RANCANGAN
NOMOR..TAHUN...
TENTANG
WALIKOTA MALANG
Menimbang :
Mengingat :
1. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
2. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang - undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
2
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kota Malang.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggaraan pemerintahan daerah.
3. Vandalisme adalah penambahan, penghapusan, atau pengubahan isi yang dengan
sengaja dilakukan untuk mengurangi kualitas ensiklopedia. Jenis vandalisme yang
paling umum adalah mengganti tulisan yang ada dengan hal-hal yang menyebalkan,
mengosongkan halaman, menambahkan iklan, atau menyisipkan lelucon yang lucu
dan hal-hal yang tak berguna lainnya.
4. Sanksi adalah suatu langka hukuman yang dijatuhkan oleh negara atau kelompok
tertentu karena terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok.
Pasal 2
Larangan dalam melaksanakan vandalisme berasaskan :
a. Ketertiban
b. Pengawasan
c. Pencegahan
d. Keterpaduan
Pasal 3
Larangan dalam melakukan aksi Vandalisme bertujuan :
a. Menjaga Keindahan lingkungan.
3
BAB II
KLASIFIKASI
Pasal 4
(1) Vandalisme yang dilarang diklasifikasi berdasarkan Tempat atau Fasilitas umum :
a. Fasilitas Umum
b. Plang / Rambu – Rambu
c. Tempat Proses berlangsungnya pembelajaran
d. Tempat beribadah
e. Taman bermain
f. Bangunan – bangunan tua milik Pemerintah
g. Marka jalan
(2) Selain tempat/kawasan yang sebagaimana dimaksud terdapat pada ayat (1), tempat
umum atau tempat lainnya juga ditetapkan sebagai kawasan dilarang untuk aksi
Vandalisme.
BAB III
LARANGAN
Pasal 5
Setiap aksi Vandalisme, dilarang untuk melakukan aksi nya di tempat/kawasan yang tidak
diperbolehkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.
Pasal 6
Pasal 7
Setiap aksi Vandalisme utamanya, dilarang mencoret – coret/merusak fasilitas umum, yang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4.
Pasal 8
(1) Larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Pasal 6, dan Pasal 7 tidak berlaku
untuk kepentingan terbatas.
(2) Kepentingan yang terbatas sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) meliputi:
a. Perlombaan/seni Vandalisme;
b. tempat-tempat yang diizinkan oleh peraturan perundang-undangan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai dasar kepentingan terbatas sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Pasal 9
BAB IV
PENGAWASAN
5
Pasal 10
Pasal 11
Tim terpadu yang dibentuk Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) terdiri
dari:
Pasal 12
Tim terpadu yang dibentuk Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat
(2) terdiri dari:
a. Kementrian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lingkungan;
b. Kepolisian Negara Republik Indonesia;
c. Perwakilan tokoh masyarakat;
Pasal 13
(1) Pelaksanaan pengawasan oleh tim terpadu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan
Pasal 12 dikoordinasikan oleh:
a. Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk nasional;
b. Gubernur untuk wilayah provinsi; dan
c. bupati/walikota untuk wilayah kabupaten/kota.
6
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pengawasan oleh tim terpadu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Pasal 14
(1) Tim Terpadu sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 11 dan Pasal 12 melaksanakan
pengawasannya secara bertahap.
(2) Pengawasan secara berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling
sedikit 3 (tiga) kali dalam setahun.
(3) Hasil pengawasan secara bertahap sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipublikasikan kepada masyarakat melalu sosialisasi.
Pasal 15
(1) Pendanaan kegiatan Tim Terpadu di tingkat nasional bersumber dari Anggaran
Pendapatan Belanja Negara.
(2) Pendanaan kegiatan Tim Terpadu di tingkat provinsi dan kabupaten/kota bersumber
dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.
Pasal 16
Dalam hal hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3) menunjukkan
adanya bukti awal bahwa telah terjadi tindak pidana, penyidikan segera dilakukan oleh
penyidik yang berwenang sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
BAB V
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 17
(1) Masyarakat ikut berperan serta untuk pengawasan bagi pelaku vandalisme yang
melanggar/mengacuhkan peraturan yang ada.
(2) Peran serta sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dengan cara
menegur, memberikan laporan kepada instansi yang berwenang apabila sudah
keterlaluan terlibat merusak fasilitas umum di sekitarnya.
(3) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh
orang/kelompok masyarakat.
7
(4) Adanya peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berhak atas
jaminan sanksi terhadap vandalisme sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah.
BAB VI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 18
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
dipidana dengan pidana penjara paling sedikit (1) tahun dan paling lama 5 (lima)
tahun atau dikenakan denda paling sedikit Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) dan
paling banyak Rp.5.000.000,-(lima juta rupiah).
(2) Dalam hal pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan merusak
fasilitas umum mapun mengakibatkan ketidak nyamanan masyarakat, dipidana
dengan pidana pokok ditambah 1/3 (satu pertiga).
Pasal 19
Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dipidana
dengan pidana penjara paling sedikit (1) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun atau denda
paling sedikit Rp.15.000.000,- (lima belas rupiah) dan paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah).
Pasal 20
Setiap aksi vandalisme atau merusak fasilitas umum maupun ada dalam ketidak nyaman
masyarakat ada nya aksi vandalisme sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dipidana dengan
pidana penjara paling sedikit (4) empat bulan dan paling lama 3 (tiga) tahun atau denda
paling sedikit Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) dan paling banyak Rp.15.000.000,-(lima belas
juta rupiah).
8
Pasal 21
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, semua Peraturan Daerah yang mengatur
mengenai sanksi terhadap vandalisme, dinyatakan masih berlaku sepanjang tidak ada
pertentangan dengan ketentuan di dalam Peraturan Daerah ini.
Pasal 23
Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah ini harus segera ditetapkan paling lambat 2
(dua) tahun terhitung sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.
Pasal 24
Ditetapkan di Malang
WALIKOTA MALANG,
ttd,
H. MOCH. ANTON
10
Diundangkan di Malang
Pada tanggal……..
ttd.
PENJELASAN
ATAS
NOMOR…. TAHUN….
TENTANG
I. UMUM
Pelaksanaan undang-undang perlu dijalankan oleh pihak berkenaan. Di bawah Akta Kerajaan
Tempatan 9 Undang-Undang Kecil Vandalisme1991), sesiapa yang didapati merosakkan
harta benda awam boleh didenda membabitkan RM 2,000 atau penjara tidak lebih setahun
jika sabit kesalahan. Pelaksanaan undang-undang baru menetapkan pesalah-pesalah
12
Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Huruf a
13
Yang dimaksud dengan Ketertiban adalah sebuah perilaku yang mengikuti aturan
berlaku. peranan ketertiban adalah untuk menjadikan masyarakat taat terhadap aturan
yang berlaku sehingga timbulnya keserasian.
.
Huruf b
Huruf c
Huruf d
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
14
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
15
Huruf c
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 9
Cukup jelas.
Pasal 10
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas.
Pasal 15
Cukup jelas.
Pasal 16
16
Cukup jelas.
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas.
Pasal 24
Cukup jelas.