Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

KETIDAKBERDAYAAN

DISUSUN OLEH : KELOMPOK II

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SARI MULIA BANJARMASIN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2018
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

KETIDAKBERDAYAAN

A. Pengertian
Ketidakberdayaan adalah pengalaman hidup kurang pengendalian
terhadap situasi, termasuk persepsi bahwa tindakan seseorang secara
signifikan tidak akan mempengaruhi hasil.

(Nanda, 2015-2017)

Ketidakberdayaan adalah Kondisi ketika individu atau kelompok


merasakan kurangnya kontrol personal terhadap sejumlah kejadian atau situasi
tertentu yang mempengaruhi pandangan, tujuan dan gaya hidup
(Carpenito, 2009).

B. Etiologi

1. kurangnya pengetahuan

2. Ketidak adekuatan koping sebelumnya (seperti : depresi)

3. serta kurangnya kesempatan untuk membuat keputusan

4. Kesehatan lingkungan: hilangnya privasi, milik pribadi dan kontrol


terhadap terapi.

5. Hubungan interpersonal: penyalahgunaan kekuasaan,hubungan yang


kasar.

6. Penyakit yang berhubungan dengan rejimen:penyakit kronis atau yang


melemahkan kondisi.
7. Gaya hidupketidakberdayaan: mengulangi kegagalan dan ketergantungan.

8. Disfungi proses berduka.

9. Kurangnya umpan balik positif.

10. Umpan balik negatif yang konsisten.

(Carpenito, 2009).
C. Manifestasi klinis
1. Bergantung pada orang lain
2. Depresi
3. Frustasi tentang ketidakmampuan aktivitas sebelumnya
4. Kurang berpartisipasi dalam perawatan
5. Kurang rasa kendali
6. Malu
7. Merasa asing
8. Ragu tentang penampilan peran
(Nanda, 2015-2017)
D. Jenis-jenis Ketidakberdayaan

Stephenson (1979) dalam Carpenito (2009) menggambarkan dua jenis


ketidak-berdayaan, yaitu;

1. Ketidakberdayaan situasional
Ketidakberdayaan yang muncul pada sebuah peristiwa spesifik dan
mungkin berlangsung singkat.
2. Ketidakberdayaan dasar (trait powerlessness)
Ketidakberdayaan yang bersifat menyebar, mempengaruhi pandangan,
tujuan, gaya hidup, dan hubungan.
E. Faktor yang mempengaruhi
1. Faktor predisposisi
Beberapa faktor yang dapat mendukung terjadinya masalah ketidakberda-
yaan menurut Stuart (2009) pada Seseorang antara lain:

a. Biologis
Status nutrisi: berat badan pasien sangat menurun karena pasien tidak
berolahraga sejak terkena penyakit stroke. Massa otot berkurang
b. Psikologis
Psikologis pasien sedikit terguncang sejak terkena penyakit stroke
tersebut, sehari-hari yang dilakukannya hanya diam tanpa melakukan
latihan apa-apa, terkadang istrinya juga merasa sedih melihat keadaaan
suaminya seperti itu.

c. Sosiokultural
Hubungan pasien selama mengalami penyakit stroke mengalami
hambatan selain tidak mampu untuk berinteraksi dengan orang luar.
Juga komunikasi yang kurang jelas karena pelo

d. Spiritual
Spiritual Pasien terganggu karena pasien tidak mampu melakukan
ibadah sholat

2. Faktor Presipitasi

(waktu<6 bulan/ saat mulai tmbulnya gejala s/d saat dikaji)

a. Nature
Status nutrisi pasien berkurang
b. Origin
- Internal: Persepsi individu yang tidak baik tentang dirinya, orang lain
dan lingkungannya.
- Eksternal: Kurangnya dukungan keluarga, kurang dukungan
masyarakat, kurang dukungan kelompok/teman sebaya
c. Timing
Stres terjadi dalam waktu dekat, stress terjadi secara berulang-ulang/
terus menerus.

d. Number
Sumber stres lebih dari satu, stres dirasakan sebagai masalah yang
sangat berat.
Respon terhadap stress/ tanda gejala/ penilaian terhadap respon
1) Kognitif: kurang konsentrasi, ambivalensi, kebingungan,
berkurangnya kreatifitas, pandangan suram, pesimis, sulit untuk
membuat keputusan, mimpi buruk, produktivitas menurun, pelupa,
ketidakpastian.
2) Afektif: sedih, rasa bersalah, bingung, gelisah, apatis/pasif, kesepian,
rasa tidak berharga, penyangkalan perasaan, kesal, khawatir, perasaan
gagal.
3) Fisiologis: pasien biasnya mengeluh pusing. Suhu tubuh biasanya
panas, penuruanan berat badan
4) Perilaku: agitasi, perubahan tingkat aktivitas, mudah tersinggung,
kurang spontanitas, sangat tergantung, kebersihan diri yang kurang,
mudah menangis
5) Respon sosial: patisipasi sosial berkurang.
Kemampuan mengatasi masalah/ sumber koping

a) Personal ability; kurang komunikatif, hubungan interpersonal


yang kurang baik, kurang memiliki kecerdasan dan bakat tertentu,
mengalami gangguan fisik, perawatan diri yang kurang baik, tidak
kreatif.
b) Sosial support; hubungan yang kurang baik dengan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, kurang terlibat dalam
organisasi sosial/kelompok sebaya, ada konflik nilai budaya.
c) Material asset; penghasilan kurang
d) Positive belief; tidak memiliki keyakinan dan nilai positif, kurang
memiliki motivasi, kurang berorientasi pada pencegahan (lebih
senang melakukan pengobatan)
Mekanisme koping yang dapat terjadi pada ketidakberdayaan antara lain:
Destruktif; tidak kreatif : kurang memiliki keinginan untuk melakukan
sesuatu yang bermanfaat, tidak mempunyai hubungan akrab,
ketidakmampuan untuk mencari informasi tentan perawatan, tidak
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan

F. Pohon Masalah

Causa:
Disfungi proses berduka.

Kurangnya umpan balik positif.

Umpan balik negatif yang konsisten.

Core problem:
Ketidakberdayaan

Efek:
Harga diri rendah
G. Rentang respon

RESPON ADAFTIF RESPON MALADAFTIF

HARAPAN KESEMPATA BAHAYA KETIDAKPASTIAN TIDAKBERDAYA PUTUSASA

N
1. Harapan
Harapan akan mempngaruhi respons psikologis terhadap penyakit
Fisik Kurangnya harapan dapat meningkatkan stres dan berakhir dengan
penggunaan mekanisme koping yang tidak adekuat. Pada beberapa kasus,
2. Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah suatu keadaan dimana individu tidak mampu
memahami kejadian yang terjadi. Hal ini akan mempengaruhi
kemmapuan individu mengkaji situasi dan memperkirakan upaya yang
akan dilakukan.
Ketidakpastian menjadi berbahaya jika disertai rasa pesimis dan putus
asa. koping yang tidak adekuat dapat menimbulkan masalah kesehatan
jiwa.
3. Putus asa
Putus asa ditandai dengan perilaku pasif, perasaan sedih dan harapan
hampa, kondisi ini dapat membawa klien dalam upaya bunuh diri.

H. Rencana Keperawatan
Diagnose keperawatan
1. Harga diri Rendah
1. Pengkajian
Diagnosa keperawatan : Harga Diri Rendah berhubungan dengan
ketidakberdayaan
A. Data subyektif
a. Mengatakan secara verbal ketidakmampuan mengendalikan
atau mempengaruhi situasi.
b. Mengatakan tidak dapat menghasilkan sesuatu.
c. Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri.
B. Objektif:
a. Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat
kesempatan diberikan.
b. Segan mengekspresikan perasaan yang sebenarnya.
c. Apastis,pasif.
d. Ekspresi muka murung.
e. Bicara dan gerakan lambat.
f. Nafsu makan tidak ada atau berlebihan.
g. Tidur berlebihan.
h. Menghindari orang lain.
2. Intervensi keperawatan
a. Tujuan umum :
Pasien mampu menyelesaikan masalah-masalah dengan cara-cara
yang efektif untuk mengontrol situasi kehidupannya, dengan
demikian menurunkan perasaan ketidakberdayaan.
Tujuan khusus :
Klien berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan
dengan perawatannya sendiri dalam 5 hari.
b. Intervensi
1) Biarkan pasien mengambil sebanyak mungkin tanggung jawab
untuk praktik-praktik perawatan dirinya sendiri.
Rasional: memberikan pasien pilihan-pilihan akan meningkatkan
perasaan mampu mengontrol pada pasien.
Contoh:
a) Libatkan pasien dalam menetapkan tujuan-tujuan perawatan
dirinya yang ingin dicapai.
b) Biarkan pasien menetapkan sendiri jadwal aktivitas
perawatan dirinya.
c) Berikan pasien privasi sesuai kebutuhan yang ditentukan.
d) Berikan umpan balik positif untuk keputusan yang dibuat.
Hargai hak pasien dalam membuat keputusan-keputusan
tersebut secara mandiri, dan menahan diri dari usaha-usaha
untuk mempengaruhinya terhadap hal-hal yang kelihatannya
lebih logis.
2) Lakukan pendekatan yang hangat,menerima pasien apa adanya
dan bersifat empati.
3) Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri
perawat sendiri (misalnya: rasa marah, frustasi dan simpati).
4) Dukung aktivitas secara bartahap, tingkatkan sejalan dengan
mobilisasi energi pasien.
5) Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang
sifatnya supportif.
6) Beri waktu untuk pasien berespons.
7) Tunjukkan respons emosional dan menerima pasien
8) Gunakan teknik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi,
klarifikasi.
9) Berikan program yang nyata dan terstruktur.
10) Tetapkan tujuan yang realistik, relevan dengan kebutuhan dan
minat pasien, fokuskan pada aktivitas positif.
2. Ketidakberdayaan

INTERVENSI KEPERAWATAN
A. Intervensi Untuk Klien
1) Tujuan umum
Klien mampu mengatasi rasa ketidakbeerdayaan yang dialaminyaa
2) Tujuan khusus
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengenali dan mengekspresikan emosinya
c. Modifikasi pola kognitif yang negative
d. Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenan
dengan perawatanya sendiri
e. Klien termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistis

B. Intervensi Keperawatan
1) Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu
dipertimbangkan agar klien merasa aman dan nyaman saat
berinteraksi
a) Mengucapkan salam terapiutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu
dengan klien.
2) Bantu klien mengenali dan mengekspresikan emosinya
a) Lakukan pendekatan yang hangat, bersifat empati, tunjukan
respons emosional dan menerima klien apa adanya.
b) Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri
perawat sendiri (misalnya rasa marah, frustasi, dan simpati )
c) Sediahkan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang
sifatnyaa suportif, beri waktu klien untuk berespon.
d) Gunakan teknik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi, dan
klarifikasi.
e) Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan
identifikasi area-area situasi kehidupannya yang tidak berada
dalam kemampuannya untuk mengontrol.
f) Bantu klien untuk mengidentifikasi factor-faktor yang dapat
berpengaruh terhadap ketidakberdayaan.
g) Diskusi tentang masalah yang dihadapi klien tanpa
memintanya untuk menyimpulkan.
3) Bantu klien memodifikasi pola kognitif yang negative
a) Identifikasi pemikiran yang negative dan bantu untuk
menurunkan melalui interupsi atau substitusi
b) Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang positif
c) Efaluasi ketepatan persepsi, logika, dan kesimpulan yang
dibuat klien
d) Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat, penyimpangan dan
pendapatannya yang tidak rasional
e) Kurang penilaian klien yang negative terhadap dirinya
f) Bantu klien untuk menyadari nilai yang dimilikinya batu
perilakunya atau perubahan yang terjadi
4) Bantu klien berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang
berkenaan dengan keperawatanya sendiri
a) Libatkan klien dalam menetapkan tujuan-tujuan perawatan
yang ingin dicapai. Motivasi klien untuk membuat jadwal
aktifitas perawatan dirinya
b) Berikan klien prifasi sesuai yang dibutuhkan
c) Berikan reinforcement positif untuk keputusan yang dibuat dan
jika klien berhasil melakukan kegiatan atau penampilan yang
bagus. Motivasi untuk mempertahankan penampilan/ kegiatan
tersebut.
5) Memotivasi klien untuk aktif mencapai tujuan yang realistis
a) Diskusikan dengan klien pilihan yang realistis dalam
perawaatan, berikan penjelasan untuk pilihan ini. Bantu klien
untuk menetapkan tujuan yang realistic. Fokuskan kegiatan
pada saat ini bukan pada kegiatan masa lalu.
b) Bantu klien mengidentifikasi area-area situasi kehidupan yang
dapat dikontrolnya. Dukung kekuatan-kekuatan diri yang dapat
diidentifikasi klien
c) Identifikasi cara-cara yang dapat dicapaai oleh klien. Dorong
untuk berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas tersebut dan
berikan penguatan positif untuk partisipasi dan pencapainnya.
d) Dorong kemandiria, tetapi bantu klien jika tidak melakukan.
Libaatkan klien daalaam membuatan keputusan tentang
rutinitas keperawatan. Jelaskan alasan setiap perubahan
perencanaan perawatan kepada klien.
e) Adakan suatu konferensi multi disiplin untuk mendiskusikan
dan mengembangkan perawatan rutin klien.
C. Intervensi Untuk Keluarga
1. Tujuan
a. Keluarga mampu mengenal masalah ketidakberdayaan pada
anggota keluarganya.
b. Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah
ketidakberdayaan
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami
ketidakberdayaan
d. Keluarga mampu mempraktikkan cara merawat pasien
dengan ketidakberdayaan
e. Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami
ketidakberdayaan

2. Tindakan
a. Bina hubungan saling percaya
Dalam membeina hubungan saling percaya perlu
dipertimbangkan agar keluarga merasa aman dan nyaman
saat berinteraksi.
1) Mengucapkan salam terapiutik
2) Berjabat tangan
3) Menjelaskan tujuan interaksi
4) Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali
bertemu keluarga.
b. Bantu keluarga mengenal masalah ketidakberdayaan yang
dialami oleh anggota keluarganya :
1) Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian
ketidakberdayaan
2) Diskusikan dengan keluarga tentang tanda dan gejala
ketidakberdayaan.
c. Diskusikan dan memotivasi keluarga cara merawat anggota
keluarga dengan ketidakberdayaan melalui aktivitas yang
dapat meningkatkan kemampuan klien untuk mengatasi rasa
ketidakberdayaan:
1) Membuat klien mengekspresikan emosinya
2) Membantu klien memodifikasi pola kognitif yang
negative
3) Membantu klien berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan
4) Memotivasi klien untuk mencapai tujuan yang realistik
d. Diskusikan dengan keluarga tentang kondisi-
kondisi dimana pasien harus dirujuk kefasilitas
kesehatan dan bagaimana cara merujuknya
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2009. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis.


Ed.9. Jakarta: EGC.

NANDA, I. (2015-2017). Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta : Buku


Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai