Anda di halaman 1dari 20

BAB I

 TEMA PEMBAHASAN : AQIDAH


 NAMA : ACH SOPYAN FAUZI
 NIM : 5115163776
 MATA KULIAH : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
 DOSEN PENGAMPU : FIRDAUS WAJDI, S.Th.I.MA.Ph.D.

1.1 Latar Belakang


Segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan bukan tanpa sebuah tujuan. Allah SWT
menciptakan bumi beserta isinya, menciptakan sebuah kehidupan di dalamnya, bukanlah
tanpa tujuan yang jelas. Sama halnya dengan Allah SWT menciptakan manusia. Manusia
diciptakan oleh Allah SWT tidak sia-sia, manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi
untuk mengatur atau mengelola apa yang ada di bumi beserta segala sumber daya yang
ada.
Di samping kita sebagai manusia harus pandai-pandai mengelola sumber daya yang
ada, sebagai seorang manusia juga tidak boleh lupa akan kodratnya yakni menyembah
sang Pencipta, Allah SWT, oleh karena itu manusia harus mempunyai aqidah yang lurus
agar tidak menyimpang dari apa yang diperintahkan Allah SWT.
Penyempurna aqidah yang lurus kepada Allah SWT tidak luput dari aqidah yang
benar kepada Malaikat-Malaikat Allah, Kitab- kitab yang diturunkan oleh Allah kepada
para Rosul-rosul Allah untuk disampaikan kepada kita, para umat manusia

1.2 Rumusan Masalah


1. Pengertian aqidah?
2. Aqidah dalam Al-Quran dan Al-Hadits?
3. Ruang lingkup dan pembagian aqidah?
4. Sejarah kajian aqidah dari zaman Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW?
5. Tokoh tentang studi aqidah/Buku/Referensi?
6. Nilai-nilai aqidah tentang perdamaian?

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah


1. Sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI)
2. Makalah ini ditulis dengan tujuan agar kita lebih memahami apa itu aqidah secara
etimologis dan terminologis, sumber-sumber aqidah, pengertian aqidah yang ditinjau
dari ayat-ayat Al Qur’an, ruang lingkup pembahasan dan manfaat dari aqidah untuk
seorang muslim

BAB II

1.1 Pengertian Aqidah


A. Definisi Aqidah
 Definisi aqidah menurut bahasa Arab (Etimologi) berasal dari kata Al-aqdu
yang berarti ikatan, At-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang
sangat kuat, Al-ihkaamu yang artinya mengokohkan (Menetapkan), dan Ar-
rabthu biquwwah yang berarti mengikat dengan kuat.1
 Sedangkan menurut istilah (Terminologi) aqidah adalah iman yang teguh dan
pasti yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya. 2

Jadi, aqidah Islammiyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada allah SWT
dengan pelaksanaan seluruh kewajibannya dengan meyakini tentang :

1. Rukun Islam
a) Mengucapkan dua kalimat Syahadat
b) Mendirikan shalat
c) Puasa dibulan ramadhan
d) Mengeluarkan Zakat
e) Pergi haji jika mampu

2. Rukun Iman
a) Iman kepada Allah SWT
b) Iman kepada Malaikat Allah
c) Iman kepada Kitab-kitab Allah
d) Iman kepada Rasul-rasul
e) Iman kepada hari kiamat
f) Iman kepada Qo’da dan Qo’dar 1

1
Kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Oleh Yazid bin Abdu! Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-
Taqwa, Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan Pertama Jumadil Akhir 1425HIAgustus 2004M
2
Lisaanul ‘Arab (IX/311: ‫ )عقد‬karya Ibnu Manzhur (wafat th. 711 H) t dan Mu’jamul Wasiith (II/614: ‫)عقد‬.
Objek aqidah jika dilihat dari sudut pandang ilmu sesuai ahlusunnah waljamaah meliputi
topik-topik:

a) Tauhid
b) Iman
c) Islam
d) Masalah Ghaibiiyat (perkara ghaib)
e) Kenabian
f) Takdir

Di antara nama-nama ‘aqidah menurut ulama Ahlus Sunnah adalah:

1. Al-Iman
‘Aqidah disebut juga dengan al-Iman sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur-an dan
hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena ‘aqidah membahas rukun iman yang
enam dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Sebagaimana penyebutan al-Iman dalam sebuah
hadits yang masyhur disebut dengan hadits Jibril Alaihissallam. Dan para ulama Ahlus
Sunnah sering menyebut istilah ‘aqidah dengan al-Iman dalam kitab-kitab mereka.2

2. ‘Aqidah (I’tiqaad dan ‘Aqaa-id)

Para ulama Ahlus Sunnah sering menyebut ilmu ‘aqidah dengan istilah ‘Aqidah Salaf:
‘Aqidah Ahlul Atsar dan al-I’tiqaad di dalam kitab-kitab mereka.3

3. Tauhid

‘Aqidah dinamakan dengan Tauhid karena pembahasannya berkisar seputar Tauhid atau
pengesaan kepada Allah di dalam Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma’ wa Shifat. Jadi, Tauhid

1
Buhuuts fii ‘Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah (hal. 11-12) oleh Dr. Nashir bin ‘Abdul Karim al-‘Aql, cet. II/
Daarul ‘Ashimah/ th. 1419 H, ‘Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah (hal. 13-14) karya Syaikh Muhammad bin
Ibrahim al-Hamd dan Mujmal Ushuul Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah fil ‘Aqiidah oleh Dr. Nashir bin ‘Abdul Karim
al-‘Aql.
2
Kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Oleh Yazid bin Abdu! Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-
Taqwa, Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan Pertama Jumadil Akhir 1425HIAgustus 2004M
3
kitab al-Fiqhul Akbar karya Imam Abu Hanifah rahimahullah (wafat th. 150).
merupakan kajian ilmu ‘aqidah yang paling mulia dan merupakan tujuan utamanya. Oleh
karena itulah ilmu ini disebut dengan ilmu Tauhid secara umum menurut ulama Salaf1

4. As-Sunnah

As-Sunnah artinya jalan. ‘Aqidah Salaf disebut As-Sunnah karena para penganutnya
mengikuti jalan yang ditempuh oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para
Sahabat Radhiyallahu anhum di dalam masalah ‘aqidah. Dan istilah ini merupakan istilah
masyhur (populer) pada tiga generasi pertama.

5. Ushuluddin dan Ushuluddiyanah

Ushul artinya rukun-rukun Iman, rukun-rukun Islam dan masalah-masalah yang qath’i serta
hal-hal yang telah menjadi kesepakatan para ulama.

6. Al-Fiqhul Akbar

Ini adalah nama lain Ushuluddin dan kebalikan dari al-Fiqhul Ashghar, yaitu kumpulan
hukum-hukum ijtihadi.2

7. Asy-Syari’ah

Maksudnya adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah Azza wa Jalla dan Rasul-
Nya berupa jalan-jalan petunjuk, terutama dan yang paling pokok adalah Ushuluddin
(masalah-masalah ‘aqidah).3

1
kitab asy-Syarii’ah oleh al-Ajurri (wafat th. 360 H) dan al-Ibaanah ‘an Syarii’atil Firqah an-Naajiyah karya Ibnu
Baththah

2
Kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Oleh Yazid bin Abdu! Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-
Taqwa, Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan Pertama Jumadil Akhir 1425HIAgustus 2004M
3
Lihat Buhuuts fii ‘Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah (hal. 12-14)
1.2 Aqidah dalam Al-Quran dan Al-Hadist

Setiap pemeluk agama pasti memiliki suatu aqidah tertentu, keyakinan terhadap agama
yang diyakininya. Namun aqidah yang benar hanyalah aqidah Islam. Karena aqidah Islam
bersumber dari Dzat yang Maha merajai alam semesta alam. Oleh karenanya tidak ada
perbedaan antara aqidah yang dibawa oleh para Nabi dari masa ke masa

Ayat-Ayat tentang Aqidah islam adalah sebagai berikut :

1. Surat Al-Baqarah ayat 2

Artinya: “Kitab (al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertakwa“.1

2. Surat An-Nisa ayat 80

Artinya: “Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati


Allah“.2

3. Surat Al-Maidah ayat 3

Artinya: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-
cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu“.3

1
Al-Quran surat Al-Bakarah ayat 2
2
Al-Quran surat An-Nisa ayat 80
3
Al-Quran surat Al-Maidah ayat 3
Hadist-hadist tentang aqidah islam adalah sebagai berikut:

1. Nikmat Islam
Dari Abu Hurairah RA, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda yang artinya;
“Demi yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya. Tidaklah mendengar tentangku
seorang dari umat ini, baik ia seorang yahudi maupun nashrani, lalu ia meninggal
dunia (dalam keadaan) tidak beriman terhadap apa yang aku diutus dengannya (agama
Islam). Kecuali ia (pasti) termasuk (menjadi) penghuni Neraka.1

2. Manisnya Iman
Dari Anas bin Malik RA, dari Nabi SAW beliau bersabda yang artinya;
“(Ada) tiga hal yang barangsiapa memilikinya di dalam dirinya, maka ia akan
menemukan manisnya iman, (yaitu); Allah SWT dan Rasul-Nya lebih ia cintai
daripada selain Keduanya, ia mencintai seseorang yang ia tidak mencintainya kecuali
karena Allah SWT, dan ia merasa benci untuk kembali kepada kekufuran
sebagaimana ia merasa benci jika ia dilemparkan ke dalam Neraka2

3. Hak Allah
Dari Muadz RA, ia berkata yang artinya;
“Aku pernah dibonceng Nabi SAW di atas seekor keledai, yang bernama ‘Ufair. Lalu
beliau bersabda, “Wahai Muadz, Tahukah engkau apa hak Allah SWT yang wajib
dipenuhi oleh para hamba-Nya dan apa hak para hamba yang pasti dipenuhi oleh
Allah SWT?” Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Beliau
bersabda, “Hak Allah SWT yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya ialah supaya
mereka beribadah kepada-Nya saja dan tidak berbuat syirik sedikit pun kepada-Nya.
Sedangkan hak para hamba yang pasti dipenuhi oleh Allah SWT adalah bahwa Allah
SWT tidak akan menyiksa orang yang tidak berbuat syirik sedikit pun kepadaNya.”
Aku bertanya, “Ya Rasulullah, tidak perlukah aku sampaikan kabar gembira ini
kepada orang-orang?” Beliau menjawab, “Jangan engkau menyampaikan kabar
gembira ini kepada mereka, sehingga mereka nanti akan bersikap menyandarkan diri.3

1
HR. Muslim Juz 1 : 153.
2
Muttafaq ‘alaih. HR. Bukhari Juz 1 : 16, lafazh ini miliknya dan Muslim Juz 1 : 43.
3
HR. Bukhari Juz 3 : 2701 dan Muslim Juz 1 : 30.
1.3 Ruang lingkup dan pembagian aqidah

A. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah.

Akidah islam berawal dari keyakinan kepada zat mutlak yang maha esa yaitu
Allah SWT. Menurut sistematika Hasan al-Banna maka ruang lingkup pembahasan
aqidah adalah :

1. Illahiyat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan ilah
(Tuhan, Allah) seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, dll..
2. Nubuwat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan denagn
Nabi dan Rasul, termasuk pembahasan tentang kitab-kitab Allah, mu’jizat,
karamat, dan lainnya.
3. Ruhaniyat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan denagn
alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syaitan, Roh, dan lainnya.
4. Sam’iyyat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui
lewat sam’I (dalil nagli berupa Al-qur’an dan sunnah) seperti alam barzakh,
akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga, neraka, dan lainnya.

Di samping sistematika di atas, pembahasan aqidah bisa juga mengikuti sistematika


arkanul iman yaitu :
1. Iman kepada Allah SWT yaitu membenarkan dengan yakin akan adanya Allah
SWT serta keesaannya dan segala sifat-sifatnya.
2. Iman kepada Malaikat yaitu percaya bahwa malaikat itu ada dan merupakan
hamba Allah SWT yang paling setia.
3. Iman kepada kitab-kitab Allah yaitu percaya bahwa kitab-kitab yang di wahyukan
kepada para Nabi dan Rasul merupakan wahyu Allah SWT
4. Iman kepada Nabi dan Rasul yaitu yakin pada Nabi dan Rasul bahwa merupakan
rukun iman ke-empat.
5. Iman kepada hari akhir yaitu percaya bahwa kelak ketika sangkakala dibunyikan
maka hari akhir pun akan tiba.
6. Iman Kepada Qada dan Qadar aitu percaya akan adanya sebab-akibat atau takdir
yang hanya Allah yang tahu itu.
Sumber aqidah islam adalah al-qur’an dan sunnah. Artinya apa saja yang
disampaikan oleh Allah SWT dalam Al-qur’an dan oleh Rasulullah dalam sunnahnya
wajib diimani (diyakini dan diamalkan).

Akal pikiran tidaklah menjadi sumber aqidah tetapi hanya berfungsi memahami
nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan mencoba kalau diperlukan
membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan oleh al-qur’an dan sunnah.
Itu pun harus didasari dengan kesadaran bahwa kemampuan akal semua makhluk
Allah SWT sangat terbatas. Akal tidak akan menjangkau masail ghaibiyah (masalah
ghaib), bahkan akal tidak akan mampu menjangkau sesuatu yang tidak terkait dengan
ruang dan waktu.1

Tujuan Mempelajari Akidah Islam.

Untuk mengetahui petunjuk hidup yang benar dan dapat membedakan mana
yang benar dan mana yang salah sehingga hidup untuk mencari keridhaan Allah
SWT. Untuk menghindarkan diri dari pengaruh kehidupan yang sesat atau jauh dari
petunjuk hidup yang benar.
1. Dapat Meningkatkan ibadah kepada Allah
2. Dapat Membersihkan akal dan pikiran untuk ketenangan jiwa
3. Dapat mengikuti para rasul akan tujuan dan perbuatannya.
4. Dapat beramal baik hanya semata-maya karna ALLAH SWT
5. Dapat Ikhlas Dan Selalu menegakkan agamanya serta memperkuat tiang
penyanggahnya.
6. Mengharapkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman


kepada Allah dan rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad
dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang
benar." (Al Hujurat 15).

1
Kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Oleh Yazid bin Abdu! Qadir Jawas, Penerbit
Pustaka At-Taqwa, Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan Pertama Jumadil Akhir 1425HIAgustus 2004M
1.4 Sejarah kajian aqidah dari zaman Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW
Sejarah Ketauhidan Sejak Nabi Adam a.s
Adam adalah nenek moyang manusia yang pertama. Sejarah tentang Tauhid dimulai
sejak diutusnya nabi Adam a.s oleh Allah SWT untuk mengajarkan ketauhidan yang
murni kepada anak dan cucunya. Ajaran tauhid dan aqidah yaitu tentang keesaan Allah
SWT. Semenjak itulah manusia telah mengetahui dan meyakini tentang adanya keesaan
Allah SWT sebagai pencipta alam semesta ini. Umat manusia yang telah dibuka hatinya
oleh Allah SWT menerima hakikat hidup itu, menerima dan mematuhi ajaran nabi Adam
a.s.

Akan tetapi setelah nabi Adam a.s wafat, umatpun kehilangan pembimbing.
Merekapun mulai menyimpang dari ajaran semula dan meninggalkan sedikit demi sedikit
ajarannya sehingga tersesat dari jalan lurus dan kehidupan merekapun menjadi kacau.
Untuk itu Allah mengutus para nabi dan rasul untuk memberikan petunjuk kepada umat
manusia. Nabi Nuh a.s seorang bapak atau nenek moyang umat manusia yang kedua.
Diutus sebagai pemimpin dan pengatur manusia yang kacau porak poranda setelah
ditinggalkan oleh nabi Adam a.s Sebelum nabi Nuh a.s pun telah diutus nabi-nabi yang
ditugaskan untuk meneruskan ajaran nabi adam a.s. Setelah nabi Nuh a.s wafat manusia
kembali kehilangan pmimpin dan pengatuturnya menjadi kacau balau sampai diutusnya
Nabi Ibrahim a.s oleh Allah SWT. Selain mengajarkan Tauhid dan kepemimpinan
beliaulah yang mula-mula membawa dan mengajarkan syari’at.1

Periode antara nabi Ibrahim dan nabi Muhammad masih banyak lagi nabi yang diutus
oleh Allah untuk menjaga ketauhidan dikalangan umat manusia, agar tidak terkikis dari
sanubari manusia. Diantara nabi-nabi itu ialah nabi Luth a.s, nabi Ismail a.s, nabi Ishaq
a.s, nabi Ya’qub a.s, nabi Yusuf a.s, nabi Musa a.s, nabi Harun a.s, nabi Yusa a.s’, nabi
daud a.s, nabi sulaiman a.s, nabi Hud a.s, nabi Saleh a.s, nabi Syu”aib a.s, nabi zakariya
a.s, nabi Yahya a.s, nabi ayub a.s, nabi Zulkifli a.s, nabi isa a.s dan nabi Muhammad
SAW.

1
Alfarisi, M Zaka. 2007. Kisah Seru 25 Nabi & Rasul. Bandung: Mizan
Diantara nabi yang dua puluh lima itu ada lima nabi yang dijuluki Ulul Azmi yaitu
nabi Nuh, nabi Ibrahim, nabi Musa, nabi Isa dan nabi Muhammad. Semua nabi-nabi itu
mengajarkan kepada umatnya untuk mentauhidkan dan meyakini bahwa yang menjadikan
alam semesta ini adalah Allah SWT.

Nabi Musa diutus Allah untuk mengajarkan ketauhidan. Allah menurunkan kitab
taurot secara sekaligus kepada nabi Musa. Taurat mengandung syariat atau peraturan-
peraturan Allah yang diturunkan kepada nabi Musa untuk diamalkan dan berpegang teguh
padanya. Syariat itu telah dijalankan oleh umat nabi Musa semasa nabi Musa masih
hidup. Akan tetapi setelah nabi Musa wafat orang Yahudi lama kelamaan menyimpang
dari kitab taurat sehingga menyebabkan kerusakan.pada masa bani israil ditinggalkan
nabi Musa ada perselisihan dan perubahan-perubahan dan penyimpangan-
peyimpanganyang dilakukan oleh sebagian mereka. Nabi isapun diutus oleh Allah
sebagai pendamai dan mengembalikan pada ajaran yang semula, yaitu keesaan Allah.
Nabi isa mengajarkan ketauhidan dengan berdasarkan pada kitab yang telah
diturunkan kepadanya yaitu kitab injil. Dalam kitab injil terkandung nasihat-nasihat
petunjuk-petunjuk terhadap orang-orang yang mengimaninya. Nabi Isa secara terus
menerus menyiarkan agama tauhid serta mendamaikan umat-umatnya walaupun
mendapat rintangan-rintangan dari bani israil. Dengan kebencian-kebencian umat Yahudi
mereka berniat membunuh Nabi Isa. Akan tetapi Allah menyelamatkan nabi Isa dengan
menyamarkan orang Yahudi. Orang yahudi menangkap salah seorang dari mereka yang
telah diubah wajahnya mirip dengan Nabi Isa. Nabi isapun diangkat oleh Allah
Setelah ditinggalkan nabi Isa (menurut kepercayaan orang-orang Nasrani),sedikit demi
sedikit mulai berubah ketauhidannya sehingga umat menyimpang dari ajaran semuladan
terlepas dari dasar-dasar ketauhidan yang murni. Adapun perubahan yang terjadi :

1. Segolongan orang Nasrani yang diketahui oleh Paulus sebagai kepala agama di
intokia (syiria) memegang sungguh-sungguh ketauhidan yang murni. Mereka
berpendapat bahwa Isa itu seorang hamba dan pesuruh Allah sebagai juga rasul yang
lain1
.

1
Alfarisi, M Zaka. 2007. Kisah Seru 25 Nabi & Rasul. Bandung: Mizan
2. Golongan Arius, yaitu golongan Nasrani pengikut aliran “arius” seorang pendeta di
Iskandariah. Ia masih berpegang teguh pada ketauhidan yang sebenarnya. Ia
berpendapat bahwa isa hamba Allah. Akan tatapi ia menambahi bahwa Isa “kalimah
Allah” dari situlah mulai ada bayangan yang mengarahkan Isa itu Tuhan.

3. Golongan parpani. Golongan ini berpendapat bahwa Isa dan ibunya adalah Tuhan.
Demikian inilah keadaan nasarani yang dating kemudian. Mereka menganggap bahwa
Tuhan itu menjadi tiga. Dan hamper semua orang mempercayai bahwa Tuhan itu
terdiri dari 3 oknum . ketiga oknum itu sebenarnya satu juga yaitu Bapa, anak dan
Ruhul kudus. Tiga adalah satu, satu adalah tiga.1

1
Alfarisi, M Zaka. 2007. Kisah Seru 25 Nabi & Rasul. Bandung: Mizan
Nabi-nabi Beragama Islam
Bahkan beberapa nabi sebelum datangnya Rasulullah SAW menamakan agama mereka
dengan sebutan Islam juga.

a. Nabi Ibrahim Beragama Islam

Nabi Ibrahim alaihissalam sebagai ayah dari banyak nabi beragama Islam. Beliau bukan
seorang yahudi dan juga bukan seorang nasrani. Beliau beragama Islam.
Sebagaimana Allah SWT menyebutkannya di dalam Al-Quran Al-Kariem.

‫ما كان إبراهيم يهوديًا وال نصرانيًا ولكن كان حنيفًا مسل ًما وما كان من المشركين‬

Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah
seorang yang lurus lagi seorang muslim (berserah diri kepada Allah). Dan sekali-kali
bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. (QS Ali Imran: 67)
Nabi Ibrahim sendiri yang menegaskan bahwa dirinya adalah seorang pemeluk agama Islam,
sebagaimana termaktub di dalam Al-Quran:

‫ يا بني إن هللا اصطفى لكم الدين فال تموتن‬:‫ ووصى بها إبراهيم بنيه ويعقوب‬،‫إذ قال له ربه أسلم قال أسلمت لرب العالمين‬
‫إال وأنتم مسلمون‬

Ketika Tuhannya berfirman kepadanya, "BerIslam-lah (tunduk)!" Ibrahim menjawab, "Aku


tunduk patuh (ber-Islam) kepada Tuhan semesta alam." Dan Ibrahim telah mewasiatkan
ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub., "Hai anak-anakku! Sesungguhnya
Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk
agama Islam." (QS Al-Baqarah: 131-132)
Sebagai ayah dari para nabi, beliau telah menamakan kita dengan sebutan muslimin. Di
1
dalam Al-Quran, perkataan beliau diabadikan:

‫وجاهدوا في هللا حق جهاده هو اجتباكم وما جعل عليكم في الدين من حرج ملة أبيكم إبراهيم هو سماكم المسلمين من قبل‬
‫وفي هذا‬

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah
memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu

1
Alfarisi, M Zaka. 2007. Kisah Seru 25 Nabi & Rasul. Bandung: Mizan
kesempitan. agama orang tuamu Ibrahim. Dia telah menamai kamu sekalian orang-orang
muslim dari dahulu, dan dalam ini… (QS Al-Hajj: 78)1

b. Nabi Musa beragama Islam

‫يا قوم إن كنتم آمنتم باهلل فعليه توكلوا إن كنتم مسلمين‬

Berkata Musa, "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-
Nya saja, jika kamu benar-benar orang muslim (berserah diri)." (QS Yunus: 84)2
c. Hawariyun Shahabat Nabi Isa Beragama Islam

‫آمنا باهلل وأشهد بأنا مسلمون‬

.Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-
orang muslim (orang yang berserah diri). (QS Ali Imran: 52)3
d. Penyihir Fir’aun Beragama Islam

‫صبرا وتوفنا مسلمين‬


ً ‫ربنا أفرغ علينا‬

"Dan kamu tidak menyalahkan kami, melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat
Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami." (Mereka berdoa), "Ya Tuhan kami,
limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan muslim
(berserah diri)." (QS. Al-A’raf: 126)4
e. Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis Beragama Islam

‫ي وأتوني مسلمين‬
ّ ‫أال تعلو عل‬

Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku
sebagai muslim (orang-orang berserah diri). (QS An-Naml:31)5
2. Para Nabi Satu Rangkaian Agama
Bahkan rangkaian para nabi dan rasul itu diibaratkan seperti serombongan orang yang
membangun sebuah bangunan. Di mana masing-masing bekerja sesuai porsinya dan paling
akhir yang menyempurnakan bangunan itu adalah nabi Muhammad SAW.

1
Alfarisi, M Zaka. 2007. Kisah Seru 25 Nabi & Rasul. Bandung: Mizan
2
(QS Yunus: 84)
3
(QS Ali Imran: 52)
4
(QS. Al-A’raf: 126)
5
(QS An-Naml:31)
3. Para Nabi Bersaudara
Dalam sebuah hadits yang disepakati keshahihannya oleh Al-Bukhari dan Muslim disebutkan
bahwa sesungguhnya pada nabi itu bersaudara.

‫ أمهاتهم شتى ودينهم واحد‬:‫األنبياء أوالد عالت‬

Para nabi adalah anak-anak saudara ayah. Dan agama mereka satu. (HR Bukhari dan
Muslim)1
Mengapa Syariat Sebelumnya Dihapus?
Setiap kali seorang nabi mangkat atau dibunuh kaumnya, ajaran yang dibawanya selalu
mengalami pelunturan, dari yang paling sederhana hingga yang paling parah. Seringkai para
nabi dan orang shalih yang awalnya dihormati, kemudian malah dijadikan sesembahan selain
Allah SWT.

Berhala-berhala di masa nabi Nuh tidak lain asalnya dari patung-patung orang shalih di
zamannya. Namun seiring dengan berjalannya waktu, aqidah umat itu mengalami
penyimpangan berat sampai menyembah patung orang shalih.

Ketika nabi Isa alaihissalam diangkat, awalnya belum ada orang yang menyatakan beliau
sebagai tuhan, kecuali 400 tahun kemudian diputuskan dalam sidang Konsili yang sesat itu
bahwa beliau naik pangkat jadi tuhan. Astaghfirullahal-azhim…
Kalau masalah aqidah yang paling esensial sampai bisa mengalami deviasi yang parah,
apatah lagi masalah detail teknis syariah. Tentu jauh mengalami penyimpangan luar biasa.

Dalam keadaan itu, Allah SWT berkehendak untuk menurunkan syariat agama terakhir
dengan spesifikasi:

o Kitab sucinya dijamin abadi dan tidak akan hilang, segala upaya untuk
menghilangkan atau memalsukannya dijamin pasti gagal
o Syariahnya berlaku sepanjang masa hingga hari kiamat. Tidak mengenal expired date.
o Syariahnya berlaku untuk seluruh ras manusia tanpa perbedaan. Tidak seperti syariah
terdahulu yang hanya diberikan untuk suku tertentu.
o Secara umum, bobot beban syariahnya lebih ringan dibandingkan dengan semua
beban syariah yang pernah turun sebelumnya

1
(HR Bukhari dan Muslim)
o Ada jaminan tersiarnya Islam sampai ke seluruh dunia dengan waktu yang singkat
o Setiap 100 tahun selalu muncul orang yang menjaga kemurnian syariah dan
memperbaharui moral umatnya
o Semua kaum yang pernah diturunkan kepada mereka syariah sebelumnya, diwajibkan
untuk meninggalkannya dan berpindah masuk ke dalam risalah terbaru dan terakhir
ini serta mengakui kenabian Muhammad SAW. Sebab syariah mereka dengan
sendirinya menjadi tidak berlaku lagi.
Seandainya ada dari para nabi di masa lalu yang masih sempat mengalami datangnya
kenabian Muhammad SAW dan setelahnya, dia pun harus meninggalkan syariahnya dan ikut
kepada syariah terakhir ini.

Dan hal itu akan terjadi pada diri nabi Isa alaihissalam yang saat ini masih belum meninggal,
bahkan beliau akan datang lagi ke tengah kita. Kali ini bukan sebagai nabi, apalagi sebagai
anak tuhan, melainkan sebagai salah satu dari umat nabi Muhammad SAW.1

1
Alfarisi, M Zaka. 2007. Kisah Seru 25 Nabi & Rasul. Bandung: Mizan
1.5 Referensi/Buku/Tokoh tentang studi aqidah
Adapun tokoh yang dapat menjadi acuan tentang studi aqidah salah satunya ialah:
Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa

Referensi buku diantaranya


1. Kenali aqidahmu Jilid I karya Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa1
2. Kenali aqidahmu Jilid 2 karya Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa2
3. Dasar-dasar agama Islam karya Prof.Drs.H. A. Sadali3

1.6 Nilai-nilai aqidah tentang perdamaian


Perdamaian dalam Islam merupakan buah dari nilai-nilai keluhuran, etika dan
ketakwaan yang ditanamkan oleh syariat Islam melalui akidah dan akhlak, kemudian
diserap oleh setiap jiwa untuk membangun masyarakat dunia yang saling bekerjasama;
masyarakat yang menjunjung nilai persaudaraan, keadilan dan kredibilitas; masyarakat
yang dikendalikan oleh nilai-nilai kebebasan, harga diri dan sikap saling memelihara;
masyarakat yang mengurung keburukan dalam area yang sangat sempit. Tidak sulit bagi
seorang peneliti untuk mencari ayat-ayat yang menjelaskan bahwa perdamaian
merupakan nilai dasar dalam Islam. Ucapan selamat dalam Islam adalah salam (yang
mengandung doa perdamaian, pent.). “As-Salam” adalah salah satu asma (nama) Allah
Swt
Allah Swt. berfirman, “Dialah, Allah yang tiada Tuhan selain Dia; Raja Yang Maha
Suci; Yang Maha Damai (As-Salam); Yang Memberikan keamanan; Yang Maha
memelihara; Yang Maha Perkasa; Yang Maha memaksa; Yang (berhak) menyombongkan
diri. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya).” (q.s. Al-
Hasyr:32).4

1
Kenali aqidahmu Jilid I karya Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa

2
Kenali aqidahmu Jilid 2 karya Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa

3
Dasar-dasar agama Islam karya Prof.Drs.H. A. Sadali
Islam adalah perdamaian yang diperintahkan oleh Allah Swt. agar kaum mukminin
bernaung di bawah Peran Islam dalam Mewujudkan Perdamaian Dunia 16 naungannya.
Allah Swt. berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
secara totalitas; janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan! Sesungguhnya setan
adalah musuh yang nyata bagimu.”

Ajaran-ajaran Alquran menuntun kita menuju jalan perdamaian. Allah Swt. berfirman,
“Telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab
itulah, Allah memberikan petunjuk kepada orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya
menuju jalan yang penuh keselamatan; mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju
cahaya dengan izin-Nya; dan memberikan mereka petunjuk menuju jalan yang lurus.”
(q.s. Al-Maidah:15-16). 1

Islam menyerukan perdamaian. Oleh karena itu, Islam menjadikan kehormatan


manusia sebagai kehormatan yang terbesar. Bahkan, Islam menganggap pembunuhan
terhadap satu jiwa manusia tanpa alasan yang dibenarkan, setara dengan pembunuhan
terhadap seluruh umat manusia. Sebaliknya, menyelematkan satu jiwa sebanding dengan
menyelamatkan manusia secara keseluruhan. Allah SWT berfirman, “…barangsiapa
membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (telah Peran Islam dalam
Mewujudkan Perdamaian Dunia 17 membunuh) orang lain atau bukan karena membuat
kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.
Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah
memelihara kehidupan manusia semuanya….” (q.s. AlMaidah:32).2

Oleh karena itu, Islam mengharamkan peperangan dan pembunuhan, kecuali untuk
membalas serangan atau untuk memerdekakan umat manusia agar dapat menentukan arah
hidup mereka secara merdeka dan tanpa paksaan. Allah SWT berfirman, “Perangilah di
jalan Allah orangorang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas!
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (q.s.
AlBaqarah:190)

1
(Q.S. Al-Maidah:15-16).
2
(Q.S. AlMaidah:32).
Dengan mempelajari kajian –kajian aqidah sesuai dengan yang diajarkan oleh
Sayyidina Muhammad SAW hingga para ulama sekarang ini yang sanad keilmuaan
bersambung hingga rasul SAW (ahlusunnah waljamaah), maka kita menjadi tau dan
paham tentang ajaran islam sesungguhnya yang rahmatan lilalamin sehingga kita mampu
menerapkan kehidupan dalam rangka menjaga perdamaian antar umat beragama.
BAB III

Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pentingnya mempelajari aqidah islam secara benar melalui apa yang telah diajarkan
oleh Nabi Muhammad Saw melalui Al-Quran dan As-sunnah (Ahlusunnahwaljamaah)
2. Islam itu agama yang di anut oleh nabi nabi nabi terdahulu yang mana isi dari agama
islam itu untuk menyembah kepada sang penciptanya dan mengagungkan
ketuhanananya.
3. Benang merah ajara nabi adam sampai nabi Muhammad sesungguhnya sama cuman
yang membedakaan dari agama itu masalah ketauhitanya yaitu nabi nabi terdahulu itu
juga menganut ajaran tapi ajaranya ajaran tauhid
4. Mempelajari aqidah yang sesuai dengan ajaran islam dapat menimbulkan nilai nalai
perdamaian yang sesungguhnya karna agama islam (aqidah islam) sejatinya adalah
agama rahmatanlilalamin, agama yang menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Oleh Yazid bin Abdu! Qadir
Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa, Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan Pertama
Jumadil Akhir 1425HIAgustus 2004M
2. Buhuuts fii ‘Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah (hal. 12-14)
3. Buhuuts fii ‘Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah (hal. 11-12) oleh Dr. Nashir bin
‘Abdul Karim al-‘Aql, cet. II/ Daarul ‘Ashimah/ th. 1419 H, ‘Aqiidah Ahlis
Sunnah wal Jamaa’ah (hal. 13-14) karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-
Hamd dan Mujmal Ushuul Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah fil ‘Aqiidah oleh Dr.
Nashir bin ‘Abdul Karim al-‘Aql.
4. Alfarisi, M Zaka. 2007. Kisah Seru 25 Nabi & Rasul. Bandung: Mizan
5. (HR Bukhari dan Muslim)
6. Kenali aqidahmu Jilid I karya Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa
7. Kenali aqidahmu Jilid II karya Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa
8. Dasar-dasar agama Islam karya Prof.Drs.H. A. Sadali

Anda mungkin juga menyukai