasil pemeriksaan yang
memerlukan penanganan segera dan harus dilaporkan ke DPJP dalam waktu
kurang dari 1 (satu) jam.

b. Tujuan :

1. Terlaksananya proses pelaporan nilai-nilai yang perlu di waspadai (alert values


interpretasi laboratorium, kardiologi, dan radiologi untuk tenaga kesehatan).

2. Mencegah keterlambatan penatalaksanaan pasien dengan hasil kritis.

3. Hasil kritis dapat diterima oleh DPJP yang merawat dan diinformasikan pada
pasien sesuai waktu

c. Kebijakan :

1. Peraturan Menteri Kesehatan Rl Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tanggal 24


Agustus 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

2. SK Direktur Utama Nomor: 19855 /TU.K/34/ XII/2011 tentang Pedoman


Penerapan International Patient Safety Goals (IPSG).

3. Semua hasil yang perlu di waspadai dipastikan harus diterima oleh dokter yang
akan mengambil tindakan terhadap hasil kritis tersebut.

d. Prosedur:

1. Dokter/ petugas laboratorium, radiologi dan perawatan yang melakukan


perekaman EKG menyampaikan hasil kritis ke DPJP. Bila DPJP tidak bisa
dihubungi, dokter/ petugas laboratorium, radiologi dan perawatan yang melakukan
perekaman EKG langsung menghubungi dokter/ perawat unit rawat inap, rawat
jalan dan unit gawat darurat.

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 21
2. Dokter/ petugas yang melaporkan hasil kritis mencatat TANGGAL dan WAKTU
menelpon, NAMA LENGKAP PETUGAS KESEHATAN YANG DIHUBUNGI
dan NAMA LENGKAP YANG MENELEPON.

3. Dokter/ perawat ruangan yang menerima hasil kritis menggunakan teknik


komunikasi verbal Tulis (write back)/ Baca (read back) Konfirmasi
(Confirmation), proses pelaporan ini ditulis di dalam rekam medis (form catatan
perkembangan terintegrasi).

4. Dokter/ perawat ruangan yang menerima laporan hasil kritis langsung


menghubungi DPJP/ PPDS yang merawat pasien.

5. Dokter/ perawat ruangan yang menerima laporan hasil kritis dan menghubungi
DPJP/ PPDS yang merawat pasien harus mencatat tindakan yang diambil untuk
pasien atau informasi lain terkait klinis

6. Semua nilai kritis/ interpretasi selanjutnya disampaikan melalui formulir hasil


pemeriksaan sesuai dengan SPO Penyerahan Hasil.

7. Untuk pasien rawat jalan, hasil kritis harus dilaporkan kepada dokter yang
meminta pemeriksaan dan harus menyampaikan hasil kritis ke pasien.

8. Dokter/ perawat di ruangan yang menerima hasil kritis menerapkan mekanisme


pelaporan hasil kritis sebagai berikut:

a. 15 menit pertama: harus segera melaporkan pada DPJP, bila belum berhasil
menghubungi, ke langkah berikut:

b. 15 menit ke dua: harus melaporkan pada DPJP, bila belum berhasil menghubungi,
ke langkah berikut:

c. 15 menit ke tiga: Bila hari kerja dapat menghubungi: Divisi departemen terkait
Bila di luar jam kerja/ hari libur menghubungi konsulen jaga yang bertugas, bila
belum berhasil menghubungi ke langkah berikut:

d. 15 menit ke empat: menghubungi konsulen jaga yang bertugas, bila belum


berhasil juga maka dapat menghubungi urutan pimpinan sebagai berikut:

1. Kepala IGD, jika tidak dapat dihubungi,

2. Kepala ICU, jika tidak dapat dihubungi

3. Direktur Medik SKeperawatan

e. Dokteryang dilaporkan tentang hasil kritis yang perlu diwaspadai tersebut,


bertanggungjawab terhadap interpretasi hasil dan pengambilan tindakan terhadap
pasien.

Dokumen terkait :

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 22
- Daftar Nilai Kritis (Terlampir)

Unit terkait :

1. Ruang Rawat Inap

2. Rawatjalan

3. IGD

4. Departemen Patologi Klinik

5. Departemen Patologi Anatomi

6. Departemen Radiologi

DAFTAR NILAI KRIT1S

1. DEPARTEMEN PATOLOGI KLINIK

NILAI KRITIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM KIMIA


NILAI KRITIS PEMERIKSAAN KIMIA NEWBORN

No Pemeriksaan Satuan Batas Batas Atas Sampel


. Bawah

1. Bilirubin mg/dl - 15 Serum/Plasma

2. Glukosa mg/dl 30 325 Serum/Plasma

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 23
3. Potassium mmol/dl 2.8 7.8 Serum/Plasma

NILAI KRITIS PEMERIKSAAN KIMIA ANAK

No Pemeriksaan Satuan Batas Batas Atas Sampel


. Bawah

1. Glukosa mg/dl 46 445 Serum/Plasma

2. Laktat mmol/dl - 4.1 Plasma

3. Bilirubintotal mg/dl - 20

NILAI KRITIS PEMERIKSAAN KIMIA DEWASA

No Pemeriksaan Satuan Batas Batas Atas Sampel


. Bawah

1. Laktat mmol/dl - 3.4 Plasma

2. Potassium/Kalium mmol/dl 2.8 6.2 Serum/Plasma

NILAI KRITIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM HEMATOLOGI


NILAI KRITIS PEMERIKSAAN HEMATOLOGI

No Pemeriksaan Satuan Batas Bawah Batas Atas


.

1. Hemoglobin Dewasa g/dl 5 20

2. Hemoglobin Bayi Baru Lahir g/dl 5 25

3. Hematokrit % 20 60

4. WBC /µL 1.000 50.000

5. Platelet /µL 20.000 800.000

6. INR - 5

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 24
2. DEPARTEMEN PATOLOGI ANATOMI

UMUM:
1. Ketidaksesuaian antara diagnosa VC dengan diagnosis parafin.

2. Ketidaksesuaian antara diagnosis klinik dengan hasil PA.

Hasil harus segera dilaporkan 1 jam setelah hasil definitif keluar(3-5 hari kerja).

KHUSUS:
1. Divisi IV (patologi Endokrin dan Patologi Hematolimfoid) -> Bila hasil PA Limfoma
limfoblastik harus segera dilaporkan.

2. Divisi V (Patologi jaringan lunakdan patologi tulang) -@ Untuk kasus Sarcoma pada
anak harus segera dilaporkan ke dokter pengirim.

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 25
3. DEPARTEMEN RADIOLOGI

Area
Kondisi Kategori Kritis
Anatomi/
Red Category Condition*
Anatomical
Laporkan Secara Lengkap Dalam Waktu 1 Jam
Area
Sistem saraf Perdarahan serebral / hematoma
pusat Tumor otak (efek massa)
Stroke akut
Fraktur depresi pada tengkorak
Fraktur tulang belakang servikal
Kompresi sumsum tulang belakang
Leher Epiglotitis
Diseksi arteri karotis
Critical carotid stenosis
Dada Tension pneumothorax
Diseksi aorta
Emboli paru
Aneurisma pecah atau impending rupture
Emfisema mediastinum / pneumomediastinum
Abdomen Udara bebas di abdomen (bila tanpa riwayat pembedahan dalam waktu
dekat)
Ischemic bowel
Appendicitis
Emboli vena porta
Volvulus
Perlukaan organ dalam traumatic
Perdarahan retroperitoneal
Obstruksi usus
Urogenital Kehamilan ektopik
Abruptio placentae
Placental Previa menjelang aterm
Torsio testis atau ovarium
Kematian vetus
Vaskuler DVT atau oklusi vaskuler
Tulang
Umum Kesalahan lokasi pemasangan selang / infuse (misalnya selang makan pada
saluran napas)

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 26
Dokter spesialis radiologi hanya perlu menganggap kondisi-kondisi tersebut sebagai kritis
apabila :
I. Terdapat kepastian bahwa pasien memiliki salah satu kondisi tersebut, dan
II. Terdapat kemungkinan yang tinggi bahwa the ordering provider tidak mengetahui
kondisi tersebut saat meminta pemeriksaan.

4. DAFTAR NILAI HASH KRITIS KARDIOLOGI

Testing Red Category Conditions


Test
Area Complete Alert Within 1 Hour
Cardiolog EKG" AcuteSTsegmentelevationof1mmormorein2moremore
y contiguousleads,firstinstanceonly*
AcuteSTdepresssionof2mmormorein2ormorecontiguous
leads,firstinstanceonly*
HighGradeAVblock(nopacemaker), firstinstanceonly
SustainedVT
Torsadesdespoints
Adult Tamponade
Echocardiogram AcuteVSD,s/pMl
Aorticdissection
Obstructive(clotted)prostheticheartvalve
Pseudoaneursym
Papillarymusclerupture,s/pMl
AdultExercise Unexpectedverypositivetest,positivewithinthefirststageof
ToleranceTest theBruceprotocol.VerypositivemaybedefinedbymarkedST
depressionorSTelevation.
Substantialhypotensiondevelopingduringtheexercisetest.
Substantialventricularectopydevelopingduringanystageofthe
exercisetest..
SubstantialbradycardiaeithersinusorrelatedtoAVblockduring
orimmediatelypostexercise.
Symptomatichypotensionwithorwithoutarrhythmiaduringorat
thecompletionofexercise
Anyotherabnormalitythatinthecardiologist'sopinionisa
CriticalTestResult(atestresultindicatingalifethreatening
conditionrequiringimmediatemedicalintervention).

*First instance = No critical resulto

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 27
BAB IV
DOKUMENTASI

Proses komunikasi ini harus didokumentasikan dengan jelas dan tepat di dalam rekam
medis pasien, yaitu:
1. Catatan isi pesan dari dokter ke perawat melalui telepon terdiri dari isi perintah, nama
pemberi perintah, nama penerima perintah, tanggal dan pukul berapa perintah
diberikan di rekam medis pasien
2. Verifikasi isi pesan dilakukan pada hari berikutnya pada saat kunjungan dokter dengan
meminta dokter membubuhkan tanda tangan pada rekam medis
3. Proses pre dan post conference, serah terima antar shift, serah terima antar bagian,
rujukan, harus dicatat di rekam medis
4. Proses pemberian informasi dari petugas pemberi pelayanan kesehatan kepada pasien
dan keluarga beserta responya harus dicatat di rekam medis
5. Instruksi/program pengobatan dokter dicatat di dalam rekam medis
6. Hasil informasi yang diterima ataupun diberikan antara petugas pemberi pelayanan
kesehatan yang berhubungan dengan pelayanan/pengobatan pasien harus dicatat
dalam rekam medis.

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 28
BAB V
PENUTUP

Dengan ditetapkannya panduan komunikasi efektif dan edukasi dengan


masyarakat, pasien dan keluarga serta antarstaf klinis di RSUD Linggajati kabupaten
Kuningan maka setiap penyelenggaran komunikasi Komunikasi Efektif agar tidak
terjadi atau setidaknya meminimalkan kegagalan dalam berkomunikasi yang
mengancam keselamatan pasien. Sehingga dapat Memudahkan orang lain dalam
memahami pesan yang disampaikan dan informasi yang disampaikan dapat
menimbulkan feedback dari komunikan, Meminimalisir kejadian yang tidak
diharapkan di Rumah Sakit,sebagai acuan dalam melaksanakan proses kerja bagi
sumber daya manusia yang ada di dalam Rumah Sakit Umum Daerah Linggajati
Kabupaten Kuningan.

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 29
DAFTAR PUSTAKA

Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994 ; Koontz & Weihrich, 1988).

konsil kedokteran Indonesia, hal 8.

Astrid Dr, S. Susanto.1974.Komunikasi Dalam Teori dan Praktik. Universitas Pajajaran: Bina
Cipta.

Deddy Mulyana. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Devito,Joseph A.1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Profesional Books

Fisher, B. Aubrey. 1986. Teori-teori Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Potter, P.A & Perry, A.G. 1993.Fundamental of Nursing Concepts, Process and Practice.Thrd
edition.St.Louis: Mosby Year Book

Stuart, G.W & Sundeen S.J. 1995.Principles and Practise of Psychiatric Nursing. St. Louis:
Mosby Year Book

Uchjana,Onong.2007.Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

RSUD Linggajati Kabupaten Kuningan


Page 30

Anda mungkin juga menyukai