Anda di halaman 1dari 1

1.

Ruptur Trakeobronkial
Ruptur trakea dan bronkus utama (rupture trakeobronkial) dapat disebabkan oleh
trauma tajam maupun trauma tumpul dimana angka kematian akibat penyulit ini adalah 50%.
Pada trauma tumpul ruptur terjadi pada saat glottis tertutup dan terdapat peningkatan hebat
dan mendadak dari tekanan saluran trakeobronkial yang melewati batas elastisitas saluran
trakeobronkial ini. Kemungkinan kejadian ruptur bronkus utama meningkat pada trauma
tumpul thoraks yang disertai dengan fraktur iga 1 sampai 3, lokasi tersering adalah pada
daerah karina dan percabangan bronkus. Pneumothoraks, pneumomediatinum, emfisema
subkutan dan hemoptisis, sesak nafas,dan sianosis dapat merupakan gejala dari ruptur ini.

2. Ruptur Diafragma

Ruptur diafragma pada trauma thoraks biasanya disebabkan oleh trauma tumpul pada
daerah thoraks inferior atau abdomen atas yang tersering disebabkan oleh kecelakaan.
Trauma tumpul di daerah thoraks inferior akan mengakibatkan peningkatan tekanan intra
abdominal mendadak yang diteruskan ke diafragma. Ruptur terjadi bila diafragma tidak dapat
menahan tekanan tersebut, herniasi organ intrathoraks dan strangulasi organ abdomen dapat
terjadi. Dapat pula terjadi ruptur diafragma akibat trauma tembus pada daerah thoraks
inferior. Pada keadaan ini trauma tembus juga akan melukai organ-organ lain (intra thoraks
atau intra abdominal). Ruptur umumnya terjadi di “puncak” kubah diafragma, ataupun kita
bisa curigai bila terdapat luka tusuk dada yang didapatkan pada: dibawah ICS 4 anterior, di
daerah ICS 6 lateral, di daerah ICS 8 posterior. Kejadian ruptur diafragma lebih sering terjadi
di sebelah kiri daripada sebelah kanan. Kematian dapat terjadi dengan cepat setelah
terjadinya trauma oleh karena shock dan perdarahan pada cavum pleura kiri.

Anda mungkin juga menyukai