Anda di halaman 1dari 15

OLEH :

KELOMPOK : V (LIMA)
ANGGOTA : 1. NURHIDAYAH 1612040005
2. ISNAINI S 1612040011
3. ANJAS WIRAWAN ASKARIE 1612041013
4. NURDIANTI 1612042003
5. AFRIDHA NURFADHYLA 1612041007
6. CLARISA OKTAVIANI 1612042023
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA A
ASISTEN : RUSTAN RUSLAN

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018

EFEK PEMBEBANAN
Afridha Nur Fadhila, Anjas Wirawan Askarie, Clarisa Oktaviani Lolong,
Isnaini S, Nurdianti , Nurhidayah

Laboratorium Elektronika Dan Instrumen


Universitas Negeri Makassar
2018

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaiman menjelaskan penyebab dan akibat pembebanan pada pengukuran
tegangan?
2. Bagaimana menghitung kesalahan dari pengukuran tegangan akibat efek
pembebanan?

TUJUAN
1. Mampu menjelaskan penyebab dan akibat pembebanan pada pengukuran
tegangan.
2. Mampu menghitung kesalahan dari pengukuran tegangan akibat efek pembebanan.

PENGANTAR
Sensitivitas voltmeter arus searah merupakan faktor penting dalam pemilihan
sebuah alat ukur untuk pengukuran tegangan atau beda potensial tertentu. Sebuah
voltmeter sensitivitas rendah dapat memberikan pembacaan yang tepat sewaktu
mengukur tegangan dalam rangkaian-rangkaian tahanan rendah ; tetapi jelas
menghasilkan pembacaan yang tidak dapat dipercaya dalam rangkaian-rangkaian
tahanan tinggi. Jika sebuah voltmeter dihubungkan antara dua titik di dalam sebuah
rangkaian tahanan tinggi, dia bertindak sebagai sebuah shunt bagi rangkaian sehingga
memperkecil tahanan ekivalen dalam bagian rangkaian tersebut. Berarti voltmeter
akan menghasilkan penunjukkan tegangan yang lebih rendah dari yang sebenarnya
sebelum dihubungkan. Efek ini disebut sebagai efek pembebanan (loading effect).
Efek ini terutama disebabkan oleh instrument-instrumen sensitivitas rendah.
Senstivitas meter biasanya dinyatakan dalam ohm – per – volt atau kebalikan dari pada
arus skala penuh, yaitu :

1
S=𝐼 (2.1)

Dimana S = Sensivitas Voltmeter (Ω⁄𝑉 )


I = Arus Defleksi penuh (A)

Metode paling sederhana untuk menentukan kesalahan pengukuran tegangan


akibat pembebanan adalah dengan menghitung resistansi thevenin dari rangkaian yang
diuji dan menyelesaikannya untuk tegangan theveninnya. Pendekatan ini ditunjukkan
pada Gambar 2.1 berikut.

Dengan aturan pembagi tegangan, tegangan thevenin atau tegangan sebenarnya


tanpa adanya Voltmeter pada ujung-ujung R1 menjadi :
(2.2)

Dan pada ujung-ujung R2 menjadi:

Resistansi meter (𝑅𝑀 ) dari voltmeter yang digunakan dapat diperoleh dengan :
𝑅𝑀 = S x 𝑉𝑓𝑠 (2.3)
Dimana : 𝑅𝑀 = Resistansi Internal Voltmeter (Ω)
S = Sensitivitas Voltmeter (Ω⁄𝑉)
𝑉𝑓𝑠 = Batas ukur/ tegangan Skala penuh (V)
Secara praktis, meter di tempatkan bersama dengan beban pada rangkaian
setara thevenin, sehingga kesalahan pengukuran akibat pembebanan menjadi :

(2.4)
ALAT DAN BAHAN
1. Variabel Power supply 1 Buah
2. Basic Meter 1 Buah
3. Hambatan 100 Ohm 2 Buah
4. Hambatan 100 KOhm 2 Buah
5. Kabel penghubung.

PROSEDUR KERJA
1. Siapkan 2 (Dua) buah hambatan 100 Ohm
2. Rangkai seri kedua hambatan tersebut tanpa power supply seperti pada gamabar.
3. Ukur secara langsung tegangan keluaran power supply sebesar 2 Volt.
4. Lepaskan voltmeter beserta penghunbungnya dari terminal power supply tanpa
mengubah tegangan yang diukur.
5. Hubungkan rangkaian seri kedua resistor pada sumber tegangan dan ukur tegangan
jepit masing-masing resistor. Catat hasil pengukuran anda.
6. Lakukan langkah (2) sampai (4) untuk tegangan sumber 4 V, 6 V, 8 V, 10 V.
7. Lakukan langkah (2) sampai (5) untuk 2 (dua) hambatan 100 KOhm.
8. l Lakukan langkah (2) sampai (5) untuk hambatan 100 Ohm sebagai 𝑅1 dan
hambatan 100 KOhm sebagai 𝑅2 .

HASIL PENGAMATAN
Arus Defleksi Penuh Voltmeter (𝐼𝑓𝑠 ) = 100 µ

Sensitivitas Voltmeter (S) = 1000 Ω⁄𝑉


Batas Ukur Voltmeter (𝑉𝑓𝑠 ) = 50 V
Resistansi Internal Voltmeter (𝑅𝑀 ) = 500 KΩ
Kegiatan 1
𝑹𝟏 (Ω) 𝑹𝟐 (Ω) Tegangan Tegangan 𝑹𝟏 𝑻𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑹𝟐
Sumber (V) (V) (V)
| 2.0 ± 0.1 | | 1.0 ± 0.1 | | 1.0 ± 0.1 |

| 4.0 ± 0.1 | | 2.0 ± 0.1 |


| 2.0 ± 0.1 |

| 6.0 ± 0.1 |
| 100 ± 5% | | 3.0 ± 0.1 | | 3.0 ± 0.1 |
| 100 ± 5% |
| 8.0 ± 0.1 | | 4.0 ± 0.1 |
| 4.0 ± 0.1 |

| 10.0 ± 0.1 | | 5.0 ± 0.1 |


| 5.0 ± 0.1 |
Kegiatan 2
𝑹𝟏 (kΩ) 𝑹𝟐 (kΩ) Tegangan Tegangan 𝑹𝟏 𝑻𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑹𝟐
Sumber (V) (V) (V)
| 2.0 ± 0.1 | | 1.0 ± 0.1 | | 1.0 ± 0.1 |

| 4.0 ± 0.1 | | 1.6 ± 0.1 | | 1.6 ± 0.1 |

| 6.0 ± 0.1 | | 2.6 ± 0.1 | | 2.6 ± 0.1 |


| 100 ± 5% | | 100 ± 5% |

| 8.0 ± 0.1 | | 3.2 ± 0.1 | | 3.2 ± 0.1 |

| 10.0 ± 0.1 | | 4.0 ± 0.1 | | 4.0 ± 0.1 |

Kegiatan 3
𝑹𝟏 (Ω) 𝑹𝟐 (KΩ) Tegangan Tegangan 𝑹𝟏 𝑻𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑹𝟐
Sumber (V) (V) (mV)

| 2.0 ± 0.1 | | 2.0 ± 0.1 | |2 ± 1 | × 10-6

| 4.0 ± 0.1 | | 4.0 ± 0.1 | | 4 ± 1 | × 10-6

| 100 ± 5% | | 100 ± 5% | | 6.0 ± 0.1 | | 6.0 ± 0.1 | | 6 ± 1 | × 10-6

| 8.0 ± 0.1 | | 8.0 ± 0.1 | | 8 ± 1 | × 10-6

| 10.0 ± 0.1 | | 10.0 ± 0.1 | | 10 ± 1 | × 10-6


ANALISIS DATA
1. Hitung tegangan ideal ( sebenarnya) pada R1 dan R2 untuk setiap pasangan
hambatan yang anda gunakan.
𝑅1
𝑉𝑇𝐻 = 𝑉1 = 𝑉
𝑅1 + 𝑅2
a. Kegiatan 1
Untuk R1 = 100 
Data 1
100 
𝑉𝑇𝐻 = 𝑉1 = 2 𝑉
100  + 100 
=1V
Untuk R2 = 100 
Data 1
100 
𝑉𝑇𝐻 = 𝑉1 = 2 𝑉
100  + 100 
=1V
b. Hitung tegangan setiap pembebanan yang digunakan.
𝑅𝑀
𝑉𝑚𝑒𝑎𝑠 = 𝑉𝑇𝐻
𝑅𝑀 + 𝑅𝑇𝐻
RM = 50000 
𝑅𝑝 = 𝑅1 // 𝑅2
𝑅1 𝑅2
𝑅𝑝 =
𝑅1 + 𝑅2
𝑅1 𝑅2 100 X 100 
𝑅𝑝 = = = 50 
𝑅1 + 𝑅2 100  + 100 
a. Kegiatan 1
Untuk R1 = 100 
Data 1
50000 
𝑉𝑚𝑒𝑎𝑠 = 1 V = 0,999 𝑉
50000  + 50 
Untuk R2 = 100 
Data 1
50000 
𝑉𝑚𝑒𝑎𝑠 = 1 V = 0,999 𝑉
50000  + 50 

b. Menghitung ketidakpastian pengukuran.


Kegiatan 1
Untuk VTH
Untuk R1 = R2 = 100 
Data 1
𝑉𝑆
𝑉𝑇𝐻 = | | 𝑉𝑇𝐻
𝑉𝑆
0.01
𝑉𝑇𝐻 = | 2
| 1 V = 0.005 V
𝑉𝑇𝐻
KR = × 100 %
𝑉𝑇𝐻
0.005 V
KR = × 100 % = 0, 50 % (4 AB)
1V

PF = │𝑉𝑇𝐻 ± 𝑉𝑇𝐻 │V
𝑉𝑇𝐻 = │1,000 ± 0.005│V
UntukVmeas
𝑉𝑇𝐻
𝑉𝑚𝑒𝑎𝑠 = | | 𝑉𝑚𝑒𝑎𝑠
𝑉𝑇𝐻
0.005 V
𝑉𝑚𝑒𝑎𝑠 = | | 0.999 𝑉 = 0.0049 V
1V
𝑉𝑚𝑒𝑎𝑠
KR = × 100 %
𝑉𝑚𝑒𝑎𝑠
0.0049 V
KR = × 100 % = 0,49 % (4 AB)
0.999 𝑉
PF = │𝑉𝑇𝐻 ± 𝑉𝑇𝐻 │V
𝑉𝑚𝑒𝑎𝑠 = │1,000 ± 0.005│V
c. Presentase kesalahan
Kegiatan 1
Untuk R1 = R2 = 100 
Data 1
𝑉𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑉𝑚𝑒𝑎𝑠
% Error = | | x 100 %
𝑉𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙
1 V−0,999 𝑉
% Error = | | x 100 % = 0,1 %
1 V𝑙

d. Menghitung presentase perbedaan antara perhitungan dan


pengukuran
Kegiatan 1
Untuk R1 = R2 = 100 
Data 1

𝑉𝑐𝑎𝑙 − 𝑉𝑚𝑒𝑎𝑠
% Diff = | | x 100 %
𝑉𝑎𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒
1 𝑉 − 0.999 V
% Diff = | | x 100 % = 0,1 %
0,9995 𝑉
Kegiatan 1
Untuk R1 = R2 = 100 
Tabel 1.1 :Tegangan Ideal (sebenarnya)
VS (V) VTH(volt) VTH(volt) KR(VTH) PF (V)
|2,00 ±0.01| 1 0,005 0.49 │1,000 ± 0,005│
|4,00. ±0.01| 2 0,005 0,25 │2,000 ± 0,005│
|6,00 ±0.01| 3 0,005 0,17 │3,000 ± 0,005│
|8,00 ±0.01| 4 0,005 0,125 │4,000 ± 0,005│
|10,00 ±0.01| 5 0,005 0,1 │5,000 ± 0.005│
Tabel 1.2 :Tegangan akibat pembebanan

Vmeas(V) Vmeas KR(Vmeas) PF (V) %Error %diff


0.999 0,0049 0.49 │1,000± 0,005│ 0,1 0,1
1,998 0,004995 0,25 │2,000 ± 0,005│ 0,1 0,1
2.997 0,004995 0,167 │3,000 ± 0,005│ 0,1 0,1
3.996 0,004995 0,125 │4,000 ± 0,005│ 0,1 0,1
4.995 0,004995 0,1 │5,000 ± 0,005│ 0,1 0,1

Kegiatan 2
Untuk R1 = R2 = 100.000 
Tabel 2.1 :Tegangan Ideal (sebenarnya)
VS (V) VTH(volt) VTH(volt) KR(VTH) PF (V)
|2,00 ± 0.01| 1 0,005 0.5 │1,000 ± 0,005│

|4,00 ± 0.01| 2 0,005 0,25 │2,000 ± 0,005│

|6,00 ± 0.01| 3 0,005 0,167 │3,000 ± 0,005│

|8,00 ± 0.01| 4 0,005 0,125 │4,000 ± 0,005│

|10,00 ± 0.01| 5 0,005 0,1 │5,000 ± 0.005│


Tabel 2.2 :Tegangan akibat pembebanan

Vmeas(V) Vmeas KR(Vmeas) PF (V) %Error %diff


0,99 0,00495 0,5 │1,000±0,0004│ 1 1
1,98 0,00495 0,25 │2,000± 0,004│ 1 1
2,97 0,00495 0,16 │3,000± 0,004│ 1 1
3,96 0,00495 0,12 │4,000± 0,004│ 1 1
4,95 0,00495 0,1 │5,000± 0,004│ 1 1

Kegiatan 3
R1 = 100.000 
Tabel 3.1 :Tegangan Ideal (sebenarnya)
VS (V) KR(VTH
VTH(volt) VTH(volt) PF (V)
)
|2,00 ±0.01| 2x10-3 1x10-5 0,5 │2,000 ± 0,001│ 10-2

|4,00. ±0.01| 4x10-3 1x10-5 0,025 │4,000 ± 0,001│ 10-2

|6,00 ±0.01| 5,99x10-3 9,983x10-5 0,164 │6,000 ± 0,001│ 10-3

|8,00 ±0.01| 7,99x10-3 9,987x10-5 0,124 │8,000 ± 0,001│ 10-3

|10,00 ±0.01| 9,99x10-3 9,99x10-5 1 │10,000 ± 0.001│10-3


Tabel 3.2 :Tegangan akibat pembebanan

Vmeas(V) Vmeas KR(Vmeas) PF (V) %Error %diff


1,99x10-3 9,95x10-6 0,5 │2,000±0,001│10-3 0,5 0,5
3,99x10-3 9,975 x10-6 0,25 │4,000± 0,001│10-3 0,25 0,25
5,97x10-3 9,94x10-5 1,6 │6,00± 0,01│10 -3
0,33 0,33
7,97x10-3 9,96x10-5 1,24 │8,000± 0,01│10-3 0,25 0,25
9,97x10-3 9,97x10-5 1 │10,00± 0,01│10 -3
0,2 0,2

R2 = 100 
Tabel 3.3 :Tegangan Ideal (sebenarnya)
VS (V) VTH(volt) VTH(volt) KR(VTH) PF (V)
|2,00 ±0.01| 0,18 9x10-4 0,5 │2,000 ± 0,009│ 10-1
|4,00. ±0.01| 0,36 9x10-4 0,025 │4,000 ± 0,009│ 10-1
|6,00 ±0.01| 0,54 9x10-4 0,16 │6,000 ± 0,009│ 10-1
|8,00 ±0.01| 0,72 9x10-4 0,124 │8,000 ± 0,009│ 10-1
|10,00 ±0.01| 0,9 9x10-4 1 │10,000 ± 0.009│10-1
Tabel 3.4 :Tegangan akibat pembebanan

Vmeas(V) Vmeas KR(Vmeas) PF (V) %Error %diff


0,1796 4,49x10-4 0,253 │1,000±0,005│10-1 0,22 0,22
0,3592 9,88x10-4 0,248 │3,000± 0,009│10-1 0,25 0,25
0,5389 8,98x10-4 0,166 │5,000± 0,009│10-1 0,20 0,20
0,7185 8,98x10-4 0,124 │7,000± 0,009│10 -1
0,20 0,20
0,8982 8,98x10-4 0.099 │8,000± 0,009│10-1 0,20 0,20

PEMBAHASAN
Praktikum efek pembembebanan bertujuan untuk mengetahui penyebab dan
akibat dari efek pembebanan pengukuran tegangan dan cara untuk mengetahui
kesalahan dari pengukuran tegangan akibat pembebanan pada suatu rangkaian.
Pada praktikum ini dilakukan 3 kegiatan. Untuk kegiatan 1 digunakan resistor
dengan resistansi 100 Ω pada masing-masing posisi 1 dan 2, untuk kegiatan 2
digunakan resistor dengan resistansi 100 KΩ pada masing-masing posisi 1 dan 2,
sedangkan untuk kegiatan 3 digunakan resistor 100 Ω pada posisi 1 dan 100 KΩ pada
posisi 2, tegangan pada posisi 1 dan 2 diukur menggunakan voltmeter selanjutnya
dengan memanipulasi tegangan sumber pada power supply akan diperoleh lima data
dengan data pertama menggunakan tegangan sumber 2 volt dengan rentang 2 volt
sampai 10 V. Batas ukur pada voltmeter yang digunakan yaitu 10 V, dan 100mV
sehingga nilai skala terkecilnya 0,1V dan 0,001 V untuk batas pengukuran 100mV.
Percobaan praktikum ini bertujuan untuk mengetahui penyebab dan akibat dari efek
pembebanan pengukuran tegangan dan cara untuk mengetahui kesalahan dari
pengukuran tegangan akibat pembebanan pada suatu rangkaian.
Kegiatan pertama yaitu dengan resistor 100 Ω pada masing-masing posisi, Pada
hasil data yang diperoleh tegangan R1 dan tegangan R2 memiliki nilai yang sama
sehingga dilakukan analisis data untuk R1 saja. Berdasarkan hasil analisis data yang
diperoleh untuk tegangan ideal (sebenarnya) memiliki nilai yang hampir sama dengan
hasil pengukuran, sedangkan untuk tegangan akibat pembebanan juga memiliki nilai
yang hampir sama dengan hasil pengukuran. Sehingga untuk persentasae kesalahannya
antara hasil perhitungan dengan tegangan ideal yang diperoleh memiliki nilai
presentase perbedaan yang relatif kecil, hal ini berarti pengukuran tegangan akibat
pembebanan pada kegiatan pertama sesuai dengan teori. Sedangkan untuk persentase
perbedaan hasil perhitungan dengan hasil pengukuran hampir juga memiliki nilai
cukup kecil.
Kegiatan kedua yaitu dengan resistor 100 KΩ pada masing-masing R1 dan R2.
berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh maka untuk pengukuran tegangan pada
R1 dan tegangan R2 dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan. Pada hasil data yang
diperoleh tegangan R1 dan tegangan R2 memiliki nilai yang sama sehingga dilakukan
analisis data untuk R1 saja. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh untuk
tegangan ideal (sebenarnya) memiliki perbandingan nilai dengan hasil pengukuran
yang cukup besar, sedangkan untuk tegangan akibat pembebanan juga memiliki
perbandingan nilai yang cukup besar dengan hasil pengukuran, hal ini dikarenakan
hambatan paralelnya yang lebih besar sehingga perbedaan nilai yang akan diperoleh
cukup besar. Hasil analisis data pada kegiatan kedua dapat dilihat di tabel untuk
masing-masing pengukuran tegangan. Hal lain yang dapat menyebabkan persentase
kesalahan dan persentase perbedaan yang cukup besar adalah kesalahan pembacaan
praktikan dalam membaca tegangan pada voltmeter, dan juga kabel penghubung yang
kurang baik.
Kegiatan ketiga yaitu dengan resistor 100 Ω pada posisi 1 dan resistor 100KΩ
pada posisi 2. Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh tegangan pada R 1 yang
diperoleh sangat kecil dibanding dengan tegangan pada R2. Untuk analisis data pada
tegangan R1, tegangan ideal (sebenarnya) yang diperoleh hamir mendekati nilai dari
hasil pengukuran begitu pula untuk tegangan akibat pembebanan, hasil analisis hampir
mendekati nilai hasil pengukuran sehingga persentase kesalahan dan persentase
perbedaan juga sangat kecil, hal ini berarti percobaan pada kegiatan ketiga untuk
resistor 100 Ω pada posisi 1 berhasil. Sedangkan untuk analisis data tegangan R2 pada
hasil perhitungan tegangan ideal (sebenarnya) memiliki nilai yang mendekati nilai hasil
pengukuran, dan untuk hasil perhitungan tegangan akibat pembebanan juga diperoleh
nilai yang mendekati dengan niali hasil pengukuran, maka dapat pula diperoleh
persentase kesalahan dan persentase perbedaan yang sangat kecil juga, sehingga dapat
dikatakan bahwa percobaan pada kegiatan ketiga untuk resistor 100 KΩ di posisi 2
berhasil. Untuk hasil analisis data pada kegiatan ketiga disajikan dalam tabel 3.1 hingga
tabel 3.4 untuk masing-masing pengukuran tegangan.
Berdasarkan dari hasil analisis yang diperoleh dari ketiga kegiatan dapat
disimpulkan bahwa dua hambatan yang diparalelkan, dimana terdapat hambatan besar
dan kecil, maka hambatan gabungannya akan mendekati nilai hambatan yang kecil,
dan terjadinya penurunan nilai tegangan dikarenakan voltmeter yang diparalelkan,
sedangkan jika diserikan maka hambatan gabungannya akan mendekati nilai hambatan
yang besar. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada kegiatan kedua, persentase
kesalahan dan persentase perbedaan cukup besar dikarenakan hambatan paralelkan
lebih besar, maka hambatan dalamnya diturunkan (RM) sehingga sensivitas berubah.
Hambatan dalam total ditentukan oleh sensitivitasnya, dan sensivitas ditentukan oleh
arus depleksi penuh.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Saat sebuah voltmeter digunakan untuk mengukur tegangan pada
komponen rangkaian, rangkaian voltmeter itu sendiri dalam hubungan
parallel dengan komponen rangkaian. Sehingga kombinasi parallel dari
dua resistor menjadi lebih kecil saat voltmeter terhubung jika
dibandingkan denga tanpa voltmeter. Dengan demikian tegangan pada
komponen berkurang saat voltmeter dihubungkan. Penurunan tegangan
ini tergantung dari sensitivitas dari voltmeter yang digunakan.
b. Kesalahan dari pengukuran tegangan akibat efek pembebanan dapat
diketahui dengan cara menghitung terlebih dahulu tegangan ideal dengan
aturan pembagi tegangan, kemudian menghitung resistansi dari voltmeter
yang digunakan, serta menghitung resistansi thevenin dari rangkaian yang
digunakan. Selanjutnya dengan menggunakan persamaan akibat
pembebanan:
𝑅𝑀
𝑉𝑀𝑒𝑎𝑠 = 𝑉𝑇𝐻 ( )
𝑅𝑀 + 𝑅𝑇𝐻
2. Saran
a) Saran bagi pembimbing
Kepada pembimbing sebaiknya lebih memperhatikan keadaan praktikan
mengenai praktikum yang dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang fatal.
b) Saran bagi praktikan
Kepada praktikan sebaiknya berhati-hati agar tidak merusak alat yang
digunakan dan praktikan sebaiknya teliti dalam menguji setiap kompnen
agar dapat diketahui baik atau rusaknya suatu komponen serta
mendengarkan intruksi dari pembimbing.
c) Saran bagi laboran
Kepada laboran sebaiknya menyediakan alat dan bahan dalam praktikum
karena masih banyak dari alat tersebut yang sudah rusak dan tidak berfungsi
dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Cooper, David William, 1978. Instrumentasi Elektronik dan Pengukuran. Jakarta:
Erlangga.
Tim Penyusun, 2018. Penuntun Praktikum Instrumentasi. Makassar: Jurusan
Fisika FMIPA UNM.

Anda mungkin juga menyukai