Makalah Bayi Baru Lahir Rendah
Makalah Bayi Baru Lahir Rendah
BAB I
PENDAHULUAN
BBLR adalah bayi Baru Lahir Dengan Berat badan Lahir kurang dari 2500 gram. Dahulu
bayi baru lahir yang berat badan lahir kurang atau sama dengan 2500 gram disebut prematur
(Djitowiyono, 2010).
Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature beby dengan low birth weight
baby (Bayi Dengan Berat Lahir Rendah). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat
kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bayi prematur. Untuk menentukan apakah bayi baru lahir
itu prematur kita dapat melihat dari sesuai masa kehamilan (SMK), dan (BMK) besar masa
Menurut WHO pada tahun 1995 data BBLR dirincikan sebanyak 17% dari 25 juta
persalinan per tahun dan hampir semua terjadi dinegara berkembang (Maulana, 2009).
Diketahui bersama bahwa pada saat ini angka kematian bayi (AKB) di Indonesia adalah
tertinggi di Negara ASEAN. Berdasarkan survei demografi dan kesehatan indenesia (SDKI),
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indenesia sekarang adalah 35 bayi per 1000 kelahiran.Bila
dirincikan 157.000 bayi meninggal dunia per tahun atau 430 bayi meninggal dunia per hari. Dalam
Millenium Development Goals (MDG), Indonesia menargetkan pada tahun 2015 angka kematian
bayi (AKB) menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran.Beberapa penyebab kematian bayi baru
lahir (Neonatus) yang terbanyak disebabkan oleh kegawatdaruratan dan penyulit pada masa
Neonatus,salah satunya Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Hingga saat ini , Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di Dunia karena merupakan penyebab kesakitan dan
Angka kejadian BBLR di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah
lain, yaitu berkisar antara 9%-30%, hasil studi di 7 daerah Multicenter diperoleh angka BBLR
dengan rentan 2,1%-17,2%, Secara nasional berdasarkan analisa, Bayi prematur atau BBLR
mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih lemah. Berdasarkan estimasi
dari Survei Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI). Pada tahun 1992-1997 yaitu secara
nasional proporsi bayi dengan berat badan lahir rendah yaitu 7,7% untuk perkotaan 6,6%. Dari
data tersebut terlihat bahwa selama kurun waktu tiga tahun memperlihatkan adanya masalah
Angka kejadian BBLR di Indonesia berkisar 9-30% bervariasi antara satu daerah dengan
daerah lain. Hingga saat ini BBLR masih merupakan masalah di seluruh dunia karena merupakan
penyebab kesakitan dan kematian pada masa bayi baru lahir, Sebanyak 25% bayi baru lahir dengan
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) secara umum di propinsi Sulawesi Tengah belum
mempunyai angka untuk BBLR yang diperoleh berdasarkan survei. Pada tahun 2007 proporsi
BBLR diketahui berdasarkan laporan dari program yang melaporkan kasus BBLR dengan jumlah
Berdasarkan hasil pengumpulan dari indikator kesehatan propinsi yang berasal dari
fasilitas pelayanan kesehatan yang terdapat di Sumatra Utara pada kasus BBLR pada tahun 2000
TINJAUAN PUSTAKA
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki
berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram. Berkaitan dengan penanganan
dan harapan hidupnya bayi berat lahir rendah dibedakan dalam, bayi berat lahir rendah (BBLR),
berat lahir 2500-1500 gram, bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram, bayi
berat lahir ekterm rendah (BBLER), berat lahir <1000 gram (Hidayat, 2009).
2.2. Etiologi
Bayi dengan berat badan lahir rendah adalah salah satu hasil dari ibu hamil yang menderita
kurang energi kronis dan akan mempunyai status gizi buruk. BBLR berkaitan dengan tingginya
angka kematian, bayi dan balita, juga dapat berdampak serius terhadap kualitas generasi
mendatang yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan perkembangan mental anak, serta
Faktor yang terjadi pada bayi dengan Berat Lahir Rendah (BBLR) terutama yang prematur
terjadi karena ketidakmatangan sistem organ pada bayi tersebut, Masalah pada BBLR yang sering
terjadi adalah gangguan pada sistem pernapasan, Susunan saraf pusat, Kardiovaskular,
Gastrointestinal, Ginjal. Hingga saat ini, Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) masih
merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada bayi baru lahir (Maryunani, 2009).
Penyebab bayi dengan berat badan lahir rendah yang lahir kurang bulan antara lain
disebabkan oleh berat badan ibu yang rendah, ibu hamil yang masih remaja, kehamilan kembar,
ibu pernah melahirkan bayi prematur atau berat badan rendah sebelumnya, ibu hamil yang sedang
sakit, ibu dengan inkopenten serviks/mulut rahim yang lemah sehingga tidak mampu menahan
Dengan pengertian diatas maka Bayi Dengan Berat Badan Lahir rendah dapat dibagi menjadi
2 golongan : yaitu Prematuritas dan Dismaturis. Prematuritas murni adalah bayi lahir dengan umur
kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk
masa kehamilan, atau disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan (Djitowiyono, 2010).
Bila Bayi Berat badan Lahir Rendah ini dapat mengatasi problematik yang dideritanya, maka
perlu diamati selanjutnya oleh karena kemungkinan bayi ini akan mengalami gangguan
Neonatus atau bayi termasuk dalam Berat Badan Lahir Rendah BBLR merupakan salah satu
dari keadaan yaitu NKB SMK (Neonatus kurang bulan-sesuai masa kehamilan) adalah bayi
prematur dengan berat badan lahir yang sesuai dengan masa kehamilan, NKB KMK (Neonatus
kurang bulan-kecil masa kehamilan) adalah bayi prematur dengan berat badan lahir kurang dari
normal menurut usia kehamilan, NCB KMK (neonatus cukup bulan-kecil untuk masa kehamilan)
adalah bayi yang lahir cukup bulan dengan berat badan lahir kurang dari normal (Maryunani,
2009).
Kita dapat melihat dari gejala dan masalah kedua bentuk BBLR ini berbeda-beda. Oleh
karena itu perlu diketahui umur kehamilan dengan mengetahui hari pertama haid terakhir, bunyi
jantung pertama yang dapat didengar (Kehamilan 18-22 minggu), tinggi fundus secara klinik umur
kehamilan dapat diketahui dengan mengukur berat lahir, panjang badan, lingkaran kepala
(Sarwono, 2006).
Bayi dengan BBLR lebih cenderung mengalami masalah bila dibandingkan dengan bayi
yang cukup bulan. Penyebabnya antara lain adalah karena bayi BBLR terutama yang kurang bulan,
usia sel darah merahnya lebih pendek, pembentukan sel darah merah yang lambat, deposi Vitamin
E yang rendah. lahir cukup bulan dengan berat badan lahir kurang dari normal. Selain itu, BBLR
dibagi lagi menurut berat badan lahir, yaitu bayi dengan berat lahir sangat rendah adalah bayi yang
lahir dengan berat badan lahir antara 1000 sampai 15000 gram dan bayi yang lahir amat sangat
rendah adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir kurang dari 1000 gram (Maryunani, 2009).
Beberapa Faktor risiko pada Berat Badan Lahir Rendah BBLR adalah dapat terjadi
infeksi, anemia, perdarahan otak, gangguan jantung. Bayi dengan BBLR mempunyai sistem
kekebalan tubuh yang terbatas, seringkali memungkinkan bayi tersebut lebih rentan terhadap
infeksi dari pada bayi cukup bulan. Pada bayi BBLR mempunyai masalah pada sistem
perkemihannya, dimana ginjal bayi tersebut belum matang maka tidak mampu untuk mengelola
air, elektrolit dan asam basa, tidak mampu mengeluarkan hasil metabolisme dan obat-obatan
dengan memadai serta tidak mampu memekatkan urin. Bayi yang BBLR mempunyai struktur kulit
yang sangat tipis dan transparan sehingga mudah terjadi gangguan integritas kulit. Bagi orang tua
respon yang terjadi yang mempunyai BBLR umumnya akan mengalami perasaan sedih, khawatir,
memiliki janin yang pertumbuhannya terhambat, persalinan prematur, dan angka kematian bayi
Kehamilan setelah 35 tahun berisiko lebih tinggi mengalami penyulit obstetri serta morbilitas dan
2.6.2. Paritas
Paritas adalah jumlah kehamilan yang mencapai usia viabilitas, bukan jumlah janin yang
dilahirkan. Paritas tidak lebih besar apabila bayi kembar (Cuninningham, 2006).
Primipara adalah seorang wanita yang pernah sekali melahirkan janin. Sedangkan Multipara
adalah seorang wanita yang pernah 2 kali hamil atau lebih sampai usia viabilitas (Cunningham,
2009).
Paritas merupakan faktor yang signifikan terhadap kejadian BBLR sehingga ibu dengan paritas
lebih dari 3 anak berisiko 2,4 kali untuk melahirkan bayi dengan BBLR hal ini disebabkan keadaan
Adapun cara penatalaksanaan pada BBLR yaitu, Pemberian ASI: ASI mempunyai
keuntungan, zat kekebalan tubuh, faktor pertumbuhan usus, dari hubungan psikologis pemberian
ASI dapat meningkatkan ikatan antara ibu dan bayi, Pengaturan suhu badan, bayi dangan berat
badan lahir rendah (BBLR) terutama yang kurang bulan membutuhkan suatu Thermoregulasi yaitu
Prinsip umum pemberian makan pada Bayi Berat Lahir Rendah yaitu BBLR sering
mengalami kesulitan pemberian makan semata karena mereka tidak cukup matang untuk makan
dengan baik. Kemampuan menyusui yang baik biasanya dapat dilakukan pada masa pasca-
menstruasi 34-35 minggu. Sampai masa itu, upaya keras mungkin dibutuhkan guna memastikan
pemberian makan yang adekuat. Berikan dukungan dan perhatian khusus kepada ibu selama
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau ke dalam pengetahuan
yang ingin kita ketahui dapat disesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut diatas (Notoatmodjo,
2007).
Pada umur ibu yang masih muda organ-organ reproduksi dan emosi belum cukup matang,
hal ini dapat mempengaruhi perkembangan janin yang ada dalam kandungan sedangkan pada umur
ibu yang sudah tua akan mempengaruhi perkambangan janin dalam kandungan. Dengan
bertambahnya umur ibu akan diikuti perubahan emosi atau kejiwaan dari seorang ibu. Hal ini dapat
mempengaruhi kehamilan yang tidak secara langsung dapat mempengaruhi kehidupan janin dalam
rahim. Usia reproduksi yang baik untuk seorang ibu hamil dalah usia 20-35 tahun (Sarwono, 2006).
Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1
dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih tinggi
paritas, lebih tinggi kematian maternal. Risiko pada paritas 1 dapat ditangani, sedangkan risiko
pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan keluarga berencana (Wiknjosastro, 2006).
perkawinan, besarnya keluarga. Dan struktur keluarga yang mempunyai pengaruh terhadap suatu
keluarga besar karena besarnya tanggungan mungkin pula tidak dapat memenuhi kebutuhan dan
makanan yang bergizi yang disebabkan karena pekerjaan yang tidak memadai dan terlalu sibuk
(Notoatmodjo, 2007)
DAFTAR PUSTAKA
Djitowiyono, Sugeng dkk. 2010.Asuhann Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika
Hidayat, A.Aziz Alimul. 2009. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika
Karyunani, Pamilih Eko dkk. 2007. Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC
Maryunani, Anik. 2009. Asuhan Kegawatdaruratan dan Penyulit Pada Neonatus. Jakarta: TIM
Maulana, Mirza. 2009. Seluk Buluk Merawat Bayi dan Balita. Yogyakarta: Garailmu
Saifddin, Abdul Bahri. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Wiknjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Jaenab, 2009. Bayi Berat Lahir Rendah.Http://blogjoeharno.blogspot.com.Diakses oleh Dewi
Agita, Tanggal 02 juni 2010, Pukul 15.00 Wib
Pratama, Hendri Ardiansyah. 2010. Masalah BBLR di Indonesia. Http://modelayu.com Diakses oleh Dewi
Agita,Tanggal 02 juni 2010 pukul 15.15 Wib