Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Phil. I Gusti Putu Sudiarta, M. Si.
Oleh:
Made Asep Ridwan NIM. 1413011095
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nyalah penulis diberikan kemudahan dan kelancaran dalam
pembuatan makalah ini sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan terkait
Mutu Manajemen Terpadu Pendidikan. Penulis menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang dari semua pihak
khususnya pembaca sangat kami harapkan. Melalui kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Phil. I Gusti Putu Sudiarta, M. Si. selaku dosen pengampu mata
kuliah Manajemen Pendidikan Jurusan Pendidikan Matematika Undiksha
yang telah memberikan motivasi dan bimbingan dalam penulisan makalah
ini.
2. Pihak keluarga yang telah memberikan dukungan doa dan motivasi kepada
penulis.
3. Rekan-rekan mahasiswa yang sudah memberikan motivasi dan bantuan
berupa informasi-informasi pendukung dalam proses penulisan makalah ini.
Akhir kata, penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya jika ada yang kurang
berkenan dalam pembuatan makalah ini dan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.
ii
ABSTRAK
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
sehingga dikenal dengan Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP).
Menurut Usman (2013), MMTP merupakan budaya peningkatan mutu pendidikan
secara terus-menerus, fokus pada pelanggan sekolah (peserta didik dan
masyarakat) demi kepuasan jangka panjang dan partisipasi warga sekolah,
keluarga, masyarakat, serta pemerintah. Menurut Becket & Brookes (2008) dan
Jones (dalam R. Ismail & Ali, 2016), penerapan atau praktik MMT membutuhkan
kontribusi dan komitmen dari semua anggota organisasi demi tercapainnya
kebutuhan atau kepuasan pelanggan. Melihat betapa pentingnya praktik MMTP
dalam dunia pendidikan, tulisan ini lebih jauh akan membahas tentang kajian
kegiatan yang ada di SMP Negeri 2 Sawan terhadap praktik MMTP.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
terjadi peningkatan produktivitas dan efisiensi. Penerapan MMT tidak hanya pada
perusahaan-perusahaan saja, namun dapat dilaksankan dalam berbagai organisasi
yang memberikan pelayanan bagi publik atau pelanggan, salah satunya adalah
lembaga pendidikan yang dalam hal ini mislanya seklah. Sehingga MMT yang
memfokus pada dunia pendidikan sering dikenal dengan nama MMTP
(Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan).
MMTP menurut West-Burnham (dalam Usman, 2013) ialah semua fungsi
dari organisasi sekolah ke dalam falsafah holistis yang dibangun berdasarkan
konsep mutu, kerja tim, produktivitas dan prestasi, serta kepuasan pelanggan.
MMTP ialah suatu sistem manajemen yang menyangkut mutu sebagai strategi
usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh
anggota organisasi. Sedangkan MMTP menurut Sallis (1993) adalah menciptakan
budaya mutu di mana tujuan setiap anggota ingin menyenangkan pelanggannya,
dan di mana struktur organisasinya mengizinkan untuk mereka berbuat seperti itu.
Dari berbagai pengertian yang ada, Usman (2013) memberikan kesimpulan bahwa
MMTP merupakan budaya peningkatan mutu pendidikan secara terus-menerus,
fokus pada pelanggan sekolah (peserta didik dan masyarakat) demi kepuasan
jangka panjang dan partisipasi warga sekolah, keluarga, masyarakat, serta
pemerintah.
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
kurikulum baru. Penerapan kurikulum baru merupakan salah satu contoh
kegiatan perbaiakan pendidikan yang mana nantinya lulusan SMP Negeri 2
Sawan memliki mutu yang lebih biak dan pengalaman yang lebih luas.
Mencoba menerapkan kurikulum baru merupakan suatu perbaikan mutu
pendidikan karena pada dasarnya K 13 merupakan penyempurnaan atau
perbaikan dari kurikulum sebelumnya (KTSP). Konsep dasar dari dari
kurikulum 2013 ini adalah karakter tujuan atau kompetensi lulusan yang
dikemas dalam bentuk integrasi dengan menekankan pada pendidikan karakter,
karakter pembelajaran yang menekankan pada pendekatan scientific dan
kerakter penilaian yang lebih detail dengan menekankan pada penilaian proses
(Shafa, 2014). Sehingga dengan ini diharapkan bisa memberikan pengalaman
belajar yang lebih pada siswa baik dari segi akademik maupun sikap.
b. Kedisiplinan Siswa
Sesuai dengan ditetapkannya K 13 yang mana K 13 memiliki empat macam
kompetensi yang salah satunya adalah Kompetensi Sikap (Permendikbud,
2016). Ini jelas bahwa kedisplinan merupakan salah satu sikap yang wajib
dimiliki oleh siswa. Untuk mengurangi dan mentaasi sikap-sikap siswa yang
tidak disiplin, matode yang digunakan sekolah adalah dengan menggunakan
sistem skor pelanggaran. Jadi dalam buku skor tersebut terdapat skor
pelanggaran siswa dan ketika sudah mencapai skor 100 maka resikonya adalah
siswa tersebut akan dikeluarkan dari sekolah. Buku skor akan dipegang oleh
Wakasek Kesiswaan dan setiap tindakan siswa yang melanggar aturan yang
sudah disepakati sekolah dan orang tua siswa, terdapat skor-skor tertentu sesuai
dengan jenis pelanggaran yang dilakukan. Dengan adanya sistem ini terlihat
bahwa pengelolaan kedisiplinan siswa menjadi lebih jelas dan setidaknya dapat
memberikan efek jera bagi siswa yang melanggar. Sehingga metode ini
memperlihatkan bahwa perbaikan mutu pendidikan khususnya mutu dari
kedisiplinan siswa merupakan salah satu kegiatan perbaikan mutu pendidikan
yang dilakukan oleh SMP Negeri 2 Sawan dengan harapan menghilangkan
karakter tidak disiplin yang ada dalam diri siswa.
6
c. Kinerja Kepala Sekolah
Sesuai dengan apa yang sudah dikatakan oleh (Usman, 2013) bahwa praktik
MMTP salah satunya dapat dilihat dari kinerja kepala sekolah dalam
melaksanakan tugas-tugas yang ada. Hal ini dikarenakan kepala sekolah
memiliki tugas pokok dan fungsinya sebagai leader dan manajer sehingga
wajib memberikan sosialisasi MMTP dan mampu menggerakkan bawahannya
untuk terlibat di dalamnya (Syukri, 2017). Dalam memenuhi kepuasan dan
harapan pelanggan serta perbaikan mutu pendidikan di SMP Negeri 2 Sawan,
kepala sekolah terus melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan kualitas
guru dan siswanya.
Dari segi guru, kepala sekolah selalu melakukan koordinasi dan
memberikan pelatihan-pelatihan kerja bagi guru yang mengajar di SMP
Negeri 2 Sawan, seperti rapat koordinasi kerja dan pelatihan kinerja guru
terutama guru yang mengajar dalam K 13.
Memberikan penghargaan bagi guru dan siswa yang berprestasi.
Selalu mengikuti kegiatan lomba sekolah baik di tingkat kecamatan hingga
provinsi sebagai bahan untuk mengukur kualitas pendidikan yang ada di
SMP Negeri 2 Sawan dibandingkan dengan sekolah lain.
Melakukan rapat koordinasi bersama orang tua siswa terhadap kegiatan-
kegiatan dan program yang ada di SMP Negeri 2 Sawan, biasanya dilakukan
pada awal tahun ajaran baru.
Melakukan penataan sekolah dan rehabilitasi sarana maupun prasarana yang
kuang maupun rusak.
Dari beberapa deskripsi kegiatan kepala sekolah di SMP Negeri 2 Sawan,
terlihat bahwa sudah terdpat beberapa upaya kepala sekolah dalam rangka
melaksanakan MMTP demi terciptanya perbaikan mutu dan kepuasan
pelanggan.
d. Kinerja Tenaga Pengajar (Guru)
Dari hasil obsevasi dan wawancara bersama beberapa guru, terlihat bahwa
guru-guru pengajar id SMP Negeri 2 Sawan sangat memberdayakan MGMP
dalam menyelesaikan permasalahan-permalasahan yang ditemukan. Koordinasi
antar guru dan guru dengan kepala sekolah juga sangat baik. Dari segi
7
perencanan pembelajaran misalnya RPP yang merupakan administrasi wajib
dan penting bagi seorang guru (Afandi, 2009), sebelum guru mengajar mereka
sudah menyusun RPP sebelumnya sesuai dengan kurikulum yang diterapkan.
Jika dilihat dari praktik MMTP, maka kegiatan tersebut merupakan budaya
yang sangat baik agar dalam pelaksanaan pembelajaran mampu memberikan
pengajaran yang efektif dan sesuai, sehingga berujung pada kualitas
pembelajaran yang dihasilkan akan lebih baik dengan adanya perencanaan
yang matang. Selain itu, kepala sekolah dan supervisor juga selalu memantau
kelengkapan administrasi guru dan cara mengimplementasikan di dalam kelas.
Dari beberapa kegiatan yang ada pada SMP Negeri 2 Sawan kaitannya
dengan praktik MMTP, tentu dalam mewujudkan MMTP yang baik terdapat
beberapa hambatan. Menurut bebrapa guru menuturkan bahwa partisipasi orang
tua atau wali dari siswa sangat minim ketika ada kegiatan rapat di sekolah yang
mengundang mereka untuk hadir. Ketidakhadiran orang tua atau wali siswa secara
otomatis mereka setuju terhadap keputusan rapat. Minimnya kehadiran orang tua
siswa dalam rapat tentu merupakan budaya yang kurang baik dan secara tidak
langsung akan menghambat pelaksanaan MMTP di SMP Negeri 2 Sawan. Karena
dengan kedatangan dan partisipasi mereka pihak sekolah bisa mendengar dan
menindaklanjuti masukan, saran, kritik, dan keluhan yang akan membantu pihak
sekolah dalam mengambil kebijakan yang lebih baik, sehingga nantinya
memberikan kepuasan bagi mereka dan anak asuhnya.
Terkait dengan permasalahan yang ditemukan sehingga menjadi suatu
hambatan dalam pelaksanaan MMTP di SMP Negeri 2 Sawan, adapun solusi yang
dapat diberikan penulis adalah dengan memberikan sosialisasi yang lebih terkait
dengan adanya kegiatan rapat di sekolah dan memberikan informasi pentingnya
pastisipasi orang tua ataupun wali siswa dalam mengikuti kegiatan rapat sehingga
nantinya dapat diperoleh keputusan yang tidak memberatkan pihak-pihak tertentu.
Selain itu, menurut Syukri (2017), untuk mengatasi kendala yang ada dalam
implementasi MMT sangat menuntut kepala sekolah untuk melakukan pendekatan
sosio cultural dan pendekatan secara pribadi (face to face) serta meningkatkan
frekuensi dengan seluruh personil sekolah.
8
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Mutu diartikan sebagai produk dan atau jasa yang sesuai dengan standar
mutu yang sudah ditetapkan dan memuaskan pelanggan. Salah satu pendekatan
yang diguanakan dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan
pelaksanaan Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (MMTP). MMTP merupakan
budaya peningkatan mutu pendidikan secara terus-menerus, fokus pada pelanggan
sekolah (peserta didik dan masyarakat) demi kepuasan jangka panjang dan
partisipasi warga sekolah, keluarga, masyarakat, serta pemerintah. Dari hasil
kajian kegiatan-kegiatan yang ada di SMP Negeri 2 Sawan terhadap praktik
MMTP, terlihat bahwa secara umum kegiatan-kegiatan yang ada sudah
dilaksanakan memberikan kontribusi yang sangat baik dalam rangka peningkatan
mutu pendidikan sehingga nantinya memberikan kepuasan pada pelanggan.
Namun dari kgiatan yang dilaksanakan, masih terdapat hambatan yang berupa
partisipasi dari orang tua atau wali siswa yang masih minim misalnya dalam
kegiatan rapat. Adapun solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan
tersebut adalah dengan sosialisi adanya rapat yang lebih intensif lagi dan
memberikan informasi pentingnya partisipasi orang tua atau wali siswa dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
4.2 Saran
Semakin berkembangnya jaman yang terjadi akan memunculkan perubahan-
perubahan khususnya dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu, dalam
menggagas paradigma baru pola pikir para pejabat pendidikan, kepala sekolah,
dan guru harus selalu dapat mengikuti perkembangan jaman. Sehingga pendidikan
dapat memberikan manfaat yang baik dalam kemajuan bangsa untuk kedepannya.
Mengingat pentingnya penerapan MMTP, maka sekolah harus lebih
meningkatkan kerja sama, kontribusi, dan kesatuan komitmen dalam
pelaksanaannya sehingga tahu apa yang seharusya dilakukan dan tercapainya
tujuan yang diinginkan.
9
DAFTAR PUSTAKA