Anda di halaman 1dari 4

Unsur-unsur kebudayaan yang dipengaruhi oleh globalisasi menyebabkan terjadinya

perubahan sosial budaya maupun perilaku suatu masyarakat. Unsur-unsur kebudayaan tersebut
antara lain sistem religi, organisasi masyarakat, pengetahuan, bahasa, kesenian, mata
pencaharian, dan teknologi.
Contoh perubahan unsur kebudayaan dari sistem teknologi yaitu,
penyalahgunaan handphone dan internet untuk hal-hal menyimpang.
Contoh yang lain dari pengaruh globalisasi yaitu hilangnya budaya asli suatu daerah atau
suatu negara, terjadinya erosi nilai-nilai budaya, menurunnya rasa nasionalisme dan patriotisme,
hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong, kehilangan kepercayaan diri, dan gaya hidup
kebarat-baratan.
Selain itu saat ini masyarakat sedang mengalami serbuan yang hebat dari berbagai produk
pornografi berupa tabloid, majalah, buku bacaan di media cetak, televisi, radio, dan terutama
adalah peredaran bebas VCD. Baik yang datang dari luar negeri maupun yang diproduksi sendiri.
Walaupun media pernografi bukan barang baru bagi Indonesia, namun tidak pernah dalam skala
seluas sekarang. Bahkan beberapa orang asing menganggap Indonesia sebagai ”surga
pornografi” karena sangat mudahnya mendapat produk-produk pornografi dan harganya pun
murah. Dan contoh lain misal kita berjalan-jalan di mall atau di tempat publik sangat mudah
menemui wanita Indonesia yang berpakaian serba minim dan mengumbar aurat. Dimana budaya
itu sangat bertentangan dengan dengan norma yang ada di Indonesia. Belum lagi maraknya
kehidupan free sex di kalangan remaja masa kini. Terbukti dengan adanya video porno yang
pemerannya adalah orang-orang Indonesia.
Nilai Budaya yang mulai memudar lainnya adalah Budaya tari-tarian. Tari Indonesia
sangatlah beraneka ragam, setiap daerah memiliki ciri tersendiri dalam pembawannya. Beragam
jenis gerak dan gerik telah tercipta dan menjadikan suatu kesatuan seni yang terlihat indah dan
harmonis. Lenggak-lenggok khas wanita Indonesia dan gagah pembawaan penari laki-laki.
Contoh-contoh tarian dari Indonesia adalah tari pendet, tari ramayana, tari kecak, tari jaipong,
tari piring, tari saman dan masih banyak lagi. Sangat banyak rupa, gerakan dan cara
membawakannya. Itulah budaya yang dapat kita banggakan sebagai warga Indonesia.
Dari banyaknya pilihan tari yang ada, banyak yang tidak mengetahuinya atau bahkan sampai
mereka bertanya ‘apakah itu merupakan tarian Indonesia?’ suatu pertanyan yang cukup miris di
dengarnya. Dengan kemajuan berbagai media informasi dan dengan mudahnya untuk di akses,
masih banyak yang tidak mengetahui budaya tari sendiri. Padahal manfaat dari teknologi sendiri
adalah untuk mempermudah manusia untuk mencari informasi.
Namun tarian yang mereka ketahui saat ini adalah tari-tari ‘Dance’ yang pembawaanya
sangat ‘energic’ dan gerakannya yang terlihat begitu cepat. Wanita Indonesia digambarkan
sebagai peribadi yang lembut dan penuh dengan kehalusan, akan terlihat kurang baik jika harus
meniru tari-tarian yang dicontohkan orang barat itu. Cobalah untuk membuat dirimu mencintai
tari-tarian tradisional. Jangan lihat dari satu sisi saja, tapi lihatlah dari berbagai sisi bahwa
banyak nilai positif jika kita lebih memilih dan menyukai tarian dari Indonesia. Jangan takut
dianggap sebagai orang yang tidak ‘Modern’ hanya karena lebih memilih untuk
mempertahankan budaya tari Indonesia. Tapi harusnya orang yang masih mempertahankan
budaya inilah yang dibanggakan. Di zaman sekarang sudah sangat jarang ditemui anak-anak
muda yang ikut berpartisipasi dalam melestarikan budaya. Hanya beberapa saja, yang masih
melestarikannya dan kebanyakan mereka adalah anak muda yang tinggal di pedesaan.
Permainan Tradisional pun tidak luput dari dampak globalisasi. Dengan kemajuan teknologi
yang modern, anak-anak lebih senang bermain dengan alat-alat canggih dibandingkan bermain
dengan permainan tradisional atau teman sebayanya. Dampak yang terjadi dari kedekatan anak-
anak terhadap teknologi cukup menjadi masalah yang panjang. Anak-anak yang sering bergaul
dengan alat-alat kesukaanya seperti Laptop, PSP, Robot canggih dan sebagainya. Akan
mempengaruhi Psikologis dalam kehidupannya. Anak ini akan cenderung tidak peka terhadap
lingkungan sekitarnya, tidak percaya diri dalam bergaul dengan teman sebaya dan akan
mengalami dampak kecanduan jika terlalu sering menggunakan permainan-permainan canggih
tersebut.
Dalam kehidupan sehari-haripun pengaruh globalisasi sudah cukup terlihat. Budaya gotong-
royong antar sesama rupanya kini mulai memudar. Saat ini kebanyakan orang lebih memilih
untuk hidup secara individual atau hidup masing-masing tanpa memperdulikan orang
terdekatnya disekitarnya. Padahal budaya gotong-royong dalam bermasyarakat sangat
dibutuhkan, selain manfaatnya untuk memperingan melakukan suatu pekerjaan, juga dapat
mempererat tali persaudaraan antar masyarakat.
Jika budaya ini hilang, bagaimana cara untuk mempererat kesatuan antar sesama.
Perselisihan akan sering terjadi karena keegoisan masing-masing yang lebih mementingkan diri
sendiri tanpa peduli terhadap orang lain. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, tidak dapat
hidup sendiri dan membutuhkan peran orang lain. Peran sebagai saudara bersama inilah yang
dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat.
B. Cara mempertahankan budaya bangsa dari pengaruh budaya bangsa lain

Budaya nasional yang seharusnya menjadi kebanggaan dan harusnya di pertahankan


sekarang mulai hilang dikarenakan masuknya budaya asing (modern). Sebagai warga negara
Indonesia yang mempunyai hak penuh atas kebudayaan tersebut seharusnya melestarikannya
bukan malah mengesampingkannya dengan berbagai alasan seperti takut dibilang ketinggalan
jaman, takut dibilang kuno, kampungan, dan lain sebagainya.

Melunturnya kebanggan akan budaya nasional tidak lain diakibatkan oleh pengaruh
derasnya arus globalisasi. Jika ditinjau melalui aspek global, globalisasi menjadi tantangan untuk
semua aspek kehidupan juga yang terkait dengan kebudayaan. Budaya tradisional yang
mencerminkan etos kerja yang kurang baik tidak akan mampu bertahan dalam era global. Era
global menuntut kesiapan masyarakat untuk siap berubah menyesuaikan perubahan zaman dan
mampu mengambil setiap kesempatan. Budaya tradisional di Indonesia sebenarnya lebih kreatif
dan tidak bersifat meniru, yang menjadi masalah adalah mempertahankan jati diri bangsa.
Sebagai contoh sederhana, budaya gotong royong di Indonesia saat ini hampir terkikis habis,
sikap individualis dan tidak mau tahu dengan orang lain adalah cerminan yang tampak saat ini.
Perlu dipikirkan agar kebudayaan bangsa tetap dapat mencerminkan kepribadian bangsa.

Budaya yang dahulu tak ternilai harganya, kini justru menjadi budaya yang tak bernilai
di mata masyarakat. Sikap yang tak menghargai budaya itu memberikan dampak yang cukup
buruk bagi perkembangan budaya tradisional di negara Indonesia. Hal itu disebabkan karena
salah satu cara untuk melestarikan budaya trsdisional adalah sikap dan perilaku dari
masyarakatnya sendiri. Jika dalam diri setiap masyarakat terdapat jiwa nasionalis yang dominan,
melestarikan budaya tradisional merupakan suatu kebanggaan. Tapi generasi muda Indonesia
pada saat ini justru beranggapan yang sebaliknya, sehingga menggagap melestarikan budaya
merupakan suatu paksaan. Jadi kelestarian buadaya tradisional itu juga sangat bergantung pada
jiwa nasionalis generasi mudanya.

Sebagai para generasi muda penerus bangsa, jiwa dan sikap nasionalis sangatlah
diperlukan. Bukan hanya untuk kepentingan politik saja yang menuntut untuk berjiwa nasionalis,
tetapi dalam mempertahankan dan melestarikan budayapun juga demikian. Para generasi muda
penerus bangsa perlu menyadari bahwa untuk mempertahankan budaya peninggalan sejarah itu
tidaklah semudah membalik telapak tangan. Butuh pengorbanan yang sangat besar . Oleh
karenanya tak cukup apabila hanya ada satu generasi muda yang mau untuk itu, sementara yang
lain masa bodoh. Dalam melakukannya dibutuhkan kebersamaan untuk saling mendukung dan
mengisi satu sama lain. Dengan kata lain dalam menjaga kelestarian budaya juga diperlukan
kekompakan untuk saling mengisi dan mendukung.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan beragam seni budaya yang
terdapat disetiap daerah sebelum seni budaya tersebut punah karena kurangnya rasa banga
masyarakat akan budaya bangsa adalah dengan melaksanakan pendataan budaya nasional,
inventarisasi, dan pendokumentasian. Selain itu hal yang terpenting yang patut untuk dilakukan
adalah penanaman rasa bangga itu mulai dari sejak kecil, sehingga pada akhirnya dapat melekat
dan mendarah daging dalam hati sanubari setiap masyarakat Indonesia.

Pendidikan formal dan informal juga sangat diperlukan untuk lebih menambah rasa
bangga itu, sehingga pada akhirnya mampu menmbuhkan sikap militansi terhadap budaya
bangsa yang tentunya tidak akan tergoyahkan lagi oleh pengaruh akulturasi budaya negatif yang
terjadi akibat derasnya arus globalisasi. Hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan lembaga
pendidikan baik formal maupun informal sangatlah penting. Disinilah sangat diperlukan adanya
sumbangan tenaga dan materi dari pemerintah baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat,
sehingga lembaga pendidikan tersebut dapat terbentuk dan berjalan dengan efektif.

Intinya, kerja sama antara seluruh komponen masyarakat dan pemerintah sangatlah
diperlukan untuk menjaga agar kebanggaan masyarakat terhadap budaya nasional tidak luntur.
Sehingga kelihuran budaya bangsa Indonesiapun bisa tetap eksis di tengah – tengah derasnya
arus globalisasi.

Anda mungkin juga menyukai