Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dokumentasi keperawatan adalah setiap catatan baik tertulis maupun elektronik yang
menggambarkan layanan keperawatan yang diberikan kepada klien dan dapat digunakan sebagai
bukti bagi tenaga yang berwenang. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah
mempengaruhi aktivitas pengelolaan data dan informasi di bidang keperawatan sehingga
mempengaruhi perkembangan dalam pendokumentasian keperawatan. Dokumentasi
keperawatan yang sejak awal merupakan pencatatan dalam format kertas (paper based) dapat
dikembangkan menjadi electronic based dengan dukungan teknologi informasi dan sistem
komputerisasi.

Dokumentasi keperawatan berbasis teknologi informasi ini memberikan keuntungan bagi


perawat dalam hal waktu pendokumentasian yang lebih singkat, keterbacaan data dan
kemudahan akses bila dibandingkan dokumentasi dalam format kertas. Pengembangan
dokumentasi keperawatan berbasis teknologi informasi tetap harus memperhatikan prinsip
kerahasiaan data klien, komprehensif, akurat, tepat waktu, dan jelas mengidentifikasi pemberi
perawatan sehingga perlu adanya kebijakan dan pedoman yang jelas bagi tenaga perawat dalam
menjalankan sistem ini.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Untuk mempelajari perkembangan teknologi yang digunakan dalam pendokumkentasian


keperawatan.
2. Untuk mengetahui teknologi yang telah diterapkan dalam pendokumentasian.

1
BAB II

PEMBAHASAN

RESUME JURNAL 1

” PENINGKATAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI DAN KEPUASAN PERAWAT


PADA PENGAWASAN HOSPITAL ACQUIRED INFECTIONS (HAIs) BERBASIS
KOMPUTER”

Dalam asuhan keperawatan, salah satu tujuan sasaran keselamatan pasien adalah dengan
mengurangi resiko infeksi akibat perawatan. Infeksi akibat perawatan ini harus dikelola melalui
proses pencegahan dan pengendalian (JCI, 2011). Infeksi yang sering terjadi sebagai akibat dari
perawatan kesehatan berhubungan dengan pemasangan alat-alat kesehatan. Singh, Pandya, Patel,
Paliwal, Wilson & Trivedi (2010) menyatakan bahwa penggunaan alat kesehatan ini akan
meningkatkan resiko terjadinya infeksi, terutama berkaitan dengan lama pemasangan. Infeksi
yang didapat dari rumah sakit atau Hospital Acquired Infections (HAIs) merupakan sebuah
kerugian bagi pasien dan rumah sakit. Glance, Stone, Mukamel dan Dick (2011) juga
menyebutkan hal yang sama, yaitu pasien menerima komplikasi yang didapatkan dari HAIs dan
akan meningkatkan resiko kematian. Pasien dengan resiko HAIs lama rawatnya yang lebih
panjang dan biaya perawatan akan menjadi lebih besar.

Pelaksanaan program pengawasan HAIs di Indonesia mayoritas menggunakan formulir


yang masih menggunakan tulisan dan belum dilakukan dengan komputer. Tulisan manual ini
sering tidak lengkap dan kurang sistematis. Daly (2012) mengatakan bahwa komputer akan
membuat pekerjaan perawat menjadi lebih mudah dan memberikan kesempatan untuk
mengerjakan tugas-tugas professionalnya, serta mengurangi resiko pencatatan berulang.
Sweeney (2010) mengatakan bahwa kemajuan tekhnologi membuat peran keperawatan
perioperatif menjadi lebih luas. Kualitas pelayanan keperawatan dapat ditingkatkan dengan
mela-kukan pengembangan pada Electronic Health Record (EHR) yang sudah ada. EHR akan
membuat perawat mampu mengembangkan pelayanan terbaik dan penelitian keperawatan
berbasis bukti.

2
Sistem berbasis komputer diharapkan memberikan kemudahan dan kepuasan untuk
penggunanya. Perubahan kepuasan pengguna setelah menggunakan sistem berbasis komputer
secara statistik meningkat dibandingkan dengan sebelum menggunakan komputer (Koeswandari,
2011). Penelitian ini yang akan melihat pengaruh sistem pengawasan HAIs berbasis komputer
terhadap kelengkapan dokumentasi dan kepuasan perawat dalam menggunakan sistem.
Penggunaan teknologi dalam melakukan pengawasan HAIs pada riset ini terbukti meningkatkan
kelengkapan dokumentasi pengawasan, hasil riset ini mendukung hasil sebelumnya dimana Wu,
Tseng, Chung, Chen dan Lai (2012) mengembangkan sebuah sistem pengawasan HAIs berbasis
web. Sistem ini mengumpulkan data dari rumah sakit yang mendeteksi pola, kejadian infeksi dan
menganalisis untuk pe-ngambilan keputusan. Kelengkapan juga memungkinkan untuk
mendapatkan data yang bisa dianalisis untuk peningkatan pelayanan. Hal ini senada dengan riset
sebelumnya yang menyampaikan penggunaan sistem informasi manajemen keperawatan dapat
digunakan untuk membantu pengambilan keputusan di sistem pelayanan kesehatan (Hariyati,
Delimayanti, & Widyatuti, 2011).

Peningkatan kelengkapan dokumen pengawasan HAIs ini menjelaskan bahwa perawat


setelah mendapatkan pendampingan penggunaan sistem dapat lebih memahami penggunaan dan
termotivasi untuk melengkapi dokumentasi pengawasan HAIs. Peningkatan kelengkapan
dokumentasi sesuai dengan penelitian Hariyati, Yani, Triseryando, dan Hazibuan (2016) yang
menyampaikan penggunaan sistem asuhan keperawatan berbasis komputer akan meningkatkan
kelengkapan dan kualitas dokumentasi.

Sebuah penelitian menunjukkan hasil penggunaan sistem berbasis komputer pada


dokumentasi keperawatan mampu menunjukan peningkatan secara signifikan pada kuantitas dan
kualitas dokumen. Salah satu aspek positif adalah kelengkapan dokumen terutama langkah-
langkah dalam proses perawatan dan kemampuan menggambarkan kondisi pasien (Mahler, et al.,
2007). Penelitian lainnya juga menyebutkan bahwa ada perbedaan efektifitas sebelum dan
sesudah menggunakan sistem yang salah satunya diidentifikasi dengan per-bedaan kelengkapan
dokumentasi (Hariyati, Achiryani, Eryando & Hazibuan, 2015).

Hasil penelitian sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa penggunaan teknologi
pada sistem informasi di rumah sakit terutama pada pencegahan HAIs dapat mendukung pe-
nerapan sistem informasi klinis secara lebih luas dengan data yang semakin banyak dan lebih
mudah diakses. Data yang dikumpulkan juga menjadi lebih komprehensif. Data yang berbentuk
elektronik menjadi lebih rinci, menggambarkan perkembangan rumah sakit dan memiliki potensi

3
untuk meningkatkan efektifitas pengendalian infeksi (Teltsch, 2011). Wu, Tseng, Chung, Chen,
dan Lai (2012) mengembangkan sebuah sistem pengawasan HAIs berbasis web. Sistem ini
mengumpulkan data dari rumah sakit yang akan mendeteksi pola, infeksi yang didapat di rumah
sakit yang kemudian akan diintegrasikan untuk membantu dalam pengambilan keputusan.

Penggunaan EHR mempunyai hubungan yang signifikan dengan kualitas dan kepuasan
perawat terhadap EHR (Top & Gider, 2012). Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kepuasan perawat adalah dengan mempersiapkan sarana dan prasarana untuk penerapan sistem
dan mengembangkan sistem pengawasan HAIs agar dapat terintegrasi dengan sistem di rumah
sakit

4
RESUME JURNAL 2

“Nursing Documentation Time During Implementation of an


Electronic Medical Record”

Untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas perawatan pasien, rumah sakit semakin mengandalkan
teknologi komputer untuk meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam dokumentasi, untuk pemanfaatan dari
kemajuan Technologik dalam perawatan pasien. Studi rumah sakit menerapkan EMR untuk
mendokumentasikan kemajuan wanita dalam sistem labor. dan terus menerus memantau kontraksi rahim dan
denyut jantung janin dan memungkinkan pengguna untuk memetakan kemajuan persalinan, termasuk
intervensi, di komputer samping tempat tidur atau di komputer manapun pada unit yang merupakan bagian
dari sistem.

Banyak pengguna awalnya menyatakan keprihatinan bahwa metode komputerisasi baru charting
akan lebih memakan waktu dan akan mengurangi dari perawatan pasien. Penelitian kami dilakukan selama
transisi dari kertas untuk charting komputer, ketika perawat masih charting baik oleh kertas dan oleh
computer. kami menemukan bahwa kurang waktu dihabiskan charting oleh komputer daripada kertas (5,1%
vs 10,5%, masing-masing) dan kami memperkirakan bahwa jumlah total waktu (15,79%) menghabiskan
mendokumentasikan pada kedua kertas dan komputer adalah sebanding dengan laporan berdasarkan kertas
charting saja.

Data kami menunjukkan bahwa pelaksanaan EMR di unit intrapartum tidak berhubungan dengan
waktu yang berlebihan dihabiskan untuk dokumentasi. Namun, data juga menunjukkan bahwa peluang lain
untuk meningkatkan efisiensi keperawatan memang ada. metode kerja-sampling muncul berguna untuk
memperkirakan alokasi waktu keperawatan dan untuk menunjukkan daerah di mana kegiatan staf dapat
dioptimalkan.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dokumentasi keperawatan adalah bagian yang penting dari dokumentasi klinis.
Dokumentasi keperawatan tidak hanya sebagai sarana komunikasi namun juga berkaitan dengan
aspek legal dan jaminan dalam pemberian kualitas pelayanan. Dengan pendokumentasian yang
baik pengembangan riset keperawatan juga akan optimal. Bagaimanapun, saat ini pendokumentasi
proses keperawatan di Indonesia sangatlah kurang dan kualitasnya sangat rendah.
Pendokumentasian keperawatan dengan menggunakan komputer diharapkan akan membantu
meningkatkan dokumentasi keperawatan yang berkwalitas. Namun sebelum suatu instansi rumah
sakit menggunakan pendokumentasian keperawatan yang terkomputerisasi ini ada beberapa hal
yang perlu dipersiapkan, tidak hanya berkaitan dengan penyediaan hardware dan software
computer itu sendiri, tetapi yang lebih dipentingkan adalah kemampuan perawat dalam
menggunakan tehnologi informasi ini.

3.2 SARAN
Perlu dirumuskan kebijakan yang mengatur dokumentasi keperawatan dengan berbasis
teknologi informasi atau elektronik dokumentasi keperawatan sehingga kerahasiaan dan keamanan
informasi klien tetap terjaga.

Anda mungkin juga menyukai